Selasa, 20 Maret 2012

[daarut-tauhiid] Fw: Suryati, Maafkan Bangsamu! Catatan Tepi.

 

Suryati, Maafkan Bangsamu! Catatan Tepi.‬
 "Suryati" , itu nama yang disodorkan pada saya ketika pesawat Emirates mendarat
 di Soekarno-Hatta selepas perjalanan dari London dengan transit di Dubai. Ia seorang TKW yang mengaku
 bekerja di Polandia namun harus transit lewat Frankfurt dan Dubai semata hanya
 untuk menghindari formalitas birokrasi. Dalam proses menurunkan bagasi dari
 kompartemen kabin pesawat boeing-777 Emirates ia meminta saya untuk bantu
 menemani selama proses di gate imigrasi karena Jakarta bukan akhir perjalanannya 
namun hanya tempat transit sebelum ia melanjutkan penerbangan ke kota Jogjakarta.
  Wajahnya penuh kekhawatiran setelah dua tahun menggadaikan waktu hidupnya di
 Negara orang untuk meraih sedikit kemakmuran.
"Bapak , bisa bantu saya, saya takut turun karena harus pindah 
keterminal satu, saya nanti boleh ikut mobil bapak kemana saja yang penting
 keluar bandara setelah itu saya bisa naik taksi atau bis ke terminal satu" 
Ujarnya
" Kenapa harus takut , kamu kan turun di terminal dua , apa bedanya 
kamu
 sama saya, terminal dua itu bukan terminal TKW jadi ya bebas saja orang yang 
turun mau kemana saja!" Tukas saya
 
" Nggak pak sekarang memang gak ada terminal khusus TKW semua turun
 diterminal dua , disana kata teman saya kita bakal di cegat, terus dikumpulin 
lalu disuruh keterminal satu pakai mobil mereka, saya takut , belum nanti kita
 diminta bayaran macam macam, kata teman saya gak wajar dan kasar mintanya".
 Saya berpikir sejenak, setelah perjalanan melelahkan selama 10 jam dengan
 bagasi yang segudang masih akan ditambah urusan TKW bingung.

" Baik, kamu ikut saja dibelakang saya, gak usah takut, ini negara 
kamu
 sendiri , saya bantu sebisa saya!".
Dibandara yang berciri minimalis, dengan ornament yang menua dan dulunya sempat 
mendapatkan Aga khan award itu kami berjalan beriringan menuju gate imigrasi.
 Sebelum masuk keantrian saya memastikan dokumen suryati lengkap, mulai dari
 passport, departure card dan segepok dokumen ijin kerja yang saya sendiri nggak 
tahu mana yang nantinya bakal ditanya.
Saya sengaja membiarkan suryati lebih
 dulu melewati gate dan dari jarak 4 orang antrian saya memastikan proses 
melewati gate tidak terkendala. Hanya tanya jawab sewajarnya antara petugas 
imigrasi dengan suryati setelah itu clear, bahasa tubuh petugas imigrasi
 sedikit berbeda dengan kode ke seseorang yang saya tidak mengerti.
 Sesampai di conveyor belt tempat mengambil bagasi dan bersiap keluar, suryati
 masih dibelakang saya dan tiba tiba ada seseorang berseragam biru muda
 menariknya dengan kasar. Dibelakang petugas seseorang bertopi baret abu-abu berdiri
 pasif menjaga.
"Kamu ini bandel, harusnya keluar pintu kiri sana , TKW bukan
 disini
, ini tempat umum!"
 Kata orang yang berseragam biru.
"Saya ikut saudara saya pak, itu..!" ia menunjuk saya , wajahnya 
ketakutan dengan keringat yang sebiji jagung.

 
"Ah…lagu lama, ngaku ngaku, ayo cepat sudah ditunggu sama yang 
lain,
 ke sebelah sana!"
 Kegarangan petugas mengusik saya, lalu saya menghampiri .

" Maaf pak ..kenapa sama dia?"
 tanya saya
" Bapak kenal ?"
 Saya mengangguk
" Saudaranya ?"
 Lagi-lagi saya mengangguk.
Petugas menghampiri bagasi suryati dan membolak balik tag yang ada dan ia 
melongok bagasi saya dari jauh .

"Bapak kan dari Heatrow, anak ini dari Frankfurt, gimana bisa
 saudara bapak ?"
 selidiknya
"Sama sama asli jogja, kita ketemunya di Dubai, dia mau pulang sama 
saya
!"
 Urai saya.
"Ooh...nggak bisa pak, nggak bisa bareng, dia harus ikut kita ke
 terminal satu, peraturannya begitu" Ujarnya.
"Itu kan kalau nggak ada yang jemput, kalau ada yang jemput kan boleh
 barengan pak, lagi pula peraturannya kok begitu?"

"Ini kan untuk bantu mereka , biar tidak dimanfaatkan calo liar"
 jawabnya
" Kalau bapak apa …calo apa petugas?"
 tuding saya padanya.
"Loh, bapak anggap saya calo, saya ini petugas yang mau bantu,
 dilindungi peraturan pak." elaknya
"Kalau bapak mau membantu, cara bapak menegur, menarik paksa itu
 sebanding dengan calo pak!"
"Anak anak yang bandel ya harus digituin pak, diatur gak mau!"

"Pak, sepanjang perjalanan dia dari Polandia, Frankfurt, Dubai
 sampai
 Jakarta wajah takutnya cuma ketika sampai Jakarta, kenapa?, karena dia merasa 
ada ancaman dikampungnya sendiri, di negeri sendiri …aneh gak menurut
 bapak?"

"Mereka kan orang kampung, masuk kekota gak diapa apain saja takut
."

"Pak…di Frankfurt, Warsawa, Dubai, Jeddah, Riyadh mereka gak 
takut, 
lebih modern dan besar mana kota-kota itu sama Jakarta..?"

"Bukan urusan saya pak ..pokoknya anak ini harus ikut saya, itu 
peraturannya biar mereka aman, tugas saya hanya sweeping mereka !"

"Yang di sweeping itu kan mestinya calo dan agen liar, bukan TKW nya,
 bapak kayak memburu pendatang haram saja, kayak pasukan RELA nya Malaysia,
 padahal ini kampung mereka pak..kasihan."

"Bapak pejabat dari mana sih..kalau perlu saya ketemukan dengan
pejabat
 yang atur ini semua?"

"Bapak juga namanya siapa, ada kartu pengenalnya nggak, saya ini bukan 
pejabat pak, Cuma warga biasa?"
 Saya balik bertanya.
"Ini nama saya !" dia menunjuk dada kanannya bertulisan huruf
 bordir 
yang tertulis namanya.

"Ok… Saya gak coba langgar aturan, aturan itu dibuat untuk bikin
 nyaman
 dan gampang mereka. Saya Cuma mau pastikan saudara saya ini aman sampai
 Jogja."
 Pinta saya, menghindari perdebatan.
"Bapak gak perlu urusan mereka mau aman apa nggak, kita orang yang 
pastikan itu."

"Nggak bisa begitu, itu urusan saya juga. Suryati ini saudara saya juga,
 begitu juga TKW lainnya yang nggak bareng saya, saya akan ikuti mobil yang 
jemput mereka, sampai terminal satu. Setelah beres nanti, urusannya baru
 selesai."

"Jadi bapak nggak percaya dan mau ketemu sama pejabatnya yang 
ngatur."

"Kalau bapak mau ketemukan saya juga mau pak..silahkan, yang penting
 Suryati aman."
 Tantang saya.
"Ok..sebelum saya panggil, bapak dari mana dulu?"

"Bilang saja dari keluarga besar Angkatan laut!"
 Sekenanya saya jawab , entah datang dari mana jawaban itu, melintas saja diotak 
ini, bapak saya yang angkatan laut pun sudah pulang ke alam sana belasan tahun
 lalu.
Tak lama petugas itu calling ke radio, mundur ke pojok dan lima menit kemudian
 kembali kehadapan saya.

"Begini pak, beliau belum bisa kesini, kalau bapak mau ikut proses
 antarnya silahkan. Kami niatnya baik pak."

"Saya nggak lihat niat bapak jelek, cara bapak yang jelek. Main 
bentak
, main tarik, Cuma itu. Saya capek mereka lebih capek. Kalau saya sampai
 disini sudah tidak perlu memikirkan kepastian bagaimana melanjutkan nafkah hidup
 sebulan lagi nanti sementara mereka gak tahu mau melakukan pekerjaan apa lagi
 sepulang mereka ini …cukup hormati mereka, itu cara terbaik porsi kita!"
"Begitu pak ya….Kalau bapak percaya, biar anak ini tetap ikut 
saya, 
sampai terminal satu."
"Ok, saya percaya sama bapak, tapi saya akan monitor ke suryati gimana
 prosesnya."
Petugas setuju, anehnya justru ia memberi hormat ala militer kapada saya. Aneh. Saya kan gak ngaku anggota angkatan laut, cuma ngaku keluarga besar
 angkatan laut..itu saja.
Petugas memberikan identitasnya ketika saya minta.
 Saya panggil suryati, saya minta nomor HPnya, masih Nomor Eropa, lalu
 saya pastikan ia untuk ikut petugas. 
Dengan cara lembut si petugas mempersilakan suryati ikut, saya tegaskan kepada
 petugas untuk titip TKW satu itu dengan baik dan mohon diperlakukan dengan baik

"SIAP pak..!"
Setengah jam berlalu, saya melintasi Serpong menuju rumah, tiba tiba dering SMS dari HP 
berbunyi. Disana tertulis message dari "SURYATI TKW""
"PAK ARY , TERIMA KASIH BANYAK , SAYA DIPERLAKUKAN DENGAN SANGAT BAIK, RAMAH
 DAN SOPAN SAMA PETUGAS, TIDAK ADA BIAYA APA-APA YANG DIMINTA…GRATIS, 
ALHAMDULILLAH ! SAYANGNYA YANG LAIN NGGAK KETEMU ORANG KAYAK BAPAK ..JADI MEREKA
 NGGAK GRATIS, SEMOGA ALLAH MEMBALAS KEBAIKAN BAPAK. SALAM , SURYATI."
Alamak!!!  Maafkanlah bangsamu ini wahai pahlawan devisa!

- Catatan May 2010-
From the desk of Aryadi Noersaid (AN)
 
 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: