Selasa, 27 Maret 2012

[daarut-tauhiid] Bolehkah Sengaja Menampakkan Amal Shalih Agar Ditiru?

Bolehkah Sengaja Menampakkan Amal Shalih Agar Ditiru?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam semoga terlimpah atas Rasulullah* Shallallahu 'Alaihi Wasallam*,
keluarga dan para sahabatnya.

Ikhlas adalah harga mati dalam amal shalih yang tidak boleh ditawar. Tanpa
ikhlas maka amal akan sia-sia dan Allah tidak akan menerimanya. Di antara
sarana paling kuat untuk mewujudkannya adalah dengan tidak menampakkan amal
kepada manusia. Karena jiwa itu mudah dan cepat berubah yang terkadang
seseorang tak mampu mengontrolnya. Namun bukan berarti hal ini mengharamkan
menampakkan amal secara total. Karena ada kalanya menampakkan amal itu
malah mendatangkan manfaat besar bagi pelakunya, -selama ia bisa menjaga
ikhlash- yakni pahala sebanyak orang yang mencontoh dan mengikuti amal
baiknya tersebut.

Sebenarnya hukum asal dari beramal shalih adalah ditutupi, tidak
ditampakkan. Hal ini berdasarkan firman Allah *Subhanahu wa Ta'ala*,

Åöä ÊõÈúÏõæÇú ÇáÕøóÏóÞóÇÊö ÝóäöÚöãøóÇ åöíó æóÅöä ÊõÎúÝõæåóÇ æóÊõÄúÊõæåóÇ
ÇáúÝõÞóÑóÇÁ Ýóåõæó ÎóíúÑñ áøõßõãú æóíõßóÝøöÑõ Úóäßõã ãøöä ÓóíøöÆóÇÊößõãú

"*Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
*" (QS. Al-Baqarah: 271)

Dan dalam hadits tujuh orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari
kiamat yang tiada naungan kecuali naungan-Nya disebutkan oleh
Rasulullah*Shallallahu 'Alaihi Wasallam
* salah satu dari mereka, "*Dan laki-laki yang bersedekah lalu ia
menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diperbuat
tangan kanannya.*" (Muttafaq 'Alaih)

. . ada kalanya menampakkan amal itu malah mendatangkan manfaat besar bagi
pelakunya, -selama ia bisa menjaga ikhlash- yakni pahala sebanyak orang
yang mencontoh dan mengikuti amal baiknya tersebut. . .

Imam Al-Bukhari membuat bab "Bab Shadaqah al-Sirr" (Bab Shadaqah secara
tertutup) dan menyebutkan hadits tadi di bawahnya. Namun pada bab
sebelumnya beliau juga membuat judul "Bab Shadaqah al-'Alaniyah" (Bab
Shadaqah Secara Terang-terangan), lalu menyebutkan firman Allah Ta'ala,

ÇáøóÐöíäó íõäÝöÞõæäó ÃóãúæóÇáóåõã ÈöÇááøóíúáö æóÇáäøóåóÇÑö ÓöÑøðÇ
æóÚóáÇóäöíóÉð Ýóáóåõãú ÃóÌúÑõåõãú ÚöäÏó ÑóÈøöåöãú æóáÇó ÎóæúÝñ Úóáóíúåöãú
æóáÇó åõãú íóÍúÒóäõæäó

"*Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.*" (QS. Al-Baqarah: 274)

Hal ini menunjukkan bahwa menampakkan amal tidaklah dilarang sepenuhnya
selama pelakunya mampu berlaku ikhlash. Walaupun menyembunyikan amal shalih
akan lebih membuat ikhlas. Sikap para salaf telah menjadi buktinya, di
antara contohnya ada beberapa sahabat *Radhiyallahu 'Anhum* yang
menampakkan amal-amal mereka karena dibutuhkan.

Tersebut dalam Shahih Muslim, dari hadits Jarir bin Abdillah *Radhiyallahu
'Anhu*, ia berkata: "Kami pernah bersama Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi
Wasallam *di pagi hari. Lalu datanglah satu kaum yang telanjang kaki dan
telanjang dada berpakaian kulit domba yang sobek-sobek atau hanya
mengenakan pakaian luar dengan menyandang pedang. Umumnya mereka dari
kabilah Mudhar atau seluruhnya dari Mudhar. Lalu wajah
Rasulullah*Shallallahu 'Alaihi Wasallam
* berubah ketika melihat kefaqiran mereka. Beliau masuk kemudian keluar,
lalu memerintahkan Bilal untuk adzan. Bilal pun adzan dan iqamat, kemudian
beliau shalat. Setelah selesai beliau berkhutbah seraya membaca ayat,

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÇÊøóÞõæÇ ÑóÈøóßõãõ ÇáøóÐöí ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò
æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËøó ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáðÇ ßóËöíÑðÇ
æóäöÓóÇÁð æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó ÇáøóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæäó Èöåö æóÇáúÃóÑúÍóÇãó Åöäøó
Çááøóåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíÈðÇ

"*Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan
daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.*" (QS. Al-Nisa': 1)

Dan satu ayat di surat Al-Hasyar, " . . bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. ." (QS. Al Hasyr:18)

Bersedekahlah seseorang dari dinarnya, dirhamnya, pakaiannya, takaran sha'
gandumnya, takaran sha' kurmanya -sampai beliau berkata- walaupun separuh
kurma.

Jarir berkata, 'Lalu seorang dari Anshar datang membawa satu kantong yang
hampir-hampir telapak tangannya tidak mampu memegangnya, bahkan tidak
mampu'.

Jarir berkata: 'Kemudian orang-orang silih berganti memberi sampai aku
melihat makanan dan pakaian seperti dua bukit, sampai aku melihat wajah
Rasulullah *Shallallahu'Alaihi Wasallam* bersinar seperti emas." (HR.
Muslim)

. . . menampakkan amal tidaklah dilarang sepenuhnya selama pelakunya mampu
berlaku ikhlash.

Walaupun menyembunyikan amal shalih akan lebih membuat ikhlas. . .

Orang Anshar ini telah datang membawa sekantong yang hampir-hampir
telapaknya tak cukup membawanya, bahkan tidak lagi cukup. Dan amal ini
pastinya terlihat dan terdengar oleh orang-orang. Maka jika ada mashlahat
(kebaikan) yang menuntut untuk menampakkan amal shalih, maka amal itu
diperlihatkan untuk mewujudkan mashlahat itu saja, tidak lebih.

Hanya saja apabila seorang muslim atau muslimah menginginkan agar amalnya
tersebut diikuti dan ditiru maka dia harus bersungguh-sungguh mengendalikan
dirinya dan menundukkan hawa nafsunya, karena Syetan pasti akan berusaha
memasukkan riya' atasnya. Wallahu A'lam. [PurWD/voa-islam.com]


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: