Selasa, 27 Maret 2012

[daarut-tauhiid] Turunnya Isa bin Maryam Pertanda Akhir Zaman

 

Turunnya Isa bin Maryam
Pertanda Akhir Zaman
 
"Tidak ada seorang pun
di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya.
Dan pada hari kiamat, dia (Isa) akan menjadi saksi mereka." (An-Nisa`: 159)
 
Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
 
Yang dimaksud "ahli kitab" adalah
Yahudi dan Nashara, sebagaimana disebutkan jumhur (mayoritas) ulama. Para ulama
berbeda pendapat dalam menyikapi kaum Majusi, apakah mereka termasuk ahli kitab
atau bukan. Ada dua pendapat dalam hal ini, dan yang shahih bahwa mereka tidak
termasuk kalangan ahli kitab. Dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah. (Lihat Syarh Al-Masa`il Al-Jahiliyyah, karya Yusuf bin Muhammad
As-Sa'id, 1/83-85)
 
"Sebelum matinya." Kata ganti
pada "matinya" ada kemungkinan kembali kepada ahli kitab. Sehingga makna ayat
ini adalah setiap dari ahli kitab yang menghadapi kematian dan menyaksikan
perkara tersebut secara hakiki, maka dia akan beriman kepada Isa dan menyatakan
bahwa beliau adalah Rasul Allah. Namun keimanan tersebut tidaklah bermanfaat,
sebab hal itu adalah iman yang terpaksa saat mendekati kematiannya. Sehingga
kandungan ayat ini adalah ancaman terhadap mereka dan agar mereka tidak
terus-menerus berada di atas keyakinan batilnya, yang nantinya mereka akan
menyesal sebelum matinya.
 
Al-Qurthubi menyebutkan sebuah
riwayat bahwa Al-Hajjaj bertanya kepada Syahr bin Hausyab tentang ayat ini. Dia
berkata: "Benar-benar didatangkan kepadaku tawanan dari orang Yahudi dan
Nashara, lalu aku perintahkan untuk menebas lehernya. Dan aku memerhatikannya
di kala itu, namun aku tidak melihat tanda-tanda keimanan darinya." Maka Syahr
bin Hausyab menjawab: "Sesungguhnya di saat dia telah menyaksikan perkara
akhirat (yakni telah melihat kematiannya), dia pun beriman bahwa Isa adalah
hamba Allah dan Rasul-Nya, dia beriman kepadanya namun tidak bermanfaat
baginya." Al-Hajjaj bertanya: "Dari mana engkau mengambil ilmu ini?" Syahr
menjawab: "Aku mengambilnya dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah." Maka Al-Hajjaj
berkata: "Engkau mengambilnya dari sumber yang jernih."
 
Dan ada pula yang mengatakan
bahwa kata ganti pada "matinya" kembali kepada Isa. Sehingga maknanya adalah:
"Tidak seorang pun dari kalangan ahli kitab yang hidup di masa turunnya Isa bin
Maryam, melainkan akan beriman kepada Al-Masih sebelum beliau meninggal. Dan
itu terjadi ketika mendekati hari kiamat serta munculnya tanda-tanda hari
kiamat yang besar. Ini adalah pendapat yang diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas,
Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Ibnu Zaid, dan selainnya. Dan ini pendapat yang
dipilih oleh At-Thabari. Dan pendapat ini dikuatkan dengan hadits Abu Hurairah
bahwa Rasulullah bersabda:
 
"Demi Dzat yang jiwaku yang
berada di tangan-Nya, sebentar lagi akan turun kepada kalian (Isa) bin Maryam
sebagai hakim yang adil. Dia menghancurkan salib, membunuh babi-babi, dan
meletakkan hukum jizyah (bayar upeti bagi kafir dzimmi). Dan harta melimpah
ruah, hingga tidak seorang pun mau menerimanya, dan hingga satu rakaat lebih
baik dari dunia beserta segala isinya."
 
Lalu Abu Hurairah berkata:
"Bacalah oleh kalian jika kalian mau…." (lalu beliau membaca ayat tersebut di
atas). (Muttafaq alaihi) [Lihat Tafsir At-Thabari, As-Sa'di, dan Al-Qurthubi]
 
Ibnu Katsir menyatakan setelah
menjelaskan tentang kuatnya pendapat ini: "Tidaklah diragukan bahwa inilah
pendapat yang benar. Sebab maksud dari konteks ayat ini adalah menyatakan
kebatilan apa yang disangka oleh kaum Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa
dan menyalibnya. Dan berita itu diterima begitu saja oleh kaum Nashara yang
jahil tentang hal tersebut. Maka Allah mengabarkan bahwa perkaranya tidaklah
demikian. Sesungguhnya itu hanyalah orang yang diserupakan (dengan Isa) bagi
mereka, lalu mereka membunuh yang diserupakan tersebut dalam keadaan mereka
tidak mengetahuinya. Allah pun mengabarkan bahwa Allah mengangkatnya
kepada-Nya, dan beliau masih tetap dalam keadaan hidup. Dan beliau akan turun
sebelum tegaknya hari kiamat, sebagaimana telah ditunjukkan hadits-hadits yang
mutawatir." (Tafsir Ibnu Katsir)
 
Penjelasan Ayat
 
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap
ahli kitab pasti akan beriman tentang Isa dan bahwa beliau adalah Rasul dari
Allah. Namun yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama, apakah ahli
kitab yang dimaksud adalah secara umum pada setiap zaman ataukah ahli kitab
yang hidup di zaman turunnya Isa bin Maryam? Letak perselisihannya adalah dalam
memahami dhamir (kata ganti) yang terdapat pada kata "sebelum matinya". Apakah
yang dimaksud kematian ahli kitab tersebut ataukah kematian Isa bin Maryam?
 
Ulama yang berpendapat bahwa kata
ganti tersebut kembali kepada ahli kitab, mengatakan bahwa setiap ahli kitab
pasti sempat menyatakan keimanannya kepada Isa bin Maryam dan bahwa beliau
adalah Rasulullah, dalam keadaan bagaimanapun kondisi akhir kematian dari ahli
kitab tersebut. Baik dia mati terbakar, tenggelam, jatuh ke dalam sumur,
tertimpa dinding, dimakan binatang buas, atau mati secara mendadak. Sampaipun
ketika dia menjatuhkan dirinya dari sebuah bangunan (tinggi), maka dia sempat
mengucapkannya ketika masih berada (melayang) di udara. Namun pernyataan
keimanan tersebut tidak memberi manfaat baginya. Sebab dia menyatakan hal
tersebut pada waktu tidak diterima keimanan seseorang. Seperti halnya pernyataan
Fir'aun yang menyatakan keimanannya di akhir hayatnya, sebagaimana difirmankan
Allah:
 
"Dan kami selamatkan Bani Israil
melintasi laut, kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk
mendzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia
berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).' Mengapa baru
sekarang (kamu beriman) padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu,
dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan." (Yunus: 90-91)
 
Adapun pendapat kedua, menyatakan
bahwa pada saat turunnya Isa di akhir zaman, setiap ahli kitab yang ada di
zaman beliau turun niscaya beriman kepada Isa dan meyakini bahwa beliau adalah
Rasulullah, serta tidak ada yang memeluk agama lain pada masa itu kecuali Islam
yang murni. Dan pada hari kiamat nanti, beliaulah yang menjadi saksi atas
manusia dengan membenarkan orang yang memercayai beliau sebagai Rasul Allah dan
mendustakan orang yang tidak percaya kepada kerasulannya. Dan hal ini dikuatkan
dengan hadits di atas, di mana Rasulullah (menyebutkan bahwa di antara tugas
Isa bin Maryam di saat turun ke bumi adalah meletakkan/tidak memungut
pembayaran jizyah/upeti dari seorang kafir dzimmi), dan setiap orang akan
diberi salah satu dari dua pilihan: masuk Islam atau diperangi.
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata
setelah meyebutkan hadits di atas: "Maknanya adalah agama menjadi satu saja.
Sehingga tidak diperbolehkan lagi bagi seorang pun dari kalangan kafir dzimmi
untuk membayar jizyah."
 
Al-Imam An-Nawawi mengatakan:
"Yang benar bahwa Nabi Isa tidak menerima agama kecuali Islam. Dan ini
dikuatkan oleh riwayat lain dari Al-Imam Ahmad dari jalur lain dari Abu
Hurairah dengan lafadz yang artinya:
 
"Dan panggilan menjadi satu
(yaitu Islam)."
 
An-Nawawi menjelaskan: "Dan makna
Nabi Isa meletakkan jizyah adalah bahwa jizyah tersebut disyariatkan dalam
syariat ini. Dan pensyariatan tersebut terikat dengan zaman turunnya Isa bin
Maryam, sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits ini. Bukan yang dimaksud
bahwa Isa sebagai penghapus hukum jizyah, namun Nabi kita yang menjelaskan
dihapuskannya hukum tersebut dengan sabda beliau ini." (Lihat Fathul Bari,
6/492)
 
Isa bin Maryam Belum Mati
 
Ayat ini juga menjelaskan bahwa
Isa belumlah mati. Tidak seperti yang disangka kaum Yahudi dan Nashara yang
meyakini bahwa Isa telah mati disalib. Pada dua ayat sebelumnya, Allah
menjelaskan hal ini:
 
"Dan (Kami hukum juga) karena
ucapan mereka, 'Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam,
Rasul Allah.' Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya
mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa
yang sebenarnya dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi
mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke
hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (An-Nisa`: 157-158)
 
Ayat ini dengan gamblang
menyebutkan bahwa mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Namun
yang terjadi adalah Allah menjadikan salah seorang murid beliau diserupakan
dengannya, sehingga mereka pun menangkap dan membunuh muridnya yang diserupakan
Isa itu, bukan Isa sendiri.
 
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
dengan sanadnya dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas, beliau berkata: "Menjelang
diangkat Allah ke langit, Isa keluar menuju para sahabatnya. Di rumah tersebut
ada 12 orang dari para pembelanya. Beliau keluar menuju mereka dari mata air
yang ada di rumah dalam keadaan kepala beliau meneteskan air. Lalu beliau
berkata: 'Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan kekafiran terhadapku
12 kali setelah dia beriman.' Lalu beliau berkata: 'Siapakah di antara kalian
yang mau dijadikan serupa denganku, sehingga dia yang terbunuh sebagai
penggantiku, dan dia akan bersama dalam kedudukanku (di surga)?' Maka
berdirilah seorang anak muda yang umurnya paling muda di antara mereka. Lalu
beliau berkata kepadanya: 'Duduklah.' Kemudian beliau mengulangi kembali
ucapannya kepada mereka, dan pemuda tersebut berdiri kembali. Lantas beliau berkata:
'Duduklah.' Lalu beliau mengulangi lagi ucapannya, maka pemuda tersebut berdiri
kembali dan berkata:  'Saya.' Maka beliau
berkata: 'Dialah engkau (yang terpilih).' Maka diapun diserupakan oleh Allah dengan
Isa. Dan Isa diangkat melalui lubang yang ada di rumah tersebut. Lantas
datanglah orang-orang Yahudi mencari beliau. Mereka pun menangkap orang yang
telah diserupakan dengan beliau, kemudian membunuh dan menyalibnya.
 
Maka di antara mereka ada yang
kufur terhadapnya 12 kali setelah beriman. Mereka terpecah menjadi tiga
kelompok. Satu kelompok mengatakan: 'Allah bersama kita dalam beberapa waktu,
kemudian Dia naik ke langit.' Mereka ini dari kalangan Al-Ya'qubiyyah. Satu
kelompok lagi berkata: 'Adalah anak Allah yang bersama kita dalam beberapa
waktu, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya.' Mereka ini dari kalangan
An-Nasthariyyah. Dan satu kelompok lagi mengatakan: 'Yang bersama kita adalah
hamba Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa waktu, kemudian Allah mengangkatnya
kepada-Nya.' Mereka inilah kaum muslimin. Lalu dua kelompok kafir berhasil
mengalahkan kelompok muslim dan membunuh mereka. Maka Islam pun tertutupi
hingga Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad." (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449. Ibnu
Katsir berkata: "Sanadnya shahih sampai ke Ibnu 'Abbas.")
 
Allah telah mengangkat Isa ke
langit dan akan menjadikan hamba-Nya tersebut sebagai tanda dekatnya hari
kiamat, dengan diturunkannya kembali ke muka bumi. Sehingga beliau merasakan
mati di bumi sebagaimana manusia lainnya. Sebagaimana Allah berfirman:
 
"Dan sungguh, dia (Isa)
benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat." (Az-Zukhruf: 61)
 
Ibnu 'Abbas, Adh-Dhahhak,
Qatadah, Mujahid, dan yang lainnya menafsirkan ayat ini dengan: "Turunnya Isa
bin Maryam sebagai tanda akan berakhirnya zaman dan dekatnya hari kiamat."
(Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 16/105)
 
Di antara ayat yang mengisyaratkan tentang turunnya Isa bin Maryam
'alaihissalam adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir (di medan
perang), maka pukullah batang leher mereka. Selanjutnya apabila kamu telah
mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan
mereka atau menerima tebusan, sampai perang selesai." (Muhammad: 4)

Al-Baghawi rahimahullahu berkata dalam tafsirnya tatkala menjelaskan
ayat ini:
"Makna ayat ini adalah bahwa mereka (kaum muslimin) mengalahkan
orang-orang musyrik dengan banyaknya jumlah yang terbunuh dan yang tertawan
dari mereka. Sehingga pemeluk agama lain seluruhnya masuk Islam, dan agama
hanya menjadi milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga setelah itu tidak ada
lagi jihad dan peperangan. Dan itu terjadi tatkala turunnya 'Isa bin Maryam
'alaihimassalam." (Tafsir Al-Baghawi/ Ma'alim At-Tanzil, 7/278)

Tidak terjadi perselisihan di kalangan ulama Ahlus Sunnah
tentang keyakinan bahwa beliau akan turun pada akhir zaman, berdasarkan ayat
Al-Qur`an dan hadits-hadits yang mutawatir, serta yang telah ditetapkan oleh
para ulama salafush shalih. Dan tidak ada yang mengingkari perkara ini
melainkan dari kalangan ahli bid'ah.

Ibnu Abi Zamanin rahimahullahu menyatakan:
"Ahlus Sunnah beriman tentang turunnya Isa dan dialah yang
membunuh Dajjal." Lalu beliau menyebutkan ayat tersebut di atas. (Ushulus
Sunnah, Ibnu Abi Zamanin rahimahullahu, hal. 192)
 
Sumber: www.asysyariah.com
 
Keterangan tambahan:
 
Adapun hadits-hadits Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka cukup banyak yang menunjukkan akan turunnya
Isa bahkan sampai kepada derajat mutawatir, sebagaimana disebutkan oleh para
ulama hadits dan yang lain, seperti Ibnu Jarir, Ath-Thabari, Ibnu Katsir,
Shiddiq Hasan Khan, Anwar Syah Al-Kasymiri, Al-Azhim Abadi, Asy-Syaikh
Al-Albani[Bisa dilihat nukilan ucapan-ucapan mereka dalam kitab Asyrathus Sa'ah
hal. 350-352.], dan akan kita sebutkan nanti sebagian ucapan mereka. Dan di
sini saya akan sebutkan sebagian hadits tersebut.
 
1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu ia mengatakan: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
 
"Demi Yang jiwaku ada di
tangan-Nya, hampir-hampir akan turun di tengah-tengah kalian Ibnu (putra)
Maryam, sebagai hakim yang adil. Ia memecahkan salib, membunuh babi, dan
meletakkan (tidak memungut, pent.) jizyah, dan harta ketika itu melimpah tidak
seorang pun menerimanya, sehingga satu sujud menjadi lebih baik daripada dunia dan
apa yang ada padanya." Abu Hurairah mengatakan: Bacalah bila kalian mau, ayat
(artinya): Dan tidaklah seorang pun dari ahlul kitab kecuali akan benar-benar
beriman kepadanya sebelum kematiannya, dan di hari kiamat nanti ia akan menjadi
saksi bagi mereka." (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 3264, 3/1272. Bab 50 Nuzul Isa
bin Maryam 'alaihissalam; Muslim no. 155, 1/135 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam
Hakiman bi Syari'ati Nabiyyina Muhammad. Ini adalah lafadz Al-Bukhari)
 
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
 
"Bagaimana kalian bila turun
putra Maryam di tengah-tengah kalian dan imamnya dari kalian." (HR. Al-Bukhari,
Kitab Ahaditsul Anbiya` Bab 49 Nuzul Isa ibn Maryam no. 3449; Muslim Kitabul
Iman 1/135 no. 390, Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari'ati Nabiyyina
Muhammad cet. Darul Ma'rifah)
 
3. Dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu 'anhuma ia mengatakan: Aku mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
 
"Masih tetap sekelompok dari umatku
mereka berperang di atas kebenaran, mereka unggul sampai pada hari kiamat."
Beliau besabda: "Lalu turunlah Isa bin Maryam, lalu pemimpin kaum muslimin
mengatakan: 'Kemari, jadilah imam kami.' Maka ia menjawab: 'Sesungguhya
sebagian kalian pemimpin atas sebagian yang lain sebagai kemuliaan Allah atas
umat ini'." (Shahih, HR. Muslim, 2/368 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi
Syari'ati Nabiyyina Muhammad; Ibnu Hibban, no. 6819, 15/231, Bab Al-Bayan bi
Anna Imama Hadzihil Ummah 'inda Nuzul 'Isa bin Maryam Yakunu minhum duna an
yakuna 'Isa Imamahm fi Dzalika Az-Zaman)
 
4. Dari Hudzaifah bin Usaid
Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
 
Rasulullah melihat kami dalam
keadaan kami sedang saling mengingat, maka beliau mengatakan: "Sedang saling
mengingatkan apa kalian? Mereka menjawab bahwa kami sedang saling mengingat
hari kiamat. Beliau mengatakan: Kiamat tidak akan bangkit sehingga kalian
melihat 10 tanda, lalu beliau menyebut: Asap, dajjal, binatang, terbitnya
matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya`juj dan Ma`juj, 3 peristiwa
tenggelamnya (suatu daerah, -pent) ke dalam bumi, di daerah barat, di daerah
timur, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang muncul dari negeri
Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka." (Shahih, HR.
Muslim, Kitabul Fitan Wa Asyrathus Sa'ah, Bab Fil Ayat Allati Takunu Qabla
As-Sa'ah, 18/234 no. 7214. Cet. Darul Ma'rifah. Hadits ini diriwayatkan pula
oleh yang lain)
 
Atas dasar dalil-dalil yang ada
maka kaum muslimin bersepakat akan turunnya Nabi Isa 'alaihissalam di akhir
zaman, sebagaimana keterangan para ulama berikut ini:
 
1. Ibnu 'Athiyyah rahimahullahu
mengatakan: "Umat telah berijma' atas apa yang terkandung dalam hadits yang
mutawatir, bahwa Isa hidup di langit dan bahwa ia akan turun di akhir zaman.
Lalu ia akan membunuh babi dan memecah salib, membunuh Dajjal, melimpahkan
keadilan dan agama akan unggul –yaitu agama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wa sallam– dan beliau akan haji dan tinggal di bumi selama 24 tahun, dan
dikatakan pula selama 40 tahun." (Tafsir Al-Muharrar Al-Wajiz, 3/143)
 
2. As-Safarini rahimahullahu
mengatakan: "Umat telah berijma' akan turunnya Isa dan tidak ada yang menyelisihinya
dari ahlu syariah (pengikut syariah). Yang mengingkari hanyalah para filosof
dan atheis, yang tidak diperhitungkan penyelisihannya. Dan telah terdapat ijma'
pula bahwa ia turun dan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam bukan dengan syariat yang tersendiri saat turunnya." (Lawami'
Al-Anwar, 2/94-95)
 
3. Di antara yang menukilkan
ijma' juga adalah Al-Munawi rahimahullahu dalam kitabnya Faidhul Qadir. (Lihat
Iqamatul Burhan)
 
4. Dengan ini, maka hal ini
menjadi aqidah muslimin. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Al-Azhim Abadi
mengatakan: "Telah mutawatir berita dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
dalam hal turunnya Isa bin Maryam 'alaihissalam dari langit dengan jasadnya ke
bumi saat mendekati terjadinya kiamat. Dan ini adalah mazhab Ahlus Sunnah wal
Jamaah." ('Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud, 11/457)
 
5. Demikian pula kita dapati para
ulama yang menuliskan aqidah Ahlus Sunnah, mereka menyebutkan bahwa keyakinan
ini sebagai salah satu aqidah Ahlus Sunnah. Sebagai contoh, Al-Imam Ahmad bin
Hanbal rahimahullahu dalam kitabnya Ushulus Sunnah, Al-Barbahari rahimahullahu
dalam kitabnya Syarhus Sunnah, Abul Hasan Al-Asy'ari rahimahullahu dalam
kitabnya Maqalat Islamiyyin, Ath-Thahawi rahimahullahu dalam kitabnya 'Aqidah Thahawiyyah,
Ibnu Abi Zaid Al-Qairuwani rahimahullahu dalam Risalah-nya, Abu Ahmad bin
Husain Asy-Syafi'i rahimahullahu yang dikenal dengan Ibnul Haddad dalam kitab
Aqidah-nya, serta Ibnu Qudamah rahimahullahu dalam Aqidah-nya.
 
Sumber: www.asysyariah.com (diringkas
dari judul: Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam Di Akhir Zaman, Sebuah Akidah Yang
Wajib Diimani)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: