Jumat, 02 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Ramadhan di London dan sekitarnya, bagian 1

 



Ramadhan di London dan sekitarnya
 
 
Pengajian Masyarakat Islam Indonesia  bekerjasama dengan KBRI di London dan sekitarnya seperti biasanya telah siap mengkoordinir acara atau program Ramadhan yakni berbuka puasa bersama yang berlangsung setiap akhir pekan. Pekan pertama secara tradisi diselenggarakan diwisma Nusantara tempat kediaman Bapak Dubes Yuri Thamrin & keluarga di Hamstead, London utara.
 
 
Acara ini sangat di dinanti nanti oleh masyakat Indonesia , terutama untuk mereka yang baru saja tiba dari tanah air. Pada saat Ramadhan terasa kerinudan akan suasana puasa dengan keluarga ditanah air tentunya, nah dengn berkumpul dengan masyarakat Indonesia lainnya akan sedikit terobati rasa nostalgia ini sambil menjalin tali siltaurahim dan  mengenyam makanan Indonesia seperti kolak dan makanan utama yang langka dan mahal didapat.
 
 
Selain acara berbuka bersama diselenggarakan di di KBRI, komunitas siswa  yang tergabung dalam pengajian Al-Ikhlas yang jamaahnya terdiri dari para siswa yang sedang menuntut ilmu digabung pula dengan teman-teman pekerja sehingga ramailah rumah yang dijadikan mushola itu oleh puluhan keluarga untuk berbuka puasa bersama.
 
 
Tahun ini  Ramadhan jatuh di penghujung musim panas, jadi lumayan panjang. Pada hari pertama Ramadhan mulai jam 4.06 dan berbuka pk 20.15 (total kl 16 jam). Agak kewalahan memang awalnya namun syukurnya di Inggris tidak sepanas seperti negara-negara lainnya. Setiap hari jam buka dan waktui sholat maju sehingga  yang bedanya kini hampir satu jam perubahannya.
 
 
Berbuka puasa di Masjid Agung, London
Sabtu dan Ahad kami  telah mencicipi buka puasa bersama dengan masyarakat Indonesia di London. Sahabatku Uni Ita Gibbons penasaran ingin berbuka di Mesjid Besar Regent Park . Beliau haus dengan berita dan cerita tentang Ramadan diseputar London . Akhirnya kami memutuskan Seninnya untuk berbuka puasa di masjid tsb.
 
 
'Regent Park Mosque' terletak di Park Road , jantung kota London  itu selalu padat oleh Muslim dan muslimah yang datang dari berbagai penjuru London . Masjid yang pembangunannya dimulai pada tahun 1974 baru rampung tahun 1977 yang bisa menampung jama'ah sampai 5000 orang. Uniknya arsitek dari masjid ini adalah seorang non Muslim bernama Sir Frederick Gibberd yang berhasil mengalahakna ratusan saingannya.
 
 
Kebetulan Senin itu bertepatan dengan hari libur di Inggris yang bernama 'Bank Holiday, libur di akhir bulan Agustus jadi perjalanan menuju masjid cukup lancar. Namun karena libur itulah kami kewalahan mencari tempat parkir. Saat kami tiba disana sepanjang jalan sudah dipenuhi oleh mobil para jamaah masjid, walau kami harus berputar dua kali akhirnya kami temukan tempat untuk parkir yang cukup aman.
 
 
Masjid Agung yang terletak ditengah kota, satu-satunya  masjid yang dikunjungi oleh orang-orang penting seperti para Kedubes di London, masjid ini berfungsi sebagai satu-satunya masjid mewakili umat Islam di UK sehingga selalu  dipenuhi oleh jamaah regular yang datang dari berbagai negara, warna dan usia.
 
 
Tak pelak dimasjid ini pula banyak dikunjungi para observer, orang-orang yang meneliti  tentang Islam.  Dibulan Ramadhan yang penuh barokah ini banyak pula para observer, ikutan duduk bersimpuh bersama temannya, yang tengah memperkenalkan apa itu ifthar (buka buasa)  sekaligus mereka menyaksikan seperti dan apa itu'Ifthar…' nama yang sudah menjadi merek dan diketahui oleh semua Muslim di Inggris  dan dibelahan dunia, yakni  berbuka puasa. Begitu banyak yang penasaran, keingintahuan mereka tentang Ifthar dn  biasanya dari ikutan berifthar pada akhirnya  mengikarkan syahadat.
 
 
Direktur masjid Regent Park 'Dr Al-Dubayan' mengatakan bahwa sudah sa'atnya kita berintegrasi dengan masyarkat disekitar kita.  Artinya memperkenalkan Islam kepada masayarakat disekitar kita dengan memberi contoh  dan row model  yang baik terhadap orang-orang non Muslim, ' kita harus berintegrasi dengan mereka' ujarnya. Tahun lalu program 'Ifthar' mulai dilakukan oleh masjid ini yakni mengundang para pejabat walikota London , tetangga yang non muslim, dan semua pengurus masjid untuk berbuka puasa bersama.
 
 
Sederhana dan praktis
Berbuka puasa di masjid ini sangat simple dan praktis. Hingga kini  masih berlangsung. Bapak-bapak menyiapkan  untuk berbuka puasa yakni buah-buahan seperti buah  apel, pisang, anggur, kurma , diletakkan kedalam piring kertas, jamaah yang lalu-lalang  dipersilahkan  untuk mengambil sekaligus dengan  segelas susu atau air putih.
 
 
Kami,  dibagian perempuan biasanya tidak ada apa-apa. Sunyi dari suara piring dan gelas. Para muslimah biasanya  membawa makanan sendiri dari rumah, atau kalau berkenan saling berbagi menawarkan. Begitu azan berbunyi  masing menikmati makanan bawaan sendiri lalu disambung dengan sholat maghrib berjama'ah.
 
 
Begitu usai sholat (anehnya tanpa berdoa)..saya agak terperangah karena jama'ah muslimah tsb berlari kearah meja. Setelah saya  mengucap salam hati bertanya..ada apa sih mereka ko berlari-lari..? lalu saya menengok kebelakang  ternyata mereka bergegas antri makanan. Astaghfirullah. sebegitu seriusnya siih.
 
 
Masjid Regent Park menyediakan makanan gratis sebagai sumbangan untuk para jama'ah yang datang berbukan puasa  dan sholat di masjid itu. Sambil menelpon Ita, sayapun ikutan antri. Tak lama kerumunan jama'ah nampak tambah panjang, datang dari arah lantai atas, oh rupanya mereka ikutan antri pula.
 
 
Antrian maju pelan sekali, mulailah suara teriakan si ibu yang membagikan nasi bungkus itu terdengar..' Come on sister mooove…move along..!' hentaknya. Dia ulang terus. Sambil menunggu Ita, sahabatku, teriakan terus menggema digedung....ah membuat saya rada sebel' 'Padahal tidak perlu dia berteriak teriak seperti itu..' ujarku, menggerutu. 
 
 
Teriakan itu mengingatkan saya di kota Mekkah sana , disekitar masjidil Haram, seakan mereka tidak bisa bicara dan berbahasa kecuali ya teriak itulah. Kebetulan pula ia berwaran coklat tua, 'waah pasti niih dari Afrika..' sifat jugmentalku dan prejudisku mucul…ooops stop it.
 
 
Giliran saya tiba ditempat, 'ya satu kotak  plastik kudapat terdiri dari nasi biriyani kambing(setara dengan nasi kebuli, ala Pakistan/India), padat dan penuh, plus satu botol air minum dan sendok plastik…' .Alhamdulillah. Uni Ita tidak sreg makan nasi berlauk kambing, ia memilih nasi goreng bawaan  ibu-ibu asal Malaysia yang ikutan duduk bersama kami. Mereka mengira kami dari Malaysia ,  ' oh bukan kami dari Indonesia ..'  Ohhh…saye kire dari Malaysia aa, ujarnya.
 
 
Diburu-buru...                                                                                                      
Kami tidak bisa berlama-lama menikmati makan disitu karena para pengurus masjid mulai bebenah, menggulung tikar sebagai isyarat agar segera kami hengkang meninggalkan tempat. Tak ayal nasipun tak habis kami makan dan bersegeralah kita meninggalkan masjid.
 
 
'Gimana Ita..kesannya?' tanya saya. Ita memilih diam, walau saya tahu hatinya agak sedikit kecewa Memang tidak meninggalkan kesana apa-apa. Jangankan mau mendapatkan teman baru, shabat muslimah baru, kita tak sempat saling menegu, bertutu sapa  karena seperti itu keadaanya. Lalu terlintas dibenaka saya:  'Bagaimana kesan para muallaf, orang-orang msulim baru  yang ingin menikmati ifthar bersama, kalau dapat perlakuan seperti itu? Allah hu alam.
 
 
'Kita ngopi yuu Teh..dimana qe' ajaknya….' hayuu, ' kata saya sambil meluncur kejalan Baker Street  lalu belok kekanan ke Marylebone Road lalu kekiri kearah Edgward Road, sebuah jalan yang selalu dipadati oleh orang-orang dari Arab atau Timur Tengah.
 
 
Betul saja sepanjang jalan nanpaklah… mereka tengah duduk menikmati rokok 'Shisha'didepan restoran (trotoar) atau kedai kopi dan jus. Disepanjang jalan itu tampaklah wajah-wajah dari Timur Tengah yang tengah  menghabisi uang dan malamnya di London . Malam itu keinginan untuk singgah dikedai kopi urung, karena sukarnya parkir,  dan kami sudah cukup kelelahan, sedang tarawih belum kami lakukan. 
 
 
Malam itu isya jatuhnya pukul 10 malam, makanya masjid tidak menyediakan fasilitas bagi wanita untuk sholat isya dna tarawih, mengingat keselamatan yang tidak bisa menjamin. Akhirnya kami pulang kerumah  untuk bertarawih dirumah…bersambung. (Al Shahida)
 
London, 16 September 2009

" Charity puts out sin as water does the fire ". 

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Ads on Yahoo!

Learn more now.

Reach customers

searching for you.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Learn about issues

Find support

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: