Selasa, 19 Januari 2010

[daarut-tauhiid] Mengapa cinta itu tak jua menetap?

 

Mengapa Cinta Itu Tak Jua Menetap?


oleh abuWafi

===========



Akhirnya, tanpa kusadari, bulir-bulir air mata mulai membasahi
wajahku. Aku sudah tidak ingat lagi, kapan terakhir aku menangis di
atas sajadahku. Aku sering sekali merindukan hadirnya malam-malam
seperti ini, malam dimana Engkau hadirkan cintaMu dalam relung hatiku.
Ketika cinta itu begitu mengelora, dia berwujud menjadi tetesan-tetesan
air mata, membentuk sungai kecil, mengalir perlahan sebelum akhirnya
jatuh dan membasahi tempat aku bersujud padaMu. Namun entah mengapa
cinta yang mengelora tadi cepat berlalu seakan dia tidak ingin menyatu
dan menetap di hatiku.

Tuhan leraikanlah dunia

Yang mendiam di dalam hatiku

Kerana di situ tidak ku mampu

Mengumpul dua cinta

Hanya cinta-Mu

Ku harap tumbuh

Dibajai bangkai nafsu yang kubunuh

( diantara dua cinta, Raihan)

Di usiaku yang hampir empat puluh, mengapa cintaMu tak jua mau
menetap di relung hatiku? Ataukah memang tidak mungkin mengumpulkan dua
cinta dalam satu hati? Ketika aku masih berharap pujian dan aplausan
tepuk tangan manusia, cinta-Mu pergi. Ketika aku berharap jabatan dan
gengsi kedudukan di hadapan manusia, cinta-Mu segera meninggalkanku.
Ketika aku menunda urusanKu padamu karena urusan duniaku yang tiada
mengenal waktu, cinta-Mu tidak lagi mau menunggu. Ketika pandanganku
terpesona dengan mahluk ciptaanMu padahal kutahu pandangan itu tidak
sah bagiku, cinta-Mu meninggalkanku terburu-buru. Ketika tanganku masih
terasa agak berat melepaskan lembaran-lembaran merah untuk berinfaq
dijalanMu, padahal kutahu bahwa lembaran-lembaran itu juga pemberianMu,
cinta-Mu segera berpaling dariku.

Laa ilaaha illa anta

subhaanka inni kuntu minaz zaalimeen

Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau

Maha suci Engkau,

Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim

( Al-Qur'an, surah Al-Anbiyaa' 87)

Ku yakin, Engkau hadir malam ini, sebagaimana Engkau hadir pada
setiap malam yang telah Engkau ciptakan. BagiMu, apalah artinya gelap
malam ruangan tempatku bersujud dibandingkan gelapnya perut ikan yang
berada di lautan yang dalam di tengah malam yang gelap saat utusanMu
Yunus mengiba belas kasihMu? Ketika kekasihMu Yunus mengharap ampunan
dan cintaMu dengan Laa ilaaha illa anta

subhaanka inni kuntu minaz zaalimeen, dan Engkau mengabulkannya,
mengapa Engkau tidak hadirkan hal yang sama padaku ketika aku berucap
yang sama dalam rukuk dan sujudku. Walau kusadar bahwa diriku jarang
mengingatMu dan banyak bermaksiat kepadaMu, bukankah aku jua hambaMu,
yang hadir di dunia ini atas seizinMu, yang saat ini duduk bersimpuh
juga atas sepentahuanMu.

Maka kalau sekiranya dia

tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,

niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu

sampai hari berbangkit.

( Al-Qur'an, surah Ash-Shaaffaat '143-144)

Tanpa terasa, tetes-tetes air mata menjadi hujan deras yang tiada
terbendung. Sungai kecil di lekuk wajahku yang tidak halus, kini mulai
melebar, membentuk anak-anak sungai, yang mengalirkan terus air mata
sebelum tumpah ruah jatuh di tempat aku menumpu. Betapa malu aku aku
padaMu, karena mengharap cintaMu menetap di diriku sementara aku
sendiri dalam banyak waktu tidak mencintaiMu.

Satu tahun barusan saja berlalu, namun sangat jarang aku bersamaiMu
di sepertiga malam saat malaikat-malaikatMu turun mencari hamba-hambaMu
yang tunduk, rukuk dan sujud karena mencintaiMu. Satu tahun telah
berlalu, namun tidak banyak siang hariku dimana aku menahan lapar dan
dahaga semata-mata agar aku bisa lebih mensyukuri rezeki yang Engkau
alirkan kepadaku yang jumlahnya tiada kuasa aku menghitungnya. Satu
tahun telah berlalu, namun sering aku tidak rindu padaMu dan tidak
tergesa-gesa ke rumahMu ketika panggilan azan mencapai dua daun telinga
ciptaanMu.

Satu tahun telah berlalu, dua kaki sempurna yang telah Engkau
ciptakan kepadaKu, sedikit sekali dia melangkah munuju majelis dimana
hamba-hambaMu duduk melinggar dalam liqoat panjang mengingatMu. Satu
tahun telah berlalu, dua mahluk manis dan mungil yang Engkau titipkan
kepadaku, namun hari-hariku jauh lebih banyak membersamai rekan kerjaku
dibandingkan membersamai mereka, kalaupun aku membersamai mereka,
itupun dengan waktu dan energi sisa yang sudah terkuras oleh
pekerjaanku. Satu tahun telah berlalu, betapa banyak aku menyaksikan
beberapa hambaMu ditandu oleh orang-orang dan dimasukkan ke bumi
ciptaaMu, namun jarang sekali hatiku bergetar mengingat hari dimana aku
kembali padaMu.

Telah berapa hari engkau hidup

dalam lumpur yang membunuh hatimu

sehingga getarannya tak terasa lagi..

Usia berkurang banyak tanpa jenjang

kedewasaan ruhani bertambah tinggi.

Malu kepada Allah

dan hati nurani tak ada lagi.

(Kematian hati, (alm)KH Rahmat Abdullah)

Hembusan angin perlahan menerobos diantara tirai besi jendela
mengusik sejenak perhatianku. Ku menoleh ke arah jendela yang
pandangannya terbatas, di luar sana ada satu bintang mengantung di
langit selatan. Kuberanjak ke luar, kusaksikan ternyata ada banyak
bintang di ufuk timur, utara dan ada lebih banyak lagi bintang di
langit tepat di atas kepalaku. Di ufuk barat, bulan sangat purnama,
seolah ingin mengalahkan sang mentari yang sebentar lagi menampakkan
dirinya bersebrangan di ufuk timur. Malam ini sangat indah. Dia
menghiasi langit pertama ciptaanNya di hari pertama di tahun yang baru
dengan perpaduan kerlipan bintang-bintang dan purnamanya sang rembulan.
Aku ingin sekali malam ini tidak pergi berlalu sebagaimana aku ingin
cinta-Mu yang sempat singgah dan mendamaikan hatiKu sejenak di malam
ini, tidak akan pergi lagi selamanya. Ya, Allah, aku rindu padaMu dan
aku ingin cintaMu.

Wallahu'alam bishowab.

Sleman, menjelang subuh, 15 Muharam 1431, 1 Januari 2010

abuwafi49@yahoo.co.uk

==========sumber:eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: