Jumat, 08 Januari 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2938

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (15 Messages)

Messages

1a.

Re: butuh bantuan: ada yg tau cara kirim uang ke luar negeri yg aman

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Jan 7, 2010 2:01 am (PST)



pakai western union ajah, mbak..
datang ajah ke bank2 yg di depannya ada plang bertanda "western union" lalu
silakan tanya sama customer servicenya cara2nya...
mudah, cepat, murah, aman (begitu sih yg udah aku alami)
good luck ya...

2010/1/7 tessa faizza fontessa <tezsya@yahoo.com>

>
>
> halo..
> Help me..
> ada yang tau cara kirim uang ke luar negeri yang cepet, murah dan aman
> ngga??
> kalo tau.. bagi2 infonya ya..
> bisa PM ke tezsya@yahoo.com
> thanks a lot
>
>
>
2.

Lowongan Kerja: di Tiga Serangkai Solo

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Thu Jan 7, 2010 2:10 am (PST)



Dari Milis sebelah... (jangan nanya sebelah mana ya... hehehe)

Silahkan yang berminat...
----------------------------------------------------------

Kami perusahaan yang bergerak dibidang penerbitan dan percetakan sedang
membutuhkan Profesional muda yang handal dan berkompeten untuk posisi
sebagai berikut :

1. *EDITOR AGAMA - ( EA )*

- Pendidikan minimal S1 Syariah.
- Mampu mengoperasikan komputer ( MS Words,Excel & Power Point )
- Menguasai tata bahasa Arab dengan baik.
- Mampu berbahsa Inggris aktif dan pasif.
- Pengalaman minimal 1 tahun dibidang Penerbitan.

*2. LAYOTER - ( LAY )*

- Pendidikan minimal D III segala jurusan ( lebuh disukai jurusan Design
Komunikasi Visual )
- Mampu mengoperasikan komputer grafis terutama program
Illustrator,Indesign & Photoshop.
- Mampu berbahasa Inggris minimal pasif.
- Pengalaman minimal 1 tahun di bidang Design Grafis.

*3. STAFF ADMINISTRASI - ( ADM )*

- Pendidikan minimal D III segala Jurusan.
- Mampu mengoperasikan komputer ( MS Words,Excel & Power Point )
- Lebuh disukai mampu berbahasa Inggris

Bagi yang berminat dan memenuhi kualifikasi diatas,segera kirimkan surat
lamaran beserta data diri secara lengkap ke alamat dibawah ini, Selambat
-lambatnya tanggal *14 Januari 2010*.

*NB : Penempatan di Solo*

*HR MANAGER*
*PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI*
*Jl. Dr Supomo No.23*
*Solo - 57141*


--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
3a.

Re: (catcil) Sahabat Terbaikku Kecelakaan

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Thu Jan 7, 2010 4:16 am (PST)



update terakhir dia sdh selesai operasi mbak, kondisi belum tahu persis krn blm boleh ditengok...
ah ... betapa rumit mengurus sebuah hal ttg kesehatan di Indonesia, jargonn itu ternyata bukan isapan jempol belaka, ORANG MISKIN DI LARANG SAKIT, karena betapa rumit dan jumawanya mengurus kesehatan di sebuah rimba bernama Rumah Sakit Umum. Begitu masuk hrs menebus resep entah apa itu, yang pasti hrganya ratusan ribu, bahkan digit 6 kali, belum obat itu tertebus menunggu antrian, datang resep lagi, harus menebus lagi yg ini aku tahu totalnya 1 jeti, untuk peralatan persiapan operasi, belum resep itu tertebus, harus segera menebus darah ke PMI keluar uang lagi 800 ribu, untung ada temen modal mental yg kuat dia bilang ngutang dulu...lolos...
terakhir brsn saya tlp saudaranya dia sedang menebus obat entah obat apa lagi, Allah Ya Rabb...
hmhh... tak bisa komen lagi...

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thu, January 7, 2010 1:11:22 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) Sahabat Terbaikku Kecelakaan

Sahabat Terbaikku Kecelakaan

Hampir
pukul 11.30, lelaki itu menyapaku. Dari nada suaranya, kutahu something wrong happen. Firasatku benar,
selain menanyakan kabar apakah kami baik-baik saja, dia juga membawa kabar
duka. "Nurcholis kecelakaan. Sepertinya gegar otak parah. Pas berangkat
bekerja. Sekarang di RSUD Dr.Soetomo ditunggui Teguh dan Kusnomo."

Innalillahi,…Dialah
penentu setiap kejadian. Dulu, sekarang, masa depan. Aku tercekat. Kabar itu
seolah melolosi tulang di ragaku. Nurcholis, lelaki sederhana berhati baik itu,
kenapa harus dia yang mengalaminya?

Sungguh,
meski lemas, ingin sekali aku berangkat ke rumah sakit itu dan mengetahui
kondisinya dengan mata kepala dan telingaku sendiri. Namun apa daya, ratusan
kilometer memisahkan kami. Apalagi dengan kehamilan mudaku ini, hampir pasti
tak bakalan dapat ijin suami dan dokter untuk pergi sejauh itu. Maka, di
sinilah aku, mengenang segala tentang Nurcholis, sembari mendoakan semoga
kesembuhan segera berpihak padanya.

Aku
mengenalnya Juli 1991, saat duduk di bangku STMN Perkapalan Sidoarjo. Kami
menjulukinya Mbah karena rautnya tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
Sikapnya pun nyaris serupa, 'sok bijak', tak grusa-grusu seperti kebanyakan
darah muda lainnya. Dan satu hal lagi yang melekat pada dirinya adalah hobinya
mengutak-atik rumus, entah fisika atau matematika. Kesenangannya itu
mengganjarnya nilai bagus di kedua mata pelajaran yang mungkin bagi sebagian kami
adalah momok.

Ketika
kami—20 murid sekelas—secara alamiah membentuk kelompok berdasarkan chemistry, Nurcholis masuk ke gank
cangkruk dan acara-acara lainnya yang kami beri nama Kelompok Lakon. Sama-sama
diterima bekerja di PT Pal membuat persahabatan kami langgeng. Salah satu sebab
yang membuat persahabatan kami lebih lengket bahkan dari hubungan darah adalah
kebanyakan dari kami anak perantauan. Nurcholis berasal dari Lamongan. Itulah
mengapa yang sigap pertama saat aku kecelakaan dan menderita gegar otak ringan
sehingga kepala mendapat jahitan pada tahun 1998 adalah arek-arek Kelompok
Lakon terutama Mbak Siwi dan Slamet yang kemudian jadi partner seumur hidupku
di tahun 1999.

Interaksi
puncakku dengan Cholis terjadi sekitar akhir tahun 2004, sebelum aku memutuskan resigndan mengejar mimpi lainnya
menyusul suamiku ke Jakarta. Dalam kondisi tak karuan antara pekerjaan
dan rumah tangga, antara impian dan kenyataan Nurcholis dengan caranya sendiri
memberi warna.

Pagi
ini, seperti biasa Cholis berangkat bekerja dari Lamongan dengan mengendarai
motor. Sampai di Wilangun terjadi kecelakaan dengan angkot. Daerah perbatasan
Gresik dan Surabayaitu memang rawan kecelakaan. Entah siapa
yang salah, Cholis yang sudah tak sadar untungnya 'ditemukan' salah seorang
karyawan Pal yang juga melintas di jalur sama. Sempat masuk dua rumah sakit
sebelumnya, dia lalu dirujuk ke RSUD dr. Soetomo yang fasilitasnya lebih
lengkap. Update terakhir yang kudapat dari Kusnomo dan Teguh serta Riko—anggota
Kelompok Lakon lainnya—Cholis tengah di CTscan. Ditengarai terjadi pendarahan
dalam di otaknya.

"Areke
ngamuk-ngamuk terus," kata Kusnomo. "bahkan istrinya saja nggak ingat. Sopo
kon, lapo mrene, katanya."
"Tapi
dia sekarang sadar kan?" tanyaku meyakinkan.
"Sadar
sih. Sekarang sudah ingat, tapi sepertinya masih nggak jelas. Mungkin
sambungannya belum bener karena benturan itu." Kata Kusnomo lagi.

Aku
lega, dan semoga hasil CTscan nanti lebih melegakan lagi meski kelihatannya dia
harus menjalani operasi. Nurcholis, adalah sebuah pribadi yang unik. Gigi
gompal, rambut jarang, alis tebal dan sering mengernyit-- seperti memikirkan
persoalan Negara saja—cerdas tapi tak memiliki ambisi apa-apa…
Ah,
ingin sekali rasanya sekarang kukatakan padanya untuk segera baik-baik saja.
Dia masih berhutang membawakanku bandeng bakar hasil tambaknya sendiri.

Tanah
Baru, 07/01/1012.53
Mengenang
sahabat-sahabat terbaikku. Please mohon doa sahabat semua demi kesembuhan Nucholis. Terimakasih.

Indarwati
irt penulis novel Lintang Gumebyar
curhatan http://lembarkertas .multiply. com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo. com


3b.

Re: (catcil) Sahabat Terbaikku Kecelakaan

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jan 7, 2010 5:41 pm (PST)



semoga proses kesembuhan mas nurcholish dimudahkan Allah ya mbak, amin :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Indarwati Indarpati <patisayang@...> wrote:
>
>
>
> Sahabat Terbaikku Kecelakaan
> Hampir
> pukul 11.30, lelaki itu menyapaku. Dari nada suaranya, kutahu something wrong happen. Firasatku benar,
> selain menanyakan kabar apakah kami baik-baik saja, dia juga membawa kabar
> duka. “Nurcholis kecelakaan. Sepertinya gegar otak parah. Pas berangkat
> bekerja. Sekarang
> di RSUD Dr.
> Soetomo ditunggui Teguh dan Kusnomo.”
>
>  
>
> Innalillahi,…Dialah
> penentu setiap kejadian. Dulu, sekarang, masa depan. Aku tercekat. Kabar itu
> seolah melolosi tulang di ragaku. Nurcholis, lelaki sederhana berhati baik itu,
> kenapa harus dia yang mengalaminya?
>
>  
>
> Sungguh,
> meski lemas, ingin sekali aku berangkat ke rumah sakit itu dan mengetahui
> kondisinya dengan mata kepala dan telingaku sendiri. Namun apa daya, ratusan
> kilometer memisahkan kami. Apalagi dengan kehamilan mudaku ini, hampir pasti
> tak bakalan dapat ijin suami dan dokter untuk pergi sejauh itu. Maka, di
> sinilah aku, mengenang segala tentang Nurcholis, sembari mendoakan semoga
> kesembuhan segera berpihak padanya.
>
>  
>
> Aku
> mengenalnya Juli 1991, saat duduk di bangku STMN Perkapalan Sidoarjo. Kami
> menjulukinya Mbah karena rautnya tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
> Sikapnya pun nyaris serupa, ‘sok bijak’, tak grusa-grusu seperti kebanyakan
> darah muda lainnya. Dan satu hal lagi yang melekat pada dirinya adalah hobinya
> mengutak-atik rumus, entah fisika atau matematika. Kesenangannya itu
> mengganjarnya nilai bagus di kedua mata pelajaran yang mungkin bagi sebagian kami
> adalah momok.
>
>  
>
> Ketika
> kamiâ€"20 murid sekelasâ€"secara alamiah membentuk kelompok berdasarkan chemistry, Nurcholis masuk ke gank
> cangkruk dan acara-acara lainnya yang kami beri nama Kelompok Lakon. Sama-sama
> diterima bekerja di PT Pal membuat persahabatan kami langgeng. Salah satu sebab
> yang membuat persahabatan kami lebih lengket bahkan dari hubungan darah adalah
> kebanyakan dari kami anak perantauan. Nurcholis berasal dari Lamongan. Itulah
> mengapa yang sigap pertama saat aku kecelakaan dan menderita gegar otak ringan
> sehingga kepala mendapat jahitan pada tahun 1998 adalah arek-arek Kelompok
> Lakon terutama Mbak Siwi dan Slamet yang kemudian jadi partner seumur hidupku
> di tahun 1999.
>
>  
>
> Interaksi
> puncakku dengan Cholis terjadi sekitar akhir tahun 2004, sebelum aku memutuskan
> resign dan mengejar mimpi lainnya
> menyusul suamiku ke Jakarta. Dalam kondisi tak karuan antara pekerjaan
> dan rumah tangga, antara impian dan kenyataan Nurcholis dengan caranya sendiri
> memberi warna.
>
>  
>
> Pagi
> ini, seperti biasa Cholis berangkat bekerja dari Lamongan dengan mengendarai
> motor. Sampai di Wilangun terjadi kecelakaan dengan angkot. Daerah perbatasan
> Gresik dan Surabaya itu memang rawan kecelakaan. Entah siapa
> yang salah, Cholis yang sudah tak sadar untungnya ‘ditemukan’ salah seorang
> karyawan Pal yang juga melintas di jalur sama. Sempat masuk dua rumah sakit
> sebelumnya, dia lalu dirujuk ke RSUD dr. Soetomo yang fasilitasnya lebih
> lengkap. Update terakhir yang kudapat dari Kusnomo dan Teguh serta Rikoâ€"anggota
> Kelompok Lakon lainnyaâ€"Cholis tengah di CTscan. Ditengarai terjadi pendarahan
> dalam di otaknya.
>
>  
>
> “Areke
> ngamuk-ngamuk terus,” kata Kusnomo. “bahkan istrinya saja nggak ingat. Sopo
> kon, lapo mrene, katanya.”
>
> “Tapi
> dia sekarang sadar kan?” tanyaku meyakinkan.
>
> “Sadar
> sih. Sekarang sudah ingat, tapi sepertinya masih nggak jelas. Mungkin
> sambungannya belum bener karena benturan itu.” Kata Kusnomo lagi.
>
>  
>
> Aku
> lega, dan semoga hasil CTscan nanti lebih melegakan lagi meski kelihatannya dia
> harus menjalani operasi. Nurcholis, adalah sebuah pribadi yang unik. Gigi
> gompal, rambut jarang, alis tebal dan sering mengernyit--seperti memikirkan
> persoalan Negara sajaâ€"cerdas tapi tak memiliki ambisi apa-apa…
>
> Ah,
> ingin sekali rasanya sekarang kukatakan padanya untuk segera baik-baik saja.
> Dia masih berhutang membawakanku bandeng bakar hasil tambaknya sendiri.
>
>  
>
> Tanah
> Baru, 07/01/10
> 12.53
>
> Mengenang
> sahabat-sahabat terbaikku. Please mohon doa sahabat semua demi kesembuhan Nucholis. Terimakasih.
>
> Indarwati
> irt penulis novel Lintang Gumebyar  
> curhatan http://lembarkertas.multiply.com
> kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
> FB: indar7510@...
>

3c.

Re: (catcil) Sahabat Terbaikku Kecelakaan

Posted by: "siril_wafa" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Thu Jan 7, 2010 7:33 pm (PST)



Semoga sahabtnya cepat diberi kesmbuhan Mbak...
Syafahullah....

Sis,

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Indarwati Indarpati <patisayang@...> wrote:
>
>
>
> Sahabat Terbaikku Kecelakaan
> Hampir
> pukul 11.30, lelaki itu menyapaku. Dari nada suaranya, kutahu something wrong happen. Firasatku benar,
> selain menanyakan kabar apakah kami baik-baik saja, dia juga membawa kabar
> duka. “Nurcholis kecelakaan. Sepertinya gegar otak parah. Pas berangkat
> bekerja. Sekarang
> di RSUD Dr.
> Soetomo ditunggui Teguh dan Kusnomo.”
>
>  
>

3d.

Re: (catcil) Sahabat Terbaikku Kecelakaan

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Jan 7, 2010 9:41 pm (PST)



Makasih Mbak Siwi updatenya. Kata bang Coco patah tangan juga ya? :( Salam ya.. Bilang aku kangen pengin lihat senyum n ketawanya.

Makasih buat semua sahabat yang ikut mendoakan kesembuhannya, baik yang sempat reply atau tidak.

salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Siwi LH <siuhik@...> wrote:
>
> update terakhir dia sdh selesai operasi mbak, kondisi belum tahu persis krn blm boleh ditengok...
> ah ... betapa rumit mengurus sebuah hal ttg kesehatan di Indonesia, jargonn itu ternyata bukan isapan jempol belaka, ORANG MISKIN DI LARANG SAKIT, karena betapa rumit dan jumawanya mengurus kesehatan di sebuah rimba bernama Rumah Sakit Umum. Begitu masuk hrs menebus resep entah apa itu, yang pasti hrganya ratusan ribu, bahkan digit 6 kali, belum obat itu tertebus menunggu antrian, datang resep lagi, harus menebus lagi yg ini aku tahu totalnya 1 jeti, untuk peralatan persiapan operasi, belum resep itu tertebus, harus segera menebus darah ke PMI keluar uang lagi 800 ribu, untung ada temen modal mental yg kuat dia bilang ngutang dulu...lolos...
> terakhir brsn saya tlp saudaranya dia sedang menebus obat entah obat apa lagi, Allah Ya Rabb...
> hmhh... tak bisa komen lagi...
>
> Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
>
>
>
> ________________________________
> From: Indarwati Indarpati <patisayang@...>
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Thu, January 7, 2010 1:11:22 PM
> Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) Sahabat Terbaikku Kecelakaan
>
>
> Sahabat Terbaikku Kecelakaan
>
> Hampir
> pukul 11.30, lelaki itu menyapaku. Dari nada suaranya, kutahu something wrong happen. Firasatku benar,
> selain menanyakan kabar apakah kami baik-baik saja, dia juga membawa kabar
> duka. “Nurcholis kecelakaan. Sepertinya gegar otak parah. Pas berangkat
> bekerja. Sekarang di RSUD Dr.Soetomo ditunggui Teguh dan Kusnomo.”
>
> Innalillahi,…Dialah
> penentu setiap kejadian. Dulu, sekarang, masa depan. Aku tercekat. Kabar itu
> seolah melolosi tulang di ragaku. Nurcholis, lelaki sederhana berhati baik itu,
> kenapa harus dia yang mengalaminya?
>
>

4.

(rampai) little things

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jan 7, 2010 5:39 pm (PST)



Little Things
Oleh Retnadi Nur'aini

Saya suka lengan saya. Karena dengan lengan itulah, saya bisa menggendong dan memeluknya. Saya suka jari-jemari saya. Karena dengan itulah, dia biasa mengamati dan belajar menggenggam. Saya suka hidung saya, karena dari sanalah, saya bisa menghirup aroma tubuhnya. Campuran antara bau susu, sabun dan sampo bayi, bedak, minyak telon, dan aroma wangi bayi yang manis. Dan saya akan menghirup aroma itu dalam-dalam. Dalam-dalam. Untuk kemudian, merasakan aliran cinta menderasi setiap mililiter aliran darah saya.

Saya suka telinga saya. Karena dengan itulah, saya bisa mendengar suaranya. Berceloteh "Aghu aghu...nggehh..hauuu", saat sedang bermain.
"Elek...elek..elek..", saat sedang menyusu.
"Hkhkhkhk!" saat sedang tertawa tergelak-gelak.

Saya suka mata saya. Karena dengan sepasang mata itulah, saya bisa menatapnya. Sesekali dengan tampang serius dan mata membeliak, ia akan menggenggam mainan mungil atau buku kain di tangannya. Atau menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, saat ditengkurapkan. Sesekali, ia juga akan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya dengan bersemangat, seolah ingin menandak-nandak. Dan sesekali ia akan tertawa dengan lebarnya, hingga mulutnya berbentuk separuh purnama.

Saya suka rahim saya. Karena dengan itulah, saya pernah mengandungnya. Merasakan keajaiban Allah tumbuh dan berkembang dalam diri saya. Subhanallah. Alhamdulillah. Saya suka tubuh saya. Karena dengan ajaibnya, dengan sistematisnya, mereka akan bekerja memproduksi cairan kehidupan ASI, untuknya.

Dan saya suka bibir saya. Karena dengan itulah, saya menyapanya, menyanyikannya lagu, membacakannya surat-surat pendek, atau mengajaknya berkata-kata.
"Assalamualaikum, Cantik. Tuan Puteri sudah bangun? Enak bobonya?", saat ia baru bangun tidur.
"Raihana, kenapa Sayang? Ayo yang tenang dulu, anak Mama kan mandiri. Tenang dulu ya, Nak," saat ia mulai rewel dan gelisah, sambil meletakkan tangan saya di dadanya, menenangkannya.

Untuk kemudian, mengecup dahi dan pipi meronanya. Lalu berujar "Mama sayang kamu, Raihana. Jadi anak yang salehah, pintar, sehat, dan baik hati ya. I love you, I love you, I love you..."

5a.

Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jan 7, 2010 5:44 pm (PST)



alhamdulillah, selamat ya bunda
semoga barokah ya, amin :)
senang sekali mendengar kabar ini :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "febty f" <inga_fety@...> wrote:
>
> ternyata, sering ngeliat bunda online, karena lg lembur yah bund?:)
> hebat, bund, 3 buku....
> menunggu lg buku2 yg lain, bund..
>
> salam,
> fety
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ammy ramdhania <ammy_ram@> wrote:
> >
> > Assalamu alaikum wr wb
> > Dear Allz,
> >
> > Alhamdulillah, di penghujung tahun 2009 buku saya sudah terbit 3 jilid.
> > Lelah dan penat terasa hilang, begitu melihat jilid-jilid buku yang berwarna terang benderang disodorkan kang Adrian dari Inscript.Semangat ini kembali menyala, setelah sempat padam beberapa bulan.
> >
> > judul bukunya : 10 menit belajar membaca, 10 menit belajar menulis dan 10 menit belajar berhitung
> > Semuanya tergabung dalam seri Calistung Asyik untuk usia 4+, penerbit OASIS.
> > buku -buku ini beda banget dengan buku lain yang sejenis. Terasa lebih bermakna untuk si kecil, tidak sekedar calistung yang membosankan dan 'mengerikan'.
> >
> > Semua ini adalah ijim dari Allah semata, dengan dukungan dari suami tercinta dan Three Z ku yang tersayang yang rela terusik tidurnya karena umminya lembur terus.
> > Juga berkat dukungan dari teman-temanku semua di milis ini, Special thanks for Sinta Nisfuana, Anna Farida, and Teh Indari, Kang Adrian dari team Inscript + penerbit Oasis.
> > Dan makasih banget juga buat Laboratorium Kecil ku : TK CERAH .
> >
> > dua seri yang lain segera menyusul terbit di awal tahun 2010 : seri calistung asyik untuk usia 5+ dan 6+
> > yang isinya lebih heboh dan menarik lagi. Insya Allah.
> >
> > Wassalam
> > AMMY
> > anak adalah sumber inspirasiku
> >
> >
> > nb : buat teman-teman yang berminat memiliki buku itu bisa menghubungi saya 022-69553007 atau Inscript 022-5229415 atau langsung ke Oasis 022 4234899.
> >
> >
> >
> > &quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
> > http://id.mail.yahoo.com&quot;
> >
>

6a.

Re: [Kelana] Boscha: And The Life Goes On

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jan 7, 2010 5:51 pm (PST)



subhanallah, mbak lia,
seakan2 aku sedang berada di sana..
alhamdulillah, makasih ya utk tulisannya yg detil, deskriptif dan berjiwa..

"Dan sebelum lebih jauh melangkah, saya sudah jatuh cinta pada tempat itu. Langkah kaki saya yang takkan pernah sama lagi." :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Boscha: And The Life Goes On
>
> Oleh Lia Octavia
>
>
>
> Mungkin apa yang dirasakan Boscha lebih dari seratus tahun yang
> lalu kurang lebih sama dengan perasaan saya saat memandang hamparan hijau
> pegunungan dengan embun menetesi setiap helai daun yang bunga-bunganya
> tersenyum pada matahari dan puncak gunung berselimut kabut yang merangkul
> awan-awan putih yang kadangkala mengarak hujan. Menyemai setiap benih-benih
> kehidupan di lereng perkebunan Malabar yang terletak di Pangalengan, sebuah
> daerah yang terletak sekitar 45 kilometer selatan Bandung. Di atas
> ketinggian 1550 meter di atas permukaan laut itulah saya jatuh cinta pada
> alamnya, dimana lebih dari 120 tahun yang lalu Boscha membangun
> mimpi-mimpinya lalu mewujudkannya sebagai warisan kehidupan untuk generasi
> setelahnya. Warisan yang kini sedang saya nikmati bersama kedua sahabat
> saya, Mbak Wiwiek dan Mbak Fisra, dalam sebuah perjalanan petualangan awal
> tahun yang tidak terlupakan di Pangalengan, Bandung Selatan.
>
>
>
> Tentang KAR Boscha
>
> Terlahir dengan nama lengkap Karel Albert Rudolf Boscha di
> S'Gravenhage, Belanda pada tahun 1865, seorang insinyur yang kemudian datang
> ke Indonesia; Medan, Borneo, Sukabumi, dan kemudian Pangalengan pada tahun
> 1887. Di Pangalengan inilah Boscha membuka perkebunan teh yang dinamakan
> perkebunan teh Malabar pada tahun 1890 dimana Boscha kemudian menetap, pada
> sebuah rumah bercerobong asap yang terletak di antara hamparan pohon dan
> perkebunan teh, membelah udara dingin yang bersuhu rata-rata 16 derajat
> Celsius tersebut. Ia mempekerjakan penduduk pribumi sebagai pemetik teh di
> perkebunannya, juga membuat sistem irigasi hingga pabrik pengolahan teh yang
> masih beroperasi hingga sekarang. Boscha mempelajari teh di Sukabumi hingga
> kemudian menjabat sebagai manajer perkebunan teh Malabar hingga ia wafat
> pada tahun 1928. Ia juga membangun sekolah pada tahun 1913 di tengah
> perkebunan teh sebagai sarana pendidikan bagi putra putri karyawan
> perkebunan.
>
> Boscha tidak hanya dikenal di dunia budidaya teh. Ia banyak
> menyumbangkan tenaga, pikiran, dan dana bagi kepentingan sosial dan
> pembangunan kota Bandung, seperti Observatorium Bintang Boscha di Lembang,
> Bala Keselamatan di Jl. Jawa, sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna
> wicara, Telefoon Maatschappij voor Bandung en Preanger di Jl. Tegallega
> (kini PT INTI), kompleks Nederlands-Indische Jaarbeurs (Pekan Raya) yang
> kini menjadi kantor Kologdam, dan sebagai anggota dewan penyantun untuk
> Tehnische Hogerschool (kini ITB). Ia juga mendirikan institut kanker dan
> yang pertama memperkenalkan satuan hektar dan kilometer untuk menggantikan
> satuan tradisional pal dan bahu. Ia juga mendirikan pembangkit tenaga
> listrik di air terjun Cilaki yang hingga kini menjadi penyedia tenaga
> listrik bagi pabrik teh dan perumahan karyawan.
>
>
>
> Cinta pada hutan kecil itu
>
> Pagi itu, saya bersama Mbak Wiwiek dan Mbak Fisra langsung
> menuju perkebunan teh Malabar yang terletak kurang lebih lima belas menit
> perjalanan dengan mobil dari tempat penginapan kami di Pangalengan. Sisa
> hujan semalam masih menggenang di setiap lekuk jalan dan embun masih
> menetesi ujung sepatu converse biru saya. Pagi yang dingin, berkabut, dan
> menenangkan. Tidak ada yang mengalahkan kenyamanan menjejakkan kaki di tanah
> yang basah diiringi hembusan angin dan riuh pohon-pohon berderak di
> sepanjang jalan. Teh hangat dan nasi goreng yang baru saja saya nikmati di
> penginapan turut menghangatkan tubuh saya yang berselimut jaket dan berbalut
> pakaian serba biru; kaus katun biru tua dirangkap dengan kaus jumper biru
> muda dan jeans biru tua serta kerudung biru muda yang menutup kepala
> saya. Pagi
> yang membuat saya bernyanyi.
>
> Kemudian kami tiba di sebuah tempat dengan papan besar
> bertuliskan "Perkebunan Teh Malabar" di pintu gerbangnya. Begitu kami
> memasuki pintu gerbang itu, saya langsung melihat hamparan pohon teh sejauh
> mata memandang. Hijau. Rindang. Berumpun-rumpun. Tak henti-hentinya saya
> mengisi paru-paru saya dengan udara segar yang menyehatkan dan menyegarkan.
> Pohon-pohon besar dan tinggi berdiri menjulang melingkupi jalanan kecil
> beraspal menuju ke tengah perkebunan tersebut. Bunga-bunga beraneka warna
> terangguk-angguk tertiup angin pagi. Dengan berlari-lari riang, kami bertiga
> menikmati pemandangan indah itu sambil berfoto-foto. Dan sebelum lebih jauh
> melangkah, saya sudah jatuh cinta pada tempat itu. Langkah kaki saya yang
> takkan pernah sama lagi.
>
> Lalu kami tiba di sebuah hutan kecil yang rimbun oleh
> pohon-pohon teh dan pohon-pohon besar yang rindang. Di sana, di hutan kecil
> itu ada sebuah makam yang terawat dengan baik. Di makam itulah tempat
> peristirahatan terakhir Boscha yang dilengkapi dengan pagar dan pilar-pilar
> bergaya Eropa bercat putih yang dibangun di atas marmer putih dengan batu
> nisan di tengah-tengahnya. Tempat yang dulu sering digunakan Boscha untuk
> beristirahat setelah selesai bekerja dan berkeliling perkebunan dengan kuda.
> Tanah yang subur, hamparan pemandangan yang menghijau disertai dengan udara
> sejuk, di sinilah Boscha menanamkan cinta pada perkebunan dan hutan kecil
> tersebut. Cinta yang disiraminya dengan keteguhan dan kegigihan serta
> disiplin yang kemudian tumbuh, bertunas, dan berkembang. Cinta yang
> menjalar pada orang-orang di sekitarnya, hingga saya masih bisa merasakan
> cinta itu pada tutur kata penjaga makam yang pensiunan pegawai perkebunan
> dan tatapan hangat pembersih makam yang sudah tinggal beberapa generasi di
> tempat itu. Cinta pada hutan kecil itulah yang saya rasakan dan membuat saya
> memandang hormat serta kagum pada foto Boscha di atas nisan tersebut.
> Seorang yang membawa begitu banyak perubahan dan manfaat semasa hidupnya.
>
>
>
> And The Life Goes On
>
> Kurang satu kilometer dari makam itu, berdirilah kediaman Boscha
> yang dibangun di tengah hutan berpagar pohon-pohon besar dan diselimuti
> berbagai tumbuhan dan bunga-bunga yang terangguk-angguk ditiup angin pagi.
> Hingga kemudian awal tahun 2010 ini membekukan segala waktu dan seketika
> saya tiba-tiba berada pada seratus tahun yang lampau saat melihat rumah
> tersebut. Saya seakan bisa melihat Boscha menunggang kuda memasuki gerbang
> kediamannya, melintasi jalanan kecil menuju beranda. Saya bisa melihat ia
> turun dari kudanya sambil menggenggam tongkat hari Sabtunya (Boscha memiliki
> delapan buah tongkat yang dipakainya setiap hari sedangkan satu tongkat
> untuk cadangan) kemudian masuk ke dalam ruang tamu yang luas dengan piano di
> sudutnya. Perapian yang terbuat dari batu bata merah menghangatkan ruangan
> sementara dari arah belakang, harum masakan merebak di bagian dapur. Kemudian
> pada pukul setengah sebelas siang ia membunyikan sejenis kentongan dari besi
> dari lereng sebelah barat sebagai tanda istirahat bagi para pemetik teh dan
> kembali pulang menjelang senja.
>
> Di rumah inilah Boscha melihat segalanya. Beratus tahun ke
> depan, ia melihat sebuah perkebunan teh yang menghijau di lereng Gunung Nini
> yang memberi makan banyak orang dan memakmurkan pemerintah daerah. Teh
> berkualitas tinggi yang kemudian diekspor ke Eropa dan berbagai negara,
> beserta penginapan untuk para penjelajah yang lahir beratus tahun kemudian
> seperti saya dan ketiga sahabat saya. Sehingga apapun yang ia kerjakan saat
> itu, ia meletakkan landasan bagi mimpi-mimpi yang dilihatnya.
>
> "Boscha adalah seorang visioner," begitu kata Mbak Wiwiek.
> Betapa kerja kerasnya dulu kini telah berbuah manis. Saya yakin, ia pasti
> akan tersenyum lebar saat ia melihat Malabar di tahun 2010 ini. Bahwa apa
> yang dilihatnya dulu kini menjelma nyata dan Boscha telah memberikan warisan
> itu bagi kehidupan-kehidupan kemudian yang bergulir di atas bumi
> Parahyangan. Warisan yang harus kita pelihara dan jaga bersama, mungkin
> untuk seratus tahun ke depan, saat anak cucu saya beserta anak cucu
> sahabat-sahabat saya datang kembali mengunjungi Malabar dan kemudian jatuh
> cinta pada tempat itu, sama halnya dengan apa yang terjadi pada Boscha dan
> saya, di waktu yang berbeda.
>
>
>
> Pangalengan – Malabar, Bandung Selatan, Jan 1-2, 2010
>
> Special thanks for Mbak Wiwiek & Mbak Fisra for such a great travelling &
> adventure….
>
>
>
>
>
> ******
>
>
>
> http://liaoctavia.blogspot.com (untuk travelling & catatan perjalanan)
>
> http://mutiaracinta.multiply.com
>

7a.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] Telah Terbit Novel Anak Pingkan Sang Ju

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jan 7, 2010 5:56 pm (PST)



alhamdulillaah, selamat ya mb dew :)
produktif sekali ya mb dew. semoga bestseller yaa, amin :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha sugiyo <sinarning_rat@...> wrote:
>
> selamat ya dew... wiiih produktif bangeeet ini ibu muda... sukses... ikut berbahagia dan selamat tahun baru juga. sukses, sukses, sukses 1000x oke?
>
>
> --- Pada Jum, 1/1/10, d r <dedew_cheesecake@...> menulis:
>
>
> Dari: d r <dedew_cheesecake@...>
> Judul: [sekolah-kehidupan] Telah Terbit Novel Anak Pingkan Sang Juara, horeee..
> Kepada: penulis-bacaan-anak@yahoogroups.com, sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, pembacaasmanadia@yahoogroups.com
> Tanggal: Jumat, 1 Januari, 2010, 11:24 AM
>
>
>  
>
>
>
> Dear All,
>
> Alhamdulillah, awal tahun yang menyenangkan. Baru menerima bukti terbit novel anak terbaruku, judulnya Pingkan Sang Juara, terbitan Sinergi Pustaka-Bandung.
>
> Penerbitan naskah ini cukup berliku, akhirnya menemukan solmetnya di Bandung, berkat tangan dingin Kang Yudi Irawan. Hatur nuhun, kang Yudi en editornya Teh Nur Fajriyah yang kontak-kontakan hanya lewat Fesbuk, mantap.
>
> Sinopsis:
>
> Novel ini menceritakan tentang Pingkan, seorang gadis yang pembosan. Ia ingiin sekali jadi juara seperti Kak Lita yang juara Olimpiade IPA, Gusti juara sepakbola. Ping ingin berdiri di podium sekolah dan mendapat sorak-sorai teman-teman.
>
> Tapi, juara apa? Ping payah dalam olahraga, menyanyi fals, bahasa Inggris kacau. Duh, sepertinya ia tak punya bakat apapun.
>
> Ia harus berjuang mengikut berbagai macam bidang untuk jadi juara. Ikuti lika-liku perjuangan Pingkan, ya teman-teman! Apakah ia akan berhasil? Jadi juara apa? Baca bukunya!
>
> Dapatkan bukunya di toko buku ternama. Boleh juga, pesan langsung ke Toko Ibu Bagus alias dakuw sendiri, hihi. Insya Allah dapat diskon en ttd bau bawang bombai ;p
>
> Makasih ya semuanyaa..
> Met Taon baru 2010!
>
> Dewi Dedew Rieka
> -Kisah Satwa dan Puspa dalam Al Quran, Dar!Mizan, 2009
> -Melacak Penulis Misterius-Dar! Mizan, 2009
> -Bocah-Bocah Galaksi-Dar! Mizan,2009
> -Small Things, Kecil Tapi Penting-Dar! Mizan, 2009
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini!
> http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
>

8a.

Re: Mohon doa untuk kesembuhan M. Alham Navid (13 bulan)...

Posted by: "sya sya" sya4215@yahoo.com   sya4215

Thu Jan 7, 2010 7:35 pm (PST)



Ya Allah.. setelah Dani kini Mas Nur yang giliran dapat ujian..
Semoga Alham segera diberi kesembuhan, dan Mas Nur n Mbak Yuni diberi kekuatan
menghadapi ujian ini.. Amin

________________________________
From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
To: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Sent: Wed, December 9, 2009 6:08:28 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Mohon doa untuk kesembuhan M. Alham Navid (13 bulan)...

Assalammu'alaikum wr.wb.
>
>Dear all,
>
>Di pagi hari ini, yang merupakan waktu berkah, saya mohon doa kawan-kawan semua untuk kesembuhan anak saya, Muhammad Alham Navid (13 bulan) yang tengah dirawat di Rumah Sakit Pasar Rebo. Setelah dua hari demam panas sejak hari Minggu (6/12), Alham membaik dan mulai ceria bermain seperti biasa. Mendadak semalam pukul 12 malam ia menjerit-jerit kesakitan. Dengan feeling orang tua, kami bergegas membawanya ke UGD RS Pasar Rebo. Ternyata, hasilnya cukup mengagetkan, Alham didignosis menderita peradangan di paru-paru dan jantungnya. Dan ternyata itu sudah dideritanya lebih dari beberapa minggu sebelumnya. Ah, kami sungguh merasa gagal sebagai orang tua -- yang tidak jeli dengan kondisi anak pertama dan sematawayang kami. Alham, sebagaimana pembawaannya, memang selalu tersenyum manis kendati sedang terbaring demam atau sakit.
>
>Maafkan kami ya, Nak, dan terima kasih atas doa kesembuhan dari kawan-kawan semua.
>
>Wassalammu'alaikum wr.wb.
>
>Nursalam AR & Yuni Meganingrum
>
>--
>"There is no life without risks"
>Nursalam AR
>Translator - Writer - Trainer
>0813-10040723
>021-92727391
>Facebook: www.facebook. com/nursalam. ar
>Blog: www.nursalam. multiply. com
>

--
"There is no life without risks"
Nursalam AR
Translator - Writer - Trainer
0813-10040723
021-92727391
Facebook: www.facebook. com/nursalam. ar
Blog: www.nursalam. multiply. com

8b.

Re: Mohon doa untuk kesembuhan M. Alham Navid (13 bulan)...

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Jan 7, 2010 9:32 pm (PST)



Kebalik Mbak Sya. Alham dulu baru Irhamna yang sakit.

salam,
Indar
yang lagi berduka untuk sahabatnya.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, sya sya <sya4215@...> wrote:
>
> Ya Allah.. setelah Dani kini Mas Nur yang giliran dapat ujian..
> Semoga Alham segera diberi kesembuhan, dan Mas Nur n Mbak Yuni diberi kekuatan
> menghadapi ujian ini.. Amin
>
>
>
>
>

8c.

Re: Mohon doa untuk kesembuhan M. Alham Navid (13 bulan)...

Posted by: "salman al muhandis" abdul_azis80@yahoo.com   abdul_azis80

Fri Jan 8, 2010 1:40 am (PST)



Ya Allah berilah kesembuhan bagi buah hati sahabat-sahabatku di SK
Berilah kekuatan, kesabaran dan kikhlasan kepada mereka,
Jadikanlah setiap lelah dan letih dalam mengurus buah hati mereka menjadi "tabungan akhirat" bagi mereka dan keluarganya,
Mudahkanlah urusan dunia dan akhiratnya...

#Seorangayah
www.seorangayah.wordpress.com

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "INDARWATI" <patisayang@...> wrote:
>
> Kebalik Mbak Sya. Alham dulu baru Irhamna yang sakit.
>
> salam,
> Indar
> yang lagi berduka untuk sahabatnya.
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, sya sya <sya4215@> wrote:
> >
> > Ya Allah.. setelah Dani kini Mas Nur yang giliran dapat ujian..
> > Semoga Alham segera diberi kesembuhan, dan Mas Nur n Mbak Yuni diberi kekuatan
> > menghadapi ujian ini.. Amin
> >
> >
> >
> >
> >
>

9a.

[OOT]: Lowongan Perawat Penempatan di Bandung

Posted by: "budi" magnifico_99@yahoo.co.id   magnifico_99

Thu Jan 7, 2010 7:51 pm (PST)



Mohon maaf untuk moderator yang terhormat, numpang pasang informasi.

DIBUTUHKAN SEGERA UNTUK PROGRAM HOME CARE!!!

+Perawat [D3 atau SPK]

+Bersedia menginap ditempat kerja

+Salary minimal UMK Bandung [bisa lebih]

Untuk lamaran dan informasi lebih lanjut bisa menghubungi:

Budi Santoso
Operational Manager
Rumah Sehat Indonesia
Alamat :Jl. Turangga No. 33 C Bandung
Email :budi_santoso@rumahsehatindonesia.org
ID YM :magnifico_99
Phone :0815 4803 7375/022-91741058

10.

(catcil) Sakit dan Celaka Dilarang Mendekat pada Orang Tak Punya

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Jan 7, 2010 9:14 pm (PST)





Sakit
dan Celaka Dilarang Mendekat pada Orang Tak Punya

 

Seorang
sahabat menulis di status facebooknya, "Jaga diri baik-baik. Usahakan selalu
sehat, karena sakit itu mahal, berbuah resep dan jahitan, ngilu dan dendam.
Apalagi jika Anda bukan orang berkecukupan, termakan ucap hiprokit yang
berjanji tanpa beban."

 

Langsung
terasa olehku betapa ngilu ucapan itu. Aku tahu benar pribadi yang menulisnya,
seorang jujur, lugas, cerdas, sekaligus kritis yang berani menentang arus. Aku
juga tahu yang melatari tulisannya itu terutama di baris terakhir. Ya,
kesehatan memang teramat mahal terutama bagi sebagian besar penduduk negeri
yang katanya gemah rimah loh jinawi ini.

 

Sebelum
musibah menimpa seorang sahabat kemarin, rentetan duka yang berkaitan dengan
kesehatan dan mahalnya harga yang harus ditebus sebagai usaha untuk
mengembalikannya menimpa dua sahabat lainnya. Sahabat pertama, anaknya yang
baru berusia sekitar 1 tahun harus masuk rumah sakit dan ngamar selama 3 hari.
Entah berapa rupiah yang harus dikeluarkannya. Sahabat kedua, malah lebih hebat
cobaannya. Si kecil yang belum genap 1 bulan harus rela ditusuk jarum demi
memasukkan cairan ke tubuhnya. Belum lagi perawatan lainnya yang pasti teramat
menyakitkan dan tak nyaman untuk bayi sekecil dia. Dan demi mengembalikan
kesehatan si kecil, sahabat itu setidaknya harus mendeposit 10 juta demi sebuah
fasilitas bernama NICU.

 

Meski
akhirnya tak perlu memakai alat bantu itu—dan semoga tetap tak perlu--,pasti
tak bakalan sedikit uang yang harus dikeluarkannya sebelum si kecil bisa pulang
ke rumah. Saat kutulis ini, si kecil sudah menginap selama 8 hari si rumah
sakit.

 

Kembali
ke kasus sahabat yang menggerakkan tangan sahabat lainnya menulis di statusnya
seperti di atas, kabarnya keluarganya harus menyiapkan dana setidaknya 20 juta
untuk operasi dia. Belum lagi biaya di luar pengobatan, misal akomodasi,
konsumsi dan transportasi keluarga yang menungguinya. Yang lebih besar dari itu
semua, adalah biaya moral dan mental saat berhadapan dengan birokrasi bernama
rumah sakit dengan segala perangkatnya yang cenderung tak ramah (pada mereka
yang tak bawa uang :(  ), juga
perusahaan terutama oknum yang mestinya bertanggung jawab yang justru cenderung
masa bodoh dengan derita karyawannya. Mereka, selalu berlindung di balik
dinding tebal bernama peraturan. Entah sembunyi kemana si kemanusiaan. Padahal
yang tengah dipertaruhkan adalah nyawa manusia, bukan selembar baja.

 

Aku
pernah dirawat di UGD karena kecelakaan. Sedikit banyak aku tahu derita yang
harus ditanggung saat kepala mendapat jahitan. Gegar otak ringan saja bisa
sampai tahunan masih terasa. Apalagi jika lebih parah. Dalam kondisi seperti
itu, yang tak kalah mengais simpati adalah kondisi keluarga penderita. 'Ana
ingat antum dulu', begitu kata sahabatku itu sebagai lanjutan kabar dia tentang
istri sahabatku, anaknya yang masih TK, serta keluarga lainya yang datang dari
Lamongan dan menunggui di rumah sakit. Ya, saat penderita berkutat dengan
sakitnya, keluargalah yang harus siap mental dan berperang dengan hanya dua
senjata, doa dan harta.

 

Doa,
gratis. Siapa saja bisa, dan hasilnya terserah Dia. Yang pasti, setiap doa akan
mendapat jawaban, meski kadang jawaban 'tidak' lah yang diberikan.

Harta,
tak setiap orang diberi kesempatan memiliki lebih dari lainnya dan
menggenggamnya pada saat yang tepat, misal saat butuh dana besar demi sesuatu
bernama kesehatan dan pengobatan seperti kasus 3 sahabatku di atas.

 

Ah,
andaikata di dada setiap orang tak berpunya bisa diberi peringatan 'sakit dan
celaka dilarang dekat-dekat', pasti takkan ada cerita duka karena kurang harta
demi menyelamatkan jiwa. Tapi, jika hanya orang mampu bayar rumah sakit yang
sakit lalu sembuh, bisa jadi juga manusia lupa betapa berharganya raga yang
dihuni jiwa, lalu beranggapan semua bisa terbeli dengan lembaran uang, hingga
manusia semakin jumawa, melupakan pencipta dan penjaganya, mengesampingkan
nikmat-tak-langsung-tampak yang bernama kesehatan.

 

Tanah Baru, 08/01/10
11.48

Indarwati
irt penulis novel Lintang Gumebyar  
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Group Charity

Stop Cyberbullying

Keep your kids

safe from bullying

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: