BERITA PERS
BEBASKAN DARI MASALAH GIZI,
BUPATI KLATEN RESMIKAN PROGRAM SAGITA
Klaten - Untuk membebaskan Klaten dari masalah gizi, Bupati Klaten Sunarna SE, meresmikan program Sadar Gizi Ibu dan Balita atau yang disingkat SAGITA pada Sabtu, 17 Oktober 2009. Program yang merupakan inisiatif bersama antara PT Sari Husada dan Lembaga Swadaya Masyarakat PKPU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pemeliharaan dan perbaikan status gizi balita, peningkatan pengetahuan ibu tentang permasalahan gizi dan kesehatan serta pemberdayaan kader gizi lokal di Kabupatan Klaten.
Progam SAGITA ini dilaksananan di 5 desa yakni Desa Kebondalem Kidul Kecamatan Prambanan, Desa Randusari Kecamatan Prambanan, Desa Rejoso Kecamatan Jogonalan, Desa Tambakan Kecamatan Jogonalan dan Desa Ngemplak Seneng Kecamatan Manis Renggo.
Presiden Direktur PT Sari Husada, Budi Isman mengatakan, nasib bangsa ini di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh kualitas balitanya. Banyaknya balita yang menderita gizi buruk, gizi kurang dan segala permasalahan kesehatan lainnya, merupakan cikal bakal terjadinya Lost Generation.
"Oleh karena itu Pemkab Klaten sangat mendukung inisiatif ini yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Klaten, khususnya bagi ibu dan anak," tambahnya.
Budi Isman menambahkan, program SAGITA adalah wujud komitmen Sari Husada dalam mendukung pemerintah mencapai target Pembangunan Milenium (MDGs) khususnya target nomor 1, 4 dan 5.
"Kami bersyukur bahwa program ini mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat dan terharu oleh antusias para kader gizi yang dengan semangat mendedikasikan waktu dan tenaga untuk membagikan pengetahuan dan melakukan pendampingan bagi para ibu." lanjutnya.
Peresmian Program Sagita ini terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari penyuluhan gizi hingga pameran hasil program SAGITA yang telah berjalan selama kurang lebih satu tahun. Adapun kegiatannya berupa, penimbangan dan pemberian PMT, dan demo masak.
Tomy Hendrajati selaku Direktur Program PKPU mengatakan, "Selama satu tahun masa pelaksanaan program SAGITA di lima wilayah tersebut, banyak capaian-capaian yang mengindikasikan program ini dibutuhkan oleh masyarakat."
Adapun beberapa keberhasilan program SAGITA, pertama, terbentuknya lima posyandu binaan dan lima pondok SAGITA di Kabupaten Klaten. Kedua, terpilihnya 52 kader lokal sebagai penggerak program SAGITA.
Ketiga, telah terlaksana pembinaan kader melalui training dasar kader SAGITA yang aktif dalam setiap pelaksanaan SAGITA dan posyandu, seperti penimbangan, penyuluhan, dan pemberian makanan tambahan. Keempat, terbinanya 30-50 balita di masing-masing pondok SAGITA dan 400 balita di Posyandu Binaan".
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi 400 balita di posyandu binaan saat awal penimbangan pada November 2008 tercatat mengalami penurunan yang signifikan. Sama halnya dengan hasil pemantauan status gizi 163 balita di pondok SAGITA pada akhir penimbangan bulan Agustus 2009 yang mengalami penurunan status gizi buruk.
Pemantauan Status Gizi di Posyandu Binaan di 5 Desa :
- Gizi Buruk : menurun dari 3.9% menjadi 1.0%
- Gizi Kurang : menurun dari 27.6% menjadi 11.5%
- Gizi Baik : menurun dari 58.6% menjadi 53.5%
- Gizi Lebih : menurun dari 2.4% menjadi 0.8%
- Tidak menimbang : meningkat dari 7.5% menjadi 33.3%
Pemantauan Status Gizi di Pondok SAGITA di 5 Desa :
- Gizi Buruk : menurun dari 10.5% menjadi 5.5%
- Gizi Kurang : meningkat dari 72.4% menjadi 73.0%
- Gizi Baik : meningkat dari 11.8% menjadi 16.6%
- Gizi Lebih : tidak ada (0.0%)
- Tidak menimbang : menurun dari 5.3% menjadi 4.9%
Keberhasilan penurunan status gizi balita di Kabupaten Klaten ditentukan oleh peran serta masyarakat, pemerintah, serta berbagai pihak swasta seperti Sari Husada dan PKPU. Karena melalui sinergi yang berkelanjutan antara pemerintah yang di wakili oleh puskesmas dan posyandu berbagai faktor penghambat yang terjadi di masyarakat bisa diatasi.
Sehingga dalam mengatasi masalah gizi yang ada tidak hanya dapat diatasi dengan pemberian pangan instan kepada para balita namun lebih menekankan pada pemanfaatan sumberdaya lokal khususnya yang berkaitan dengan pangan dan juga peningkatan pengetahuan ibu balita yang berkaitan dengan gizi dan pola asuh.
SAGITA merupakan salah satu upaya membebaskan balita dari masalah gizi. Keberhasilan yang telah dicapai program ini tidak hanya berhenti sampai disini. Namun demikian dirasa perlu dilanjutkan untuk ditularkan di wilayah lain tentunya dengan dukungan pemerintah sebagai lembaga pengayom masyarakat. Semoga upaya baik ini mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
1. Ignatius Ari Djoko Purnomo, Corporate Communication Manager PT Sarihusada (Hp. 08151657065)
2. Yulia Rimawati, Kordinator Layanan Gizi Masyarakat PKPU ( Hp. 08158854690)
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar