Jumat, 10 Juli 2009

[daarut-tauhiid] HIDAYAH ITU MAHAL




BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allohu Ta'ala. kita memujiNya meminta pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Alloh dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. Barangsiapa yang Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allohu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

Amma ba'du

HIDAYAH ITU MAHAL
Al Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah


Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugerah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya ?

Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama Islam ini. Tahu ini haq , itu bathil...ini tauhid itu syirik...ini sunnah itu bid'ah... Lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang haq dan meninggalkan yang bathil. Sementara banyak orang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat atau ada yang tahu tapi tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan al haq, malah ia gampang berbuat kebathilan. wal iyadzu billah

Kita dapat berjalan mantap dibawah cahaya terang benderang, sementara banyak orang yang tertatih meraba dalam kegelapan.

Kita tahu apa tujuan hidup kita dan kemana kita kan menuju, sementara ada orang orang yang tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka hidup. Bahkan kebanyakan mereka menganggap, mereka hidup hanya untuk dunia, sekedar makan, minum dan bersenang senang didalamnya.

Apa namanya semua yang kita miliki ini wahai saudaraku, kalau bukan anugerah terbesar, nikmat yang tiada ternilai ? Inilah hidayah dan taufiq dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala kepada jalanNya yang lurus.

Dalam tanzilNya, Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, " Alloh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus." ( Al Baqoroh : 213 )

Fadhilatusy Syaikh Al-'Allamah Muhammad ibnu Sholih Al Utsaimin rahimahulloh, menerangkan dalam tafsirnya bahwa hidayah disini maknanya adalah petunjuk dan taufiq. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala maka mesti mengikuti hikmahNya. Siapa yang beroleh hidayah maka memang ia pantas mendapatkannya ( Tafsir Al Qur'anil Karim, 3/31 ).

Fadhilatusy Syaikh Sholih ibnu Fauzan Al Fauzan hafizhahulloh ketika menjelaskan ayat wa Huwa a'lamu bil muHtadiyn, beliau hafizhahulloh berkata, " Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak meletakkan hidayah di dalam hati kecuali kepada orang yang pantas mendapatkannya. adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengharamkannya beroleh hidaya tersebut. Alloh Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak memberikan hidayah hati kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada orang yang diketahuiNya berhak mendapatkannya dan dia memang pantas. Sementara orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah dan tidak cocok, maka diharamkan dari hidayah tersebut."

Asy Syaikh yang mulia melanjutkan, " Diantara sebab terhalangnya seseorang dari beroleh hidayah adalah fanatik terhadap kebatilan dan semangat kesukuan, partai, golongan dan semisalnya. Semua itu menjadi sebab seseorang tidak mendapatkan taufik dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Siapa yang kebenaran telah jelas baginya namun tidak menerimanya, ia akan dihukum dengan terhalang dari hidayah. Ia dihukum dengan penyimpangan dan kesesatan, dan setelah itu ia tidak dapat menerima al haq lagi. Maka disini ada hasungan kepada orang yang telah sampai al haq kepadanya untuk bersegera menerimanya. jangan sampai ia menundanya atau mau pikir pikir dahulu, karena kalau ia menundanya maka ia memang pantas diharamkan / dihalangi dari hidayah tersebut. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman " Maka tatkala meeka berpaling dari kebenaran, Alloh memalingkan hati hati mereka." ( Ash Shof: 5 )

" Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya ( Al Qur'an ) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang sangat." ( Al An'am: 110 ) ( I'anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid. 1/357 ).

Perlu engkau ketahui, hidayah itu ada dua macam :

1. Hidayah yang bisa diberikan oleh mahkluk, baik dari kalangan para nabi dan rasul, para da'i atau selain mereka. Ini dinamakan hidayah irsyad ( bimbingan ), dakwah dan bayan ( keterangan ). Hidayah inilah yang disebutkan dalam ayat: " Sesungguhnya engkau ( ya Muhammad ) benar benar memberi hidayah/petunjuk kepada jalan yang lurus." ( Asy Syura: 52 )

2. Hidayah yang hanya bisa diberikan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala, tidak selainNya. Ini dinamakan hidayah taufiq. Hidayah inilah yang ditiadakan pada diri Rasulullooh Shollalloohu 'Alaihi wa Sallam terlebih selain beliau, dalam ayat " Sesungguhnya engkau ( ya Muhammad ) tidak dapat memberi hidayah/petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Alloh lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki." ( Al Qoshosh: 56 )

Yang namanya manusia, baik ia da'i atau selainnya, hanya dapat membuka jalan dihadapan sesamanya. Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain kedalam hidayah dan memasukkan iman kedalam hati, maka tak ada seorang pun yang kuasa melakukannya, karena ini hak Alloh Subahanhu wa Ta'ala semata. ( Al Qoulul Mufid Syarhu Kitabit Tauhid, Ibnu Utsaimin, sebagaimana dinukil dalam Majmu' Fatawa wa Rasa'il beliau, 9/340-341 ).

Saudaraku, bersyukurlah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala ketika engkau dapati dirimu termasuk orang yang dipilihNya untuk mendapatkan dua hidayah yang tersebut diatas. Karena berapa banyak orang yang telah sampai kepadanya hidayah irsyad, telah sampai padanya dakwah, telah sampai padanya al haq, namun ia tidak dapat mengikutinya karena terhalang dari hidayah taufiq. Sementara dirimu, ketika tahu al haq dari al bathil, segera engkau pegang erat yang haq tersebut dan engkau hempaskan kebathilan sejauh mungkin. Berarti hidayah taufiq dari Rabbul Izzah menyertaimu. Tinggal sekarang, hidayah itu harus engkau jaga, karena ia sangat bernilai dan sangat penting bagi kehidupan kita. Ia harus menyertai kita bila ingin selamat didunia, terlebih di akhirat. Bagaimana tidak ? Sementara kita disetiap rakaat dalam sholat diperintah untuk memohon kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala hidayah kepada jalan yang lurus, " Tunjukilah ( berilah hidayah ) kami kepada jalan yang lurus." ( Al Fatihah: 6 )

Bila timbul pertanyaan, bagaimana seorang mukmin meminta hidayah disetiap waktu sholatnya dan diluar sholatnya, sementara mukmin berarti ia telah beroleh hidayah? Bukankah dengan begitu berarti ia telah meminta apa yang sudah ada pada dirinya?

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahulloh memberikan jawabannya: Alloh Subhanahu wa Ta'ala membimbing hamba-hambaNya untuk meminta hidayah, karena setiap insan membutuhkannya siang dan malam. Seorang hamba butuh kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala setiap saat untuk mengokohkannya di atas hidayah, agar hidayah itu bertambah dan terus menerus dimilikinya. Karena seorang hamba tidak dapat memberikan kemanfaatan dan tidak dapat menolak kemudhorotan dari dirinya, kecuali apa yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala kehendaki. Alloh Azza wa Jalla pun membimbing si hamba agar disetiap waktu memohon kepadaNya pertolongan, kekokohan dan taufiq. Orang yang bahagia adalah orang yang diberi taufiq oleh Alloh Azza wa Jalla untuk memohon hidayah, karena Alloh Azza wa Jalla telah memberikan jaminan untuk mengabulkan permintaan orang yang berdoa kepadaNya di sepanjang malam dan di penghujung siang. Terlebih lagi bila si hamba dalam kondisi terjepit dan sangat membutuhkan bantuanNya. Ini sebanding dengan firman Nya, " Wahai orang orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Alloh dan RasulNya dan kepada kitab yang diturunkan kepada RasulNya serta kitab yang Alloh turunkan sebelumnya..." ( An Nisa': 136 )

Dalam ayat ini Alloh Azza wa jalla memerintahkan orang orang yang telah beriman agar tetap beriman. Ini bukanlah perintah untuk melakukan sesuatu yang belum ada, karena yang dimaukan dengan perintah beriman di sini adalah hasungan agar tetap tsabat ( kokoh ), terus menerus dan tidak berhenti melakukan amalan amalan yang dapat membantu seseorang agar terus diatas keimanan. Wallohu A'lam ( Tafsir Al Qur'anil 'Azhim, I/38 )

Berbahagialah dengan hidayah yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala berikan kepadamu, dan jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan keistiqomahan di atas iman kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah mempelajari agama Alloh Azza wa Jalla. Hadirilah selalu majlis ilmu. Dekatlah dengan ulama, cintai mereka karena Alloh Azza wa Jalla. Bergaullah dengan orang orang sholih dan jauhi orang orang yang jahat yang dapat merancukan pemahaman agamamu serta membuatmu terpikat dengan dunia. Semua itu sepantasnya engkau lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Alloh Azza wa Jalla anugerahkan kepadamu. Satu lagi yang penting, jangan engkau jual agamamu karena menginginkan dunia, karena ingin harta, tahta dan karena cinta kepaa lawan jenis. Sekali kali janganlah engkau kembali kebelakang. Kembali kepada masa lalu yang suram karena jauh dari hidayah, dan bimbingan agama. Ingatlah ," Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan." ( Yunus: 32 )

Kata Al Imam Al 'Allamah Muhammad Jamaluddin Al Qosimi rahimahulloh," Kebenaran dan kesesatan itu tidak ada perantara antara keduanya. Maka, siapa yang luput dari kebenaran mesti ia jatuh dalam kesesatan." ( Mahasinut Ta'wil 6/24 )

Lalu apa persangkaanmu dengan orang yang tahu kebenaran dari kebathilan, semula ia berjalan diatas kebenaran tersebut, berada di dalam hidayah, namun kemudian ia futur ( patah semangat, tidak menetapi kebenaran lagi, red ) dan lisan hal nya mengatakan ' selamat tinggal kebenaran ? Wallahul Musta'an. Sungguh setan telah berhasil menipu dan menghempaskannya ke jurang yang sangat dalam.

Ya Alloh, wahai Dzat Yang Membolak balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agamaMu, di atas ketaatan kepada Mu. Amiin Ya Robbal 'Alamiin...

Wallohu A'lam Bish Showab

dari : Asy Syariah No. 50/V/1430 H/2009

Wassalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: