Rabu, 15 Juli 2009

[daarut-tauhiid] Mimpi Di Ujung Doa

 

Matanya terpejam diantara sorotan puluhan pasang mata, diantara keriuhan
penonton, diantara sorak-sorai membahana. " Berlarilah kak, berlarilah
mengenjar mimpi kita yang telah lama tersimpan di ujung doa" rintih adiknya
yang berada tidak jauh dari arena lomba. Sejak di tinggal oleh ayahnya kedua
kakak beradik itu memang selalu bahu-membahu membantu ibu mereka, untuk
biaya sehari-hari dan untuk biaya sekolah. Sepasang kakak beradik yang
masih berusia enam dan delapan tahun, usia yang pada tempat lain adalah usia
bermanja-manja dan bercanda tawa, tetapi telah lama di tinggalkan agar tidak
adalagi air mata yang tumpah dari sang ibu.

Memperingati hari kemerdekaan negara ini, sebuah lembaga sosial mengadakan
lomba lari untuk anak sekolah dasar dengan hadiah sebuah sepeda mini dan
beberapa hadiah menarik lainnya. Harapan mereka tertuju pada sepeda tersebut
agar memudahkan dalam berdagang, dan berpacu dengan waktu agar tidak telat
kesekolah.

Mata sang kakak masih terpejam dan mulutnya masih bergumam seperti
memanjatkan sebuah doa, doa yang tidak bisa lagi menahan air dari pelupuk
matanya. Pluit panjang berbunyi, seluruh peserta mengerahkan segenap
kemampuan untuk menjadi yang tercepat. Teriakan adiknya terus memacu
semangat sang kakak untuk terus menghentakkan otot kakinya agar mau
bertoleransi dengan mimpi-mimpi mereka, mimpi yang terus menggelayut sejak
semalam. Tanpa terasa garis finish tinggal berberapa langkah, sang kakak
mengerahkan sisa-sisa kekuatan dan akhirnya berhasil menjadi pemenang.

Sewaktu akan menerima hadiah , ketua panitia bertanya kepadanya " apa isi
doamu sewaktu akan bertanding sehingga kamu berhasil memenangkan
pertandingan ini , saya lihat kamu begitu khusuk berdoa ?", " tadinya saya
dan adik begitu berharap akan hadiah ini agar bisa membantu ibu berdagang,
tapi saya takut kecewa jadi saya berdoa agar jika kami kalah agar di beri
kesabaran dalam menerima segala keputusan Yang Maha Kuasa atas kami , dan
tidak berputus asa dalam berusaha , saya juga berdoa agar jangan pernah ada
lagi air mata yang tumpah setelah ini , karena setelah ini kami tidak mau
lagi bermimpi ."

renungan dari :
http://sebuahtitik.blogspot.com/2009/04/mimpi-di-ujung-doa.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: