Biasakan Hidup Berdampingan Dengan Bencana
BANDUNG, KOMPAS.com - Masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa,
termasuk juga di pesisir selatan dan wilayah tengah Jawa Barat harus
terbiasa hidup berdampingan dengan bencana ini.
Hal itu diungkapkan ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung Prof. Sri
Widiyantoro, Kamis (1/10) di Kampus ITB. Ia menuturkan, gempa besar bukan
hanya terjadi di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini. Melainkan, juga
di masa lampau dan akan berlanjut di masa yang akan datang.
"Masyarakat kan juga terus belajar. Lambat laun mereka akan terbiasa," ucap
anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia ini. Dalam beberapa tahun ini,
menyusul rangkaian gempa besar yang terjadi sejak gempa dan tsunami besar di
Nanggroe Aceh Darussalam 2004 lalu, ia melihat, masyarakat Indonesia sudah
mulai akrab dengan gempa.
Hanya, yang masih perlu banyak dibenahi, yaitu langkah mitigasi apabila
terjadi gempa. Berdasarkan pengalaman, tidak jarang justru muncul korban di
jalanan akibat adanya kepanikan masyarakat pasca-gempa.
Padahal, ini tidak perlu terjadi jika pemerintah sebelumnya telah membuat
rencana mitigasi dan rute-rute pengungsian apabila terjadi gempa ataupun
tsunami. Hal yang tidak kalah penting adalah kesadaran membuat bangunan yang
berstruktur kokoh.
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar