Selasa, 20 Oktober 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2851[1 Attachment]

Messages In This Digest (15 Messages)

Messages

1a.

Re: (catcil) Karya Siapa...?

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Oct 19, 2009 6:18 am (PDT)



tulis aja di surat pembaca Republika keluhannya, biar jadi perhatian juga.

Wassalam
as

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "batikmania" <batikmania@...> wrote:
>
> Sebuah iklan koran, cukup besar, menempati seperempat halaman surat kabar Republika yang biasa kubaca di rumah, cukup menyita perhatianku. Iklan kode RBT dari beberapa lagu yang memenangkan lomba cipta lagu muslim yang diselenggarakan Republika & Esia beberapa waktu yang lalu. Aku sempat nyaris ikut serta dalam lomba itu tahun ini, tapi batal. Salah seorang kenalanku ikut serta dan jadi salah satu juaranya.
> Kutelusuri judul dan nama-nama yang tertera di iklan itu. Tak ada nama temanku di sana. Hanya ada nama penyanyi, judul lagu, dan nomor kode RBT yang bisa diunduh untuk nada dering ponsel kita. Hey hey... ke mana nama pencipta lagunya, orang di balik layar yang justru berperan besar hingga lagu tersebut ada? Mengapa justru nama penyanyinya yang dimunculkan, bukan penciptanya?
> Hhh... mana penghargaan untuk hasil karya cipta seorang seniman musik? Setelah lagu tercipta, nama mereka tenggelam begitu saja. Justru penyanyi yang notabene hanya meniru tanpa melalui proses kreatif yang sulit, nama mereka malah bergaung lebih keras, hanya dengan gaya dan tingkah polah ke-artis-an mereka. Jangan heran jika kelak lagu-lagu akan dilabeli "NN" alias no name karena tak dikenali lagi penciptanya. Padahal mereka itulah yang membuat semarak dunia musik kita. Jangan heran juga jika kelak karya lagu musisi Indonesia akan dengan mudah di-transfer dan diakui oleh musisi dari negara lain, karena tak dikenalinya sang pencipta lagu. Ke mana penghargaan kita atas kekayaan intelektual ini? Sudah saatnya kita lebih menghargai pencipta lagu tinimbang sang penyanyi. Setuju-kah...?
>
> Diah Utami
> batikmania. multiply. com
>

2.

[ruang baca] kami anak-anak bom atom

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Mon Oct 19, 2009 7:36 am (PDT)



Judul ini mengingatkan saya dengan buku dari Astrid Lindgren, Kami Anak-Anak Bullerbyn, yang berkisah tentang keceriaan 6 bocah, Lisa, Anna, Britta, Lasse, Bosse dan Olle di di desa kecil yang hanya terdiri dari tiga pondok, tetapi tak pernah sepi dengan keceriaan dan canda tawa. Keceriaan dan keisengan yang pasti membuat pembaca tersenyum kecil atas tingkah mereka.

Namun, sangat berbeda dengan cerita seru anak-anak Bullerbyn, buku ini menyajikan kumpulan cerita dari anak-anak korban bom atom. Keceriaan yang terhapus, kesunyian canda tawa, minimnya ukiran senyum, tergambar pada cerita yang dituturkan siswa SD hingga SMU ini.

...hari yang menakutkan dan menyedihkan bagiku yang tidak akan pernah akan kulupakan. [hal.42]

6 Agustus 1945, perang dunia II mencapai puncaknya ketika diluncurkan bom atom oleh tentara sekutu ke Hirosima. Bom yang seketika menaklukkan dan membuat sang kaisar bertekuk lutut dan mengumumkan bahwa Jepang kalah perang.

Perang! Selalu ada cerita sedih yang menyertainya. Perang telah menghancurkan kehidupan manusia yang tak tergantikan dengan begitu kejam. Perang menyisakan traumatik, kepedihan yang terlihat dari bagaimana mereka melukiskan gunungan mayat, korban-korban luka bakar yang melolongkan air...air...air!, bagaimana ketika mereka harus melihat ayah atau ibu, bahkan keduanya, harus terenggut, ataupun saat menyaksikan satu per satu keluarganya dikremasi. Mata-mata bening yang terpaksa harus menelan segala kepedihan yang terjadi di luar kemauan mereka.

Berkaitan dengan itu semua dan gencarnya isu perdebatan senjata nuklir, buku ini memiliki misi untuk menyampaikan pesan perdamaian yang sangat perlu dipahami oleh anak-anak maupun masyarakat luas. Betapa pihak yang paling terluka oleh perang adalah rakyat sipil, tak terkecuali anak-anak.

…aku berdoa agar semua negara di dunia menjadi teman yang ceria dan rukun. [hal 44]

Judul Buku : Kami Anak-anak Bom Atom
Penulis: Siswa-siswa Korban Perang
Editor: Osada Arata
Penerbit: KPG [Kepustakaan Populer Gramedia]
Terbit: Pertama, September 2009
Tebal Buku: 160 halaman
ISBN: 95204090298
Harga: Rp. 35.000 [sebelum diskon 15%]

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

3.

(Catcil) Fikiran Negatif Hilang dengan Dzikir & EFT

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Mon Oct 19, 2009 6:55 pm (PDT)



Assalamu'alaikum wr.wb

Shahabat yang baik

Alhamdulillah jam 15.40 pesawat medarat di Cengkareng. Tiba dari perjalanan
sharing yang penuh kebahagiaan, sehari bersama para Guru dan orang tua siswa
di Banda Aceh. Dari Sukarno Hatta menggunakan jasa Bus Damri menuju Bogor.
Kemudian lanjut 03 ke Terminal Laladon.

Yah ternyata semalam ditempat saya tinggal jatah mati lampu barangkali.
Sampai dirumah jam 20.00. Sambil menunggu lampu nyala, duduk diluar agar
lebih adem (Ternyata Bogor sudah panas sekarang). Entah mengapa? Saya tidak
tau persisnya bagaimana? Ada sesuatu yang aneh dengan* thought *(Fikiran)
saya. Saya menyadari hal ini, tapi belum bisa menanganinya.

Dampaknya membuat saya cemas, linglung, gelisah dan fikiran ini pun semakin
kuat. Syukur saya kepada Allah. Didalam diri ada yang berusaha membentengi *
thought* ini. Muncul suara �Mad, ini ada yang gak benar. Program yang sedang
berjalan tidak sesuai dengan apa yang kamu sampaikan dikelasmu.�

Sayapun mengikuti arahan bawah sadar untuk tidur saja. Jam 21.30 saya coba
tidur. Allhu Akbar, fikiran ini masih saja menyelimuti diri saya. Tidur
menjadi sangat tidak nyaman. Bahkan saya tidak bisa tidur. Kemudian saya
lakukan komunikasi dengan diri lagi berupa program �What do I want? What
should I do?� Disini saya menemukan jawabannya. Ternyata saya belum shalat
Isya. Dan alam bawah sadar lebih berkenan shalat Isya sekarang saja, dari
pada nanti malam.

Saya berwudhu dan shalat isya. Setelah itu untuk lebih menetramkan diri.
Saya melakukan dzikir lafaz �Istiqfar; *Astaqfirullahal�adhim waatubuilahi*�
Alhamdulillah, setiapkali beristiqfar dada terasa lebih Plong. *(Terima
kasih kepada Bang Anas atas ilmunya. Cara istiqfar yang abang ajarkan
benar-benar membuat saya terasa berbeda saat berdzikir. Tidak sekedar
dzikir).* Agar lebih menguatkan lagi, saya Bantu dengan Submodality mode.

Selesai dzikir saya tutup dengan EFT. Melakukan Tapping dengan afirmasi �Ya
Allah, Meskipun hamba linglung. Hamba pasrah dan ikhlas ini menjadi bagian
hidup saya.� Tapping saya lakukan 3 putaran. Alhamdullillah Wallhu Akbar.
Fikiran negatif (persaan linglung, gelisah cemas) mulai mereda. Namun masih
terasa ada sisa. Kemudian saya ulangi sekali Tappingnya dengan afirmasi �Ya
Allah, Meskipun masih ada sisa linlung. Hamba pasrah menjadi bagian hidup
saya.� Dalam hati berdoa �Ya Allah, inilah ikhtiar hamba. Hamba pasrahkan
masalah hamba kepada-Mu�.

Selesai dzikir dan EFT ini. Tiba-tiba mata saya mengantuk berat. Dan
langsung merebahkan tubuh untuk istirahat. Alhamdulillah bangun shubuh
dengan kondisi segar dan plong. Saat menuliskan sharing ini, ada petikan
hikmah yang disampaikan alam bawah sadar. �Mad, masalah (fikiran negatif) mu
semalam. Allah anugerahkan untukmu, agar engkau bisa mempraktekkan ilmu yang
telah engkau pelajari. Jadi syukurillah setiap masalah/ujian datang, karena
ada pembelajaran disana.� Alhamduilllah�

Bogor , 20 oktober 2009

--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc I YM ; rahmad_aceh
4a.

(rampai) puisi david whyte

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Mon Oct 19, 2009 7:24 pm (PDT)



When your eyes are tired
the world is tired also.

When your vision has gone
no part of the world can find you.

Time to go into the dark
where the night has eyes
to recognize its own.

There you can be sure
you are not beyond love...

Sometimes it takes darkness and the sweet
confinement of your aloneness
to learn

anything or anyone
that does not bring you alive

is too small for you

--David Whyte, from "Sweet Darkness"

4b.

Re: (rampai) puisi david whyte

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Oct 19, 2009 7:35 pm (PDT)



kereeeeen! aku suka banget puisi ini...
aku ijin copas yaaaa ^^*

salam
lia

On Tue, Oct 20, 2009 at 9:24 AM, punya_retno <punya_retno@yahoo.com> wrote:

>
>
> When your eyes are tired
> the world is tired also.
>
> When your vision has gone
> no part of the world can find you.
>
> Time to go into the dark
> where the night has eyes
> to recognize its own.
>
> There you can be sure
> you are not beyond love...
>
> Sometimes it takes darkness and the sweet
> confinement of your aloneness
> to learn
>
> anything or anyone
> that does not bring you alive
>
> is too small for you
>
> --David Whyte, from "Sweet Darkness"
>
>
>
5.

(no subject)

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Mon Oct 19, 2009 8:25 pm (PDT)





Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

6a.

(Ruang Keluarga) Dicurangi Pembantu Jilid 3

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Mon Oct 19, 2009 8:27 pm (PDT)



Dicurangi Pembantu Jilid 3

Memang Gusti Allah ora sare, Dia kembali menunjukkan kebenaran yang alhamdulillah semakin membuatku tersenyum mensyukurinya.
Ceritanya, Sabtu malam temanku datang. Selain dulu anak kami sekelas—naik kelas kami sama-sama pindah dari sekolah lama—dia juga menjalin hubungan bisnis denganku. Biasanya dia datang untuk melakukan pembayaran sekitar awal bulan. Entah kenapa bulan ini agak molor beberapa hari. Akupun karena sibuk dengan urusan rumah, pembantu, lalu Ais sakit sedikit mengesampingkan soal itu. Ternyata, keterlambatannya ada hikmahnya. Sebelum ke rumahku dia bertemu seorang teman yang sekampung dengan bekas pembantuku.

Awalnya dia tak banyak cerita. Kami yang justru curhat tentang pembantu yang tiba-tiba saja berhenti dengan segala ketidaknyamanan yang ditimbulkan. 
"Barangkali gaji yang diterima kurang?" komentar temanku itu yang jelas aku sanggah. Bekas pembantuku mengaku kalau dia berhenti dengan alasan dia dan anaknya sering sakit, dan disuruh sama suaminya. Selain itu, kami pun memberinya gaji standar bahkan di luar gaji kami bukan termasuk orang yang segan mengulurkan tangan. 

Baru menjelang kepulangannya temanku itu mengaku kalau bekas pembantuku itu bercerita pada tetangganya—yang anaknya dulu juga sekelas dengan Ais--bahwa alasan dia berhenti bekerja adalah soal gaji yang kecil. Tak tanggung-tanggung, gaji yang disunatnya 100ribu. Kuberikan sebesar A ngaku ke tetangga sebesar B. 

"Mama Ais diketawain sama orang kampung," kata temanku itu. Entah apa maksud kalimat 'diketawain' itu. Apakah ditertawakan lantaran keluguanku menerima si Y sebagai pembantu dan bertahan dua tahun padahal trackrecord dia jelek? Atau ditertawakan karena si Y menjelek-jelekkan aku? Entahlah. Aku tak mau ambil pusing. Yang jelas pasti, aku sadar bahwa dia setali tiga uang dengan suaminya. Jika kemarin-kemarin aku masih menyalahkan suaminya atas berhentinya dia tiba-tiba, sekarang aku justru bisa memandang lebih seimbang. 

Laki-laki baik adalah untuk perempuan baik. Jarang sekali ada yang timpang salah satunya. Maka jika si lelaki suka bohong dan menilap, tak heran jika si istri pun berperilaku sama. Mau tak mau, aku membenarkan apa kata tetangga-tetanggaku dulu saat aku konfirmasi sikap dia selama berada di rumah mereka. 
"Hati-hati Bu Slamet, si Y itu memang manis omongannya. Tapi dia itu panjang tangan." Kata seorang ibu yang sering kehilangan uang ketika si Y berada di rumahnya.

Aku mengesampingkan. Kupikir orang bisa berubah. Biarlah masa lalunya seperti itu. Ternyata, kebiasaan itu tak luntur juga meski waktu berlalu. Mau tak mau, aku juga menengok lagi barang-barang yang tiba-tiba raib termasuk kalung dan uang di celengan. Tapi, menyadari sudah 'digataki'—istilah orang Surabaya, dicurangi, diakali—begitu justru kami tersenyum saja.

"Pantas ya Yang, rejeki kita kok jadi berlimpah begini. Ternyata selain kita memberi sukarela dia juga mengambil yang tidak haknya. Sayang, dia lupa bahwa Gusti Allah ora sare. Dia pasti memberi balasan untuk setiap perbuatan. Sekecil apapun. Tak mendapat kembalian darinya, Dia memberi lewat pintu lain."

Suamiku tersenyum mengiyakan. Maka tidurlah kami malam itu penuh kedamaian. Orang boleh mengatakan yang tidak benar tentang kami. Orang boleh mengambil yang bukan haknya dari kami. Yang jelas pasti, Dia akan membuka kebenaran dan memberi berlebih lagi.

Tanah Baru, 19/10/09 21.53

Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan Warepacker
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

6b.

Re: (Ruang Keluarga) Dicurangi Pembantu Jilid 3

Posted by: "suhadi hadi" abinyajundi@yahoo.com   abinyajundi

Mon Oct 19, 2009 9:01 pm (PDT)



hmmm..aroma kemarahannampaknya masih ada..nih sampe2 keluar jilid 3 nya
btw, permasalahan yg mbak indar sebetulnya juga saya dan istri alami (bahkan boleh jadi lbh parah-mungkin anak sk jatim pernah sy ceritain tp maaf sy gak bisa ekspos dimilis )
namun alhamdulillah setiap kali istri saya ingat ttg kejadian itu ..saya selalu bilang
"Mi..mi..ini masalah masalah kecil..masih kalah besar sama perang dunia ke 3"
walaupun saya tau betapa beratnya istri saya ngurus 3 anak kami yg masih kecil-kecil itu ( Rafa 5 tahun, Jundi 4 tahun dan Kira 1 tahun delapan bulan)..
namun bukan kah setiap kejadian ada hikmahnya...dengan tidak adanya khadimah ( maaf saya agak risih menyebut kata 'pembantu' kayanya kesannya gimana gitu..)..nah hikmah yg bisa diambil adalah sekarang ini istri saya memiliki motivasi yg tinggi utk tidak bergantung sama orang...
dan yg lbh salut ketika dia mengatakan seperti ini : " Biarlah ini ladang jadi amal saya dalam menumpuk pahala(ngurus anak -red) , seperti halnya abi yg telah menemukan ladang pahala dengan bekerja di kantor.."

btw ini saran aj, terkait dengan tulisan - tulisan yg kita posting entah itu berupa pengalaman pribadi atau tidak sebaiknya menurut saya harus menghindari beberapa hal :
1. jangan sampe postingan kita membuka aib orang lain, karena bisa dikhawatrikan masuk ke ranah ghibah
2. usahakan penyebutan nama tidak secara langsung karena bisa kena delik pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan
3. tulislah apapun ketika jiwa kita sedang sehat ( tidak tercampur amarah dan aura2 negatif lainnya), karena bisa jadi apa yg kita tulis itu tanpa kita sadari justru menjadi ladang pahala buat kita.(kalo dalam istilah saya Sedekah Kata-masih ingat tulisan saya ini dulu)
saya juga teringat kata2 ketua SK, Kang Dani yg pernah mengomentari sebuah tulisan, kata belio begini : " memang sebuah tulisan kalo didasari dari jiwa (hati) hasilnya akan dahsyat". Nah masalahnya yang sulit adalah ketika kita terkadang memenej hati, apakah kita tulis dalam keadaan rasa gak puas atau dalam keadaan hati yg tenang.
Itu aj komment saya ..maaf kalo ada yang tersinggung
salam
suhadi-Sidoarjo

________________________________
From: Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tue, October 20, 2009 10:27:29 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang Keluarga) Dicurangi Pembantu Jilid 3

Dicurangi Pembantu Jilid 3

Memang Gusti Allah ora sare, Dia kembali menunjukkan kebenaran yang alhamdulillah semakin membuatku tersenyum mensyukurinya.
Ceritanya, Sabtu malam temanku datang. Selain dulu anak kami sekelas—naik kelas kami sama-sama pindah dari sekolah lama—dia juga menjalin hubungan bisnis denganku. Biasanya dia datang untuk melakukan pembayaran sekitar awal bulan. Entah kenapa bulan ini agak molor beberapa hari. Akupun karena sibuk dengan urusan rumah, pembantu, lalu A

6c.

Re: (Ruang Keluarga) Dicurangi Pembantu Jilid 3

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Oct 20, 2009 1:04 am (PDT)




Astaghfirullah. Trnyata begitu ya, sudut pandang org lain membaca curhat saya. Saya kok sptnya terlalu cengeng n membesar-besarkan masalah. Makasih bnyak atas masukannya ya Mas. Jadi malu. Hiks!
Saya delete aja deh. Maaf kalau membuat sahabat yg lain justru merasa nggak nyaman.

Btw, khadimat itu apa sih? Di KBBI yg kutemukan khadim (n)=khadam=pelayan, org gajian.
Jadi ingat suami yg negur gara2 aku tulis pembokat di status FB. Kupikir itu bhs gaul yg asli kupakai tanpa maksud melecehkan tp berbuntut teguran. Bahasa, kadang bicara soal rasa.
Apapun itu, salut buat mas Suhadi n istri. Smg sy ke dpannya tak lg cengeng n trkesan mengumbar aib org.

Salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, suhadi hadi <abinyajundi@...> wrote:
>
> hmmm..aroma kemarahannampaknya masih ada..nih sampe2 keluar jilid 3 nya
> btw, permasalahan yg mbak indar sebetulnya juga saya dan istri alami (bahkan boleh jadi lbh parah-mungkin anak sk jatim pernah sy ceritain tp maaf sy gak bisa ekspos dimilis )
> namun alhamdulillah setiap kali istri saya ingat ttg kejadian itu ..saya selalu bilang
> "Mi..mi..ini masalah masalah kecil..masih kalah besar sama perang dunia ke 3"
> walaupun saya tau betapa beratnya istri saya ngurus 3 anak kami yg masih kecil-kecil itu ( Rafa 5 tahun, Jundi 4 tahun dan Kira 1 tahun delapan bulan)..
> namun bukan kah setiap kejadian ada hikmahnya...dengan tidak adanya khadimah ( maaf saya agak risih menyebut kata 'pembantu' kayanya kesannya gimana gitu..)..nah hikmah yg bisa diambil adalah sekarang ini istri saya memiliki motivasi yg tinggi utk tidak bergantung sama orang...
> dan yg lbh salut ketika dia mengatakan seperti ini : " Biarlah ini ladang jadi amal saya dalam menumpuk pahala(ngurus anak -red) , seperti halnya abi yg telah menemukan ladang pahala dengan bekerja di kantor.."
>
> btw ini saran aj, terkait dengan tulisan - tulisan yg kita posting entah itu berupa pengalaman pribadi atau tidak sebaiknya menurut saya harus menghindari beberapa hal :
> 1. jangan sampe postingan kita membuka aib orang lain, karena bisa dikhawatrikan masuk ke ranah ghibah
> 2. usahakan penyebutan nama tidak secara langsung karena bisa kena delik pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan
> 3. tulislah apapun ketika jiwa kita sedang sehat ( tidak tercampur amarah dan aura2 negatif lainnya), karena bisa jadi apa yg kita tulis itu tanpa kita sadari justru menjadi ladang pahala buat kita.(kalo dalam istilah saya Sedekah Kata-masih ingat tulisan saya ini dulu)
> saya juga teringat kata2 ketua SK, Kang Dani yg pernah mengomentari sebuah tulisan, kata belio begini : " memang sebuah tulisan kalo didasari dari jiwa (hati) hasilnya akan dahsyat". Nah masalahnya yang sulit adalah ketika kita terkadang memenej hati, apakah kita tulis dalam keadaan rasa gak puas atau dalam keadaan hati yg tenang.
> Itu aj komment saya ..maaf kalo ada yang tersinggung
> salam
> suhadi-Sidoarjo
>

6d.

Re: (Ruang Keluarga) Dicurangi Pembantu Jilid 3

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Tue Oct 20, 2009 1:32 am (PDT)



Ayooo Mbak Indaaaar... ZEMANGAAAD!!
Pasti bisa kok, meskipun sekarang
jobnya jadi dobel. Hikmahnya dah
banyak ketemu kan? Sekarang jadi lebih
dekat sama Yasmin, sama dapur etc.

Sok sekarangmah tinggal doain aja si mbak, biar
dapat hikmahnya jugaaa!

terimakasih juga buat Pak Suhadi :)

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "INDARWATI" <patisayang@...> wrote:
>
>
> Astaghfirullah. Trnyata begitu ya, sudut pandang org lain membaca curhat saya. Saya kok sptnya terlalu cengeng n membesar-besarkan masalah. Makasih bnyak atas masukannya ya Mas. Jadi malu. Hiks!
> Saya delete aja deh. Maaf kalau membuat sahabat yg lain justru merasa nggak nyaman.
>
> Btw, khadimat itu apa sih? Di KBBI yg kutemukan khadim (n)=khadam=pelayan, org gajian.
> Jadi ingat suami yg negur gara2 aku tulis pembokat di status FB. Kupikir itu bhs gaul yg asli kupakai tanpa maksud melecehkan tp berbuntut teguran. Bahasa, kadang bicara soal rasa.
> Apapun itu, salut buat mas Suhadi n istri. Smg sy ke dpannya tak lg cengeng n trkesan mengumbar aib org.
>
> Salam,
> Indar

7a.

(Ruang Keluarga)

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Mon Oct 19, 2009 8:34 pm (PDT)



Almost Desperate Mommy

Tepat seminggu tanpa pembantu, kami mulai membenahi diri. Yang kumaksud dengan kami di sini terutama aku dan Ais. Jika sebelumnya bisa santai mendelegasikan tugas bersih-bersih rumah ke si Mbak, sekarang semua harus kami kerjakan sendiri. Awalnya sih sempat kagok. Apalagi Yasmin masih dalam fase tak bisa ditinggal tanpa pengawasan. Tapi sekarang sudah mulai lancar, baik jiwa maupun raga. 

Masih kuingat hari Rabu setelah 'resmi' si Mbak bilang berhenti sehari sebelumnya, Yasmin bikin 'gara-gara'. Kusiapkan untuk mandi setelah pipis dia justru lari keluar kamar mandi, sementara aku masih nyambi di dapur. Tak sekedar keluar dari kamar mandi, dia justru memilih karpet sebagai penerima pupnya. Tak ayal, suami yang sudah rapi dan siap ke kantor dengan suka rela membawa si karpet keluar dan mencucinya.

Hari-hari berikutnya, ada saja 'ulah' si kecil yang alhamdulillah tak membuatku marah. Bahkan kadang jadi ketawa karenanya. Misalnya saja pakaian yang baru kulepas justru 'dicucinya' di bak mandi dia. Tak cukup begitu, dia lalu mencemplungkannya ke WC. Mungkin seperti pup yang kumasukkan ke sana saat membersihkan diapersnya. Kali lain, si kecil itu lepas dari pengawasanku yang sedang di dapur, sudah berada di kamar utama—yang kami jadikan gudang.

Pindah sementara rumah kami direnovasi, kami menempati rumah yang lebih luas. Seperti kebanyakan rumah di kompleks kami yang tanahnya berkontur, level ruang di rumah inipun berbeda-beda. Yang paling ekstrim antara ruang tidur utama dengan ruang tengah. Tiga anak tangganya terlalu terjal untuk anak usia setahun lebih seperti Yasmin. Maka kami memutuskan kamar itu untuk menaruh freestyle glider, lampu-lampu antic dari rumah lama, dan sebagainya. Sayangnya, dia tahu tempat harta karun itu. Maka ketika aku lengah, dia asyik menjelajah, mengambil satu butir hiasan lampu lalu mempermainkannya sembari duduk manis di freestyle glider yang jika diayun seperti ayunan itu. Duh, nikmat benerrr… nggak tahu kalau mamanya dag dig dug karenanya.

Kebiasaan baru dia, memasuki ruang rahasia lainnya alias lemari pakaian. Lemari tiga pintu yang sengaja ditinggal si empunya rumah ini memang termasuk besar. Maka leluasalah dia memasukinya lalu duduk di atas tumpukannya. Aku yang menemukannya di tempat persembunyian baru itu jelas dag dig dug kalau-kalau tiba-tiba bocor dan pipisnya membuat najis tumpukan yang didudukinya. Siang di rumah memang sengaja tak kupakaikan diapers. Agar dia bisa toilet training, sekaligus dari sisi ekonomis. 

Selain duduk di ruang rahasia itu, Yasmin juga hobi 'menata ulang' tumpukan pakaian yang sudah rapi tersetrika itu di lantai dengan acak alias mengobrak-abriknya. Capek sih merapikan lagi. Tapi kalau ingat bahwa semua itu dilakukan karena dia tak tahu dan mungkin menurutnya mengasyikkan ya jadi tersenyum saja selain mengantisipasi agar tak terulang kembali.

Yang paling menguras emosi, tenaga, seklaigus waktu dari ketiadaan pembantu adalah rutinitas menyuapinya. Dulu, selalu si Mbak yan gmelakukan dan laporannya pasti mau, habis banyak, dan sebagainya. Sama aku, herannya kok sulit sekali bahkan sekedar untuk membuka mulutnya.

"Halo Bu Indar! Emang enak nyuapin?" ledek seorang tetangga. Dia tahu aku baru saja kehilangan pembantu dan termasuk ibu-ibu yang tak sabar menyuapi anak seperti halnya dia. Ketawa aja aku jadinya. Masalah itu pula yang membuatku berpikir untuk tak menambah momongan lagi. 
Tapi kata suami, "Semua ada masanya. Besok kalau sudah besar paling juga mau makan."

Kupikir iya juga sih. Dia masih terlalu kecil untuk memahami sepenuhnya punishment and reward. Dia tahu aku marah kalau dia tak mau makan, tapi toh pemahaman dia tak sama dengan anak 3 tahun atau lebih. Itulah yang kujadikan modal tetap sabar menghadapinya yang sulit makan. Semua memang ada masanya. 

Meski ingin segera mendapat pembantu baru, sebenarnya di sisi lain hatiku aku juga tak ingin ada pembantu lagi. Bukan lantaran aku trauma dikadali orang, atau males mentraining menunjukkan kerjaan pada orang baru, tapi lebih karena ingin memberi Ais latihan kemandirian. Selama ini, dia selalu dibantu si Mbak membereskan kamarnya. Pulang sekolah, dia juga lebih sering mengandalkan si Mbak atau aku menaruh tasnya ke kamar dan sebagainya. Sekarang dia bahkan sudah kuberi tugas mencuci piring. 

"Datul aja yang sama 8 tahun sudah mencuci bajunya sendiri, Kak," kataku yang diiyakannya. Datul adalah sepupunya yang tinggal di Blitar. "Mama dulu seusia Datul juga sudah mencuci baju sendiri."

Yang tak kukatakan pada Ais adalah bahwa ada perbedaan antara kemandirian sebab keterpaksaan dengan kemandirian sebab kesengajaan. Aku dan Datul mungkin terpaksa karena besar di keluarga besar yang pas-pasan. Sedangkan dia, mestinya ada jalan untuk menghindari kemandirian itu jika aku bersegera mencari pembantu.

Sayangnya, Ais harus belajar lebih mandiri itu justru saat seharusnya dia istirahat. Sakit cacar air, alih-alih istirahat dia justru diajak main atau kusuruh menjaga adiknya. Aku sendiri belajar bahwa menjadi ibu rumah tangga full, tanpa pembantu berarti harus lebih disiplin sekaligus fleksibel waktu. Jika dulu biasa begadang dan bebas memutuskan mau tidur jam berapa, juga melakukan apa, sekarang tak bisa. Ah, banyak hal berubah dalam satu minggu ini. Jadi ingat kata seorang tetangga. Waktu itu aku curhat bingung mau bikin kegiatan atau bisnis aa di rumah. Alih-alih memberi saran beliau malah mengatakan, "Sudah, besok saja kalau anak-anak sudah besar." Meski kata-kata itu kuterima sudah lama, baru akhir-akhir ini kualami.

Tanah Baru, 19/10/09 20.47

Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

8a.

(Ruang Kantor) Mempengaruhi Orang Lain

Posted by: "galih@asmo.co.id" galih@asmo.co.id

Mon Oct 19, 2009 11:03 pm (PDT)



Memengaruhi Orang
Oleh. Andrias Harefa
Ada banyak cara memengaruhi seseorang. Dale Carnegie, penulis buku klasik
How to Win Friends and Influence People (1936), merumuskan 30 cara atau
teknik untuk menjadi pribadi yang disukai, rekan kerja yang menyenangkan,
dan pemimpin yang efektif.
Ke-30 teknik human relations-nya Dale Carnegie bisa dibedakan dalam tiga
kategori. Kategori pertama untuk mendapatkan teman, yang memuat 9 cara
agar mudah disenangi orang lain. Mulai dari anjuran menghindari kebiasaan
menyalahkan, mengomeli, dan mengkritik; berikan penghargaan kepada orang
lain; beri dorongan untuk maju; berikan perhatian yang tulus ikhlas;
tersenyumlah; sebutkan nama lawan bicara; jadilah pendengar yang baik;
bicarakan hal yang diminati orang lain; sampai buatlah orang merasa
sebagai very important person (VIP).
Kategori kedua untuk mendapatkan kerjasama antusias dari rekan kerja,
berisi 12 cara. Mulai dari anjuran untuk menghindari debat kusir;
hormatilah pendapat orang lain; kalau salah akui dengan simpatik; mulailah
dengan ramah; upayakan respons ya, ya, dan ya; biarkan orang lain
berbicara lebih banyak; buat orang merasa bahwa itu idenya; cobalah
melihat dari sudut pandang orang lain; tunjukkan simpati para ide orang
lain; himbau dengan motivasi agung dan mulia; dramatisir ide-ide Anda;
sampai berilah tantangan untuk maju.
Dan kategori ketiga, berisi 9 cara menjalankan peran sebagai pemimpin yang
menghargai manusia. Mulai dengan penghargaan yang jujur; beritahu
kesalahan orang secara tidak langsung; akui kesalahan sendiri sebelum
mengkritik orang; ajukan pertanyaan sebagai ganti perintah langsung;
selamatkan muka orang; pujilah kemajuan sekecil apapun; beri reputasi
tinggi untuk dicapai; buatlah kesalahan nampak mudah diperbaiki; sampai
buatlah orang lain senang melaksanakan ide Anda.
Selama kurang lebih 8 tahun (1990-1998), saya mengajarkan teknik-teknik
Dale Carnegie tersebut kepada banyak orang. Dan sebagian besar teknik itu
terbukti efektif, meski ada saja pihak yang menganggap pendekatan yang
demikian sifatnya manipulatif.
Cara Ke-31
Belakangan, ketika saya membaca soal-soal mengenai manfaat tertawa,
khususnya gerakan tertawa tanpa alasan, saya tiba-tiba menyadari bahwa
sebenarnya cara yang paling jitu dan paling efektif untuk memengaruhi
orang lain adalah dengan membuatnya tertawa bersama kita. Ini cara yang
luput dari pengamatan Dale Carnegie. Membuat orang tertawa bersama Anda,
itulah cara paling jitu untuk masuk ke dalam hati dan memengaruhi siapapun
yang ingin Anda pengaruhi.
Dalam pengamatan saya yang terbatas, seorang anak yang bisa membuat
orangtuanya tertawa, akan mudah meminta dibelikan sesuatu. Seorang
wiraniaga yang mudah membuat prospeknya tertawa akan lebih mudah
menawarkan produknya. Seorang pengajar sekolah yang bisa membuat muridnya
sering tertawa akan disukai pelajarannya. Seorang lelaki yang mudah
membuat perempuan tertawa akan lebih disukai dan dirindukan. Seorang
perempuan yang mudah membuat lelaki tertawa, akan dimudahkan mendapat
apapun yang ia inginkan. Seorang atasan yang membuat tertawa bawahannya
akan dianggap ramah dan menyenangkan. Seorang bawahan yang pandai membuat
atasannya tertawa, akan sering diingat dan dipromosikan (kalau kerjanya
beres, tentu). Seorang ustadz atau pendeta, yang bisa membuat umatnya
tertawa, akan dapat banyak panggilan berkotbah. Singkatnya, kemampuan
untuk membuat orang lain tertawa bersama kita, dapat menjadi suatu
keunggulan kompetitif dalam karier dan kehidupan.
Pengamatan tersebut membuat saya berasumsi bahwa: tertawa nampaknya
membuka pintu logika (pikiran), membentangkan pintu emosi (perasaan), dan
menerobos pintu imajinasi (kemauan) orang lain untuk siap menerima
pengaruh kita. Artinya, setiap kali kita dapat membuat orang tertawa, maka
kita telah membuka pintu untuk masuk dan memengaruhi orang tersebut.
Tertawa juga membuat kita menjadi lebih manusiawi.
Dengan asumsi yang demikian, maka tidak mengherankan bagi saya jika
seorang Tukul Arwana lewat fenomena acara (Bukan) Empat Mata dapat
memengaruhi begitu banyak orang. Itu juga yang dilakukan Budi Anduk, Ari
Untung, dan kawan-kawan lewat acara Tawa Sutra yang merebut perhatian
banyak pemirsa (termasuk istri saya).
Dalam Seni Memengaruhi Orang dengan Tawa, tidak kurang dari 150 fakta,
data, dan hasil penelitian para ahli yang dimuat dalam buku ini. Semuanya
menunjukkan betapa besarnya manfaat tawa dalam karier dan kehidupan
seseorang. Dampaknya bagi kesehatan, sungguh amat luar biasa. Namun
dampaknya bagi kesehatan hubungan antara manusia tak kalah dahsyat.
Secara ringkas, memanfaatkan humor atau tawa untuk memengaruhi orang dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan. Jika Anda ingin memengaruhi seseorang,
mulailah dengan memikirkan bagaimana membuatnya tertawa SEBELUM Anda
melakukan hal lainnya. Hafalkanlah sejumlah fakta positif mengenai manfaat
tawa dan siapkanlah sejumlah cerita lucu untuk MEMULAI percakapan. Lalu
perhatikan apa yang terjadi. Itulah cara pertama.
Cara kedua, buatlah orang yang ingin Anda pengaruhi tertawa KETIKA sedang
berinteraksi dengan Anda. Manfaatkan beberapa cerita lucu untuk
memplesetkan pikirannya yang terlalu serius, sehingga tercipta suasana
yang lebih santai untuk berkomunikasi secara efektif. Lalu perhatikan apa
yang terjadi untuk menentukan langkah berikutnya.
Cara ketiga, pikirkanlah untuk memanfaatkan sejumlah cerita lucu di AKHIR
pembicaraan Anda, yakni menjelang pengambilan keputusan tertentu. Orang
yang tertawa akan lebih mudah membuat keputusan dibanding orang yang
merasa tegang. Coba dan perhatikan apa yang terjadi dengan cara ini.
Menemukan cara memengaruhi orang tertentu, apakah hal itu penting bagi
Anda? Jika YA, cobalah meningkatkan kemampuan Anda membuat orang tertawa.
Lalu lihat apa yang terjadi. Salam hahaha!
*) Andrias Harefa; Penulis 35 Buku Best-seller; Trainer Coach
Berpengalaman 20 Tahun; beralamat di www.andriasharefa.com
8b.

Bls: [sekolah-kehidupan] (Ruang Kantor) Mempengaruhi Orang Lain

Posted by: "sanjung ku" ku_sanjung@yahoo.com   ku_sanjung

Mon Oct 19, 2009 11:48 pm (PDT)



luar biasa, thanks untuk sharingnya............

________________________________
Dari: "galih@asmo.co.id" <galih@asmo.co.id>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: lydia@asmo.co.id; mfg@asmo.co.id
Terkirim: Sel, 20 Oktober, 2009 13:03:28
Judul: [sekolah-kehidupan] (Ruang Kantor) Mempengaruhi Orang Lain

 
Memengaruhi Orang
Oleh. Andrias Harefa
Ada banyak cara memengaruhi seseorang. Dale Carnegie, penulis buku klasik How to Win Friends and Influence People (1936), merumuskan 30 cara atau teknik untuk menjadi pribadi yang disukai, rekan kerja yang menyenangkan, dan pemimpin yang efektif.
Ke-30 teknik human relations-nya Dale Carnegie bisa dibedakan dalam tiga kategori. Kategori pertama untuk mendapatkan teman, yang memuat 9 cara agar mudah disenangi orang lain. Mulai dari anjuran menghindari kebiasaan menyalahkan, mengomeli, dan mengkritik; berikan penghargaan kepada orang lain; beri dorongan untuk maju; berikan perhatian yang tulus ikhlas; tersenyumlah; sebutkan nama lawan bicara; jadilah pendengar yang baik; bicarakan hal yang diminati orang lain; sampai buatlah orang merasa sebagai very important person (VIP).
Kategori kedua untuk mendapatkan kerjasama antusias dari rekan kerja, berisi 12 cara. Mulai dari anjuran untuk menghindari debat kusir; hormatilah pendapat orang lain; kalau salah akui dengan simpatik; mulailah dengan ramah; upayakan respons ya, ya, dan ya; biarkan orang lain berbicara lebih banyak; buat orang merasa bahwa itu idenya; cobalah melihat dari sudut pandang orang lain; tunjukkan simpati para ide orang lain; himbau dengan motivasi agung dan mulia; dramatisir ide-ide Anda; sampai berilah tantangan untuk maju.
Dan kategori ketiga, berisi 9 cara menjalankan peran sebagai pemimpin yang menghargai manusia. Mulai dengan penghargaan yang jujur; beritahu kesalahan orang secara tidak langsung; akui kesalahan sendiri sebelum mengkritik orang; ajukan pertanyaan sebagai ganti perintah langsung; selamatkan muka orang; pujilah kemajuan sekecil apapun; beri reputasi tinggi untuk dicapai; buatlah kesalahan nampak mudah diperbaiki; sampai buatlah orang lain senang melaksanakan ide Anda.
Selama kurang lebih 8 tahun (1990-1998), saya mengajarkan teknik-teknik Dale Carnegie tersebut kepada banyak orang. Dan sebagian besar teknik itu terbukti efektif, meski ada saja pihak yang menganggap pendekatan yang demikian sifatnya manipulatif.
Cara Ke-31
Belakangan, ketika saya membaca soal-soal mengenai manfaat tertawa, khususnya gerakan tertawa tanpa alasan, saya tiba-tiba menyadari bahwa sebenarnya cara yang paling jitu dan paling efektif untuk memengaruhi orang lain adalah dengan membuatnya tertawa bersama kita. Ini cara yang luput dari pengamatan Dale Carnegie. Membuat orang tertawa bersama Anda, itulah cara paling jitu untuk masuk ke dalam hati dan memengaruhi siapapun yang ingin Anda pengaruhi.
Dalam pengamatan saya yang terbatas, seorang anak yang bisa membuat orangtuanya tertawa, akan mudah meminta dibelikan sesuatu. Seorang wiraniaga yang mudah membuat prospeknya tertawa akan lebih mudah menawarkan produknya. Seorang pengajar sekolah yang bisa membuat muridnya sering tertawa akan disukai pelajarannya. Seorang lelaki yang mudah membuat perempuan tertawa akan lebih disukai dan dirindukan. Seorang perempuan yang mudah membuat lelaki tertawa, akan dimudahkan mendapat apapun yang ia inginkan. Seorang atasan yang membuat tertawa bawahannya akan dianggap ramah dan menyenangkan. Seorang bawahan yang pandai membuat atasannya tertawa, akan sering diingat dan dipromosikan (kalau kerjanya beres, tentu). Seorang ustadz atau pendeta, yang bisa membuat umatnya tertawa, akan dapat banyak panggilan berkotbah. Singkatnya, kemampuan untuk membuat orang lain tertawa bersama kita, dapat menjadi suatu keunggulan kompetitif dalam karier dan kehidupan.
Pengamatan tersebut membuat saya berasumsi bahwa: tertawa nampaknya membuka pintu logika (pikiran), membentangkan pintu emosi (perasaan), dan menerobos pintu imajinasi (kemauan) orang lain untuk siap menerima pengaruh kita. Artinya, setiap kali kita dapat membuat orang tertawa, maka kita telah membuka pintu untuk masuk dan memengaruhi orang tersebut. Tertawa juga membuat kita menjadi lebih manusiawi.
Dengan asumsi yang demikian, maka tidak mengherankan bagi saya jika seorang Tukul Arwana lewat fenomena acara (Bukan) Empat Mata dapat memengaruhi begitu banyak orang. Itu juga yang dilakukan Budi Anduk, Ari Untung, dan kawan-kawan lewat acara Tawa Sutra yang merebut perhatian banyak pemirsa (termasuk istri saya).
Dalam Seni Memengaruhi Orang dengan Tawa, tidak kurang dari 150 fakta, data, dan hasil penelitian para ahli yang dimuat dalam buku ini. Semuanya menunjukkan betapa besarnya manfaat tawa dalam karier dan kehidupan seseorang. Dampaknya bagi kesehatan, sungguh amat luar biasa. Namun dampaknya bagi kesehatan hubungan antara manusia tak kalah dahsyat.
Secara ringkas, memanfaatkan humor atau tawa untuk memengaruhi orang dapat dilakukan dengan tiga pendekatan. Jika Anda ingin memengaruhi seseorang, mulailah dengan memikirkan bagaimana membuatnya tertawa SEBELUM Anda melakukan hal lainnya. Hafalkanlah sejumlah fakta positif mengenai manfaat tawa dan siapkanlah sejumlah cerita lucu untuk MEMULAI percakapan. Lalu perhatikan apa yang terjadi. Itulah cara pertama.
Cara kedua, buatlah orang yang ingin Anda pengaruhi tertawa KETIKA sedang berinteraksi dengan Anda. Manfaatkan beberapa cerita lucu untuk memplesetkan pikirannya yang terlalu serius, sehingga tercipta suasana yang lebih santai untuk berkomunikasi secara efektif. Lalu perhatikan apa yang terjadi untuk menentukan langkah berikutnya.
Cara ketiga, pikirkanlah untuk memanfaatkan sejumlah cerita lucu di AKHIR pembicaraan Anda, yakni menjelang pengambilan keputusan tertentu. Orang yang tertawa akan lebih mudah membuat keputusan dibanding orang yang merasa tegang. Coba dan perhatikan apa yang terjadi dengan cara ini.
Menemukan cara memengaruhi orang tertentu, apakah hal itu penting bagi Anda? Jika YA, cobalah meningkatkan kemampuan Anda membuat orang tertawa. Lalu lihat apa yang terjadi. Salam hahaha!
*) Andrias Harefa; Penulis 35 Buku Best-seller; Trainer Coach Berpengalaman 20 Tahun; beralamat di www.andriasharefa. com

Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
9.

[rampai] PENGHUJAN

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Mon Oct 19, 2009 11:27 pm (PDT)



PENGHUJAN

: e & n

saatnya sulursulur tak berujung itu menyentuh kita
menggenangi setiap cawan yang kau siapkan untuk benih tomat yang tumbuh di pipinya
menggugah katak semembahana orkestra

sesekali, tangan kecil itu akan meraih angin lewat teralis jendela yang kita biarkan terbuka
pada petilsan surga di wajahnya, ia hantarkan sejumput gerimis yang mampir tak jauh darinya
dari sudut yang paling cinta, sambil mengusap perutmu yang tak lebih besar ketika ia berada, kita akan mengamati seperti biasa
menyaksikan rambutnya tumbuh jarangjarang
menyambutnya dengan pelukan jagat raya ketika petir berciluk ba
membetulkan celana yang turun menyembulkan kelucuan yang tak ia pahami
dan segudang tentang

diluar, tepat dibalik pintu dan jendela
udara bersekutu dengan dingin mencipta kabut tipis dan baur bersama rerintikan
lalu kita bersyukur untuk kebersamaan ini
untuk setiap sesap dingin yang menjadikan wol di tubuhnya berfungsi sempurna
untuk setiap keping baygon elektrik yang urung kita panaskan karena nyamuk kita pastikan tiada
untuk setiap cinta yang turun bak penghujan, pun kemarau

jakarta,  20 oktober 2009

Dani Ardiansyah

www.JasaPenerbitan.com
www.CatatanKecil.Multiply.com

10.

Penerapan Hukum Kekalan Energi Dalam Kehidupan

Posted by: "Sya'afatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Tue Oct 20, 2009 1:39 am (PDT)

[Attachment(s) from Sya'afatus Syarifah included below]

suamiku lagi belajar nulis.. agak teknis2 dikit sih..tp dihubungkan dengan kehidupan..dia nitip aku posting dimilis ini..boleh ya..
(sebenernya ada ilustrai gbrnya..tp bisa nerima attachment ga ya milis sk?)

Penerapan Hukum Kekalan Energi Dalam Kehidupan

by Azis Budi Prasetyo

Masih jelas ingatan kita di medio tahun 2008 tentang krisis energi dunia. Harga minyak mentah dunia mencapai USD 140 per barel. Sepanjang saya hidup, harga tersebut merupakan harga tertinggi. Harga premium naik menjadi Rp 6500 , bahkan harga minyak non subsidi hampir mencapai Rp 10,000. Hmm..pasti efek dari kenaikan minyak ini akan berpengaruh ke harga komuditas lain. Pendeknya, tak ada harga barang yang tak naik setelah harga minyak naik.

Kaum ibu pusing mengatur anggaran rumah tangga, kaum bapak bingung karena harus nambah pemasukan uang supaya dapur tetap ngebul. Para pedagang bersedih karena dagangannya hanya sedikit yang laku setelah semua orang mengetatkan anggaran belanjanya. Masih banyak lagi kisah pilu sebagai efek domino dari kenaikan harga minyak.

Entah apa sebabnya. Beberapa ahli ekonomi menyebut bahwa krisis energi ini disebabkan karena efek pertumbuhan ekonomi dunia yang butuh banyak energi. Ada juga yang berpendapat bahwa krisis energi ini disebabkan spekulan kelas kakap. Para spekulan ini akan membeli sebagian besar stok minyak dunia untuk kemudian mempermainkan harganya demi keuntungan pribadi. Mungkin ini efek yang disebabkan karena ekonomi banyak dikendalikan oleh para kapitalis.

Kita kembali focus ke energi. Sebetulnya bukan krisis energi dunia yang akan kita bahas. Kita akan coba analisa Hukum Kekekalan Energi dalam terapannya di psikologi kehidupan nyata antara ibu kaya dan ibu miskin.

Sedikit mengingat teori hukum kekekalan energi

Masih ingat pelajaran fisika saat kita masih SMA ? Banyak diantara kita yang dulu menganggap pelajaran Fisika sebagai momok, apalagi jika Fisika yang dikombinasikan dengan hitung hitungan Matematika ;-) . Lengkap sudah ! Tapi jangan salah lho, banyak juga yang menganggap belajar Fisika selayaknya menikmati alur cerita Ko Ping Ho yang membuat penasaran. Menikmati dan menjiwai.

"Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah bentuk dari bentuknya". Kira kira begitulah bunyi kekekalan energi yang dulu kita dapat dari guru Fisika kita. Mungkin bunda bertanya tanya, apa hubungannya dengan konsep ibu kaya dan ibu miskin. Mari kita kupas sedikit demi sedikit.

Belum pernah kita dengar ada kabar manusia menciptakan energi. Manusia hanya bisa mengubah bentuk energi saja. Seiring dengan makin menipisnya stok minyak bumi, pada abad 20 para ilmuan mulai ditemukan alat untuk untuk menghasilkan energi listrik dari sinar matahari. Sejatinya yang telah dilakukan oleh ilmuan tersebut adalah mengubah energi matahari menjadi energi listrik, bukan membuat energi listrik.

Tuhan maha adil. Setiap makhluk diberikan energi yang sama. Hanya bentuknya saja yang berbeda beda. Jadi energi adalah given dari Sang Maha Pencipta. Sekarang kita buktikan bersama bahwa energi yang dibarikan oleh Tuhan kepada manusia adalah sama besarnya.

Kita kembali sebentar ke penerapan hukum kekekalan energi di pelajaran Fisika. Saya coba cuplik formula dari penerapan hukum tersebut :

Energi [1] = Energi [2]

EP [1] + EK [1] = EP[2] + EK[2]

mgh [1] + 0.5 mv2 [1] = mgh [2] + 0.5 mv2 [2]

Catatan :

1.. EP = Energi Potensial, adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena keadaannya (interaksi gravitasi). Dinyatakan dalam satuan Joule.

2.. EK = Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena benda tersebut dalam keadaan bergerak. Dinyatakan dalam satuan Joule.

3.. m = massa

4.. g = gravitasi, biasanya dinyatakan dengan konstanta 10 m/det2

5.. h = ketinggian di ata permukaan acuan, dinyatakan dengan satuan meter

6.. v = kecepatan, dinyatakan dalam satuan m/det

Inti dari formula tersebut adalah suatu benda dalam keadaan apapun akan memiliki total energi yang sama. Untuk lebih menjiwai hukum tersebut, kita lihat contoh kasus berikut. Kita semua masih ingat dengan tragedi jebolnya bendungan Situ Gintung yang menewaskan puluhan korban beberapa waktu lalu.Ilustrasinya sebagai berikut :

Keadaan I [Sebelum bendungan jebol]

Massa air bendungan beratnya tidak kurang dari 20 ribu ton (20 juta kg). Energi potensialnya adalah = m x g x h

= 20 juta x 10 x 100

= 20 milyar Joule

Pada keadaan ini energi kenetiknya adalah nol, karena air dalam kedaan diam

Keadaan 2 [Setelah bendungan jebol]

Pada keadaan ini, air dengan massa 20 juta kg tersebut mengalir spontan menuju ke tempat yang lebih rendah, makin lama makin kencang kecepatan airnya. Seluruh energi potensialnya berubah bentuk menjadi energi kinetik. Tidak heran jika energi kinetic sebesar 20 milyar joule tersebut sanggup melumat rumah, mobil dan pohon yang dilewatinya. Sungguh menakjubkan fenomena perubahan energi ini.

Setelah kita lihat teori dan contoh kasus hukum kekekalan energi pada peristiwa alam, sekarang kita coba bahas terapannya pada psikologi kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa Tuhan maha adil dalam membagi energi. Seluruh manusia diberikan energi yang sama. Kalau semuanya diberikan modal energi yang sama, kenapa ada orang yang berhasil dan ada orang yang kurang berhasil.

"Kerhasilan seseorang ditentukan oleh kemampuannya untuk mengubah Energi Potensial menjadi Energi Kinetik dan seberapa cepat dia dapat melakukannya"

Penerapan Hukum Kekekalan Energi pada Kehidupan

Energi potensial dalam manusia merupakan potensi terpendam yang belum kita gali. Niscaya jika kita serius dalam mengekspose-nya maka kita akan semakin mengkilap. Potensi yang ada di kita dapat berwujud kekayaan materiil yang kita dapat dari orang tua. Atau dapat pula energy potensial tersebut merupakan kepandaian seseorang dalam logika berpikir, melukis ataupun potensi lain yang sebetulnya sudah given dari Tuhan.

Yakinlah, semuanya sama besarnya, hanya bentuknya saja yang berbeda. Seorang anak yang orang tuanya kaya raya materi belum tentu akan menjadi anak yang kaya. Namun sebaliknya seorang anak yang orang tuanya miskin secara materi belum tentu akan akan menjadi orang yang tetap miskin juga. Ada banyak con

Selama energi potensional tidak kita ubah, tidak ada energi kinetic yang dapat dihasilkan. Potensi akan tetap menjadi potensi tanpa kita asah. Bahkan ada ungkapan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib makhlukNya jika makhluk tersebut tidak berusaha atau berikhtiar.

Energi kinetik dalam diri manusia merupakan gerakan atau usaha manusia yang berguna dan untuk kehidupan yang lebih baik. Semakin besar energi kinetik yang dihasilkan, semakin 'kaya' orang tersebut.

Seorang ibu yang kaya memiliki karakter yang mampu mengubah energi potensialnya menjadi energi kinetic. Tidak hanya mampu mengubah, tetapi perubahan tersebut dapat dilakukan lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan seorang ibu yang miskin.

Seorang ibu kaya akan cepat mengenali energi potensial (baca : potensi diri). Hal ini sangat penting, karena semakin cepat dia dapat mengenali potensi diri, maka semakin cepat dia dapat segera merancang blue print perbaikan kehidupannya.

Hanya pengenali potensi diri tidaklah cukup untuk menjadi ibu yang kaya. Ibu kaya akan konsisten menjalankan blue print perbaikan kehidupannya. Selalu melakukan evaluasi antara blue print dan realisasinya. Jadi jika ada yang melenceng dari blue print, dapat segera dikoreksi untuk kembali ke track yang benar.

Banyak teknik yang dapat diadopsi dalam rangka mengkonversi energi potensial menjadi energy kinetik. Penulis akan coba sajikan dalam bentuk best practice dari teori management project. Saya yakin banyak diantara bunda dalam pekerjaannya pernah dapat pengetahuan tentang managemen proyek. Sebetulnya best practice semacam itu dapat juga pada kita aplikasikan pada managemen kehidupan kita.

Plan - Do - Check - Action

Istilah Plan Do Check Action (biasa dikenal dengan PDCA) akan sangat familiar bagi ayah bunda yang pekerjaannya banyak berkutat dengan hal yang berhubungan pengendalian mutu atau pengendalian kualitas. Metode ini dipakai untuk pre-request untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001. Biasanya dia seorang auditor, risk manager, quality control ataupun seluruh posisi struktural.

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh W. Edwards Deming, sehingga beliau dikenal dengan bapak metode pengedalian kualitas. Metode seperti ini kemudian dikembangkan menjadi lebih komplit dan mendetail di berbagai fungsi pekerjaan. Hampir seluruh fungsi pekerjaan dapat mengadopsi metode ini. Namun kita tidak akan menyinggung lebih dalam tentang teori ISO ataupun penerapannya di fungsi pekerjaan formal.

PDCA merupakan metode pemecahan masalah yang sistematis dan harus dilakukan secara kontinyu / iterative. Konsepnya adalah segala rencana awal dan realisasinya tidak ada sempurnya. Segalanya perlu pembelajaran, evaluasi dan perbaikan yang terus menerus.

Persis dengan konsep manusia sebagai makhluk Tuhan. Tidak ada manusia yang langsung menjadi orang pandai. Segalanya dilakukan secara bertahap. Mulai dari belajar dan mencoba dilakukan secara bertahap. Bahkan sebagai umat manusia, kita diwajibkan untuk belajar terus sampai akhir hayat. Sekarang kita coba bahas satu persatu PDCA.

1.. Plan

Intinya adalah kita harus membuat rencana hidup kita. Tuangkan dalam blue print kehidupan. Tetapkan sasarannya, langkah dan juga handicap / rintangan yang mungkin akan ditemui. Sebagai best practice, kita coba buat dengan rencana sederhana, misalnya sasaran yang akan kita capai adalah : "Ingin mengajarkan anak bangun jam 04:30 pagi". Kita targetkan sukses dalam 1 bulan.

1.. Sasaran : Mengajarkan anak bangun pagi pukul 04:30

2.. Tujuan : Menanamkan sikap disiplin pada anak

3.. Rencana Harian Tahap Minggu I

a.. Beri pengertian tentang manfaat bangun pagi

b.. Beri pengertian tentang kerugian bangun siang

c.. Motivasi dengan hadiah

d.. Batasi jumlah jam nonton televisi, misalnya maksimal 2 jam dalam sehari.

e.. Batasi jam tidur malam, misalnya jam 8 malam harus sudah tidur.

f.. Atur jam makan malam, misalnya jam 7 harus sudah makan.

g.. Susun bersama jadwal anak supaya mendukung rencana kita, namun dengan tidak mengorbankan kegiatan lainnya.

h.. Kenalkan dengan jam weker, set jam 05:15 pagi

4.. Rencana Harian Tahap Minggu II

a.. Sama dengan rencana sebelumnya, set jam 05:00

5.. Rencana Harian Tahap Minggu III

a.. Sama dengan rencana sebelumnya, set jam 04:30

6.. Rencana Harian Tahap Minggu IV

a.. Mulai dicoba tanpa diawasi langsung, biarkan mandiri.

7.. Handicap dan solusi

a.. Orang tua tidak konsisten memonitor dan memotivasi

Solusi : libatkan suami / istri

a.. Pengasuh tidak men-support

Solusi : beri pengertian dan libatkan pengasuh

2.. Do

Just Do It ! Lakukan dengan konsisten dan penuh keyakinan. Yakinkan anda bahwa anda akan berhasil mengerjakannya. Jangan pernah berpikir akan kegagalan.

Kita coba ambil contoh kasus pada legenda hidup pembalap formula 1, Michael Schumaker. Di luar race boleh jadi dia seorang public relation yang bagus dan sangat menyenangkan bagi para sponsornya. Tapi pada saat race, secara alamiah dia akan berubah menjadi sosok manusia yang serius, optimis dan berambisi untuk menang. Dia akan memacu mobil sampai limit, tak akan mengendorkan tekanan sebelum roda mobilnya menyentuh garis finis.

Sama seperti ketika kita mengerjakan suatu rencana. Lakukan secara serius dengan penuh penjiwaan. Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan penjiwaan akan memberikan hasil yang jauh kebih besar daripada dilakukan dengan seadanya. Seorang ibu kaya akan melakukan tugasnya dengan sepenuh hati serta menikmati perannya sebagai ibu dan istri.

3.. Check

Pada tahap ini adalah kita harus berhenti sejenak untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan. Bandingkan antara realisasi dengan rencana yang telah kita buat. Misalnya pada tahap II contoh kasus di atas kita dapat melakukan evaluasi :

a.. Apakah anak sudah dapat bangun jam 05:00 pagi ?

b.. Apakah bangunnya harus dipaksa ?

c.. Apakah kegiatan siang/sorenya sudah mendukung terhadap rencana bunda ?

Hasil dari tahap ini adalah list gap antara rencana dan realisasinya. Semakin besar gap, berarti masih banyak penyimpangan yang kita lakukan. Demikian juga sebaliknya. Dari gap tersebut kita analisa apa penyebabnya dan apa tindak lanjutnya. Ibu yang kaya akan mudah untuk menemukan penyebabnya. Tak jarang kita perlu melibatkan orang lain sebagai konsultan dalam mengevaluasi. Untuk contoh kasus kita, misalnya bisa melibatkan guru anak kita.

4.. Action

Tahapan action ini adalah follow up dari tahapan Check. Seluruh list gap dari tahap sebelumnya kita perbaiki ditahapan ini. Setelah melewati tahapan ini, bukan berarti sudah selesai.

Proses akan kembali ke tahap Plan. Susun 'rencana putaran selanjutnya'. Dapat berupa rencana baru, atau perbaikan rencana lama.

Attachment(s) from Sya'afatus Syarifah

1 of 1 Photo(s)

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Love cars? Check out the

Auto Enthusiast Zone

Celebrity kids

and families

Surviving in

the spotlight

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: