Senin, 13 Juli 2009

[daarut-tauhiid] Pemimpin para manusia super



أَعُوذُ بِا*للّٰهِ* السَّمِيـعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّخِيْمِ
بِسْمِ *اللّٰهِ* الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir-rohmanir-rohiym) Amirul-Mu'minin, Pemimpin para manusia
superKarunia,
20/07/1430 (13/07/2009)

Dalam tiap sholat, kita selalu berikrar dalam bacaan iftitah: sholat,
ibadah, hidup, dan mati, hanya untuk Allah, tiada sekutu bagiNya, dan aku
adalah muslim yang awal (awwalul-muslimin) (QS.6:162-163). Siapakah muslim
yang awal? Mereka adalah orang-orang generasi pertama yang berserah diri.
Dan setiap generasi muslim yang selanjutnya, diajarkan oleh Allah agar
meniru generasi awal orang-orang yang berserah diri. Karena mereka adalah
sebaik-baik manusia, yang dicintai Allah, dan selalu dimenangkan oleh Allah.
Dan berikut ini adalah sekelumit untaian kisah sejarah yang mereka ukir:

Tahun 16H (637M), ekspedisi untuk menghadapi Persia dan Suriah yang dikirim
oleh khalifah Abu Bakr telah membuahkan hasil di masa khalifah Ummar. Saat
itu tengah pengepungan kota Yerusalem oleh dua panglima perang terbaik, Amr
bin Ash dan Abu Ubaidah. Kaum nasrani yang telah berputus asa mengurung diri
di dalam benteng-benteng Yerusalem yang kokoh. Sebenarnya kekuatan kaum
muslimin mampu membobol benteng-benteng itu, tetapi tidak dilakukan karena
kaum nasrani memilih jalan berdamai.

Beberapa syarat telah ditentukan dalam perjanjian damai yang dibuat oleh
kaum nasrani Yerusalem. Salah satunya adalah kedatangan langsung pemimpin
tertinggi kaum muslimin ke Yerusalem. Syarat yang memberatkan, yang padahal
saat itu posisi mereka tidak dapat menawar karena telah terdesak. Di Madinah
khalifah ummar mengadakan rapat bersama para shahabat lainnya. Beberapa
shahabat memberikan pendapat untuk mengabaikan permintaan mereka, karena
mereka telah kalah dan hina. Tetapi Ali berbeda pendapat, agar menuruti
keinginan mereka bertemu dengan khalifah, dan Yerusalem jatuh dalam keadaan
damai. Ummar mendukung pendapat Ali dan berangkat ke Yerusalem, dan
kekhalifahan sementara diwakilkan kepada Ali.

Pada saat itu, semenanjung Arab telah dikuasai oleh kaum muslimin. Dan sudah
sepatutnya pemimpin dari kaum muslimin, penguasa jazirah Arab dan penakluk
Persia, diselimuti oleh kebesaran dan kemegahan. Kaum nasrani di Yerusalem
telah memperkirakan keagungan dari khalifah ummar yang gagah berani, dengan
tentara-tentaranya yang tak terkalahkan. Tetapi, setelah khalifah Ummar tiba
di Yerusalem mereka tercengang dan jauh dari perkiraan.

Tidak ada iringan pasukan khusus, tidak ada karavan penghibur, tidak ada
akomodasi perjalanan sekelas kaisar agung. Khalifah ummar hanya bersama
kudanya yang kelelahan, yang beliau tuntun sendiri, dan juga bersama
beberapa orang shahabat dari muhajirin dan anshor. Para panglima perang yang
berada di daerah Palestina saat itu, Yazid bin Abi Sufyan, Khalid bin Walid,
dan beberapa panglima perang lainnya, menyambut kedatangan khalifah. Melihat
keadaan perwira-perwira tempurnya yang berjajar dengan kemewahan Suriah,
khalifah Ummar sangat kecewa. Beliau mengambil kerikil-kerikil di tanah dan
dilemparnya pada para perwira tempurnya yang mengenakan sutera. "Demikian
cepat kalian telah terjerumus kedalam kebiasaan Persia!", dan dengan segera
mereka menanggalkan sutera-sutera indah itu.

Menuju perjalanan masuk kota Yerusalem, kuda khalifah ummar tidak lagi mampu
meneruskan perjalanan. Beberapa perwira membawakan kuda perang dari Turki
yang gagah dan kuat. Tetapi beliau berkata, "Sesuatu yang amat menyedihkan,
dari mana kuda yang suka berlagak dan sombong ini." Dan beliaupun meneruskan
perjalanan dengan berjalan kaki. Setibanya di gerbang kota Yerusalem, Abu
Ubaidah datang menjemput. Abu Ubaidah malu melihat pakaian khalifah yang
lusuh dan nampak hina, lalu ditawarkan kepada khalifah pakaian paling bagus.
Khalifah Ummar menolaknya, dan beliau berkata "Allah telah mengaruniaiku
dengan Islam, dan cukuplah Islam menjadi izzahku." Dan masuklah beliau ke
dalam Yerusalem dengan keadaan yang sangat sederhana, khalifah bak rakyat
jelata.

Waktu sholat tiba, khalifah Ummar meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan.
Tetapi Bilal menolak dengan alasan dia tidak lagi mengumandangkan adzan
setelah Rasulullah tiada. Khalifah memintanya dengan sangat agar Bilal mau
mengumandangkan adzan. Dengan bujukan dari khalifah, Bilalpun mau
mengumandangkan adzan karena khalifah Ummar yang meminta. Dan adzanpun
berkumandang membahana di Yerusalem. Suara Bilal yang merdu dan nyaring
membangkitkan kembali kenangan saat-saat Islam masih dimasa awal. Perjuangan
menegakkan tauhid bersama Rasulullah, kembali mengisi mengisi nostalgia
indah penyerahan diri kepada Allah. Para panglima perang yang gagah perkasa
menangis dengan sangat sedih. Dan khalifah Ummar yang agung terisak-isak tak
berkeputusan. Islam telah sampai di Yerusalem.

Manusia-manusia hebat itu tenggelam dalam airmata disaat perayaan penyerahan
Yerusalem. Mereka adalah singa-singa padang pasir yang menjadi rahib di
malam hari, merintih dan memohon ampunan kepada Allah.

--
-------------------
Karunia
-------------------

Duhai Dzat Penggenggam Jiwaku,
tundukkan wajahku bersama mereka yang Kau ridhai, hanya padaMu
bariskan kami di belakang panji Al-Hamd dengan cahaya di dahi dan kaki kami

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: