Rupa Pemberian
Tiupan angin beraroma garam menerpa wajah kecil yang berlari mengukir telapak kaki di permukaan pasir. Hempasan air laut silih berganti mengarsir tepian agar lekukan pasir kembali rapih dari goresan jejak langkah mahluk darat. Diantara deru gelombang, dan suara kibasan daun kelapa, terdengar suara seruling mengalun memecah tawa anak-anak di tepi pantai. Tidak ada yang terganggu, semua sibuk dengan kepentingan masing-masing, bahkan seperti tidak perduli. Sesekali terdengar gemerincing koin jatuh di samping Pak tua peniup seruling itu, diapun juga seperti tidak perduli.
Seorang anak kecil berdiri didepan Pak tua tersebut, memandanginya dengan seksama. Alunan nada terus terdengar, menghibur orang yang lewat, entah terhibur atau tidak. Anak itu diam membisu, seperti menikmati bunyi yang keluar dari sebilah bambu berlubang itu. Tidak ada uang tanda simpati seperti anak-anak lainyang di perintahkan orang tuanya untuk belajar bersedekah. Pengamen memang hampir sama di perlakukan dengan pengemis, padahal ada sesuatu yang mereka tampilkan yang mungkin saja sesuatu yang ingin merka banggakan.
Setelah selesai meniup seruling, terdengar suara tepuk tangan dari anak tadi. " Bagus sekali Pak aku sangat suka mendengarnya" kata anak itu dengan tulus. Bapak itu tersenyum. " Aku tidak punya uang Pak, nanti setelah ayah memberi uang, aku nyumbang deh" sahut anak itu, tetap dengan wajah ceria. " Ah itu gak penting, senyumanmu jauh lebih berharga" kata Pak tua itu dengan bahagia.
Salah satu sifat manusia adalah senang untuk diperhatikan, siapapun orangnya. Terkadang pujian yang tulus jauh lebih berharga dari lembaran uang. Berilah perhatian kepada orang lain sama seperti kita ingin di perhatikan orang. Yang terbaik dari sebuah sedekah bukanlah apa yang kita sedekahkan , tetapi keikhlasan kita bersedekah, dan keikhlasan itu bisa ditampilkan dalam raut wajah yang bermacam-macam, tidak selalu harus barang. Penghinaan yahudi tua dibalas cinta dan keikhlasan oleh Rasulullah, lemparan batu dan kotoran dibalas dengan keihklasan bersilaturahmi oleh beliau. Tidak ada uang disana, yang ada hanya cinta dan perhatian , itu saja.
Salam
David Sofyan
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar