Selasa, 13 Maret 2012

[daarut-tauhiid] Kebencian Yahudi Terhadap Jibril, Malaikat yang Menjadi Wali Para Nabi

 

Kebencian Yahudi
Terhadap Jibril, Malaikat yang Menjadi Wali Para Nabi
 
Anas bin Malik berkata: Abdullah
bin Salam berkata kepada Nabi: "Sesungguhnya Jibril adalah musuh bagi Yahudi
dari kalangan malaikat."
 
Hadits ini diriwayatkan oleh
Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya (no. 12502, 12728, 13365), Al-Imam Al-Bukhari
dalam Kitab Bad`ul Khalq bab Dzikru Malaikat, Kitab Ahaditsul Anbiya` (no.
3329), Kitab Manaqib Al-Anshar (no. 3911, 3938), Kitab Tafsir (no. 4480).
 
Hadits di atas merupakan bagian
dari hadits yang lengkapnya sebagai berikut:
 
Dari Anas, dia berkata: "Abdullah
bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah dan ia tengah berada di sebuah kebun
sedang memetik buah (kurma). Datanglah ia kepada Nabi dan berkata:
'Sesungguhnya saya akan bertanya kepadamu tentang tiga hal, tidak ada yang
mengetahuinya kecuali seorang nabi: Apa awal tanda datangnya hari kiamat?
Makanan apakah yang pertama kali bagi penduduk Jannah (surga)? Apakah yang
menyebabkan anak dapat serupa dengan ayah atau ibunya?' Rasulullah bersabda:
'Baru saja Jibril memberitakan kepadaku (jawaban) tiga perkara itu.' Abdullah
bin Salam bertanya: 'Jibril?!' Beliau menjawab: 'Iya.' Maka ia berkata: 'Itu adalah
musuh Yahudi dari kalangan para malaikat.' Kemudian beliau membaca ayat:
 
'(Barangsiapa yang menjadi musuh
Jibril maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur`an) ke dalam hatimu). Adapun awal tanda hari kiamat adalah munculnya api yang
menghimpun manusia dari Masyriq (Timur) ke Maghrib (Barat). Adapun makanan yang
pertama bagi penghuni Jannah adalah potongan yang menempel pada hati ikan.
Apabila memancarnya air mani laki-laki mendahului air mani wanita maka anak
yang akan lahir serupa dengan ayahnya (laki-laki), dan apabila air mani wanita
mendahului maka anak yang akan lahir serupa dengan ibunya (wanita).'
 
Abdullah bin Salam berkata: 'Aku
bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi
bahwa engkau adalah Rasulullah. Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang
Yahudi adalah suatu kaum yang mengada-adakan kebohongan. Sesungguhnya jika
mereka mengetahui keislamanku sebelum engkau bertanya kepada mereka, pasti
mereka akan membuat kebohongan atas diriku.' Datanglah orang-orang Yahudi. Nabi
pun bertanya: 'Bagaimana menurut kalian seorang laki-laki yang bernama
Abdullah?' Mereka menjawab: "Dia orang yang terbaik di antara kami, anak
seorang yang terbaik di antara kami, pemuka kami, anak seorang pemuka kami.'
Beliau bertanya: 'Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam masuk
Islam?' Mereka menjawab: 'Semoga Allah melindunginya dari perkara itu.'
Keluarlah Abdullah dan berkata:
 
"Aku bersaksi tiada Tuhan selain
Allah dan aku bahwa Muhammad adalah utusan Allah".
 
Kemudian mereka berkata: 'Dia
orang yang terburuk di antara kami dan anak seorang terburuk di antara kami,'
dan menjelek-jelekkannya. Abdullah berkata: 'Inilah yang aku khawatirkan, wahai
Rasulullah'."
 
Sebab-Sebab Kebencian Orang Yahudi terhadap Malaikat Jibril
 
Ats-Tsa'labi menghikayatkan dari
Ibnu 'Abbas tentang sebab kebencian orang Yahudi terhadap Jibril. Yaitu, salah
seorang nabi mereka memberitakan bahwa Bukhtanashar (Nebukadnezar, red.) akan
menghancurkan Baitul Maqdis. Kemudian mereka mengutus seorang laki-laki untuk
membunuhnya. Ketika dijumpainya (Bukhtanashar) adalah seorang pemuda yang
lemah, maka Jibril menghalangi upaya laki-laki tadi untuk membunuhnya dan
berkata kepada laki-laki tersebut: "Kalau Allah menghendaki untuk membinasakan
kalian melalui tangannya (kekuatan Bukhtanashar), kalian tidak akan mampu
mencegahnya. Dan jika Allah menghendaki bukan dia yang berbuat, maka dengan hak
apakah kalian akan membunuhnya?" Maka laki-laki tadi meninggalkannya. Kemudian
bertakbirlah Bukhtanashar dan memerangi mereka serta menghancurkan Baitul
Maqdis. Karena itulah mereka membenci malaikat Jibril. (lihat Fathul Bari,
8/207)
 
Al-Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan
An-Nasa`i telah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa orang-orang Yahudi datang
kepada Rasulullah. Mereka berkata: "Wahai Abal Qasim (kunyah Rasulullah,
pent.), kami akan bertanya kepadamu tentang lima perkara. Jika engkau
memberitakan kepada kami perkara itu, kami akan memercayai bahwa engkau seorang
nabi dan kami akan mengikutimu (masuk Islam). Di antara lima perkara yang
ditanyakan adalah: Siapakah yang selalu datang kepadamu dari kalangan malaikat?
Beliau menjawab: "Jibril, tidaklah Allah mengutus setiap nabi kecuali dia
(Jibril) yang menjadi wali (penolongnya)." Merekapun menjawab: "Di sisi inilah
kami tidak sependapat. Kalau saja penolongmu selain Jibril, pasti kami akan
mengikutimu dan membenarkannya." Maka Rasulullah bertanya: "Apa yang
menghalangi kalian untuk tidak membenarkannya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya
dia adalah musuh kami."
 
Pada riwayat yang lain mereka
berkata: "Jibril yang turun dengan membawa peperangan, pembunuhan, dan adzab.
Kalau saja yang menyertaimu adalah Mikail, dialah yang turun membawa rahmat,
menumbuhkan tanaman, dan menurunkan hujan." Kemudian Rasulullah membaca ayat:
 
"Barangsiapa yang menjadi musuh
Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur`an) ke dalam hatimu."
(Al-Baqarah: 97) (lihat Fathul Bari 8/206)
 
Pada riwayat yang terakhir –jika
shahih– yaitu kalau saja yang menolong Rasulullah adalah Mikail mereka akan
masuk Islam. Dan kalau saja mereka mengetahui bahwa Mikail juga membantu dalam
sebuah peperangan bersama Rasulullah, pasti mereka juga akan memusuhi Mikail,
dan tetap mereka berada pada tipu muslihat dan kebohongan yang diada-adakannya.
 
Dari Sa'd bin Abi Waqqash beliau
berkata: "Aku melihat dua orang laki-laki memakai baju putih di sebelah kanan
dan sebelah kiri Rasulullah pada perang Uhud. Aku sama sekali belum pernah
melihat kedua orang itu sebelum maupun sesudahnya, yaitu Jibril dan Mikail."
(HR. Al-Bukhari no. 4054 dan Muslim no. 2306)
 
Inilah sesungguhnya karakter
mereka, mengetahui kebenaran tapi tidak mengamalkan apa yang telah mereka
ketahui. Perhatikanlah kisah tipu muslihat mereka terhadap Nabi Musa ketika
Allah perintahkan untuk menyembelih sapi betina di mana hampir-hampir mereka
tidak melaksanakannya. Demikian pula kebencian mereka yang luar biasa terhadap
kebenaran dan pembawanya (Jibril dan para nabi) serta para pengikut kebenaran
(kaum muslimin).
 
"Sesungguhnya kamu dapati
orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman
ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." (Al-Ma`idah: 82)
 
Secara umum, manusia yang paling
besar permusuhannya kepada Islam dan kaum muslimin adalah orang-orang Yahudi
dan orang-orang musyrik. Bahkan mereka berusaha dengan segala daya dan upaya
untuk mencapai tujuan mereka, yaitu memberikan mudarat kepada kaum muslimin.
Semua itu disebabkan kebencian, kedengkian, dan hasad mereka yang luar biasa
kepada kaum muslimin serta penentangan, kekufurannya terhadap kebenaran.
(Tafsir As-Sa'di hal. 241)
 
Wallahu a'lam bish-shawab.
 
Sumber: www.asysyariah.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: