Selasa, 05 Januari 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2935

Messages In This Digest (12 Messages)

Messages

1a.

Re: [Catcil] Irhamna dan Ujian Awal Tahun

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Mon Jan 4, 2010 2:45 am (PST)



akhi... afwan belum bisa membantu...

bertepatan dengan masuknya irhamna ke Rumah Sakit, ibu saya juga masuk RS.
Bahkan kabar itu didapatkan ketika sedang bertemu calon klien. Di saat saya
harus tampil prima,di sisi lain tidak bisa dipungkiri hati luluh dengan
kondisi ibu melalui telpon dari istri saya. Kondisi ibu saya yang seperti
sedang mengalami stroke membuat saya sulit untuk berkonsentrasi. Termasuk
malam hari yang tidak memungkinkan saya harus ke Bekasi tempat ibu saya
dirawat.

Alhamdulillaah ada kemajuan setelah pada hari jumat, 1 Januari 2009 seluruh
anak dan cucunya berkumpul. Terlihat wajah yang menampakkan segurat semangat
kembali. Walaupun sejenak berkumpul, dampaknya luar biasa.

Maafkan kami sekeluarga belum dapat menjenguk dan memberikan bantuan yang
berarti. Baru sekadar doa dari hamba yang lemah.

Semoga ini adalah ujian Allah untuk men-*taqwim *antum menuju 'kelas' yang
lebih tinggi. Bukankah Allah hanya memberikan ujian kepada orang beriman
yang dicintaiNya?

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
1b.

Re: [Catcil] Irhamna dan Ujian Awal Tahun

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Jan 4, 2010 6:03 am (PST)



akang hadian

turut berdo'a semoga ibunya cepet pulih

wassalam
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Hadian Febrianto <hadianf@...> wrote:
>
> akhi... afwan belum bisa membantu...
>
> bertepatan dengan masuknya irhamna ke Rumah Sakit, ibu saya juga masuk RS.
> Bahkan kabar itu didapatkan ketika sedang bertemu calon klien. Di saat saya
> harus tampil prima,di sisi lain tidak bisa dipungkiri hati luluh dengan
> kondisi ibu melalui telpon dari istri saya. Kondisi ibu saya yang seperti
> sedang mengalami stroke membuat saya sulit untuk berkonsentrasi. Termasuk
> malam hari yang tidak memungkinkan saya harus ke Bekasi tempat ibu saya
> dirawat.
>
> Alhamdulillaah ada kemajuan setelah pada hari jumat, 1 Januari 2009 seluruh
> anak dan cucunya berkumpul. Terlihat wajah yang menampakkan segurat semangat
> kembali. Walaupun sejenak berkumpul, dampaknya luar biasa.
>
> Maafkan kami sekeluarga belum dapat menjenguk dan memberikan bantuan yang
> berarti. Baru sekadar doa dari hamba yang lemah.
>
> Semoga ini adalah ujian Allah untuk men-*taqwim *antum menuju 'kelas' yang
> lebih tinggi. Bukankah Allah hanya memberikan ujian kepada orang beriman
> yang dicintaiNya?
>
>
> --
> Regards,
> Hadian Febrianto, S.Si
> PT SAGA VISI PARIPURNA
> Jl. PHH Musthofa no.39
> Surapati Core Blok K-7 Bandung
> Ph: (+6222) 8724 1434
> Fax: (+6222) 8724 1435
>

1c.

Re: [Catcil] Irhamna dan Ujian Awal Tahun

Posted by: "arief" ariefakhirwijaya@yahoo.com   ariefakhirwijaya

Mon Jan 4, 2010 4:15 pm (PST)



Kang Dani,
kronologisnya begitu menyentuh, turut sedih mendengarnya.
Semoga keadaan irhamna cepat membaik.

Salam,
Arief

1d.

Re: [Catcil] Irhamna dan Ujian Awal Tahun

Posted by: "salman al muhandis" abdul_azis80@yahoo.com   abdul_azis80

Mon Jan 4, 2010 7:19 pm (PST)



Turut membantu do'a untuk kesembuhan ibunda Kang Hadian...

Bagaimana kabar ibundanya sekarang?

#seorangayah
www.seorangayah.wordpress.com

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Hadian Febrianto <hadianf@...> wrote:
>
> akhi... afwan belum bisa membantu...
>
> bertepatan dengan masuknya irhamna ke Rumah Sakit, ibu saya juga masuk RS.
> Bahkan kabar itu didapatkan ketika sedang bertemu calon klien. Di saat saya
> harus tampil prima,di sisi lain tidak bisa dipungkiri hati luluh dengan
> kondisi ibu melalui telpon dari istri saya. Kondisi ibu saya yang seperti
> sedang mengalami stroke membuat saya sulit untuk berkonsentrasi. Termasuk
> malam hari yang tidak memungkinkan saya harus ke Bekasi tempat ibu saya
> dirawat.
>
> Alhamdulillaah ada kemajuan setelah pada hari jumat, 1 Januari 2009 seluruh
> anak dan cucunya berkumpul. Terlihat wajah yang menampakkan segurat semangat
> kembali. Walaupun sejenak berkumpul, dampaknya luar biasa.
>
> Maafkan kami sekeluarga belum dapat menjenguk dan memberikan bantuan yang
> berarti. Baru sekadar doa dari hamba yang lemah.
>
> Semoga ini adalah ujian Allah untuk men-*taqwim *antum menuju 'kelas' yang
> lebih tinggi. Bukankah Allah hanya memberikan ujian kepada orang beriman
> yang dicintaiNya?
>
>
> --
> Regards,
> Hadian Febrianto, S.Si
> PT SAGA VISI PARIPURNA
> Jl. PHH Musthofa no.39
> Surapati Core Blok K-7 Bandung
> Ph: (+6222) 8724 1434
> Fax: (+6222) 8724 1435
>

2a.

Re: Situs Nonaktif

Posted by: "Chairiyah Agustina" khoiriyyah@rocketmail.com   khoiriyyah@rocketmail.com

Mon Jan 4, 2010 3:25 am (PST)



yak tuul!!!
saya juga sering buka situsnya sekolah kehidupan dan kok gak aktiv ya..

________________________________
From: heri purwoko <hijaupupus@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Sun, January 3, 2010 6:20:19 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Situs Nonaktif

Selamat Tahun Baru semua....

Saya baru saja 'iseng' buka situs http://sekolahkehid upan.com. Tapi kok tidak bisa dibuka ya... Nonaktif gitu bilangnya, dengan sebab:

* Pelanggaran/ keamanan
* Billing/administras i
* Atas permintaan pemilik situs
* Sebab lainnya
Harap agar pemilik situs menghubungi bagian billing/support segera. Terima kasih.

Nah.... Ada yang tahu kenapa bisa begitu?

regards,

Heri Purwoko


3a.

Bls: [sekolah-kehidupan] Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Posted by: "ammy ramdhania" ammy_ram@yahoo.co.id   ammy_ram

Mon Jan 4, 2010 12:28 pm (PST)



hai sis...
lama ga ketemu
jarang ol toh?
diskusi yuk
biasa...YM an aja lah

________________________________
Dari: siril_wafa <siril_wafa@yahoo.co.id>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 4 Januari, 2010 12:32:19
Judul: [sekolah-kehidupan] Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Wah...selamat ya Bunda,
orang sibuk ternyata sempat nulis juga...hehe

Sis

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "Novi Khansa" <novi_ningsih@ ...> wrote:
>
>
> Selamat ya Bunda Ammy :)
>
> Kereeeen, euy bunda yang satu ini :)
>
>

&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;
4.

Artikel: Melirik Kemasa Silam, Menatap Kemasa Depan

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Mon Jan 4, 2010 5:05 pm (PST)



Artikel: Melirik Kemasa Silam, Menatap Kemasa Depan
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Sudah selesai pesta tahun barunya? Ya, tentu saja. Meski terompet masih berfungsi, Anda tidak lagi tertarik untuk meniupnya kencang-kencang dimalam hari. Meski kembang api masih tersisa, anda tidak akan membiarkan nyalanya menggantikan kerinduan anda atas kasur empuk dan bantal guling. Hari ini kita kembali kepada realitas yang jauh dari segala hingar bingar bunyi terompet dan gemerlap kembang api. Namun, hari ini kita layak merenungkan jika setelah perayaan besar-besaran itu masa depan anda menjadi lebih cerah dari sebelumnya atau tidak?    
 
Saya sedang mencari alamat didaerah yang agak asing ketika tiba-tiba saja sebuah mobil melesat kencang dari arah depan. Dalam hitungan sepersekian detik sejak saya melihatnya, tiba-tiba mobil itu menghantam kaca spion sebelah kanan saya dengan suara yang mengejutkan. Dan setelah bunyi keras itu, kaca spion kami tidak lagi berada ditempatnya. Saya menepi dan berhenti. Namun, mobil yang menabrak itu terus melaju dalam kecepatan tinggi. Sementara ditengah jalan, kaca spion mobil kami tergolek pasrah terpecah-pecah.
 
Saya tidak menyukai apa yang terjadi. Namun, tidak ada gunanya mengejar mobil yang kabur itu. Jadi, saya memutuskan untuk meneruskan perjalanan; tanpa kaca spion. Sungguh, saya tidak pernah benar-benar menyadari betapa bernilainya keberadaan sebuah kaca spion sebelum kejadian itu. Tiba-tiba saja, saya menyadari betapa pentingnya benda kecil itu. Karena, meskipun ukurannya kecil, namun kaca spion membantu kita melihat ke belakang. Yaitu,  ke area yang tidak mungkin kita jangkau dengan memalingkan muka kearahnya. Bayangkan seandainya saat menyetir kita memutar leher dan melihat kearah belakang. Tentu sangat membahayakan keselamatan, bukan? Tetapi, dengan bantuan kaca spion yang kecil itu, kita bisa mengetahui situasi dibelakang tanpa harus mengarahkan wajah kita kesana.
 
Hey, sebentar dulu. Apakah saya berungkali menyebut kaca spion yang 'kecil'? Ah, ya. Faktanya memang ukuran kaca spion sangat kecil dibandingkan dengan kaca-kaca lain dalam mobil. Dengan fakta itu, tiba-tiba saja saya menemukan dua kesadaran. Pertama, secara fisik ukuran kaca spion memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kaca depan mobil kita. Dan kedua, kita tidak melepaskan pandangan kita kearah depan saat melirik kaca spion untuk mengetahui situasi dibelakang. Dan bagi saya, kedua fakta itu mengisyaratkan dua pelajaran yang sangat luar biasa.
 
Pelajaran pertama; ukuran kaca depan mobil yang lebih besar dari spion mengingatkan kita tentang 'porsi'. Artinya, kita memang harus memberi porsi yang lebih besar terhadap masa depan, bukan ke masa silam yang sudah kita tinggalkan. Kenyataannya, kita sering terjebak dengan masa silam. Sehingga, kita memberi porsi perhatian yang terlampau besar kepada masa silam daripada masa depan. Misalnya, saat menghadapi situasi sulit; kita sering merintih sambil membandingkan situasi ini dengan saat-saat indah dimasa lalu. Sehingga semakin mengingat masa silam, semakin sakit rasanya kesulitan yang tengah kita hadapi saat ini.
 
Bayangkan seandainya kita lebih banyak melihat kaca spion, dibandingkan dengan kaca depan mobil kita saat berkendara. Mungkin kita lebih sering mengalami kecelakaan daripada selamat sampai tujuan. Barangkali hidup kita juga demikian. Jika kita terlampau banyak mengurung diri dengan kesuksesan dan kegembiraan masa lalu, kita bisa lengah terhadap masa depan. Oleh karena itu, barangkali memang seharusnya kita lebih banyak melihat kedepan daripada bernostalgia dengan kenangan-kenangan masa silam. Jadi, kita tidak terjebak dalam jeratan kisah sentimetil masa silam yang membuat gerak langkah kita terhambat.
 
Pelajaran kedua; kita tidak melepaskan pandangan kearah depan saat melirik kaca spion. Mari ingat-ingat kembali saat kita berkendara. Kita tidak pernah melihat kaca spion terlampau lama. Bahkan sesungguhnya, kita tidak 'benar-benar' melihat kaca spion itu. Kita hanya meliriknya beberapa detik saja. Dan saat kita meliriknya, kita tidak pernah melepaskan padangan kearah depan. Karena sungguh, mata kita berfokus kearah depan yang menjadi arah laju kendaraan.
 
Jangan-jangan, hidup kita juga demikian. Kita memang perlu sesekali menengok ke masa silam. Agar kita bisa menarik pelajaran dari pengalaman. Dan terlebih lagi bisa mensyukuri semua anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan. Namun, kita tidak boleh terjebak disana. Karena, roda kehidupan kita tidak berhenti dimasa lalu, melainkan terus melaju kini. Untuk menuju masa depan. Sungguh berbahaya jika kita membiarkan jiwa ini tertinggal di masa lalu. Terbelenggu oleh kenyaman yang telah lampau. Terjerat oleh kenikmatan hari kemarin. Dan terperangkap dalam bayang-bayang pencapaian dimasa silam.
 
Jika kita merasa perih kini, tidak berarti masa lalu kita jauh lebih baik. Jika kita merasa berat sekarang, tidak serta merta menandakan masa depan kita akan suram. Sebab, seperti tengah mengendari kendaraan; kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi didepan. Namun, selama berkendara itu; kita tidak sedikitpun berpaling dari masa depan. Bahkan, sekalipun kita sedang ingin tahu ada apa dibelakang. Karena, meski kita melirik kaca spion pun, kita tidak pernah melepaskan tatapan kita kearah depan. Sebab, ketika kita memandang kemasa depan; kita tidak lagi terpengaruh oleh apa yang kita tinggalkan. Disepanjang lintasan. Masa silam. Masa silam adalah energi untuk berterimakasih kepada Tuhan. Sedangkan masa depan adalah alasan mengapa kepada-Nya; kita menggantungkan harapan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
 
Catatan Kaki:
Kita tidak akan pernah sampai kemasa depan, jika disepanjang perjalanan; mata kita selalu melihat masa silam.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

5.

cuma sharing

Posted by: "rahma" rachma_dewod1981@yahoo.com   rachma_dewod1981

Mon Jan 4, 2010 5:12 pm (PST)



Kisah 2 Saudara

"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu."(QS, al-Hujurat [49]: 13)

Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .

Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo'a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do'anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo'a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, " Dik, sesungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. "

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do'anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do'a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do'a untuk guru mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya:

"Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do'a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat."

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah salah menilai adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan janganlah putus asa karena kemiskinan..

Cerita ini begitu menyentuh , semoga dapat menjadikan hikmah bagi kita semua ...

Sumber : Ispiring Stories II @Cyber Halaqoh "Lailla Nurul Muna Di Discussion Board KKH 2"

6.

[Kelana] Boscha: And The Life Goes On

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Jan 4, 2010 7:46 pm (PST)



Boscha: And The Life Goes On

Oleh Lia Octavia

Mungkin apa yang dirasakan Boscha lebih dari seratus tahun yang
lalu kurang lebih sama dengan perasaan saya saat memandang hamparan hijau
pegunungan dengan embun menetesi setiap helai daun yang bunga-bunganya
tersenyum pada matahari dan puncak gunung berselimut kabut yang merangkul
awan-awan putih yang kadangkala mengarak hujan. Menyemai setiap benih-benih
kehidupan di lereng perkebunan Malabar yang terletak di Pangalengan, sebuah
daerah yang terletak sekitar 45 kilometer selatan Bandung. Di atas
ketinggian 1550 meter di atas permukaan laut itulah saya jatuh cinta pada
alamnya, dimana lebih dari 120 tahun yang lalu Boscha membangun
mimpi-mimpinya lalu mewujudkannya sebagai warisan kehidupan untuk generasi
setelahnya. Warisan yang kini sedang saya nikmati bersama kedua sahabat
saya, Mbak Wiwiek dan Mbak Fisra, dalam sebuah perjalanan petualangan awal
tahun yang tidak terlupakan di Pangalengan, Bandung Selatan.

Tentang KAR Boscha

Terlahir dengan nama lengkap Karel Albert Rudolf Boscha di
S�Gravenhage, Belanda pada tahun 1865, seorang insinyur yang kemudian datang
ke Indonesia; Medan, Borneo, Sukabumi, dan kemudian Pangalengan pada tahun
1887. Di Pangalengan inilah Boscha membuka perkebunan teh yang dinamakan
perkebunan teh Malabar pada tahun 1890 dimana Boscha kemudian menetap, pada
sebuah rumah bercerobong asap yang terletak di antara hamparan pohon dan
perkebunan teh, membelah udara dingin yang bersuhu rata-rata 16 derajat
Celsius tersebut. Ia mempekerjakan penduduk pribumi sebagai pemetik teh di
perkebunannya, juga membuat sistem irigasi hingga pabrik pengolahan teh yang
masih beroperasi hingga sekarang. Boscha mempelajari teh di Sukabumi hingga
kemudian menjabat sebagai manajer perkebunan teh Malabar hingga ia wafat
pada tahun 1928. Ia juga membangun sekolah pada tahun 1913 di tengah
perkebunan teh sebagai sarana pendidikan bagi putra putri karyawan
perkebunan.

Boscha tidak hanya dikenal di dunia budidaya teh. Ia banyak
menyumbangkan tenaga, pikiran, dan dana bagi kepentingan sosial dan
pembangunan kota Bandung, seperti Observatorium Bintang Boscha di Lembang,
Bala Keselamatan di Jl. Jawa, sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna
wicara, Telefoon Maatschappij voor Bandung en Preanger di Jl. Tegallega
(kini PT INTI), kompleks Nederlands-Indische Jaarbeurs (Pekan Raya) yang
kini menjadi kantor Kologdam, dan sebagai anggota dewan penyantun untuk
Tehnische Hogerschool (kini ITB). Ia juga mendirikan institut kanker dan
yang pertama memperkenalkan satuan hektar dan kilometer untuk menggantikan
satuan tradisional pal dan bahu. Ia juga mendirikan pembangkit tenaga
listrik di air terjun Cilaki yang hingga kini menjadi penyedia tenaga
listrik bagi pabrik teh dan perumahan karyawan.

Cinta pada hutan kecil itu

Pagi itu, saya bersama Mbak Wiwiek dan Mbak Fisra langsung
menuju perkebunan teh Malabar yang terletak kurang lebih lima belas menit
perjalanan dengan mobil dari tempat penginapan kami di Pangalengan. Sisa
hujan semalam masih menggenang di setiap lekuk jalan dan embun masih
menetesi ujung sepatu converse biru saya. Pagi yang dingin, berkabut, dan
menenangkan. Tidak ada yang mengalahkan kenyamanan menjejakkan kaki di tanah
yang basah diiringi hembusan angin dan riuh pohon-pohon berderak di
sepanjang jalan. Teh hangat dan nasi goreng yang baru saja saya nikmati di
penginapan turut menghangatkan tubuh saya yang berselimut jaket dan berbalut
pakaian serba biru; kaus katun biru tua dirangkap dengan kaus jumper biru
muda dan jeans biru tua serta kerudung biru muda yang menutup kepala
saya. Pagi
yang membuat saya bernyanyi.

Kemudian kami tiba di sebuah tempat dengan papan besar
bertuliskan �Perkebunan Teh Malabar� di pintu gerbangnya. Begitu kami
memasuki pintu gerbang itu, saya langsung melihat hamparan pohon teh sejauh
mata memandang. Hijau. Rindang. Berumpun-rumpun. Tak henti-hentinya saya
mengisi paru-paru saya dengan udara segar yang menyehatkan dan menyegarkan.
Pohon-pohon besar dan tinggi berdiri menjulang melingkupi jalanan kecil
beraspal menuju ke tengah perkebunan tersebut. Bunga-bunga beraneka warna
terangguk-angguk tertiup angin pagi. Dengan berlari-lari riang, kami bertiga
menikmati pemandangan indah itu sambil berfoto-foto. Dan sebelum lebih jauh
melangkah, saya sudah jatuh cinta pada tempat itu. Langkah kaki saya yang
takkan pernah sama lagi.

Lalu kami tiba di sebuah hutan kecil yang rimbun oleh
pohon-pohon teh dan pohon-pohon besar yang rindang. Di sana, di hutan kecil
itu ada sebuah makam yang terawat dengan baik. Di makam itulah tempat
peristirahatan terakhir Boscha yang dilengkapi dengan pagar dan pilar-pilar
bergaya Eropa bercat putih yang dibangun di atas marmer putih dengan batu
nisan di tengah-tengahnya. Tempat yang dulu sering digunakan Boscha untuk
beristirahat setelah selesai bekerja dan berkeliling perkebunan dengan kuda.
Tanah yang subur, hamparan pemandangan yang menghijau disertai dengan udara
sejuk, di sinilah Boscha menanamkan cinta pada perkebunan dan hutan kecil
tersebut. Cinta yang disiraminya dengan keteguhan dan kegigihan serta
disiplin yang kemudian tumbuh, bertunas, dan berkembang. Cinta yang
menjalar pada orang-orang di sekitarnya, hingga saya masih bisa merasakan
cinta itu pada tutur kata penjaga makam yang pensiunan pegawai perkebunan
dan tatapan hangat pembersih makam yang sudah tinggal beberapa generasi di
tempat itu. Cinta pada hutan kecil itulah yang saya rasakan dan membuat saya
memandang hormat serta kagum pada foto Boscha di atas nisan tersebut.
Seorang yang membawa begitu banyak perubahan dan manfaat semasa hidupnya.

And The Life Goes On

Kurang satu kilometer dari makam itu, berdirilah kediaman Boscha
yang dibangun di tengah hutan berpagar pohon-pohon besar dan diselimuti
berbagai tumbuhan dan bunga-bunga yang terangguk-angguk ditiup angin pagi.
Hingga kemudian awal tahun 2010 ini membekukan segala waktu dan seketika
saya tiba-tiba berada pada seratus tahun yang lampau saat melihat rumah
tersebut. Saya seakan bisa melihat Boscha menunggang kuda memasuki gerbang
kediamannya, melintasi jalanan kecil menuju beranda. Saya bisa melihat ia
turun dari kudanya sambil menggenggam tongkat hari Sabtunya (Boscha memiliki
delapan buah tongkat yang dipakainya setiap hari sedangkan satu tongkat
untuk cadangan) kemudian masuk ke dalam ruang tamu yang luas dengan piano di
sudutnya. Perapian yang terbuat dari batu bata merah menghangatkan ruangan
sementara dari arah belakang, harum masakan merebak di bagian dapur. Kemudian
pada pukul setengah sebelas siang ia membunyikan sejenis kentongan dari besi
dari lereng sebelah barat sebagai tanda istirahat bagi para pemetik teh dan
kembali pulang menjelang senja.

Di rumah inilah Boscha melihat segalanya. Beratus tahun ke
depan, ia melihat sebuah perkebunan teh yang menghijau di lereng Gunung Nini
yang memberi makan banyak orang dan memakmurkan pemerintah daerah. Teh
berkualitas tinggi yang kemudian diekspor ke Eropa dan berbagai negara,
beserta penginapan untuk para penjelajah yang lahir beratus tahun kemudian
seperti saya dan ketiga sahabat saya. Sehingga apapun yang ia kerjakan saat
itu, ia meletakkan landasan bagi mimpi-mimpi yang dilihatnya.

�Boscha adalah seorang visioner,� begitu kata Mbak Wiwiek.
Betapa kerja kerasnya dulu kini telah berbuah manis. Saya yakin, ia pasti
akan tersenyum lebar saat ia melihat Malabar di tahun 2010 ini. Bahwa apa
yang dilihatnya dulu kini menjelma nyata dan Boscha telah memberikan warisan
itu bagi kehidupan-kehidupan kemudian yang bergulir di atas bumi
Parahyangan. Warisan yang harus kita pelihara dan jaga bersama, mungkin
untuk seratus tahun ke depan, saat anak cucu saya beserta anak cucu
sahabat-sahabat saya datang kembali mengunjungi Malabar dan kemudian jatuh
cinta pada tempat itu, sama halnya dengan apa yang terjadi pada Boscha dan
saya, di waktu yang berbeda.

Pangalengan � Malabar, Bandung Selatan, Jan 1-2, 2010

Special thanks for Mbak Wiwiek & Mbak Fisra for such a great travelling &
adventure�.

******

http://liaoctavia.blogspot.com (untuk travelling & catatan perjalanan)

http://mutiaracinta.multiply.com
7a.

Re: [URGEN] Galang doa untuk IRHAMNA (putera Kang  Dani) yang dirawa

Posted by: "rose" roses_fn@yahoo.com   roses_fn

Mon Jan 4, 2010 8:23 pm (PST)




Semoga baby Kang Dani dan Mb Endah diberi kesembuhan yang cepat. Diberi
kesabaran dan berbuah kebaikan yang berlipat ganda dalam menghadapi
cobaan ini. Amiin.

Salam dan Doa' dari kami di Yukuhashi,

*Rose

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "anty th" <anty_th@...> wrote:
>
> Maha Suci Allah yang memberikan cobaan bertubi-tubi
> Smoga kel. kang dani bisa melewati smua dengan baik
> dan akan ada pelangi indah usai hujan lebat yang melanda
>
> btw ... bendaharanya siapa nih mas Salam?
>
> salam
> anty thahir
>

8a.

Re: Permohonan Awal Tahun 2010

Posted by: "budi" magnifico_99@yahoo.co.id   magnifico_99

Mon Jan 4, 2010 10:15 pm (PST)



Aminnnnn....hatur nuhun doanya.
Semoga Alloh mengabulkannya

Regards,

Budi Santoso

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Tata Sutabri <tatasutabri@...> wrote:
>
> Ass.wr.wb, selamat pagi rekan-2 milis, salam sejahtera.
>
> Mengawali pagi hari yang cerah di Tahun 2010 yang baru ini (4 Januari 2010), dimana aktivitas & rutinitas mulai bergerak kembali. Saya ingin berdoa dan mengajukan satu permohonan untuk kita semua kepada ALLAH SWT, TUHAN YME yaitu :
>
>
>
> Berikanlah kami semua, Rakyat dan Bangsa Indonesia kesuksesan, keberkahan rezeki yang berlimpah, kebahagian,
> kemuliaan hidup dan keselamatan dalam Karunia
> serta RIDHOMU Ya..ALLAH.
> Salam hangatTata Sutabri
>

9a.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Jan 5, 2010 1:29 am (PST)



wah makasih banyak utk tambahan referensinya, kang aswi...
sangat bermanfaat nih infonya...terima kasih ya... *^^*

salam
lia

2009/12/29 Bang Aswi <bangaswi@yahoo.com>

>
>
> Seize The Day
>
> Pertama kali saya mengenal kata ini dari �Dead Poets Society�, sebuah film
> fiksi (dirilis Juni 1989) yang ditulis oleh Thomas Schulman tentang dunia
> pendidikan di Akademi Welton, Vermont. Film yang disutradarai oleh Peter
> Weir dan dibintangi oleh Robin Williams ini menghabiskan dana $16,4 juta.
> Akan tetapi semua itu tidak sia-sia karena film ini berhasil memenangkan
> Piala Oscar untuk kategori �Writing Original Screenplay� dan �BAFTA Award�
> sebagai Film Terbaik, serta dinominasikannya Robin Williams sebagai Aktor
> Terbaik, Peter Weir sebagai Sutradara Terbaik, dan nominasi �Best Picture�.
> Sobat baraya juga bisa menemukan versi novelnya yang ditulis oleh Nancy H.
> Kleinbaum.
>
>
> Saya menulis ini bukan tanpa sebab, yaitu bersamaan dengan lantunan �Seize
> the Day� oleh Avenged Sevenfold pada kedua telinga saya. Band aliran �hard
> rock� asal Amerika ini terbentuk di Pantai Huntington, California. Mereka
> terkenal setelah mengeluarkan album �City of Evil� yang memuat lagu tersebut
> pada 2005. �Seize the Day� ditransliterasi dari bahasa Latin, yaitu �Carpe
> Diem� yang terdapat pada puisi klasik �Odes� karya Horace<http://en.wikipedia.org/wiki/Horace>
> .
>
> *Dum loquimur, fugerit invida aetas:
> carpe diem quam minimum credula postero.*
>
> Saat kita berbicara, waktu telah melarikan diri:
> *Seize the day*, sebagai bekal di masa yang akan datang.
>
> Dalam puisi itu, definisi umum �carpe� adalah seperti memetik bunga atau
> apel, walaupun Horace juga menggunakan kata-kata seperti nikmatilah,
> manfaatkanlah, �seize� atau raihlah/peganglah. Ada satu interpretasi bahwa
> �carpe diem� berarti �makan, minum, dan bergembiralah sebelum kita mati�
> yang penekanannya lebih kepada kesempatan yang tidak didapat dua kali
> padahal hidup ini begitu singkat. Kata ini juga memiliki kaitan dengan kata
> latin lainnya, yaitu �memento mori�.
>
>
> Pada film �Dead Poets Society�, John Keating (Robin Williams), seorang guru
> bahasa Inggris mengatakan, �*Carpe diem! Seize the day, Boys! Make your
> lives extraordinary!*� Perlu diketahui bahwa Akademi Welton adalah sekolah
> yang mempunyai prestisius sendiri sehingga semua orang tua merasa bangga
> kalau anak-anaknya bisa sekolah di sana sehingga tak heran kalau Akademi
> Welton memiliki empat aturan yang harus dipegang oleh setiap siswanya, yaitu
> Tradisi, Kehormatan, Disiplin, dan Kesempurnaan. Dengan empat aturan itulah,
> semua aktivitas siswa hanya berputar pada masalah belajar-belajar-belajar
> sehingga terlihat berkesan formal dengan program ekstrakurikuler yang juga
> terlihat kaku.
>
>
> John Keating kemudian mengubah paradigma kaku itu dengan metode belajar
> yang �nyeleneh�. Dia mengijinkan para murid untuk memanggilnya dengan �O
> Captain! My Captain!� Dia juga yang menyuruh para murid untuk berdiri di
> atas meja dengan tujuan mengajarkan mereka melihat dunia dengan cara yang
> berbeda. �*The universe is wider than our views of it*,� ujar John Keating
> mengutip puisi Walden. Kendati film ini berakhir dengan bencana karena
> kematian salah seorang murid yang bunuh diri, kemudian berimbas
> dikeluarkannya John Keating dari sekolah, namun ia telah berhasil membuka
> pikiran para muridnya. Saat ia keluar dari kelas, semua muridnya (kecuali
> Cameron) pun memberikan kehormatan terakhir dengan berdiri di atas meja dan
> berteriak, �O Captain! My Captain!�
>
>
> Kembali lagi ke �Seize the Day�-nya Avenged Sevenfold, lirik dan video
> klipnya menceritakan tentang seorang laki-laki (diperankan oleh Matt
> Sanders, sang vokalis) yang sangat mencintai pacarnya yang sedang hamil.
> Suatu saat, temannya mengajak untuk merampok dan ternyata dia tertangkap
> sebelum berhasil kabur. Pacarnya pun mengunjungi dan mereka terlibat
> pertengkaran. Saat pulang, pacarnya mengalami kecelakaan dan tewas.
> Laki-laki yang dipenjara itu pun menyesali setelah mendengar pacarnya telah
> tiada dan mengingat kenangan indah mereka sebelumnya. Pada akhir video klip,
> laki-laki itu berdiri di samping makam pacarnya dengan seorang anak
> laki-laki yang ternyata adalah anak mereka berdua yang selamat dari
> kecelakaan.
>
>
> Video klip yang dibuat tersebut memang ada kemiripan dengan video klip
> �November Rain�-nya Guns N� Roses dan Matt Sanders pun mengakuinya dengan
> mengatakan, �*It has a story and Guns N� Roses did those videos the best.
> It wasn�t about looking cool and being flashy, it was about being real and
> showing the scenario and being true to the video.*� Berkenaan dengan video
> klip tersebut, ia mengatakan juga, �*It�s about taking the people you love
> and holding them close. You make some mistakes in life and that can all be
> taken away from you in two minutes, so you have to think twice about your
> actions. It�s about seizing the day and keeping those you love close and not
> messing up.*�
>
> Seize the day or die regretting the time you lost
> It�s empty and cold without you here,
> too many people to ache over
>
> Trials in life, questions of us existing here,
> don�t wanna die alone without you here
> Please tell me what we have is real
>
> Silence you lost me, no chance for one more day
> I stand here alone
> Falling away from you, no chance to get back home
>
> *Well, that�s it!* Saya tidak ingin menggurui karena kenyataanya hal ini
> malah seperti mengingatkan saya sendiri tentang bagaimana saya menjalani
> kehidupan yang begitu singkat [perasaan baru kemarin saya memakai seragam
> putih abu-abu, tetapi sekarang sudah mempunyai dua putri yang harus saya
> didik], �Hei! Apa yang sudah kamu lakukan dalam hidup ini?�
>
>
> Nah, bagaimana dengan sobat baraya? Sudahkah sobat baraya melakukan sesuatu
> dengan benar dan baik sebelum semuanya menjadi terlambat?[]
>
> Bang Aswi - Pekerja Buku
> Blog: http://bangaswi.com
> YM: bangaswi
> Hotline: 08139472539
>
>
>
> --- On *Mon, 12/28/09, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>* wrote:
>
> Ya, saya setuju film ini cocok direkomendasikan untuk para guru dan
> kalangan kependidikan di Indonesia.
>
> 2009/12/28 Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com<http://mc/compose?to=liaoctavia@gmail.com>
> >
>
>>
>>
>> Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
>> kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
>> berkompromi dengan banyak hal.
>> Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.
>>
>
>
>
Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Find support for

Mental illnesses

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: