Ferry Nur: Soal Palestina, Kenapa Indonesia Belum Tentukan Sikap?!
Jumat, 30/10/2009
Jakarta—Sejak pukul 13.00 siang tadi, atau ba'da shalat Jumat
(30/10/2009)
masjid Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta, perihal penyerbuan Israel ke
Masjid Al-Aqsha, Ahad (25/10/2009) lalu. Ormas Islam yang hadir pada
acara yang dihadiri sekitar 700 orang ini antara lain: KISPA, Hizbut
Tahrir, Aqsa Working Group, Voice of Palestine, Forum Kebangkitan Umat
dan Jamaah Muslimin Hizbullah.
Ferry Nur, Ketua Umum KISPA menyampaikan keprihatinannya kepada
pemerintah yang belum berbuat apa-apa sementara negara lain sudah
bertindak dan menyatakan sikap menolak aksi Israel. Dua negara yang
telah menyatakan dukungannya terhadap Palestina, disebut Ferry, adalah
Turki dan Suriah. "Kami prihatin karena pemerintah tidak berbuat
apa-apa atas penyerangan Israel ke Masjidil Aqsha padahal Turki dan
Suriah sudah menyatakan sikap," jelas Ferry.
Selain KISPA, beberapa wakil dari ormas juga menyampaikan aspirasi
dan desakan agar pemerintah Indonesia segera bertindak terhadap masalah
ini. Jamaah Muslimin Hizbullah meminta kepada Presiden SBY agar
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada rakyat dan umat Islam
Indonesia untuk mewujudkan solidaritasnya serta berjuang bersama
saudara-saudara di Palestina untuk pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Hizbullah juga menyatakan, "Kami mendesak DK PBB untuk mengadakan
sidang khusus dengan melibatkan negeri-negeri Islam dengan agenda utama
menghentikan segala tindakan zionis Israel, menekan Israel agar menarik
tentaranya dari kawasan Masjid Al-Aqsha, serta mengajukan para pimpinan
Israel ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang."
Perwakilan dari Voice of Palestine menyampaikan permintaannya kepada
Majelis Ulama Indonesia, Nahdhatul Ulama atau NU dan Muhammadiyah untuk
pro aktif mengirimkan ulamanya untuk memberikan advokasi kepada
perjuangan rakyat Palestina terhadap penyerbuat Al-Aqsha oleh Israel.
Sementara itu, perwakilan dari Hizbut Tahrir menyatakan, "Seorang
mukmin hendaknya berjuang sungguh-sungguh bersama para aktivis dan
pejuang untuk memobilisasi pasukan kaum Muslim ke medan perang.
Mobilisasi pasukan kaum Muslim merupakan jalan satu-satunya untuk
menyelamatkan Al-Quds dan mengembalikan Palestina ke pangkuan
negeri-negeri Islam."
Salah satu seruan yang juga didengungkan wakil ormas Islam adalah
memutuskan hubungan diplomatik dan hubungan dagang dengan Israel.
Seperti telah jamak diketahui, pada era Abdurrahman Wahid, Indonesia
pernah terang-terangan membuka jalur diplomatik dengan Israel dan
bahkan jalur perdagangan Israel pernah mampir ke Indonesia meskipun
hanya satu hari.
Sebelumnya, ketika beberapa ormas Islam mendatangi komisi I DPR RI
(Kamis) Ketua Komisi I, Kemal Azis Stamboel menyatakan bahwa Komisi I
akan menyampaikan hal ini kepada pemerintah, khususnya akan
berkoordinasi dengan kementerian luar negeri. Pertemuan dengan Menteri
Luar Negeri dijadwalkan berlangsung setelah Rapat Dengar Pendapat yang
membahas program 100 hari.
"Nanti akan kita tanyakan secara spesifik kepada Menteri Luar
Negeri, langkah apa yang akan kita lakukan terhadap masalah Palestina,"
ujar Kemal. (mnh/ind)
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar