Jumat, 23 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Ternyata, tak sesholihah yang ku kira

 

Ternyata, Tak Sesholihah Yang Kukira

 oleh Meralda Nindyasti
===============


"Pagi
yang istimewa", sahutku. Sembari mengeluarkan motor dari garasi, aku
baru saja menyadari ada yang berbeda di pagi ini. Nuansa alam yang
kusuka : mendung. Itulah yang membuatku makin terbakar untuk
bersemangat menuntut ilmu ke kampus. Ya, aku hanya butuh waktu tujuh
menit untuk tiba dikampus. Kali ini aku tidak sedang ingin mengebut.
Rasanya menikmati mendung pagi hari menjadi karunia tersendiri.
Setiba disana, aku menjalani kehidupan kampus dengan ceria. Kuliah
kali ini cukup menyenangkan, setidaknya kali ini wawasanku teruji
lantran beberapa kali diberi pertanyaan oleh dosen dan aku bisa
menjawabnya. Meskipun tidak semua jawaban yang kuberi adalah sempurna,
namun sang dosen cukup puas dengan argumen ilmiah yang kujabarkan. Hmm,
menjadi wanita populer memang menyenangkan. disapa banyak kalangan,
diperhatian banyak orang, dan yang pasti ini menjadi peluang agar bisa
memberi lebih banyak manfaat bagi orang..

Sore menjelang petang. " Saatnya pulang", pikirku. Langkah kecil ini
mengarah pada lapangan parkir yang terletak di sudut kampus. Masih
tersisa 5 motor, motorku salah satunya. Hmm, cukup sepi ternyata. Tanpa
pikir panjang, kusegerakan diri mengeluarkan kunci motor dari saku
rok-ku dan mengeluarkan STNK yang nantinya akan kusodorkan pada pak
satpam untuk di perikasa di ujung gerbang kampus. Namun tiba-tiba, aku
mengernyitkan dahi dan tanganku tertahan.Ada amplop cantik berwarna
biru muda terselip di keranjang kecil motor "Mio" ku. Awalnya tangan ku
ragu untuk mengambilnya, sampai akhirnya kuyakini amplop itu tak lain
adalah untukku, walau identitas pengirim tak terbaca oleh mata jeliku.

Kucoba merobek tepi amplop itu, hingga kutemukan secarik kertas berwarna putih dengan tulisan besar memenuhi kertas ukuran F4.

Deg!

Seketika mataku terbelalak, bibirku tak bergeming, tanganku berkeringat dingin, dan ... "Allah!" aku berteriak.

"Ternyata, tak sesholihah yang kukira".

Lututku lemas, dan tubuhku jatuh terduduk.. Aku.. aku menangis seketika
itu juga membaca sepucuk surat yang hanya bertuliskan 1 kalimat itu.
Tulisan tangan berwarna merah yang dibuat dengan ukuran ekstra besar.

Sepanjang perjalanan pulang dengan mengendarai motor, hampir sering aku
melamun. Klakson motor dan mobil menegurku berkali-kali. Puffh, di
otakku hanya ada kejaidan itu. Hanya itu. Hanya itu. Sampai akhirnya
setibaku dirumah, wudhu menjadi pelarianku. Adzan magrib yang
bersahut-sahutan itu makin membuatku ingin bergegas. Bergegas takbir,
sujud dan salam. Sudah cukup, hatiku tak kuat lagi menahan teguran itu..
***

Aku hanya wanita yang dititipkan keindahan oleh-Nya. Pintar, kaya,
cantik dan sholihah. Begitu kebanyakn penilaian orang padaku. Namun,
sejak kejadian sore itu, hatiku terhenyak, seakan aku disadarkan akan
suatu hal sering terlupakan.
Kupikir aku termasuk muslimah yg cukup berilmu. Tapi ternyata,
seminggu sekali meluangkan waktu untuk memperdalam ilmu agama,
membuatku pandai mencari-cari alasan untuk menghindar dari kajian
keIslaman. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah
yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang dicintai banyak orang. Tapi
ternyata, tak sedikit yang sakit hanya karena lisan. Apa karena aku
masih kekanak-kanakan, sehingga tak cukup dewasa menanggapi omongan
orang? Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata, aku tak sesholihah yang
kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang teguh dalam pendirian. Tapi
ternyata, aku sempat terpikir untuk melepas jilbab yang telah lama
kupakai. Entah mengapa, hal itu justru kejadian. Kini aku bebas bermain
dengan teman-teman lelaki hingga larut malam, berfoto bersama mereka,
mengupload-nya di facebook kesayangan. Hmm, bertelanjang dada dan paha
menjadi keseharianku. Mungkin sekarang aku terlihat makin cantik
dihadapan orang lain. Tapi entah, apakah aku terlihat cantik dihadapan
penciptaku? Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata, aku tak sesholihah
yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga pergaulan. Tapi
ternyata, aku masih saja teguh dengan statusku sbg pacar dari lelaki
yang bagiku dia adalah lelaki tertampan dan baik agamanya. Dulu, tepat
3 bulan yang lalu, aku sadar Allah sempat menegurku dengan ayat ini : "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
(Surah Al-Israa' : 32). Ya, mendekati zina! Aku.. aku mengakui itu
adalah kebenaran. Tapi kini aku merasa aku menjadi wanita yang lemah
tak berdaya, karena aku menyerah saat tahu bahwa aku terlanjur
terpenjara oleh perasaan cinta yang tak halal. Ya, kupikir aku
sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga niatan dalam hati.
Tapi ternyata, aku bangga menjadi wanita populer yang sering
menampakkan diri di depan umum. Aku memang bukan sedang mengikuti ajang
puteri indonesia yang intinya pamer kecantikan dan kepintaran. Aku juga
bukan sedang mengikuti ajang miss universe yang salah satunyaa adalah
pamer lekukan tubuh yg aduhaii.. tapi, hatiku gampang terkotori untuk
bangga mendapatkan pujian. Hatiku mudah terprovokasi untuk riya'.. Ya,
kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang istiqomah mengamalkan ilmu agama.
Tapi ternyata, aku pernah berdua-duaan dengan seorang lelaki yang bukan
mahram. Aku menyadari, ada muslimah lain yang bisa kuajak menamaniku
bertemu lelaki itu, tapi entahlah.. aku segan memintanya menemaniku.
Hhmm segan? Tidak. Aku hanya ingin sedikit menikmati rasanya berdua
dengan seorang lelaki walau dalam tempo yang tidak lama Ya, kupikir aku
sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang lembut hati dan tuturkatanya.
Tapi ternyata, diusiaku yang dewasa, masih saja aku membentak orang
tua. Sedikit membentak, lebih tepatnya.Aku tahu, orang tua adalah harta
berharga. Aku tau lambat laun mereka akan dipanggil oleh-Nya, tapi
entah mengapa.. aku tidak cukup sabar melayani nasihat mereka.
Ya,
kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir, aku termasuk muslimah yang berkontribusi banyak untuk umat.
Tapi ternyata, aku menjadi muslimah yang tidak jauh beda dengan
orang-orang yang sukanya menghina dan mencela jam'aah yang berjuang di
jalan dakwah. aku sadar, menjadi orang yang tidak mencintai dakwah,
menghambat dakwah, dan menjatuhkan citra dakwah, adalah sama halnya
dengan menjadi musuh agama Allah. Ya, kupikir aku sholihah, tapi
ternyata aku tak sesholihah yang kukira.

Aku hampir saja sombong dalam menilai diriku sendiri. Sampai
akhirnya, Allah menegurku dengan kuasa-Nya. Aku tertipu tak lain oleh
diriku sendiri. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak
sesholihah yang kukira...

-Malang, 16 Oktober 2009-

moslemalda@yahoo.com
=====================sumber:eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Need traffic?

Drive customers

With search ads

on Yahoo!

Cat Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about cats.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: