Minggu, 25 Oktober 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2856

Messages In This Digest (14 Messages)

Messages

1.

[teka] Titipan Liburan

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Sat Oct 24, 2009 3:12 am (PDT)



Titipan Liburan

Sebenarnya sudah
sedikit terlambat tulisan ini, karena liburan telah usai. Namun saya pikir
lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Sekali mutiara tetaplah akan
menjadi mutiara kapanpun dia digosok. Momen ini adalah ketika saya usai mengambil
raport di sekolah Mas Gangga, ketika Kepala Sekolah menyapa Mas Gangga, beliau
tahu itu anak didiknya walaupun tidak menggunakan seragam. Entah bagaimana
beliau mengenali sosok anak didiknya, mungkin dari baunya kali ya? Hehehe….
"Gimana
raportnya Mas Gangga? Bagus?" tanya beliau. Kalau pertanyaan beginian harus
Bunda nih yang ngejawab.
"Alhamdulillah
Ustadz, selalu ada perkembangan baik," jawab saya.

Ya, saya patut
bersyukur bahwa ketika awal masuk sekolah Mas Gangga termasuk siswa yang belum
bisa baca tulis. Hanya bermodal minat dan antusiasnya. Dan syukurlah dengan modal pemahamannnya yang baik dia mampu
mengejar ketertinggalan. Bahkan dia sangat enjoy saat Ustadzah dikelas harus
memberinya tambahan pelajaran Bina Prestasi seusai sekolah. Hasilnya … Subhanallah
sejak semester satu Ayahnya selalu komentar, "Bener ta ini nilainya Gangga?"
dan sejujurnya saya sendiri juga sedikit kurang percaya melihat gaya slenge'an mas Gangga
saat di rumah. Pelajaran buat Bunda jangan memberi penialian underestimate terhadap anak sendiri.

Terutama dalam
hal pelajaran eksakta seperti matematika dan komputer saya nilai dia sangat
bagus pemahamannya. Bukan hasil akhirnya yang kutonjolkan, namun cara dia memahami
suatu soal atau permasalahan itu yang kadang membuat saya sedikit exciting. Walaupun di semester akhir
kelas satu ini justru matematikalah nilai terendahnya, 8.8. Persoalannya dia
terlalu PD dengan pelajaran satu ini, sehingga dia kurang teliti dengan jawaban
akhirnya. Pelajaran buat Bunda jangan terlalu pede dengan kemampuan anaknya
sehingga mengurangi kekhusyuan Bunda mendo'akannya –jujur yang ini memang iya-
Jadi pelajaran buat Bunda segala sesuatu haruslah dalam koridor yang
sedang-sedang saja.

Kembali ke
Kepala Sekolah yang sempat ditinggal beberapa saat ini.
"Wah liburan
panjang nih, Mas Gangga, mau kemana?"tanya pak Kepsek.
"Belum ada
rencana Ustadz, mungkin sementara masih dirumah saja," jawab saya sambil
merangkul kepala Mas Gangga yang senyam senyum malu.
"Yah…selamat
berlibur ya?, Ibu mungkin saya titip pesen saja buat liburan Mas Gangga, titip
sholat dan ngajinya jangan ketinggalan," ucap beliau.

Subhanallah…asli
saya sudah siap dengan titipan klise macam, hati-hati, nanti kembali ke sekolah
dengan fresh dsb. Asli tak terpikir bahwa titipan liburan itu adalah sholat dan
ngajinya mas Gangga. Terima kasih Ustadz sudah mengingatkan saya dengan titipan
sederhana tapi berat itu.

Sholat dan ngaji
mas Gangga asli masih bolong-bolong. Kalau diingatkan baru mau melaksanakan,
kalau tidak ada yang ngingetin yah bablas wewsss ewess ewesss… Semoga liburan
kali ini memang banyak memberi manfaat bagi perkembangan mental spiritualnya, terutama
agar bisa menegakkan sholat dan ngajinya dengan tanpa paksaan.

Karena saya
memang sangat anti memaksakan segala sesuatu yang belum bisa dipahamkan dengan
kemauan dan kesadarannya sendiri. Kami orangtua hanyalah pendorong dan sesekali
pengingat saat dia lupa. Kami tak ingin karena pemahamannya belum sampai dia
menjalankan sholat dan ngajinya tanpa bobot rasa yang mengiringinya. Karena
justru akan memberatkan tugas kami sebagai orangtua. Takutnya dia melakukan
sholat dan nagjinya saat ada kami, dan ketika kami tak berada disampingnya dia
meninggalkannya, naudzubillahimindalik. Semoga pemahamannya tertancap kuat dalam
ruang cinta, sehingga apapun yang dia lakukan adalah karena ada cinta disana,
cinta kepada yang Maha Mencintai.
Bi Barakatillah.

Finished
24.10.09 Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

2a.

Re: [lonceng] Talkshow ON AIR Padang Oase di Radio DFM Jakarta 103.4

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 6:12 am (PDT)




selamat ya mbak. Smg aku smpt dengerin. Aku hr yg sama, tp jam 14.15 wib on air Lintang Gumebyar di RRI pro2. 105.0 fm.

Salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> TALKSHOW ON AIR PADANG OASE DI RADIO DFM 103.4 FM JAKARTA
>
>
>
>
> Tujuh musafir penyair - yang tergabung dalam buku antologi puisi "PADANG
> OASE" bekerjasama dengan Halaman Moeka Publishing dan Radio DFM 103.4
> Jakarta, insya Allah akan kembali mengadakan talkshow pada:
>
> Hari / Tanggal : Ahad / 25 Oktober 2009
> Waktu : Pukul 15.00 - 16.00 WIB
> Talkshow on air pada gelombang 103.4 FM Radio DFM dalam acara Resensi Buku
> yang dipandu oleh Desiree Manumpil bersama para penyair "PADANG OASE"
>
>
>
> Don't miss it & stay tune!
>
>
>
> Salam hormat,
> Tujuh musafir muda: Lia Octavia, Nia Robie', Dani Ardiansyah, Divin Nahb,
> Emir Fanha, Arrizki Abidin, Jun An Nizami
> dan
> Halaman Moeka Publishing: Catur & Retno
>
>
> *Untuk pembelian buku antologi puisi "PADANG OASE" dapat menghubungi Nia
> Robie' di 081381437790 atau Dani Ardiansyah di 085694771764, harga Rp
> 30,000/buku belum termasuk ongkos kirim*
>
>
> http://mutiaracinta.multiply.com
>

2b.

Re: [lonceng] Talkshow ON AIR Padang Oase di Radio DFM Jakarta 103.4

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Sat Oct 24, 2009 7:55 am (PDT)



wowwwww....
hihi... semangat yah mba lintang eh mba indar...
abis baca lintang gumebyar jadi ngefans ama mba indar ;))

Pada 24 Oktober 2009 20:12, INDARWATI <patisayang@yahoo.com> menulis:

>
>
>
> selamat ya mbak. Smg aku smpt dengerin. Aku hr yg sama, tp jam 14.15 wib on
> air Lintang Gumebyar di RRI pro2. 105.0 fm.
>
> Salam,
> Indar
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > TALKSHOW ON AIR PADANG OASE DI RADIO DFM 103.4 FM JAKARTA
> >
> >
> >
> >
> > Tujuh musafir penyair - yang tergabung dalam buku antologi puisi "PADANG
> > OASE" bekerjasama dengan Halaman Moeka Publishing dan Radio DFM 103.4
> > Jakarta, insya Allah akan kembali mengadakan talkshow pada:
> >
> > Hari / Tanggal : Ahad / 25 Oktober 2009
> > Waktu : Pukul 15.00 - 16.00 WIB
> > Talkshow on air pada gelombang 103.4 FM Radio DFM dalam acara Resensi
> Buku
> > yang dipandu oleh Desiree Manumpil bersama para penyair "PADANG OASE"
> >
> >
> >
> > Don't miss it & stay tune!
> >
> >
> >
> > Salam hormat,
> > Tujuh musafir muda: Lia Octavia, Nia Robie', Dani Ardiansyah, Divin Nahb,
> > Emir Fanha, Arrizki Abidin, Jun An Nizami
> > dan
> > Halaman Moeka Publishing: Catur & Retno
> >
> >
> > *Untuk pembelian buku antologi puisi "PADANG OASE" dapat menghubungi Nia
> > Robie' di 081381437790 atau Dani Ardiansyah di 085694771764, harga Rp
> > 30,000/buku belum termasuk ongkos kirim*
> >
> >
> > http://mutiaracinta.multiply.com
> >
>
>
>
2c.

Re: [lonceng] Talkshow ON AIR Padang Oase di Radio DFM Jakarta 103.4

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 11:32 am (PDT)





Niaaa! Ajarin bikin puisi dunk.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Nia Robie'" <musimbunga@...> wrote:
>
> wowwwww....
> hihi... semangat yah mba lintang eh mba indar...
> abis baca lintang gumebyar jadi ngefans ama mba indar ;))
>
> Pada 24 Oktober 2009 20:12, INDARWATI <patisayang@...> menulis:
>
> >
> >
> >
> > selamat ya mbak. Smg aku smpt dengerin. Aku hr yg sama, tp jam 14.15 wib on
> > air Lintang Gumebyar di RRI pro2. 105.0 fm.
> >
> > Salam,
> > Indar
> >
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> > Lia Octavia <liaoctavia@> wrote:
> > >
> > > TALKSHOW ON AIR PADANG OASE DI RADIO DFM 103.4 FM JAKARTA
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Tujuh musafir penyair - yang tergabung dalam buku antologi puisi "PADANG
> > > OASE" bekerjasama dengan Halaman Moeka Publishing dan Radio DFM 103.4
> > > Jakarta, insya Allah akan kembali mengadakan talkshow pada:
> > >
> > > Hari / Tanggal : Ahad / 25 Oktober 2009
> > > Waktu : Pukul 15.00 - 16.00 WIB
> > > Talkshow on air pada gelombang 103.4 FM Rad> > >
> > > Salam hormat,
> > > Tujuh musafir muda: Lia Octavia, Nia Robie', Dani Ardiansyah, Divin Nahb,
> > > Emir Fanha, Arrizki Abidin, Jun An Nizami
> > > dan
> > > Halaman Moeka Publishing: Catur & Retno
> > >
> > >
> > > *Untuk pembelian buku antologi puisi "PADANG OASE" dapat menghubungi Nia
> > > Robie' di 081381437790 atau Dani Ardiansyah di 085694771764, harga Rp

2d.

Re: [lonceng] Talkshow ON AIR Padang Oase di Radio DFM Jakarta 103.4

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Sat Oct 24, 2009 2:15 pm (PDT)



Tujuh musafir berkelana kian jauh nih:). Tahniah saya teriring selalu deh
untuk kalian. Juga terkirim doa agar selepas "menginvasi" radio moga kelak
kawan-kawan semua bisa tampil di layar kaca. Setidaknya di acara sastra
TVRI:).

Tabik,

Nursalam AR
-yangbingungkarena radiorusak:( -

2009/10/23 Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>

>
>
>
>
>
>
> TALKSHOW ON AIR PADANG OASE DI RADIO DFM 103.4 FM JAKARTA
>
>
>
>
> Tujuh musafir penyair - yang tergabung dalam buku antologi puisi "PADANG
> OASE" bekerjasama dengan Halaman Moeka Publishing dan Radio DFM 103.4
> Jakarta, insya Allah akan kembali mengadakan talkshow pada:
>
> Hari / Tanggal : Ahad / 25 Oktober 2009
> Waktu : Pukul 15.00 - 16.00 WIB
> Talkshow on air pada gelombang 103.4 FM Radio DFM dalam acara Resensi Buku
> yang dipandu oleh Desiree Manumpil bersama para penyair "PADANG OASE"
>
>
>
> Don't miss it & stay tune!
>
>
>
> Salam hormat,
> Tujuh musafir muda: Lia Octavia, Nia Robie', Dani Ardiansyah, Divin Nahb,
> Emir Fanha, Arrizki Abidin, Jun An Nizami
> dan
> Halaman Moeka Publishing: Catur & Retno
>
>
> *Untuk pembelian buku antologi puisi "PADANG OASE" dapat menghubungi Nia
> Robie' di 081381437790 atau Dani Ardiansyah di 085694771764, harga Rp
> 30,000/buku belum termasuk ongkos kirim*
>
>
> http://mutiaracinta.multiply.com
>
>
>
>
>
>

--
KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
Knowledge is power (but) character is more
(kutipan buku "Dan Toch Mar� )

Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply.com
www.facebook.com/nursalam.ar
3a.

[Esai] Pendidikan Literasi di Ruangan 203

Posted by: "Wildan Nugraha" wildanugraha@yahoo.com   wildanugraha

Sat Oct 24, 2009 6:35 am (PDT)



Pendidikan Literasi di Ruangan 203

Oleh Wildan Nugraha

FREEDOM Writers, sebuah film populer remaja,
cukup bagus dan praktis memerikan hal-hal seputar dunia literasi.
Membincangkannya saya kira baik buat melihat perilaku membaca dan
menulis yang teralami dengan serius tapi menyenangkan. Diangkat dari
kisah nyata, Freedom Writers menceritakan pengalaman Erin Gruwell
(diperankan Hilary Swank) dan murid-muridnya di SMA Woodrow Wilson,
kota Long Beach, California, Amerika Serikat, pada 1990-an. Waktu itu
di sana sedang terjadi kekerasan geng dan ketegangan rasial. Mudah
menyulut keributan dengan isu perbedaan warna kulit.

Erin
Gruwell seorang guru baru mata pelajaran bahasa dan sastra. Di Wilson
itu kali pertamanya dia mengajar. Wajah menggelora dan sumringahnya di
hari awal masuk kelas sontak berubah. Anak-anak didiknya ternyata
bengal dan hampir pemberang semua, membandel dan melawan. Berkelompok
sesuai warna kulitnya, si kulit hitam tidak mau akur dengan si kulit
kuning atau dengan murid kulit hitam lainnya yang berbeda kelompok
(geng), apalagi dengan siswa kulit putih tulen.

Kehidupan
keras mereka di luar terbawa ke sekolah. Banyak yang hampir hanya
mengerti bahasa dan perangai kasar: kata-kata makian, pelecehan dan
kekerasan seksual, obat-obat terlarang, bergabung dengan kelompok geng
tertentu dengan inisiasi pukul-pukulan sampai berdarah-darah, hingga
letusan pistol dalam menyelesaikan masalah.

Semangat
pendidikan literasi dalam film arahan sutradara Richard Lagravenese ini
menjelas tatkala Erin Gruwell mengarahkan anak-anak didiknya menggauli
teks dengan intensif tapi mesra, menyenangkan. Meski sulit dan
berbusa-busa bagi Gruwell, teks lantas perlahan-lahan menjadi sesuatu
yang terlibat dalam hidup mereka: anak-anak itu membaca dan kemudian
menulis dengan sungguh-sungguh.

Diarahkan oleh lbu Gruwell
untuk penasaran dengan holocaust dan sebuah geng bernama Nazi yang
ternyata fasis dan amat sangat tidak humanis, mereka pun membaca
Catatan Harian Anne Frank. Si ibu memang cerdik; terjadilah proses
identifikasi. Mereka yang sudah jinak-jinak merpati itu pun lantas
merasa sama dengan Anne Frank tengah menghadapi sebuah dunia yang
menghimpit, mengancam, meneror dengan gilanya. Tapi seperti Anne,
mereka jadi percaya diri untuk bisa terus hidup menatap masa depan yang
cerah gara-gara membaca dan menulis.

Tentu saja tidak
sesederhana itu. Yang menonton film keluaran 2006 ini mungkin bisa
mengerti bagaimana segerombolan murid bengal jadi keranjingan menulis
catatan harian. Kepada diary-nya masing-masing, mereka mengisahkan diri
sendiri apa adanya. Tentang masa kecil yang kebanyakan penuh teror,
keluarga yang berantakan kayak tembikar pecah, harapan yang seakan
terus saja menjauh seperti batas cakrawala bila dikejar. Dan,
pelan-pelan mereka lebih mengenali dan kemudian membentuk identitas
diri sebagai manusia berkat, salah satunya, persentuhan dengan dunia
literasi. Pelan-pelan, ada yang sadar untuk pulang ke rumah dan kembali
tersenyum kepada ibunya setelah lama memilih tinggal di jalanan karena
amarah; semacam polah rekonsiliasi. Ada yang diam-diam membuang
pistolnya ke selokan. Ada yang tidak lagi mengagung-agungkan gengnya
sendiri meski jadi dimusuhi. Dan di room 203 (nomor ruangan kelas
mereka di Wilson), mereka menjadi sebuah "keluarga". Di antara mereka
tak ada yang tidak saling kenal satu dengan Iainnya.

Tertarik
lebih jauh oleh wacana holocaust, mereka bersama-sama mengunjungi
Museum Toleransi Simon Wiesenthal di New Port Beach. Di sana, mereka
mendapatkan cerita sejarah yang mengenyangkan tentang bencana
rasialisme. Tidak berhenti sampai di sana, lebih jauh Ibu Gruwell
memfasilitasi murid-muridnya bertemu dengan orang-orang yang selamat
dari kekejaman Nazi. Mereka yang sudah pada sepuh itu duduk-duduk di
sebuah restoran mewah, membagikan pengalaman pahit di kamp-kamp
konsentrasi yang sudah lalu dengan menawan kepada generasi yang lebih
muda, yang diam-diam haus hal-hal mencerahkan.

Kemudian,
diceritakan Ibu Gruwell menukar tugas mengulas buku Anne Frank dengan
menulis surat ke Miep Gies--perempuan yang menolong keluarga Anne
bersembunyi dari kejaran Nazi--yang masih hidup di Eropa. Lalu saking
semangatnya, murid-murid room 203 pun keukeuh ingin mengundang Miep
Gies berkunjung ke Wilson buat mengisi sebuah acara bincang santai.
Didukung koran lokal yang menyebar kabar, mereka menggelar pelbagai
acara untuk pengadaan dana: hari kuliner, bazar barang-barang, konser
musik amal. Hal yang sangat luar biasa bila melihat mereka beberapa
bulan sebelumnya antara satu dengan lainnya sangat saling sinis.

Sebuah
kesadaran kolektif yang positif kita lihat telah terbangun dengan
mantap. Di titik itu, peran mengonsumsi dan memproduksi teks sangat
besar: (teks yang ternyata bukan hanya tulisan) lingkungan adalah teks,
perang antargeng adalah teks, diri sendiri adalah teks, Anne Frank dan
Miep Gies adalah teks; masa lalu, masa kini, dan masa depan adalah teks
yang senantiasa menunggu untuk dihidupkan, ditarungi, diwarna-warnikan.
Dan dengan sebuah kesadaran baru, sekelompok pemuda sukses keluar dari
lingkaran kekerasan yang banal dan rawan.***

(Esai ini versi yang sedikit berbeda dari yang termuat di Pikiran Rakyat, Kamis, 22 Oktober 2009)

http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=105268
http://titikluang.blogspot.com/2009/10/pendidikan-literasi-di-ruangan-203.html

&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;
3b.

Re: [FLP] [Esai] Pendidikan Literasi di Ruangan 203

Posted by: "dewi" java_angel_07@yahoo.co.id   java_angel_07

Sat Oct 24, 2009 6:35 am (PDT)



L
I Love Indonesia so Much....be brigth! By.Iwedudul StrawBerry@humz

-----Original Message-----
From: Wildan Nugraha <wildanugraha@yahoo.com>
Date: Sat, 24 Oct 2009 15:42:52
To: <flpbandung@yahoogroups.com>; flp jabar<flp_jabar@yahoogroups.com>; <Forum_LingkarPena@yahoogroups.com>; <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>; <menulisyuk@yahoogroups.com>; <komunitas_agropreneur@yahoogroups.com>; <keluarga_besar_alamanah@yahoogroups.com>; <mediabaca@yahoogroups.com>; <live_absurd@yahoogroups.com>; <pecinta_novel@yahoogroups.com>; <qanita@yahoogroups.com>; <sma4bandung@yahoogroups.com>; <vidya-pati@yahoogroups.com>
Subject: [FLP] [Esai] Pendidikan Literasi di Ruangan 203

Pendidikan Literasi di Ruangan 203

Oleh Wildan Nugraha

FREEDOM Writers, sebuah film populer remaja,
cukup bagus dan praktis memerikan hal-hal seputar dunia literasi.
Membincangkannya saya kira baik buat melihat perilaku membaca dan
menulis yang teralami dengan serius tapi menyenangkan. Diangkat dari
kisah nyata, Freedom Writers menceritakan pengalaman Erin Gruwell
(diperankan Hilary Swank) dan murid-muridnya di SMA Woodrow Wilson,
kota Long Beach, California, Amerika Serikat, pada 1990-an. Waktu itu
di sana sedang terjadi kekerasan geng dan ketegangan rasial. Mudah
menyulut keributan dengan isu perbedaan warna kulit.

Erin
Gruwell seorang guru baru mata pelajaran bahasa dan sastra. Di Wilson
itu kali pertamanya dia mengajar. Wajah menggelora dan sumringahnya di
hari awal masuk kelas sontak berubah. Anak-anak didiknya ternyata
bengal dan hampir pemberang semua, membandel dan melawan. Berkelompok
sesuai warna kulitnya, si kulit hitam tidak mau akur dengan si kulit
kuning atau dengan murid kulit hitam lainnya yang berbeda kelompok
(geng), apalagi dengan siswa kulit putih tulen.

Kehidupan
keras mereka di luar terbawa ke sekolah. Banyak yang hampir hanya
mengerti bahasa dan perangai kasar: kata-kata makian, pelecehan dan
kekerasan seksual, obat-obat terlarang, bergabung dengan kelompok geng
tertentu dengan inisiasi pukul-pukulan sampai berdarah-darah, hingga
letusan pistol dalam menyelesaikan masalah.

Semangat
pendidikan literasi dalam film arahan sutradara Richard Lagravenese ini
menjelas tatkala Erin Gruwell mengarahkan anak-anak didiknya menggauli
teks dengan intensif tapi mesra, menyenangkan. Meski sulit dan
berbusa-busa bagi Gruwell, teks lantas perlahan-lahan menjadi sesuatu
yang terlibat dalam hidup mereka: anak-anak itu membaca dan kemudian
menulis dengan sungguh-sungguh.

Diarahkan oleh lbu Gruwell
untuk penasaran dengan holocaust dan sebuah geng bernama Nazi yang
ternyata fasis dan amat sangat tidak humanis, mereka pun membaca
Catatan Harian Anne Frank. Si ibu memang cerdik; terjadilah proses
identifikasi. Mereka yang sudah jinak-jinak merpati itu pun lantas
merasa sama dengan Anne Frank tengah menghadapi sebuah dunia yang
menghimpit, mengancam, meneror dengan gilanya. Tapi seperti Anne,
mereka jadi percaya diri untuk bisa terus hidup menatap masa depan yang
cerah gara-gara membaca dan menulis.

Tentu saja tidak
sesederhana itu. Yang menonton film keluaran 2006 ini mungkin bisa
mengerti bagaimana segerombolan murid bengal jadi keranjingan menulis
catatan harian. Kepada diary-nya masing-masing, mereka mengisahkan diri
sendiri apa adanya. Tentang masa kecil yang kebanyakan penuh teror,
keluarga yang berantakan kayak tembikar pecah, harapan yang seakan
terus saja menjauh seperti batas cakrawala bila dikejar. Dan,
pelan-pelan mereka lebih mengenali dan kemudian membentuk identitas
diri sebagai manusia berkat, salah satunya, persentuhan dengan dunia
literasi. Pelan-pelan, ada yang sadar untuk pulang ke rumah dan kembali
tersenyum kepada ibunya setelah lama memilih tinggal di jalanan karena
amarah; semacam polah rekonsiliasi. Ada yang diam-diam membuang
pistolnya ke selokan. Ada yang tidak lagi mengagung-agungkan gengnya
sendiri meski jadi dimusuhi. Dan di room 203 (nomor ruangan kelas
mereka di Wilson), mereka menjadi sebuah "keluarga". Di antara mereka
tak ada yang tidak saling kenal satu dengan Iainnya.

Tertarik
lebih jauh oleh wacana holocaust, mereka bersama-sama mengunjungi
Museum Toleransi Simon Wiesenthal di New Port Beach. Di sana, mereka
mendapatkan cerita sejarah yang mengenyangkan tentang bencana
rasialisme. Tidak berhenti sampai di sana, lebih jauh Ibu Gruwell
memfasilitasi murid-muridnya bertemu dengan orang-orang yang selamat
dari kekejaman Nazi. Mereka yang sudah pada sepuh itu duduk-duduk di
sebuah restoran mewah, membagikan pengalaman pahit di kamp-kamp
konsentrasi yang sudah lalu dengan menawan kepada generasi yang lebih
muda, yang diam-diam haus hal-hal mencerahkan.

Kemudian,
diceritakan Ibu Gruwell menukar tugas mengulas buku Anne Frank dengan
menulis surat ke Miep Gies--perempuan yang menolong keluarga Anne
bersembunyi dari kejaran Nazi--yang masih hidup di Eropa. Lalu saking
semangatnya, murid-murid room 203 pun keukeuh ingin mengundang Miep
Gies berkunjung ke Wilson buat mengisi sebuah acara bincang santai.
Didukung koran lokal yang menyebar kabar, mereka menggelar pelbagai
acara untuk pengadaan dana: hari kuliner, bazar barang-barang, konser
musik amal. Hal yang sangat luar biasa bila melihat mereka beberapa
bulan sebelumnya antara satu dengan lainnya sangat saling sinis.

Sebuah
kesadaran kolektif yang positif kita lihat telah terbangun dengan
mantap. Di titik itu, peran mengonsumsi dan memproduksi teks sangat
besar: (teks yang ternyata bukan hanya tulisan) lingkungan adalah teks,
perang antargeng adalah teks, diri sendiri adalah teks, Anne Frank dan
Miep Gies adalah teks; masa lalu, masa kini, dan masa depan adalah teks
yang senantiasa menunggu untuk dihidupkan, ditarungi, diwarna-warnikan.
Dan dengan sebuah kesadaran baru, sekelompok pemuda sukses keluar dari
lingkaran kekerasan yang banal dan rawan.***

(Esai ini versi yang sedikit berbeda dari yang termuat di Pikiran Rakyat, Kamis, 22 Oktober 2009)

http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=105268
http://titikluang.blogspot.com/2009/10/pendidikan-literasi-di-ruangan-203.html





&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;

[Non-text portions of this message have been removed]


4.

(Catcil) MAHASISWA AMPAS

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Sat Oct 24, 2009 8:04 am (PDT)




                                                Mahasiswa Ampas

                                                  Fiyan Arjun

Begitu saya katakan! Sebutan untuk mahasiswa yang ingin back to campus!
Ingin mengenyam bangku kuliah kembali. Atau, sebutan bagi mahasiswa
yang mengambil perkuliahan pada jam khusus. Masuk pada perkuliahan
malam hari. Begitu pun dengan dosennya. MUNGKIN?!

Ampas, di sini bukan arti harfiah yang sebenarnya yang saya katakan
melainkan sebuah perumpamaan (majas). Atau, juga bukan sebuah singkatan
dari Anak Mahasiswa (bermuka) Pas-pasan. Pun menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ampas adalah sisa barang yang telah diambil sarinya
atau patinya—sesudah tidak berguna lagi lalu dibuang (tidak
diperdulikan lagi). Tidak! Itu jauh dari makna sebenarnya yang saya
tuliskan di sini.

Ampas mungkin menurut streotip bahwa hal itu tak berguna sama sekali
dalam sebuah kehidupan. Tetapi saya katakan lagi hal ini tidak ada sama
sekali menyangkut sesuatu atau pun benda. Karena di sini saya
membicarakan tentang sebuah sikap—yang patut diacungi jempol! Sebuah
sikap yang dilahirkan dari lubuk hati yang ikhlas dan penuh semangat
baja yang bersumber dari manusia bernama MAHASISWA.

Coba bayangkan ketika badan sudah luluh lantak seharian bergelut penuh
dengan berbagai kegiatan rutinitas masih diharuskan diri untuk
menggugurkan kewajiban kita sebagai manusia yang berpredikat mahasiswa.
Harus hadir dalam perkuliahan. Tentu hal ini tak mudah untuk dilakukan
bagi mahasiswa yang saat itu dengan secara dipaksakan untuk memenuhi
kewajibannya sebagai seorang mahasiswa untuk menghadiri perkuliahan
disaat-saat kondisi yang sangat-sangat melelahkan. Tetapi itulah
kenyataan yang saya alami atau yang pernah saya lihat. Bagaimana
kondisi mahasiswa yang benar-benar harus (pintar) memilih. Antara
memilih kondisi atau kuliah (lagi)—dari kesemua itu untuk masa depan
mereka yang lebih baik nanti. Ketimbang mendapatkan status Madesu.
Mahasiswa Masa Depan Suram. Atau, Mabad. Mahasiswa Abadi. Ironi sekali!

Analoginya saya tuliskan seperti ini. Jika mereka yang berstatus
mahasiswa sekaligus pekerja dan seusai melakukan kegiatan rutinitasnya
mereka harus disibukan kembali dengan memenuhi kewajiban mereka untuk
menghadiri perkuliahan. Tentu itu suatu pilihan berat. Dengan kondisi
seperti itu mereka harus pandai pula mengatur waktu yang tepat agar
tidak kewalahan. Atau, akan tercerabut masa depan mereka. Jadi memang
mau tidak mau mereka harus pandai-pandai mengatur waktu. Kalau tidak?
Tentu hal yang tidak diinginkan akan terjadi. Seperti mengulang (her)
mata kuliah yang tidak memuaskan dari segi nilai. Mendapatkan nilai D.
Diulang! Sungguh cobaan terberat bagi mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa
ampas.

Memang diakui ketika mereka atau juga saya ketika malam harinya harus
menghadirkan dalam kondisi penat. Adalah suatu ujian berat. Apakah
mampu untuk hadir diperkuliahan atau tidak dengan kondisi seperti itu.
Dan itu kembali pada invidu masing-masing. Jika tidak ingin
ketidakhadiran-nya mengalahkan jumlah mahasiswa yang ada ya harus
hadir! Entahlah.

Namun saya juga tidak bisa men-judge apabila ada mahasiswa saat
menghadiri perkuliahan tidak bisa memahami dan mencerna materi
perkuliahan dengan baik. Itu lumrah. Wajar. Tetapi lagi-lagi saya
katakan kembali, tidak selamanya mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
pada malam hari malam atau mahasiswa yang berusia tak muda lagi semua
mahasiswa yang ada ber-IQ tetap sama. STD BGT! Biasa-biasa saja.
No…no…Itu salah besar. IQ mereka boleh saja diadu oleh mahasiswa yang
melakukan perkuliahan secara regular. Mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan pada pagi dan siang hari.

Ya, saya akui mengikuti perkuliahan dalam kondisi yang sehariannya
sudah dipenuhi oleh kegiatan rutinitas sehari-hari tak bisa disamakan
oleh mahasiswa yang mengikuti perkuliah regular seperti biasa.
Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pada pagi dan malam hari walau
dalam kapasitas kewajiban seorang mahasiswa itu tetaplah sama saja.
Namun hanya saja dalam waktu dan kesempatan saja yang membedakannya.
Ketika mereka (mahasiswa) disibukan oleh kewajiban sebagai makhluk
Tuhan yang sempurna. Bekerja. Dan menjemput nafkah. Baik untuk anak dan
istri maupun untuk diri mereka sendiri—yang masih meng-update status
facebooknya: masih jomblo nih! Tentu itu tak berpengaruh banyak. Tetapi
tetap saja sama dalam hal kondisi waktu dan kesempatan. Terlebih ketika
diketahui bahwa mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pada malam hari
banyak dipadati para mahasiswa dari berbagai usia, kalangan bahkan
profesi sekalian.

Mengenai usia? Mungkin sangatlah beragam. Halnya di tempat saya
menuntut ilmu (kuliah) mahasiswa yang paling termuda diduduki berusia
17 tahun. Dan yang sudah dewasa berusia mendekati kepala 3 tahun. Pun
dari kalangan dan profesi juga sama. Sangatlah berbeda. Dari yang
menganggur (hanya kuliah saja), pekerja sampai para pendidik pula. Jadi
tidak salah kalau saya mengatakan mahasiswa ampas. Namun dengan kondisi
seperti itu pun sudah saya katakan sebelumnya mahasiswa seperti ini
patut dijempoli. Ternyata dibalik kepenatan mereka menuntut ilmu sudah
ter-mindset ada dideretan nomor satu dibenak mereka. Amazing! Usia
(boleh) tua tetapi jiwa tetap muda. Masih mau berkeinginan belajar.
Never old to learn.

Tetapi bagaimana dengan pengajarnya (dosen) itu sendiri? Hmm…saya kira
saya tak mau men-judge. Tetapi inilah yang berlaku ketika ilmu (materi)
yang disampaikan tentu saja ilmu sisa-sisa yang sudah diberikan pada
perkuliahan di pagi dan siang hari. Tapi itu tak mengapalah. Karena
dalam hal ilmu tak ada kata sisa. Selalu saja didapat dimana pun berada
kalau memang mahasiswa itu sendiri ingin aktif dan mau maju. Namun ada
satu hal lagi yang menjadi kekhawatiran mahasiswa ampas. (Kok tidak ada
selesainya ya?). Jika suatu saat jika pengajarnya (dosen) itu sendiri
memberikan materi perkuliahan tanpa melihat kondisi dan situasi anak
didiknya itu yang menjadi momok mahasiswa. Sudah barang tentu lagi-lagi
akan menjadi problematika mahasiswa itu sendiri. Kalau sudah begitu
siapa yang perlu dipersalahkan? Mahasiswanya atau pengajarnya (dosen)?
Ya, begitulah nasib mahasiswa ampas. Tak bisa berbuat banyak! (fy)

Ulujami—Jakarta, 22 Oktober 2009

Keterangan:

*) Penulis adalah Mahasiswa Semester Satu Jurusan Manajemen Informatika dan penulis Buku Bela Diri For Muslimah.

Ingin berkelana dan mengetahui dengan tulisan-tulisan saya silakan mampir:www.sebuharisalah.multiply.com/facebook.bujangkumbang.co.id

Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
5.

(Etalase) Novel Warepacker

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 12:24 pm (PDT)





Penulis              : 
Indarpati

Ukuran             : 
13,5 cm x 18,5 cm

Jumlah hlm.      :  256 hal.

Penerbit            :
Masmedia Buana Pustaka

Harga               : Rp. 32.000,-

 

Bagaimana jika lelaki idaman menyodorkan sebentuk hubungan
di saat kau memutuskan hijrah secara kaffah sementara bibit merah jambu itu
masih menggelutimu? Bagaimana jika Awan, lelaki pendiam itu ternyata seorang
gay? Bagaimana pula kau harus bersikap terhadap Huda sahabat Awan yang juga
ingin menjadi pacar?

 

Pertanyaan itu tak pernah dilontarkan kepada Nur, tapi justru
itulah yang harus dihadapinya. Ada
pergulatan jiwa antara hidayahNya dan asmara.
Dan ketika dia telah menerima Awan apa adanya lalu bermaksud membantunya,
lelaki itu justru diam-diam meninggalkannya. Tak berhenti sampai di sana,
kejutan demi kejutan berikutnya telah menantinya.

 

Ingin tahu kelanjutannya? Silakan baca novel berjudul Warepacker ini yang pernah dimuat di
majalah Annida (sebelum berubah format menjadi on-line seperti sekarang) dalam
bentuk cerbung berjudul Bahtera di Ujung
Dermaga.

 

Salam,Indarpati
penulis novel Warepacker
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

6.

(OOT) Talkshow On air Novel Lintang Gumebyar di RRI Pro2 105.0 FM

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 12:28 pm (PDT)





Lintang, seperti remaja kebanyakan, memiliki mimpi setinggi
bintang. Namun kerasnya kehidupan menghempaskannya untuk menjadi sekedar
kunang-kunang. Akankah dia menerima suratan atau justru melawan? Bersama
penulis dan Lia Ahmadi nasibnya di novel Lintang Gumebyar akan diperbincangkan.
Maka, ikutilah penggalan kisahnya, on air di:

 

Acara               : ProResensi
RRI Pro2 105.0 FM

Hari/tanggal      :
Minggu, 25 Oktober 2009

Pukul                :
14.15 WIB

 

Acara ini juga dapat didengarkan melalui audio streaming http://www.rrijakarta.co.id/pro2. Jangan
sampai ketinggalan, dan dapatkan hadiah bukunya.

 

Salam hangat,

Indarpati

Penulis novel Lintang Gumebyar

Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

7a.

Re: [Catcil] Out of the Box @mbak Nop and mbak Sin

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 12:57 pm (PDT)




Aprilll!!! Tadi aku ngajak chat lho! Thanks ya, tulisannya. Inspiratif. Jadi inget seorang teman yang bergelar dokter tapi lebih memilih nggak praktek lagi. Sukanya ngajar. Sekarang dia tengah mencari jalan menuju cita-cita yang dicintainya itu. Secara kuliah di kedokteran dulu karena dipilihkan orang tuanya.
Jadi ingat juga pas suami dan aku memutuskan keluar dari Pal. Banyak yang koment, kenapa keluar dari zona nyaman? Alhamdulillah sekarang zonanya justru lebih nyaman, tapi tetap dibuat nggak nyaman agar tetap dinamis dan kehidupan tetap berjalan. TFS ya.

salam,
Indar
penulis novel Warepacker

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "APRILLIA" <april_reto@...> wrote:
>
> Yup, ayo semangat.
> Aku semakin percaya dengan teori cicak dan nyamuk hehehehe
>
> semangat! semangat!
>

8a.

Re: (catcil) the dreamcatcher

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 1:00 pm (PDT)



Iya, kemana nih Suhu Teha? kangen tulisan-tulisannya.
Kalau aku baca tulisan Retno (salah satu penulis Eska favoritku) aku selalu merasa diajak jalan-jalan kemana-mana di negeri dongeng. Padahal 'hanya' menelusuri labirin di kepala dan dadanya. Tsaahhh!

salam,
Indar
penulis novel Warepacker

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "febty f" <inga_fety@...> wrote:
>
> Retno, bermimpi memang indah yah?:)
> kata si Arai sih, bermimpilah karena mimpi-mimpimu akan dipeluk oleh Tuhan. kalau kata Eyang Teha (Eyang, how are you today?) mimpi kita akan dipeluk oleh semesta. Dan setelah membaca kisah Laskar Pelangi, saya percaya klo suatu saat mimpi kita akan mendapat jalan mewujudkannya:)
>
> salam,
> febty
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "punya_retno" <punya_retno@> wrote:
> >
> > The Dreamcatcher
> > Oleh Retnadi Nur'aini
> >
> > Tiga tahun yang lalu, pada suatu tengah malam sambil menatapi langit-langit sebuah kamar di Depok, dua orang gadis muda berumur 22 tahun bermimpi. Gadis muda yang pertama bermimpi bahwa tahun itu dia akan menulis scenario sitcom. Dia selalu ingin menulis scenario sitcom dengan gaya komedi secerdas Friends, atau scenario drama sekontemplatif Grey's Anatomy.
> >
> > Gadis muda yang pertama itu memang punya banyak mimpi. Ada kalanya ia ingin menjadi koki professional yang membuka restorannya sendiri. Ada kalanya ia ingin backpacker traveling ke Thailand, India, dan Amerika. Untuk kemudian mencicipi hotdog yang dijajakan di pinggir jalan New York, Amerika.
> >

8b.

Bls: [sekolah-kehidupan] Re: (catcil) the dreamcatcher

Posted by: "teha sugiyo" sinarning_rat@yahoo.co.id   sinarning_rat

Sat Oct 24, 2009 10:31 pm (PDT)



hehehe.... aku ada di sini... sedang nyumput menikmati keindahan demi keindahan ujian atas mimpi-mimpi itu... minggu kemarin didaulat untuk jadi mc bedah buku puisi BENTERANG karya matdon, atasi amien dan anton de sumartana. hari ini, minggu siang ini dengan neng gya akan menghadiri bedah buku jeihan: bukuku kubuku: puisi yang dibahas dari sisi filsafat. pembahasnya prof dr. bambang sugiharto dan satu lagi dari unpad. tadi saya telpon mas jakob sumardjo, katanya beliau mo berangkat bareng jeihan. sebelum ke sana bareng gya, saya mampir di warnet njemput gya yang sudah dari tadi nongkrong... iya... saya sendiri juga sudah kangen sama tulisan-tulisan febty, mbak indar, mbak siwi, retno yang tulisan-tulisannya "brilliant", bikin "gregetan" sambil manggut-manggut terkaget-kaget... dan teman-teman sk lainnya. semoga tak lama lagi bakal nongol tulisan-tulisan inspirasional atau yang lainnya. salam buat semua penghuni sk. saya masih terus memantau kiprah
teman-teman: retno dan mas catur yang bikin halaman moeka publsh, dani dan endah yang juga bikin woro-woro untuk bantu penerbitan indie.. dan bunda icha yang saudaranya jadi mentri... tabik bunda... apa kabar?

________________________________
Dari: INDARWATI <patisayang@yahoo.com>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Ming, 25 Oktober, 2009 02:59:56
Judul: [sekolah-kehidupan] Re: (catcil) the dreamcatcher

Iya, kemana nih Suhu Teha? kangen tulisan-tulisannya.
Kalau aku baca tulisan Retno (salah satu penulis Eska favoritku) aku selalu merasa diajak jalan-jalan kemana-mana di negeri dongeng. Padahal 'hanya' menelusuri labirin di kepala dan dadanya. Tsaahhh!

salam,
Indar
penulis novel Warepacker

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "febty f" <inga_fety@. ..> wrote:
>
> Retno, bermimpi memang indah yah?:)
> kata si Arai sih, bermimpilah karena mimpi-mimpimu akan dipeluk oleh Tuhan. kalau kata Eyang Teha (Eyang, how are you today?) mimpi kita akan dipeluk oleh semesta. Dan setelah membaca kisah Laskar Pelangi, saya percaya klo suatu saat mimpi kita akan mendapat jalan mewujudkannya: )
>
> salam,
> febty
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "punya_retno" <punya_retno@ > wrote:
> >
> > The Dreamcatcher
> > Oleh Retnadi Nur'aini
> >
> > Tiga tahun yang lalu, pada suatu tengah malam sambil menatapi langit-langit sebuah kamar di Depok, dua orang gadis muda berumur 22 tahun bermimpi. Gadis muda yang pertama bermimpi bahwa tahun itu dia akan menulis scenario sitcom. Dia selalu ingin menulis scenario sitcom dengan gaya komedi secerdas Friends, atau scenario drama sekontemplatif Grey's Anatomy.
> >
> > Gadis muda yang pertama itu memang punya banyak mimpi. Ada kalanya ia ingin menjadi koki professional yang membuka restorannya sendiri. Ada kalanya ia ingin backpacker traveling ke Thailand, India, dan Amerika. Untuk kemudian mencicipi hotdog yang dijajakan di pinggir jalan New York, Amerika.
> >

Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
9a.

Re: (Catcil)  NASEHAT dibalik fenomena FACEBOOK (perhatian bagi kita

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Oct 24, 2009 1:08 pm (PDT)



Makasih banyak nasehatnya Mbak. Memang, sepertinya kebanyakan orang (mungkin termasuk saya juga) cenderung menulis nggak penting2 bahkan menjurus seperti itu di statusnya. Hanya, yang perlu diingat adalah bahwa status hanya satu ruangan dari sebuah rumah bernama Facebook. Selain memasuki ruang itu, kita bisa juga memilih memasuki ruang Note, dll yang jika dimanfaatkan secara proporsional dan positif (berlaku bagi status juga) justru akan membawa kemanfaatan.
teknologi, bagaimanapun kembali ke pemakainya. Mau 'gagap' lalu ikut gegap gempita menjadikannya 'Tuhan' atau sekedar memanfaatkan demi perbaikan dan kebaikan. Semoga aku bisa memilih yang kedua. Amin...
Btw, aku ketemu beberapa orang yang inspiratif justru dari facebook. FB juga bermanfaat bagiku untuk 'berinteraksi langsung' dengan pembaca bukuku. tfs, anyway. :)

salam,
Indarpati
penulis novel Warepacker

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Siwi LH <siuhik@...> wrote:
>
> Memforward *lagi* tulisan dari tetangga sebelah, kayaknya kok nohok banget, semoga bermanfaat ya?...
> Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
>
>
> Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan bahkan jutaan pembaca dalam berita-berita media massa...
>
> Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu ...'siapa calon bapak si jabang bayi?'
>
> Weleh-weleh, ,......mungkin kita bisa berkata; "ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi". Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.
>

Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Discover Car Groups

Auto Enthusiast Zone

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: