SELALU MELIBATKAN ALLAH
Oleh : Uti Konsen - APPost
"Maka
(yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika
kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar" (Al-Anfal (8) :
17).Dalam perang Badar, kaum muslimin yang dipimpin langsung oleh
Rasulullah SAW merasa bahwa perang telah diwajibkan atas mereka.
Karena keyakinan yang teramat tinggi terhadap perintah Allah, mereka
tidak menghitung-hitung lagi dengan jumlah pasukan serta persenjataan
yang dimiliki. Kepercayaan mereka akan dirinya sangat kecil sampai
akhirnya menghilang, digantikan oleh kepercayaan yang mendalam kepada
Allah, sehingga seolah Allah sendiri yang menangani perang itu.
Kuda-kuda yang mereka tunggangi, serta diri mereka seolah hanyalah
alat, Kehendak Yang Maha Perkasa.
Sejarah mencatat perang berakhir dengan kemenangan gemilang bagi kaum
yang menjalaninya atas nama Allah. Sebuah ayat menyatakan apa yang
sebenarnya terjadi seperti diabadikan dalam Al-Anfal (8) : 17 di atas.
Dalam surah Al-Anfal 65, Allah SWT berfirman "Jika ada di kalangan
kamu 20 orang yang sabar akan dapat mengalahkan 200 orang musuh ".
Setiap kali Rasulullah SAW menghadapi musuh-musuhnya, beliau selalu
memegang semangat ini seraya memohon pertolongan Allah semata. Beliau
SAW berkata : "Ya Allah, dengan-Mu aku menyerang, dengan-Mu aku
berlindung dan dengan-Mu aku berperang. Ya Allah, sesungguhnya kami
menjadikan-Mu sebagai penolong ketika kami memerangi mereka, dan kami
berlindung dengan-Mu dari kekejian mereka" (HR.Abu Daud ). Sebaliknya
jika seseorang merasa bangga dengan kekuatan dan perlengkapan serta
persiapan yang mereka miliki, dan lupa kepada Allah yang kepada-Nya
kembali segala perkara dan yang mengendalikan kehidupan, maka
hasil-hasil usaha orang seperti ini akan mengagetkannya karena tidak
sesuai dengan harapan. Salah satu contoh dalam perang Hunain kaum
muslimin merasa tenang karena besarnya jumlah mereka. Mereka berkata :
" Hari ini kita tidak akan kalah, karena jumlah kita banyak. "Mereka ,
satu sama lain saling memandang, dan mereka yakin bahwa mereka adalah
pasukan yang kuat dan siap menerjang musuh. Kepercayaan diri ini telah
melupakan kepercayaan kepada kekuatan langit." Mereka tidak
mengharapkan kemenangan selain dari diri mereka sendiri. Lalu bagaimana
hasilnya? Allah SWT berfirman : "…..dan (ingatlah) peperangan Hunain,
yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka
jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan
bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke
belakang dengan bercerai – berai" (Al-Taubah ( 9 ) : 25). Dan akibat
dari congkak dengan diri dan melupakan Allah, juga dirasakan pahitnya
oleh kaum muslimin dalam perang Uhud.
Allah SWT menegaskan, "Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada
peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali
lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar). Kamu berkata, "Dari
mana datangnya (kekalahan) ini?' Katakanlah : 'Itu dari (kesalahan)
dirimu sendiri " (Ali Imran (3) : 165).
Ketika Abdurrahman bin Auf baru dilantik oleh Rasulullah SAW untuk
menyelesaikan masalah ekonomi umat Islam dan sekaligus membangunkan
ekonomi Islam, beliau menerimanya dengan rasa cemas. Namun rasa cemas
dengan kelemahan dirinya, membuat keyakinannya kepada kekuatan
pertolongan Allah semakin mantap. Ia pun memulai langkah. Pertama,
bertaubat kepada Allah atas segala dosa-dosanya, karena beliau sadar
bahwa Allah hanya membantu orang yang bertaqwa dan bertaubat dari
dosa-dosanya. Kedua, ia mengajak tim ekonominya untuk sama-sama
bertaubat, bermunajat dan mengharapkan bantuan Allah, terutama ketika
melakukan salat tahajjud. Ketiga, membuat ikhtiar maksimal dengan
menerapkan metoda-metoda ekonomi Islam yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW.
Bagaimana hasilnya ? Karena mereka bertaqwa, maka Allah membantu
mereka, sehingga dalam waktu yang singkat saja, mereka telah berhasil
menguasai ekonomi Madinah dan menjatuhkan ekonomi sistem Yahudi yang
sudah ratusan tahun menguasai daerah itu.. Terbukti kebenaran firman
Allah, "Kalau saja mereka tetap konsisten pada jalan kebenaran tentu
Kami akan menganugerahkan kepada mereka karunia yang melimpah" (Surah
Jin ayat 16).
Sayidina Muaz bin Jabal sukses melaksanakan tugas dari Rasulullah SAW
sebagai guru dan mubaligh. Sayidina Jaafar bin Abu Thalib berjaya
sebagai panglima perang. Sahabat Dehyatul Qalbi gemilang sebagai wakil
baginda SAW untuk bertemu dengan Maharaja Romawi untuk menyampaikan
Islam kepadanya. Apa rahasia kekuatan mereka? Karena mereka bertaqwa,
maka mereka mendapat bantuan Allah. Sebab Rasulullah SAW bersabda
"Allah menjadi pembela orang yang bertaqwa". Salahuddin Al Ayyubi yang
dalam perang melawan Romawi selalu memastikan ibadah malam para
tentaranya. Kalau Salahuddin Al Ayyubi tidak mengajak berjuang
tentaranya yang tidak bangun malam karena khawatir menjadi hijab
(penghalang) turunnya bantuan Tuhan.
Dalam buku ' Membangun Ekonomi Islam ' oleh Dr. Ing Abdurrahman
R.Effendi & Dr.Ing Gina Puspita antara lain diceritakan, satu
pengalaman yang terjadi di sebuah usaha Rufaqa, sektor retail yang
omsetnya selama tiga hari berturut-turut menurun sampai 30 % dari
biasanya.. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pimpinan, terutama dalam
aspek-aspek yang berhubungan dengan Allah, ternyata dalam tiga hari
tersebut ada satu atau beberapa karyawan yang lalai bertahajjud.
Setelah karyawan yang lalai dimasukkan kembali ke program diklat
(pendidikan dan latihan) dan digantikan dengan karyawan yang istiqamah
bertahajjud, omset materialpun kembali seperti semula. Masya
Allah. Wallahualam. **
Pemanasan global? Apa sih itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar