Jumat, 30 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Trs: : AMANAH

 



AMANAH

Semua, segala sesuatu yang ada di alam fana ini, berawal dari ketiadaan, kemudian Allah menciptakannya menjadi ada. Makhluk hidup diciptakan Allah untuk misi dan peranan serta fungsi masing-masing. Hewan, misinya adalah untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu Allah SWT tidak membebani hewan dengan syari'at, mereka juga tidak perlu diberi peraturan, sebab tanpa peraturan pun mereka tidak akan menimbulkan bencana dan kerusakan di muka bumi ini.
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS. Al-Ahzab [33]: 72)
 
Hidup kita adalah sebuah perjuangan untuk melaksanakan amanah dari Allah SWT. Amanah tersebut hanyalah diberikan kepada kita, dan tidak kepada makhluk-makhluk lainnya, seperti; langit, bumi dan gunung, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT tersebut di atas. Oleh karena kita menerima dan memikul amanah tersebut, maka hidup kita adalah perjuangan untuk merealisasikan amanah tersebut.   Amanah merupakan janji untuk dipenuhi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Siapa yang dapat memenuhinya dengan baik, ia akan memperoleh pahala dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Sebaliknya, barangsiapa yang mengingkari atau mengkhianatinya, maka ia akan memperoleh imbalan yang seimbang dengan perbuatannya.
Amanah yang diberikan kepada kita terdiri atas amanah ibadah dan amanah kekhalifahan. Dengan amanah ibadah, kita sebagai manusia dan juga jin dituntut untuk tunduk, patuh, taat, berbakti dan menyembah hanya kepada Allah. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.." (QS Adz-Dzariat [51]: 56).
 
Dalam merealisasikan amanah ibadah ini, kita harus menjamin terpeliharanya hubungan kita dengan Allah (hablun minallah), yakni hubungan makhluk dengan Khaliknya. Melaksanakan kewajiban kita, mentaati peraturan-peraturan dan berbakti kepada Allah. Sebagaimana tertulis dalam firman Allah SWT berikut ini: "Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS Al-An'am [6]: 162-163).
 
Kemudian amanah tentang kekhalifahan, bahwa kita diciptakan Allah sebagai khalifah untuk melaksanakan segala peraturannya, demi untuk memakmurkan dan mensejahterakan bumi. Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah untuk tujuan ini dan berlaku juga untuk keturunan Adam sampai akhir zaman. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS Al-Baqarah [2]: 30). Selanjutnya dalam ayat lain Allah SWT berfirman: "Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang
lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-An'am [6] : 165).
 
Kita dijadikan sebagai khalifah penghuni dunia untuk memakmurkan dunia dan untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah. Kita diberi kelengkapan hidup yang sesuai dengan tugas yang kita sandang. Kita diciptakan dalam struktur tubuh yang paling baik dan sempurna (rohani dan jasmani), yang dengan semua itu, agar kita mampu melaksanakan tugas kita sebagai pengemban amanah Allah SWT. Salah satu hal yang penting dalam struktur ini ialah kita diberinya akal, yang tidak diberikan kepada makhluk-makhluk lainnya. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini : "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk  yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin [95] : 4).Itulah keutamaan kehendak, nalar, usaha, dan pemikulan beban. Itulah keistimewaan manusia dibanding banyak makhluk Allah lainnya. Itulah tolok ukur penghormatan yang dideklarasikan Allah, saat Allah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam. Allah mendeklarasikannya di dalam Al-Qur'an melalui
firman-Nya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al-Isra' [17]: 70).
 
 
Jadi, perbedaan kita dari makhluk lain adalah dalam memikul amanah, kita telah dikarunia-Nya akal dan pikiran untuk membedakan mana yang benar dan yang salah. Kita pun dituntut harus mengenal dan mengabdi pada-Nya, sesuai dengan firman-Nya di surah Adz-Dzariat ayat 56 (lihat diatas). Kita harus menyadari bahwa amanah itu, kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Segala yang kita lakukan di dunia ini, kelak harus kita pertanggujng jawabkan di hadapan Allah SWT.  Perhatikan juga firman Allah SWT berikut ini: "Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka" (QS. Faathir [35] : 39)
 
Anak juga adalah amanah, anak bukan milik kita, tetapi milik Allah.  Kita harus memelihara, merawat dan mendidiknya dengan baik. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:  "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci yakni Muslim)..  Kedua-dua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi."  (HR. Bukhari).
Menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan kepada kita oleh sesama manusia, itu juga amanah yang harus kita jaga dan laksanakan dengan sebaik-baiknya. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. An-Nisa [4]: 58).
 
Sekarang, mari kita semua tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, sudahkah kita menunaikan amanah yang dititipkan kepada kita dengan benar? Jika belum, segera bertobatlah dan perbaiki semua, karena sangat besar sangsinya bila kita tidak dapat menunaikan amanah yang dipercayakan dan atau dititipkan kepada kita. Perhatikan firman Allah SWT dan hadits-hadits berikut ini:
1. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al Anfaal [8] : 27)
2. Dari Abu Bakar ra ia berkata Rasulullah saw bersabda: Tidak akan masuk surgaorang yang suka menipu, orang kikir, dan orang yang buruk dalam mengelola harta yang menjadi tanggungannya."  (HR. Tirmidzi).
3. Rasulullah saw. bersabda, "Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanahdan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
4. Tunaikanlah amanah pada orang yang memberikan amanah itu kepadamu, dan jangan kau khianati orang yang pernah mengkhianatimu." (HR. Al-Imam Ahmad dan Ahlus Sunan)
5. Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw: "Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah saat-saat kehancurannya". Salah seorang bertanya: "Bagaimana bentuk menyia-nyiakan amanah itu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Apabila urusan itu diserahkan (dipercayakan) kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat-saat kehancurannya". (Imam Bukhari)
6. Hal ini juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw "Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya." (Muttafaq 'Alaih)
7. Tingginya tingkat keseriusan agama memandang masalah amanah ini terlihat dari riwayat ketika seorang penduduk Arab pegunungan datang bertanya kepada Rasulullah saw. "Apakah yang paling berat dalam agama dan yang paling ringan? Rasulullah saw memberi jawaban, "Yang paling ringan ialah mengucapkan dua kalimat syahadat, asyhadu anlaa ilaaha Illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah. Sedangkan yang paling berat ialah amanah. Tidak sempurna agama seseorang yang tidak menjaga amanah, tidak diterima shalat dan zakatnya."  (HR. Al Bazar dari Ali bin Abi Thalib)
8. Telah datang dalam sunnah Rasulullah saw hadits-hadits yang menunjukkan dilarangnya aparat pekerja dan pegawai mengambil sesuatu dari harta walaupun dinamakan hadiah, diantaranya hadits Abi Sa'id Hamid As-Saidi, ia berkata. "Artinya : Rasulullah saw mempekerjakan seseorang dari suku Al-Asad, namanya Ibnul Latbiyyah untuk mengumpulkan zakat, maka tatkala ia telah kembali ia berkata, 'Ini untuk engkau dan ini untukku dihadiahkan untukku'. Ia (Abu Hamid) berkata, 'Maka Rasulullah saw berdiri di atas mimbar, lalu memuja dan memuji Allah dan bersabda, 'Kenapa petugas yang aku utus lalu ia mengatakan, 'Ini adalah untuk kalian dan ini dihadiahkan untukku?! Kenapa dia tidak duduk di rumah bapaknya atau rumah ibunya sehingga dia melihat apakah dihadiahkan kepadanya atau tidak?! Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Tidaklah seorangpun dari kalian menerima sesuatu darinya melainkan ia datang pada hari Kiamat sambil membawanya di atas
lehernya onta yang bersuara, atau sapi yang melenguh atau kambing yang mengembik', kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sampai kami melihat putih kedua ketiaknya, kemudian bersabda dua kali, 'Ya Allah, apakah aku telah menyampaikan?" (Diriwayatkan Al-Bukhari 7174 dan Muslim 1832 dan ini adalah lafazhnya).
Termasuk di antara konsekuensi perintah untuk menunaikan amanah pada yang berhak menerimanya adalah perintah untuk menjaga amanah tersebut. Tidaklah mungkin seseorang menunaikan amanah itu tanpa menjaganya. Yang dimaksud menjaganya adalah tidak melampaui batas dan tidak pula menyepelekannya. Dia menjaganya sesempurna mungkin tanpa berlebihan dan tanpa meremehkan, sampai amanah itu tertunaikan pada yang berhak menerimanya.
Inilah yang harus kita ketahui, kemudian kita ajarkan kepada anak-anak, agar terbentuk sifat terpuji yang dapat menambah keimanan dalam diri anak-anak kita. Ketahuilah, menunaikan amanah termasuk tanda keimanan seseorang. Karena itu, jika kita dapati seseorang memiliki sifat amanah dalam segala sesuatu yang diamanahkan kepadanya, menunaikannya sesempurna mungkin, ketahuilah bahwa dia seorang yang kuat imannya.
 
Semoga kita semua bisa menjadi hamba Allah yang dapat menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya, baik itu amanah ibadah dan amanah khalifah di bumi ini, karena kelak, semua harus kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya. Dan semoga amanah yang Allah berikan kepada kita bukan menjadi beban bagi kita, tetapi menjadi ladang amal bagi kita semua.

Dewi Yana
http://jalandakwahbersama.wordpress.com
________________________________

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Learn about issues

Find support

Search Ads

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: