Rabu, 21 Maret 2012

[daarut-tauhiid] Anggito Abimanyu Akui Selama Ini Tidak Pernah Ada Subsidi BBM

 

Anggito Abimanyu Akui Selama Ini Tidak Pernah Ada Subsidi BBM
Diposting Selasa, 20-03-2012 | 18:12:07 WIB

Akhirnya Anggito Abimanyu, salah satu fundamentalis neo-liberal Indonesia
yang selalu bersikeras menaikkan harga BBM dengan alasan "*mengurangi beban
subsidi BBM*", mengakui bahwa selama ini tidak pernah ada subsidi dalam
BBM.

"Masih ada surplus penerimaan BBM dibanding biaya yang dikeluarkan,"
katanya dalam acara talkshow di TVOne hari Senin (13/03/2012), terkait
rencana kenaikan harga BBM akibat kenaikan harga BBM dunia. Anggito menjadi
salah satu narasumber bersama Kwik Kian Gie dan Wamen ESDM.

Mungkin Anggito tidak akan pernah memberikan pengakuan seperti itu kalau
saja tidak karena ada Kwik Kian Gie yang telah lama menyampaikan
pendapatnya bahwa isu "subsidi" adalah pembohongan publik, dan pendapat itu
diulangi lagi dalam acara *talkshow* tersebut di atas.

Pengakuan tersebut menunjukkan dengan sangat-sangat gamblang bahwa isu
"subsidi" yang selama ini digembar-gemborkan pemerintah sebagai alasan
kenaikan harga BBM adalah sebuah "pembohongan". Sebagaimana pengakuan
Anggito, tidak ada subsidi BBM, bahkan ketika saat ini harga BBM dunia
mencapai $120 per-barrel.

Meski dalam blog ini pernah saya kupas secara mendetil mengenai
penghitungan biaya dan penerimaan BBM oleh pemerintah, saya ingin kembali
mereview-nya secara sederhana. Jika pemerintah mengambil BBM secara
cuma-cuma dari dalam bumi Indonesia dan kemudian mengekplorasinya dengan
biaya $20 per-barrel, sementara harga minyak dunia tidak pernah di bawah
biaya produksi tersebut, darimana munculnya subsidi? Hanya orang bodoh *
moron* idiot yang masih percaya pada bualan soal "subsidi" tersebut.

Meski terlambat dan menunjukkan dirinya sebagai pengkhianat rakyat dan
pengkhianat nuraninya sendiri selama menjadi pejabat negara (kini Anggito
bukan lagi pejabat pengambil kebijakan ekonomi), pengakuan Anggito (mantan
dosen saya waktu mahasiswa) sebenarnya menjadi koreksi "kebijakan
pemerintah" dalam soal BBM. Namun alih-alih pemerintah terus saja
menggunakan isu "subsidi" imaginatif untuk melegitimasi rencana kenaikan
harga BBM, termasuk dalam iklan sosialisasi kenaikan harga BBM yang saat
ini gencar ditayangkan di televisi.

Dalam diskusi tersebut Anggito memang tetap mendukung rencana kenaikan
harga BBM, namun kini dengan alasan yang lebih rasional, tidak lagi
menggunakan imajinasi "subsidi", melainkan demi mengurangi beban APBN. Dan
inilah yang mestinya menjadi dasar kebijakan pemerintah, mengurangi beban
APBN tanpa harus menipu rakyat.

Baik, kalau hanya mengatasi "tekanan" APBN ada banyak cara untuk
mengatasinya tanpa harus menyengsarakan rakyat sebagaimana kebijakan
menaikkan harga BBM. Bisa mengintensifkan penerimaan pajak yang selama ini
lebih banyak "beredar" di "pasar gelap pajak" sebagaimana ditunjukkan dalam
kasus Gayus Tambunan. Bisa dengan mengintensifkan pencegahan tindak korupsi
sehingga dana APBN yang banyak bocor bisa diarahkan ke pos-pos yang
produktif. Cara lainnya adalah meningkatkan produksi BBM sehingga
penerimaan pajak BBM meningkat. Dan tentu saja adalah pengelolaan APBN yang
efektif dan efisien.

Ada 1.000 cara lebih bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi tekanan APBN
akibat kenaikan harga minyak dunia tanpa harus menaikkan harga BBM.
(muslimdaily/globalmuslim)

http://muslimdaily.net/opini/opini-17/anggito-abimanyu-selama-ini-tidak-pernah-ada-subsidi-bbm.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: