Kamis, 19 Juni 2008

[daarut-tauhiid] Kewajiban Membentuk Rumah Tangga Islam

Kewajiban Membentuk Rumah Tangga Islam Oleh: Tim
dakwatuna.com<http://www.dakwatuna.com/author/admin>

*
dakwatuna.com -* Islam agama yang diturunkan Allah swt. kepada manusia untuk
menata seluruh dimensi kehidupan mereka. Setiap ajaran yang digariskan agama
ini tidak ada yang berseberangan dengan fitrah manusia. Unsur hati, akal,
dan jasad yang terdapat dalam diri manusia senantiasa mendapatkan "khithab
ilahi" (arahan Allah) secara proporsional.

Oleh karenanya, Islam melarang umatnya hidup membujang laiknya para pendeta.
Hidup hanya untuk memuaskan dimensi jiwa saja dan meninggalkan proyek
berkeluarga dengan anggapan bahwa berkeluarga akan menjadi penghalang dalam
mencapai kepuasan batin. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan fitrah
manusia yang berkaitan dengan unsur biologis.


Berkeluarga dalam Islam merupakan sunnatullah yang berlaku untuk semua
makhluk (kecuali malaikat), baik manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan
ditekankan dalam ajaran Islam bahwa nikah adalah sunnah Rasulullah saw. yang
harus diikuti oleh umat ini. Nikah dalam Islam menjadi sarana penyaluran
insting dan libido yang dibenarkan dalam bingkai ilahi. Agar kita termasuk
dalam barisan umat ini dan menjadi manusia yang memenuhi hak kemanusiaan,
maka tidak ada kata lain kecuali harus mengikuti Sunnah Rasul, yaitu nikah
secara syar'i. Meskipun ada sebagian Ulama yang sampai wafatnya tidak sempat
berkeluarga. Dan ini bukan merupakan dalih untuk melegalkan membujang seumur
hidup. Adapun hukumnya sendiri –menurut ulama– bertingkat sesuai faktor yang
menyertainya. Coba perhatikan beberapa nash di bawah ini:


*"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan
dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu."* (An-Nisa: 1)


"*Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir." *(Ar-Rum: 21)

*
Sa'idbin Abu Maryam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far
mengabarkan kepada kami, Humaid bin Abu Humaid At-Thawil bahwasanya ia
mendengar Anas bin Malik r.a. berkata: "Ada tiga orang yang mendatangi
rumah-rumah istri Nabi saw. menanyakan ibadah Nabi saw. Maka tatkala
diberitahu, mereka merasa seakan-akan tidak berarti (sangat sedikit). Mereka
berkata: "Di mana posisi kami dari Nabi saw., padahal beliau telah diampuni
dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang." Salah satu mereka
berkata: "Saya akan qiyamul lail selama-lamanya." Yang lain berkata: "Akan
akan puasa selamanya." Dan yang lain berkata: "Aku akan menghindari wanita,
aku tidak akan pernah menikah." Lalu datanglah Rasulullah saw. seraya
bersabda: "Kalian yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh aku yang
paling takut dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi aku berpuasa
dan berbuka, aku sholat, aku tidur, dan aku juga menikah. Barang siapa yang
benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku."* (Al-Bukhari)


Ada beberapa faktor yang mendasari urgensinya pembentukan keluarga dalam
Islam sebagaimana berikut:

*
1. Perintah Allah swt.*


Membentuk dan membangun mahligai keluarga merupakan perintah yang telah
ditetapkan oleh Allah swt. dalam beberapa firman-Nya. Agar teralisasi
kesinambungan hidup dalam kehidupan dan agar manusia berjalan selaras dengan
fitrahnya. Kata "keluarga" banyak kita temukan dalam Al-Quran seperti yang
terdapat dalam beberapa ayat berikut ini;

*
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan."* (At-Tahrim: 6)

*
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat."*(Asy-Syu'ara': 214)

*
"**Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang
memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa."* (Thaha: 132)

*
2. Membangun Mas'uliah Dalam Diri Seorang Muslim.*


Sebelum seorang berkeluarga, seluruh aktivitasnya hidupnya hanya fokus
kepada perbaikan dirinya. Mas'uliah (tanggung jawab) terbesar terpusat pada
ucapan, perbuatan, dan tindakan yang terkait dengan dirinya sendiri. Dan
setelah membangun mahligai keluarga, ia tidak hanya bertanggungjawab
terhadap dirinya saja. Akan tetapi ia juga harus bertanggungjawab terhadap
keluarganya. Bagaimana mendidik dan memperbaiki istrinya agar menjadi wanita
yang shalehah. Wanita yang memahami dan melaksanakan hak serta kewajiban
rumah tangganya. Bagaimana mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi
rabbani nan qurani. Coba kita perhatikan beberapa hadits berikut ini:


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :


"Sesungguhnya Allah Ta'ala akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap
pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau
melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota
keluarganya." (Hadits gharib dalam Hilayatul Auliya, 9/235, diriwayatkan
oleh An-Nasa'i dalam Isyratun Nisaa', hadits no 292 dan Ibnu Hibban dari
Anas dalam Shahihul Jami', no.1775; As-Silsilah Ash-Shahihah no.1636).


Dari Aisyah r.a., berkata: "Nabi saw. bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah
yang paling baik pada kelurganya dan aku paling baik bagi keluargaku." (Imam
Al-Baihaqi)

*
Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Mukmin yang
paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang
paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya
*." (Imam At-Tirmidzi, dan ia berkata: "Hadits hasan shahih."

*
3. Langkah Penting Membangun Masyarakat Muslim** *


Keluarga muslim merupakan bata atau institusi terkecil dari masyarakat
muslim. Seorang muslim yang membangun dan membentuk keluarga, berarti ia
telah mengawali langkah penting untuk berpartisipasi membangun masyarakat
muslim. Berkeluarga merupakan usaha untuk menjaga kesinambungan kehidupan
masyarakat dan sekaligus memperbanyak anggota baru masyarakat.

*
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan." *(At-Tahrim: 6)

*
Dari Anas r.a. berkata: "Rasulullah saw. memerintahkan kami dengan "ba-ah"
(mencari persiapan nikah) dan melarang membunjang dengan larangan yang
sesungguhnya seraya bersabda: "Nikaihi wanita yang banyak anak dan yang
banyak kasih sayang. Karena aku akan berlomba dengan jumlah kamu terhadap
para nabi pada hari kiamat."* (Imam Ahmad, dishahihkan Ibnu Hibban. Memiliki
"syahid" pada riwayat Abu Dawud, An-Nasaai dan Ibnu Hibban dari hadits
Ma'qil bin Yasaar)

*
4. Mewujudkan Keseimbangan Hidup*


Orang yang membujang masih belum menyempurnakan sisi lain keimanannya. Ia
hanya memiliki setengah keimanan. Bila ia terus membujang, maka akan terjadi
ketidakseimbangan dalam hidupnya, kegersangan jiwa, dan keliaran hati. Untuk
menciptakan keseimbangan dalam hidupnya, Islam memberikan terapi dengan
melaksanakan salah satu sunnah Rasul, yaitu membangun keluarga yang sesuai
dengan rambu-rambu ilahi. Rasulullah saw. bersabda:

*
Dari Anas bin Malik r.a. berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Apabila
seseorang menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agama. **Hendaklah
ia bertakwa kepada Allah dalam setengahnya."* (Imam Al-Baihaqi)


Menikah juga bisa menjaga keseimbangan emosi, ketenangan pikiran, dan
kenyamanan hati. Rasulullah saw. bersabda:

*
Dari Abdullah berkata: Rasulullah saw. bersabda kepada kami: "Wahai para
pemuda, barangsiapa dari kalian yang memiliki kemampuan, maka hendaklah ia
menikah. Karena sesungguhnya menikah itu akan menundukkan pandangan dan
memelihara farji (kemaluan). Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia
berpuasa. Karena puasa itu merupakan benteng baginya.* (Imam Muslim)


Semoga kita dimudahkan Allah untuk melaksanakan sunnah ini. Amin


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:

http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: