Assalamu'alaikum wr wb,
 Sekedar mengingatkan.
 Baca juga FATWA MUI TENTANG HUKUM MENYEKOLAHKAN ANAK-ANAK MUSLIM DI SEKOLAH-SEKOLAH KRISTEN :
 http://media-
 
 Kalau tulisan di bawah formatnya kurang enak dibaca, silahkan baca langsung di:
 http://media-
 
 Bagi Sekolah Islam seperti SDIT kita berharap biayanya bisa terjangkau
 oleh ummat. Seandainya pun mahal semoga bisa dicicil atau ada
 keringanan bagi yang mampu. Sebab kenapa banyak orang Islam
 menyekolahkan anaknya di situ di antaranya karena ada fasilitas
 keringanan biaya. Bagi para aghniya Muslim yang punya kelebihan semoga
 mau membantu sekolah atau siswa Muslim yang kesulitan. Insya Allah,
 Allah juga akan memudahkan mereka di akhirat nanti.
 
 Haram Ummat Islam Menyekolahkan Anaknya di Sekolah Kristen/Katholik 
 Saat ini banyak orang Islam yang masih menyekolahkan anaknya di sekolah
 Kristen/Katholik meski ada sekolah Umum/Negeri dan Sekolah Islam Terpadu yang mutunya baik.
 
 Bagi orang Kristen/Katholik menyekolahkan anaknya di sekolah
 Kristen/Katholik wajar karena mereka ingin agar anaknya mendapat ilmu
 agama Kristen/Katholik yang cukup sehingga bisa jadi orang
 Kristen/Katholik
 yang baik. Nah kalau ada orang Islam yang menyekolahkan anaknya di
 situ, apa mereka ingin anaknya jadi orang Kristen/Katholik?
 Kalau
 sampai kejadian begitu, maka orang tuanyalah yang paling berdosa karena
 sengaja menaruh anaknya di sekolah Kristen/Katholik sehingga dididik
 sesuai ajaran agama tersebut.
 Umumnya
 orang Islam yang menyekolahkan anaknya di situ karena ingin anaknya
 disiplin atau berhasil dalam kehidupan dunia. Padahal di situ ajaran
 Kristen/Katholik diajarkan dengan intensif sehingga jadi norma,
 standar, dan roh sekolah tersebut. Dari situs Sabda.org dalam artikel
 "Memaknai Relasi Gereja dengan Sekolah" yang ditulis Weinata Sairin
 disebut:
 ===
 Gereja
 juga harus terus-menerus memantau agar sekolah Kristen tidak terpenjara
 pada kekristenan simbolik, kekristenan ornamental.
 Artinya,
 sebuah kekristenan yang hanya dipresentasi melalui pengadaan kebaktian
 dan doa, pada hiasan-hiasan ayat Alkitab yang terpampang di dinding;
 tapi kekristenan yang menjadi norma, standar, roh dari kehidupan dalam
 sekolah tersebut..
 http://www.sabda.
 ===
 Di
 sekolah itu setiap hari para murid diajarkan dan disuruh berdoa. Doanya
 tentu ditujukan kepada Tuhan mereka: Tuhan Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh
 Kudus.
 Padahal dalam Islam dijelaskan bahwa orang yang menganggap Isa itu Tuhan adalah kafir:
 "Sesungguhnya
 telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al
 Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
 Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang
 mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
 kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
 orang-orang zalim itu seorang penolongpun." [Al Maa-idah:72]
 Syirik
 atau mempersekutukan Tuhan itu adalah dosa yang tidak terampuni. Ini
 adalah perkataan Allah SWT sendiri yang tertulis di dalam kitab suci Al
 Qur'an:
 "Sesungguhnya
 Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
 yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
 Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
 dosa yang besar." [An Nisaa':48]
 "Sesungguhnya
 Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan
 Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang
 dikehendaki-
 Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." [An
 Nisaa':116]
 Di
 Majalah Gatra, Juni 2003 Sekjen MUI Din Syamsuddin menyatakan bahwa
 Sekolah-sekolah Kristen/Katholik merupakan alat pemurtadan siswa Muslim
 yang sekolah di sana. Dan ternyata menurut data statistik jumlah ummat
 Islam memang mengalami penurunan. Siswa Muslim yang sekolah di sekolah
 Kristen/Katholik mengaku terbiasa mendengar kebaktian dan misa:
 ===
 Aturan Lonjong Penangkal Murtad
 Muncul
 tuduhan, sekolah-sekolah itu menjadi media bagi pemurtadan siswa muslim
 yang bersekolah di sana. Tudingan ini secara gamblang diutarakan Din
 Syamsuddin, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia. Ia menyebut
 ada 1.300 anak muslim yang pindah agama di Yogyakarta karena bersekolah
 di sekolah katolik. "Itu baru hasil penelitian di Yogya. Di tempat
 lain, saya tidak tahu," katanya.
 Data
 statistik memang menunjukkan jumlah penganut Islam di beberapa daerah
 mengalami penurunan. Di Sulawesi Tenggara, misalnya, berdasarkan data
 di Badan Pusat Statistik, turunnya mencapai 1,88% dalam kurun waktu 10
 tahun. Jika tahun 1990 jumlah penduduk muslim mencapai 96,21 %, maka
 pada 2000 menjadi 94,33%.
 Pola
 pengajaran itu pula yang membuat Putri Werdiningsih, siswa muslimah di
 SMU Bopkri I Yogya, tak canggung mengikuti pelajaran religiusitas.
 Pelajar kelas dua beruisa 17 tahun ini juga mengaku terbiasa keluar
 masuk gereja untuk mendengar kebaktian dan misa.
 http://www.gatra.
 ===
 Inginkah orang tua itu anaknya menjadi murtad?
 Dalam Al Qur'an ummat Islam dilarang menjadikan orang kafir sebagai wali/pemimpin mereka:
 "Hai
 orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
 menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
 mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksamu?" [An
 Nisaa':144]
 Orang
 Islam yang menyekolahkan anaknya di sekolah Kristen/Katholik tentu
 sengaja mengambil orang-orang kafir sebagai wali bagi anak-anak mereka.
 Inginkah mereka disiksa oleh Allah?
 Seharusnya
 orang Islam sebagaimana orang Kristen dan Katholik mendidik anaknya
 dengan ajaran agamanya sendiri. Bukan ajaran agama lain. Dalam Islam
 para orang tua dianjurkan untuk mendidik anaknya dengan ajaran Islam..
 Luqman yang saleh pun dalam Al Qur'an mendidik anaknya ilmu Tauhid agar tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:
 "Dan
 (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
 pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
 (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
 kezaliman yang besar"." [Luqman:13]
 Janganlah
 karena kita menghendaki dunia akhirnya kita sengsara mendapat siksa di
 neraka padahal akhirat itu lebih baik dan kekal.
 "Kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal" [Al A'laa:17]
 Mungkin
 ada yang beranggapan Sekolah Umum dan Sekolah Islam kurang baik (meski
 sebetulnya banyak juga yang baik). Kan ada POMG (Persatuan Orang Tua
 Murid dan Guru). Dia bisa mengusulkan perbaikan misalnya mengadakan
 Laboratorium Komputer dan Bahasa serta Ensiklopedi Digital dan Software
 Edukasi lainnya untuk peningkatan mutu pendidikan. Dia juga bisa
 mengusulkan pengadaan CCTV di sekolah untuk meningkatkan keamanan
 sekolah dari murid pengganggu atau pun penculik anak yang berkeliaran.
 Kalau
 dia punya uang lebih, misalnya pengusaha dengan penghasilan Rp 50 juta
 per bulan, jika iuran SPP hanya Rp 100 ribu dia jangan bayar segitu.
 Minimal dia harus bisa membayar 1% dari penghasilannya yaitu Rp 500
 ribu per bulan sehingga sekolah punya cukup dana untuk melakukan
 perbaikan sesuai usulannya. Dengan uang itu sekolah juga bisa memberi
 beasiswa anak miskin yang cerdas sehingga bisa jadi tempat bertanya
 bagi anaknya. Kalau perlu dia tidak cuma mengusulkan, tapi langsung
 membeli berbagai fasilitas yang diperlukan sekolah seperti Laboratorium
 Komputer dan sebagainya.
  ===
 Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
 http://media-
 
 "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
 http://id.mail.
 
 
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar