Jumat, 16 Oktober 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2847

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1a.

Re: (ruang keluarga) mencintai raihana

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Oct 15, 2009 3:57 am (PDT)




Salah satu sahbt eska yg tlsannya slalu menggelitik minat bacaku ya mama Hana ini. Yg plng kusuka, ledakan kembang api cintanya. :)
Selamat berproses jd ibu yg baik, Jeng.

Salam,
Mama Ais n Yasmin.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "siril_wafa" <siril_wafa@...> wrote:
>
> Dari dulu saya suka gaya tulisannya,
> idem saya para sahabat dan guru-guru yang lain,
>
> Dan buat Raihana selamat menatap masa depan ya ..:)
>
> Sis
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "punya_retno" <punya_retno@> wrote:
> >
> > Mencintai Raihana
> > Oleh Retnadi Nur'aini
> >
>

2.

Yes, I Suck: Self-Help Through Negative Thinking

Posted by: "Jenny Jusuf" j3nnyjusuf@yahoo.com   j3nnyjusuf

Thu Oct 15, 2009 8:28 am (PDT)



Sekadar berbagi artikel yang menurut saya sangat menarik:

http://www.time.com/time/health/article/0,8599,1909019,00.html

Tidak terhitung berapa kali sepanjang hidup kita bertempur melawan pikiran negatif. Berjuang menjadikannya positif dengan harapan dapat meraih hasil yang baik. Kenyataannya, pikiran negatif yang terus-menerus disingkirkan seringkali bertambah awet dan semakin menjauhkan kita dari hasil yang diharapkan.

Mungkin ini saatnya berhenti membohongi diri sendiri. Mungkin ini saatnya menerima dan menjadi sembuh dengan cara yang benar -- ikhlas dan selaras.

Happy reading. :-)

- JJ -

ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com

3a.

(Ruang Keluarga) Orang Miskin yang Sombong

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Oct 15, 2009 9:13 am (PDT)





Orang
Miskin yang Sombong 

Ceritaku
tentang yang dicurangi pembantu masih berlanjut. Kali ini temanya adalah orang
miskin yang sombong. Hampir jam 9 malam, aku dibangunkan suami karena Yuni,
bekas pembantuku itu datang. Aku yakin dia ditemani suaminya Adi. Menurut
janjinya lewat SMS mestinya dia datang sore tadi, mengembalikan kompor dan
membayar cicilan hutang barang yang sudah jatuh tempo.

 

Yuni,
secara mendadak dan sepihak memutuskan berhenti bekerja pada kami. Parahnya
justru saat aku sedang renovasi rumah yang pastinya butuh keluar untuk beli dan
browsing bahan-bahan. Yang membuat
kami merasa tak dihargai, dia tak lagi datang tanpa alasan. Baru kutelpon sore
hari, suaminya bilang kalau tak enak badan. Kutanya apakah besok bisa masuk
dijawab belum tahu. Dengan gelagat seperti itu, paginya 'kumanfaatkan' suami
untuk mengSMS si Adi, meminta Yuni datang dan berbicara soal kerjaan. Jika
memang dia mau berhenti, kami minta kejelasan.

 

Maka,
hari Rabu pagi dia datang dan bilang berhenti dengan alasan disuruh suami. Yang
bikin aku marah, selain caranya yang mendadak itu adalah suaminya tak secara
jantan dan sportif berbicara tentang hal itu saat kutelpon sorenya.

 

Alih-alih
menyadari kesalahannya, Adi justru merasa tersinggung sambil menunjukkan SMSku
yang mengingatkan bahwa orang yang dipegang adalah janjinya. Yuni janji datang
sore, kenapa nggak datang. Dia justru menyalahkanku yang juga tak menepati
janji. Janji yang dia maksud ternyata adalah untuk mengganti uang beli kopi
sebesar 5000 rupiah.

 

Tentang
kopi itu, ceritanya begini. Kusajikan kopi yang biasa kuseduh tukang-tukangku
merasa kurang sedap, mereka minta kopi lokal yang biasa mereka konsumsi. Biar
tak ribet, kusuruh si Yuni membelikan dulu di warung kampung, nanti uangnya
kuganti. Satu bungkus 2500, kuSMS, suruh beli 2. Hari Senin terakhir dia masuk,
dia bawakan kopi itu. Pas pulang aku sedang sibuk sesuatu hingga tak ingat
mengganti uang kopi Yuni juga tak mengingatkanku. Parahnya, esoknya dia sudah
berhenti tanpa alasan itu sementara uang yang dia belikan kopi itu ternyata pinjam
dari si suami. Maka, dituduhlah aku tak menepati janji.

 

Asli,
aku langsung emosi. Uang 5000 ribu tak terbayar karena istrinya berhenti tak
pamit itu jelas bukan kesalahanku semata. Dan jika dibandingkan dengan rejeki
yang telah kami salurkan ke keluarganya juga itu bukanlah apa-apa.

 

"Mentang-mentang
kami orang miskin situ orang kaya," begitu katanya yang seketika membuatku
suamiku meradang dalam diam. Dasar orang miskin sombong, begitu katanya dalam
hati. Sungguh kami paling anti kata-kata semacam itu, karena kami tak pernah
membedakan kaya miskin. Kami tak pernah merasa sok dan bangga merasa lebih kaya
darinya. Kami pun tak pernah merendahkan dia sebab kemiskinannya.

 

Yang
kupandang rendah dari dirinya adalah sikap piciknya. Sikap tak tahu
terimakasihnya. Sempat kuungkit uang yang kuberikan untuk berobat istrinya.
Kalau tak ingat bahwa semua hanya akan melunturkan pahala—jika memang dicatat
begitu oleh malaikat—pasti akan kubeber juga semua kebaikan terutama dalam
bentuk materi yang sudah kami beri, yang belum tentu dia dapat dari orang lain
bahkan ibu bapak dan saudara kandungnya sendiri.

 

Belum
termasuk perilaku mereka yang mengambil dulu baru bilang. Misalnya soal kompor
minyak tanah itu. Sebelumnya si Yuni pernah minta si kompor, alasan mau
diberikan emaknya. Tapi karena itu kompor kenang-kenang yang jadi pengingat
jaman kami masih susah, tentu saja tak kulepas. Selain itu aku juga merasa
perlu back up in case terjadi krisis
gas atau lagi masak tiba-tiba gas habis. Suatu saat dia cerita tentang kompor
yang sudah dipinjamnya, padahal tak pernah ngomong apalagi mendapat ijin dariku
sebelumnya. Si kompor tanpa kutahu kapan sudah dimanfaatkan olehnya.

 

Beberapa
kali terutama saat pulang mudik 2 tahun lalu menggunakan jasa Adi kami juga
dibuat kecewa dengan perilakunya. Disuruh membersihkan mobil padahal itu
jelas-jelas tugasnya dia mencari alasan untuk tidak mengerjakan. Dia juga suka
mengambil uang di mobil untuk beli rokok dan baru bilang setelah dihisapnya.
Kebiasaan suami, tak hanya receh, dia juga sering menaruh duit pecahan agak
besar di mobil buat jaga-jaga bayar tol.

 

Menyelesaikan
urusan hutang piutang untuk bulan ini—masih ada cicilan hutang hingga 3 bulan
ke depan dan semoga tak dikemplang—Yuni pamit pulang. Di depan, kuberi dia
pesan andai suatu saat dapat kerja lagi, janganlah berhenti dengan cara seperti
itu, sama sekali tak menghargai orang. Asli, aku tulus mengatakan itu, seperti
pelukan maaf dan prihatinku pada seorang anak yang hampir melakukan pelecehan seksual
terhadap Ais bertahun-tahun lalu. Adi, bahkan kami antar sampai depan pagar
pulang tak pamitan apalagi mengucap salam. Saat istrinya melakukan perhitungan
uang sembari sesekali meluapkan uneg-uneg pun dia asyik main hapenya. Sebuah
tindakan tak menghargai orang bicara yang justru menunjukkan kelasnya.

 

Kembali
ke dalam, tukar pikiran dan rasa dengan suami aku justru merasa kasihan sekali
pada mereka. Pada Dika yang sebenarnya sudah kami niatkan jadi anak asuh untuk
sekolahnya—menimbang gaji ayahnya--, pada Yuni yang punya suami hanya bisa
marah tapi tak menghargai dan menyayangi istri seperti seharusnya, juga pada
Adi yang merasa paling benar sendiri.

 

Adi,
tak sendiri membentuk jiwa dan perilakunya sedemikian rupa. Menyimak ceritanya
dan cerita istrinya, dia dibesarkan sebagai keset di keluarganya. Dia bukanlah
apa-apa apalagi siapa-siapa melainkan anak atau saudara yang bisa disuruh,
ditekan, atau dilempar seenaknya. Sehebat apapun dia berkorban, menyediakan
diri sebagai keset demi cinta dari keluarganya, sepertinya tak kan pernah cukup. Efeknya, dia meluapkan itu pada istri
dan anaknya. Sungguh, aku kasihan pada mereka. Satu kesalahan, merembet ke
kesalahan lainnya.

 

Sungguh,
aku berdoa pada Tuhan malam ini, agar diberi keluasan hati, agar diberi
kelapangan jiwa. Jika orang yang kita beri susu membalas dengan tuba, tak perlu
merasa terluka. Sebab Dia Maha Kaya. Dia akan membalas setiap kebaikan dan
keburukan yagn dilakukan hama-hambaNya melalui jalan yang tak pernah kira duga.
Gusti Allah ora sare. Yang penting
sekarang ikhlas, tak ada dendam, tersenyum, maafkan, tapi tetap ambil
pelajaran.

 

"Allah
maha membolak-balikkan hati hamba-Nya. Jika suatu saat Adi sadar dan minta
maaf, kita terima. Tapi jika dia minta lagi pekerjaan pada kita, nggak usah
dikasih." Kata suami.

 

Ya,
kita ikhlaskan semua tindakan tak menyenangkan hamba-Nya. Ini adalah semacam
ujian agar kita tertempa menjadi lebih penyabar, pemaaf, sekaligus pengambil
pelajaran untuk tak terjatuh pada lubang sama kedua kalinya.

 

Gali
hikmah lainnya, aku menjadi lebih dekat ke Yasmin dan tetek bengek serta seluk
beluk rumahku sendiri, juga agar anak-anak belajar lebih mandiri. Sisi
negatifnya, ada lebih ada kurang. Kurangnya sekarang, waktuku begadang. Tak
bisa kulakukan seperti biasanya. Menulispun harus mencuri waktu seperti ini.

 

Ah,
alhamdulillah, masih diberi kesehatan, kesadaran, dan ditunjukkan salah benar.

 

Tanah Baru, 15/10/09 22.51
Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com

3b.

Re: (Ruang Keluarga) Orang Miskin yang Sombong

Posted by: "Sya'afatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Thu Oct 15, 2009 9:21 pm (PDT)



Mbak Indar curhatnya panjang bener...
sing sabar ya mbak... hugs mbak Indar..
btw, ini namanya asli nggak? ntar kena pasal pencemaran nama baik lho..hehehe

======

3c.

Re: (Ruang Keluarga) Orang Miskin yang Sombong

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Oct 15, 2009 9:35 pm (PDT)




Mengurai bete, Sya. Terlalu vulgar ya? Aku g tau cr lain gmana utk bercerita. Atau sebaiknya di delete aja. Kesannya kok gmana.
Hallow bu mod Nopie, mbk Anty or siapapun, bs tlng didelete postku ini? Thanks!

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Sya'afatus Syarifah" <syarifah@...> wrote:
>
> Mbak Indar curhatnya panjang bener...
> sing sabar ya mbak... hugs mbak Indar..
> btw, ini namanya asli nggak? ntar kena pasal pencemaran nama baik lho..hehehe
>
> ======
>

3d.

Re: (Ruang Keluarga) Orang Miskin yang Sombong

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Oct 15, 2009 9:39 pm (PDT)




Udh kudelete. Udh lega menuliskannya kmrn. Smg benar2 bs kami ambil hikmahnya. Thanks Sya.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Sya'afatus Syarifah" <syarifah@...> wrote:
>
> Mbak Indar curhatnya panjang bener...
> sing sabar ya mbak... hugs mbak Indar..
> btw, ini namanya asli nggak? ntar kena pasal pencemaran nama baik lho..hehehe
>
> ======
>

4a.

Re: (Resensi) Perahu Kertas Karya "Dee"

Posted by: "diva p" diifaa_03@yahoo.com   diifaa_03

Thu Oct 15, 2009 8:59 pm (PDT)




thanks atas sharing resensinya, wah sepertinya emang perlu di baca novel tu, kemarin lihat di toko buku, dan hanya menyentuhnya.

salam

wiwik H.
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Yons Achmad <kolumnis@...> wrote:
>
> *Dee : Cinta, Impian dan Kejujuran*
>
> * *
>
> * *
>
> *Judul Buku : Perahu Kertas*
> Penulis : Dewi "Dee" Lestari
> Penerbit : Bentang Pustaka, 2009
> Tebal : 444 hal.
> Harga : Rp.69,000,-
>
>
>
> Di musim paceklik yang terus mengendus, puji Tuhan, bersyukur masih bisa
> membeli sebuah novel. Kali ini karya Dewi "Dee" Lestari yang berjudul Perahu
> Kertas. Tak rugi saya mengeluarkan sekian rupiah untuk bisa membaca buku
> ini. Bagi saya, novel itu semacam pelipur kepenatan dan kebosanan. Dan,
> novel Dee ini, setelah saya membaca tuntas, bisa membuat saya tersenyum,
> merenung dan tentu saja memaksa diri belajar kembali tentang rasa kehidupan
> yang sekian lama terjalani. Saya suka novel ini.
>
>
>
> Novel ini, bergenre populer, khas gaya tutur anak muda perkotaan, terutama
> nampak dalam dialog-dialog di dalamnya. Begitu juga kisah seputar kuliah,
> buku dan pesta ada dalam cerita. Agak berbeda misalnya dengan "Filosofi
> Kopi" yang cenderung serius, naratif dan jarang melibatkan kelucuan serta
> kekoyolan. Entahlah, mungkin ini semacam terobosan untuk lebih dekat dengan
> pembaca. Orang Indonesia, khususnya anak-anak muda itu sudah bersyukur mau
> membaca, tak bijak membebani pembaca dengan hal-hal yang berat. Mungkin, itu
> alasannya. Mungkin.
>
>
>
> Jujur, diawal cerita saya agak kebingungan dengan nama-nama khususnya nama
> Kugy dan Keenan. Nama yang asing bagi saya bahkan sempat bingung membedakan
> perempuan atau lelakikah, entahlah mungkin saya yang diawal kurang teliti
> membacanya. Selanjutnya, banyak tokoh di dalamnya seperti Eko, Noni, Wanda,
> Ojos, Pak Wayan, Adri, Lena, Remi, Luhde, Bimo dll. Sulit, untuk
> menceritakan kembali kisah mereka. Setelah saya timbang dan pikir, rasanya
> kok fokusnya Dee ingin menonjolkan kisah Kugy dan Keenan. Begitu yang saya
> tangkap. Dari kisah keduanya, saya membaui ada sekira tiga hal yang ingin
> disampaikan Dee, tentang Cinta, Impian dan Kejujuran. Ini menurut bacaan
> saya. Maaf kalau salah.
>
>
>
> *Cinta *: Ya. Novel ini berkisah tentang cinta yang dipendam oleh Kugy dan
> Keenan. Keduanya teman satu kampus di Bandung. Bagai langit dan sumur.
> Begitu kata Dee untuk menggambarkan keduanya. Mereka saling mengangumi satu
> sama lain. Namun, keduanya sama-sama tak mampu untuk mengungkapkannya. Dan,
> keadaanpun rupanya tak memungkinkan.**
>
>
>
> *Impian : *Kugy, adalah cewek berantakan yang ngebet pingin jadi juru
> dongeng. Sementara Keenan sangait bercita-cita menjadi seorang seniman,
> seorang pelukis. Impian tak mulus. Kugy harus melewati hidup dengan
> realistis menjadi seorang copy writer, sementara Keenan malah harus berbalik
> arah cukup dratis, bekerja mengurusi perusahaan *trading *milik ayahnya.
> Namun, mereka selalu yakin dengan mimpinya. Tak ada yang lebih indah selain
> keduanya saling mendukung. Dan, begitulah Dee meramu ceritanya dengan apik
> di dalamnya. Seolah berkata "Jangan Takut Bermimpi"**
>
>
>
> *Kejujuran : *Inilah akhir cerita yang mengharu biru. Keduanya (Kugy dan
> Keenan) sempat berpisah sekian lama. Kugy, sudah punya kekasih bernama Remi,
> bos di kantornya. Sementara, Keenan juga sudah punya kekasih gadis Bali,
> Luhde namanya. Cerita begitu rumit. Namun, akhirnya Remi sadar bahwa hati
> Kugy hanya untuk Keenan, sementara Luhde juga sama, walau rasa cinta itu
> ada, hati Keenan hanya untuk Kugy. Ini kejujuran pertama. Kejujuran kedua,
> ketika Kugy dan Keenan jujur membuka hati, melepas ego masing-masing, jujur
> keduanya saling mencintai.
>
>
>
> Kisah yang dipenuhi gelak tawa, kekonyolan, ke-egoan, persahabatan dan
> tangis ini sungguh begitu manusiawi. Dan, siapapun pasti tersentuh ketika
> membacanya. Wajar, Dee memang tak main-main menggarap novel ini, butuh
> sekira 11 tahun mewujudkannya, dan yang pasti ia menulis dengan hati. Hasilnya
> tentu akan sampai ke hati pula. Jika ditanya apa komentar saya selanjutnya,
> dengan singkat mungkin saya akan berkata "Novel ini perlu diangkat ke layar
> lebar, itu saja". (yons achmad)**
>
>
> --
> ==========
> yons achmad
> columnist & online publisist
> blog:http://penakayu.blogspot.com
>

5.

Bls: " s i r k u s .... "

Posted by: "Terhegemoni" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Thu Oct 15, 2009 10:22 pm (PDT)



Makasih inspirasinya hari ini ....ditunggu inspirasi berikutnya

Sis

--- Pada Kam, 15/10/09, R.Hendro R.Perwito Utomo <arangtaliwiji@yahoo.co.id> menulis:

Dari: R.Hendro R.Perwito Utomo <arangtaliwiji@yahoo.co.id>
Judul: " s i r k u s .... "
Kepada: "Eko Fidiyanto" <970163@mli.panasonic.co.id>, "c-yakuw" <flacheya@gmail.com>, "magdalena merry" <merry_magdalena@yahoo.com>
Cc: f.neng@yahoo.com, redaksi@netsains.com, sintayudisia@gmail.com, asma.nadia@gmail.com, liaoctavia@gmail.com, meitymutiara@yahoo.co.uk, rini_wulandari1970@yahoo.co.id, dian.dee@gmail.com, tatia30@yahoo.com, penulizmizteriuz@yahoo.co.id, aquino@indosat.net.id, tri7_ready@yahoo.co.id, akoenoz@yahoo.com, zaki.fathurohman@gmail.com, widayati_endah@yahoo.com, musimbunga@gmail.com, bujangkumbang@yahoo.co.id, novi_ningsih@yahoo.com, nursalam.ar@gmail.com, sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, sayuri.yosiana@yahoo.co.id, wildanugraha@yahoo.com, sapijinak2000@yahoo.com, ramavgm@gmail.com, lygianostalina@yahoo.com, fiyanarjun@gmail.com, arulkhana@yahoo.com, humaira_ys@yahoo.com, asma_h_1999@yahoo.com, abdul_azis80@yahoo.com, bravopsis@yahoo.com, moh.nurulyakin@pln.co.id, tebingcakrawala@yahoo.com, talktoibnu@yahoo.co.id, saktiwibowo2005@yahoo.com, sutono_adiwerna@yahoo.com, abu_fawwadz@yahoo.com, bennyraul@yahoo.com, hadynur@yahoo.com, akhi_dirman2006@yahoo.co.id,
ungu.senja@yahoo.co.id, kokoputera@yahoo.com, sinyoegie@gmail.com, siril_wafa@yahoo.co.id, aa_mumun@yahoo.com, satrio_welang@yahoo.com, rridwanr@yahoo.com, Forum_LingkarPena@yahoogroups.com, fla_cheya@yahoo.com, fathelvi_tyf@yahoo.com, jonrusaja@gmail.com, kangarul@gmail.com, jurnalcahaya@yahoo.com, as_aw_ad@yahoo.com, "cewek purwokerto" <avis_indonesia@msn.com>, "Cepi Zar" <cepi22@yahoo.co.id>, cemeti_residensi@yahoo.com, centil_l@yahoo.com, ce_babyface@yahoo.com, cenik_kemboja@yahoo.com, cf_nigkersen@yahoo.com, "cahaya khairani" <cahaya.khairani@yahoo.com>, chanee_kirana@yahoo.com, c4lm_60y@yahoo.com, cqo_00@yahoo.com, "Ali Margosim" <gosim_nur@yahoo.co.id>, "Mr Gunawan Witjaksana" <wandira2008@yahoo.com>, gopo_alhusna@yahoo.co.id, "irma gamawati" <dr_irma_gamawati@yahoo.co.id>, gapunyaimel@yahoo.com, galih@asmo.co.id, gerry_cad05@yahoo.com, "Danis Gulam" <dodo_as54@yahoo.com>, guzee_yoedha@yahoo.com, piss_cool86@yahoo.com, sea_fun_girl2@yahoo.com,
pandika_sampurna@yahoo.com, hnikolay@gmail.com, joey.wr@gmail.com, "Juswan" <juswan@gmail.com>, lely4192@yahoo.com, shony_01@yahoo.com, tina@nlpindonesia.com, king_duit@yahoo.co.id, titus429@yahoo.com, weesenha@gmail.com, hapsari.ws@gmail.com, ghaisani.fadiana@gmail.com, yanihakim@yahoo.com, ekojalus@gmail.com
Tanggal: Kamis, 15 Oktober, 2009, 6:47 PM

Bismillahirrohmaanirrohim

 

"Bagian hidup yang terbaik dari
kehidupan seseorang yang baik

adalah tindakan-tindakan yang
kecil, tak bernama,

dan tidak pernah diingat,
mengenai kebaikan dan cinta."

(William Wordsworth)

 

 

SIRKUS

Oleh : Dan
Clark

 

Pada suatu
saat ketika saya masih berumur belasan tahun, ayah dan saya berdiri di antrian
untuk membeli tiket pertunjukan sirkus. Akhirnya, hanya tinggal sebuah keluarga
diantara kami dan counter  tiket.

Keluarga
tersebut
memberikan kesan yang sangat mendalam dalam diri saya. Keluarga itu
mempunyai delapan anak, boleh jadi semuanya masih berumur dibawah 12
tahun. Anda bisa mengatakan kalau mereka tidak mempunyai banyak uang.
Pakaian mereka
tidak mahal, tetapi bersih. Anak-anaknya mempunyai sikap yang sangat
baik, semuanya
berdiri antri dengan tertib, dua-dua dibelakang orang tua mereka,
sambil
bergandengan tangan. Mereka semua sangat antusias berbicara tentang
badut-badut
sirkus, gajah, dan hal-hal lain yang akan mereka lihat malam ini. Orang
pasti
merasa kalau mereka semua belum pernah melihat sirkus sebelumnya.
Nampaknya
malam itu akan menjadi momen yang sangat penting dalam kehidupan masa
remaja
mereka.

Sang ayah
dan ibu berada di depan, berdiri dengan bangga. Sang ibu memegang tangan
suaminya, menatapnya seolah mengatakan, "Kau adalah ksatriaku dalam pakaian
baja yang bersinar." Sang suami tersenyum dengan penuh kebanggaan, menatapnya
seolah-olah menjawab, "Memang benar."

Penjual
tiket menanyakan kepada sang ayah berapa tiket yang dia inginkan. Dengan bangga
dia menjawab, "Saya membeli delapan tiket anak-anak dan dua tiket dewasa agar
bisa membawa seluruh keluarga saya untuk menonton sirkus."

Penjual
tiket itu lalu mengatakan harga tiket yang harus dibayar.

Istri
leleki itu melepaskan tangan suaminya, kepalanya terkulai, bibir lelaki itu
nampak mulai gemetar. Sang ayah lalu mendekat sambil memiringkan tubuhnya dan
berkata, "Berapa ?"

Kembali
penjual tiket mengatakan harganya.

Uang lelaki
itu tidak cukup untuk membayarnya.

Apa yang
akan terjadi seandainya dia berbalik dan mengatakan kepada kedelapan anaknya
bahwa dia tidak mempunyai cukup uang untuk membawa mereka melihat sirkus ?

Mengetahui
apa yang terjadi, ayah saya memasukkan tangan ke saku celananya, mengambil uang
20 dollar dan menjatuhkannya ke lantai. (Kami sama sekali tidak kaya !) Ayah
saya membungkuk, mengambil uang tersebut, dan menepuk bahu lelaki itu dan
mengatakan, "Maaf, Pak, uang ini jatuh dari saku Anda."

Lelaki
itu
mengetahui maksud ayah saya. Jelas dia tidak ingin minta bantuan tetapi
yang
pasti dia sangat menghargai bantuan tersebut dalam situasi yang putus
asa,
menyedihkan, dan juga memalukan. Dia menatap mata ayah saya secara
langsung, menyambut tangan ayah saya ke dalam kedua tangannya,
mengenggam erat uang 20
dollar tersebut, dan dengan bibir gemetar dan air mata membasahi
pipinya, dia
menjawab, "Terima kasih, terima kasih, Pak. Uang ini sangat berarti
bagi saya
dan keluarga saya."

Ayah saya
dan saya kembali masuk ke dalam mobil dan langsung pulang. Kami tidak jadi
nonton sirkus malam itu, tetapi kami merasa bahagia.

 

(Chicken
Soup for The Soul, A2nd Helping of, Gramedia, 1999)

< bagikan kisah ini kepada orang-orang yang Anda sayangi,

agar semoga hari-hari mereka kian berarti ....trims :)  >

Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru
Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi!

Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
6.

[Kelana] The Secret Of Heaven - Dari Bandara Sepinggan, Balikpapan h

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Fri Oct 16, 2009 12:51 am (PDT)



The Secret Of Heaven - Dari Bandara Sepinggan, Balikpapan hingga Bandara
Soekarno Hatta, Jakarta

Pada tanggal 25 September 2009 sore, saya sudah berada di Bandara Sepinggan,
Balikpapan, untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Garuda. Penerbangan yang
seharusnya dijadwalkan berangkat dari Balikpapan pukul 17.55 WITA, ternyata
mundur hingga pukul 19.30 WITA. Berhubung pengunduran waktu keberangkatan
tersebut baru diberitahukan ketika saya check in di counter Garuda apalagi
petugas Garuda dengan sopan yang meyakinkan saya bahwa tidak ada masalah
sama sekali pada pesawatnya, hanya perubahan operasional saja, yang membuat
saya juga tidak merasa keberatan sama sekali.

Di antrian belakang saya, ada seorang laki-laki muda yang tampan - yang
membuat saya berpikir rasa-rasanya saya pernah melihatnya entah di mana,
mungkin di TV atau lainnya - yang semula asyik memencet tombol-tombol
ponselnya, mendadak terkejut juga mendengar perihal pengunduran waktu
keberangkatan pesawat. Akhirnya kami bersama-sama berjalan memasuki ruang
tunggu untuk boarding yang sangat ramai sekali sore itu.

Setelah saya mendapat tempat duduk, saya memutuskan untuk melanjutkan
membaca buku "The Secret Of Heaven" karya Pak Herry Nurdi yang saya pinjam
dari Kang Taufan. Saya benar-benar tenggelam dalam bacaan saya tersebut
sehingga tidak begitu memedulikan keadaan sekeliling. Kru Garuda mulai
membagi-bagikan makanan bagi para penumpang yang pesawatnya delay termasuk
saya. Sesaat saya merasa "jet lag" karena saya sedang asyik mengembara
dengan buku bacaan saya dan saya lupa saya berada di mana. Laki-laki tampan
yang tadi check in bersama-sama saya ternyata duduk di seberang saya. Saya
bangkit untuk mengambil kotak makanan lalu meneruskan membaca sambil makan.
Saya lihat laki-laki tersebut juga ikut bangkit dan mengambil makanan.

Sedang asyik-asyiknya saya membaca The Secret Of Heaven, tiba-tiba seorang
laik-laki yang duduk di sebelah saya menegur saya. "Mbak, itu buku karangan
Forum Lingkar Pena ya?" tanyanya.
Saya terkejut dan merasa sedikit terganggu. Namun karena ia menyebut-nyebut
FLP, saya mengiyakan pertanyaannya sambil tersenyum.

"Iya benar. Ini buku karangan anggota FLP. Judulnya The Secret Of Heaven,
ditulis oleh Herry Nurdi," kataku sambil menunjukkan sampul buku itu.

Laki-laki itu memerhatikan dengan seksama, lalu ia berkata, "Mbak, boleh
saya pinjam nggak bukunya? Saya baca di sini aja sembari menunggu
keberangkatan pesawat saya."

Saya terkejut sekali. Sudah jelas-jelas saya sedang asyik membaca buku ini,
kok malah mau dipinjam lagi. Saya diam saja. Kemudian ia berkata lagi, "Saya
sangat menyukai buku-buku karangan anggota FLP. Seperti Helvy Tiana Rosa dan
Asma Nadia. Saya membaca buku-buku tersebut sejak saya masih SMA. Saya
termasuk fans berat FLP lho! Hanya sayang saja, karena sekarang saya sibuk
bekerja, saya tidak punya banyak waktu untuk membaca karya-karya terbaru
anggota FLP."

Saya menghela nafas. Kekagumannya pada FLP meluluhkan hati saya dan
menyingkirkan keinginan saya untuk membaca buku itu.
Saya menyodorkan buku itu padanya, "Ini, silakan dibaca bukunya, Pak. Tapi
baca di sini aja ya, jangan dibawa pulang."

Laki-laki itu tersenyum lebar. Seperti anak kecil yang mendapat permen, ia
langsung mengambil buku itu dan membalik halaman pertamanya dengan antusias.
"Saya mau ke Makassar, Mbak. Jadi saya hanya baca buku ini sebelum saya
boarding. Nanti saya kembalikan lagi pada Mbak. Makasih ya, Mbak."

Jadilah orang itu membaca buku The Secret Of Heaven dengan asyiknya
sementara saya duduk bengong di tengah keriuhan ruang tunggu sore itu.
Laki-laki tampan yang tadi masih duduk di seberang saya sambil memerhatikan
saya. Lalu kru Garuda kembali membagi-bagikan makan malam. Saya melihat jam.
Pukul 19.30 WITA. Menurut info terakhir, ternyata pesawatnya akan berangkat
pukul 20.30 WITA. Masih satu jam lagi. Saya memandang laki-laki tampan
tersebut, tersenyum, lalu bangkit dari tempat duduk saya untuk mengambil
makan malam. Laki-laki tersebut juga ikut-ikutan bangkit dan mengambil kotak
makanan di counter Garuda. Saya menikmati makan malam saya sambil berharap
laki-laki yang sedang meminjam buku The Secret Of Heaven itu segera
berangkat ke Makassar sehingga saya bisa meneruskan membaca buku tersebut.
Sembari menunggu - saya juga tidak bisa membedakan apakah saya menunggu
untuk segera boarding atau menunggu buku itu dikembalikan - laki-laki tampan
tadi masih duduk sambil memerhatikan saya.

Saya menghembuskan nafas. Saya benar-benar heran apa yang diperhatikan
olehnya. Saya melihat pakaian saya biasa saja. Saya juga melap mulut saya
siapa tahu ada sisa saus yang menempel. Mengapa ia melakukan apa-apa yang
saya lakukan? Sudah dua kali saya mengambil makanan dan ia mengikuti saya.
Saya mulai jengah dan tidak nyaman.

Tiba-tiba orang yang meminjam buku The Secret Of Heaven itu mengembalikan
buku itu pada saya seiring dengan pengumuman bahwa pesawatnya sebentar lagi
akan berangkat. Saya menghela nafas lega dan menerima buku itu dengan
senang.

"Buku ini bagus sekali, Mbak. Apakah sudah ada di toko buku? Saya mau
membelinya dan merekomendasikannya apda teman-teman saya," katanya.

"Oooh, sudah ada kok, Pak. Silakan beli ajah!" jawab saya cepat-cepat. Lalu
ia pamit dan berangkat ke Makassar. Baru saya mulai membaca lagi, tiba-tiba
ada seorang perempuan muda duduk di samping saya dan mengajak saya
mengobrol. Saya berusaha bersikap sopan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaannya walau saya benar-benar tidak tahu apa yang
dikatakannya. Kemudian panggilan dari kru Garuda bahwa pesawat saya sudah
tiba dan kami sudah bisa menaiki pesawat.

Saya buru-buru menyimpan buku itu di dalam tas dan bangkit berdiri serta
berjalan menuju pintu keluar menuju lapangan tempat pesawat diparkir. Di
tengah tiupan angin dari Selat Makassar yang berhembus kencang malam itu,
saya berjalan menuju pesawat diikuti oleh laki-laki tampan yang ternyata
berjalan di belakang saya. Saya agak menyesal karena saat itu saya memakai
rok panjang sehingga saya tidak bisa berlari. Setelah menaiki pesawat dan
duduk di bangku saya, saya mengeluarkan buku itu dan kembali membacanya.

Sepanjang perjalanan saya tenggelam membaca buku itu hingga mendarat di
Bandara Soekarno Hatta. Ketika saya bangkit berdiri dari kursi saya, saya
menengok ke belakang dan ternyata laki-laki tampan itu duduk tepat di
belakang kursi saya! Dengan wajah yang mengantuk - karena saat itu hampir
pukul 22.00 WIB - ia memandang saya. Saya balik memandangnya sambil menguap
lebar-lebar dengan sengaja. Setidaknya ia akan berhenti mengikuti saya,
begitu pikir saya saat itu.

Ternyata perkiraaan saya salah, saat saya menunggu untuk mengambil bagasi,
laki-laki tampan tersebut berdiri menjulang di sebelah saya. Setelah
mengambil tas-tasnya, laki-laki itu tiba-tiba menoleh dan berkata pada saya,
"Saya juga ingin tahu apa rahasia surga."

Dan saya merasa buku The Secret Of Heaven itu pasti sekarang sedang
bernyanyi di dalam tas saya...

Jakarta, 16 Oktober 2009 at 2.30 p.m.
Untuk Kang Taufan: terima kasih ya sudah meminjamkan buku ini padaku ^^*

http://mutiaracinta.multiply.com/journal/item/264/The_Secret_Of_Heaven_-_Dari_Bandara_Sepinggan_Balikpapan_Hingga_Bandara_Soekarno_Hatta_Jakarta
Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Yahoo! Groups

Mom Power

Find wholesome recipes

and more. Go Moms Go!

Yahoo! Groups

Small Business Group

Ask questions,

share experiences

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: