Selasa, 29 Desember 2009

[daarut-tauhiid] SUNNAH NABAWIYAH, Dalam Pandangan Ahli Fiqih dan Ahli Hadits (1)

SUNNAH NABAWIYAH, Dalam Pandangan Ahli Fiqih dan Ahli Hadits (1)

Oleh: Dr. Muhammad al-Ghazali

Http://www.khatulistiwapress.com/sunnah_nabi.htm<http://www.khatulistiwapress.com/sunnah_nabi.htm>

Sejak lama umat Islam menjaga dan melindungi semua yang berkenaan dengan
peninggalan Nabi saw. dari segala prasangka negatif. Dan siapa saja yang
berdusta dengan mengatasnamakan atau menyandarkannya kepada beliau,
dikategorikan sebagai pengantar jalan ke neraka yang kekal. Ini karena
merupakan pemalsuan terhadap agama serta dusta keji terhadap Allah dan
Rasul-Nya.

Dari Mughirah bin Syu'bah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Berdusta
dengan menisbatkan kepadaku tidaklah sama dengan berdusta yang dinisbatkan
kepada selain aku. Barangsiapa yang secara sengaja berdusta dengan
menisbatkan kepadaku, maka hendaknya ia bersiap-siap menduduki tempat di
neraka." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Para ulama ahli hadits telah menetapkan lima persyaratan untuk menerima
hadits-hadits Nabi saw. Tiga syarat berkenaan dengan sanad (mata rantai
perawi) dan dua syarat berkenaan dengan matan (redaksi hadits):

1. Setiap perawi hadits harus dikenal kecerdasan dan ketelitiannya dalam
memahami apa yang didengarnya, dan meriwayatkannya secara tepat sesuai
aslinya.

2. Di samping kecerdasan dan ketelitiannya, seorang perawi harus pula mantap
kepribadiannya dan bertakwa kepada Allah, serta menolak dengan tegas setiap
pemalsuan atau penyimpangan.

3. Kedua syarat diatas harus ada dimiliki oleh setiap perawi (transmitter)
yang ada dalam rangkaian seluruh perawi suatu hadits. Jika kedua syarat
tersebut tidak terdapat pada setiap perawi, atau kurang mantap keberadaannya
pada salah satu perawinya, maka hadits tersebut dianggap tidak mencapai
derajat hadits shahih.

Kemudian, setelah meneliti alur sanadnya, apakah bisa diterima ataukah
tidak, memenuhi syarat ataukah tidak, harus pula meneliti sejauhmana
kesahihan redaksi haditsnya.

4. Matan (isi, redaksi) hadits tersebut tidak bersifat syadz (yakni tidak
nyeleneh, atau tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih akurat).

5. Hadits tersebut harus bersih dari cacat yang nyata kepastiannya.

Persyaratan-persyaratan itu sangat menjamin ketelitian dalam penukilan serta
penerimaan suatu berita tentang Nabi saw. Sepengetahuan saya, sepanjang
sejarah peradaban manusia tak pernah dijumpai contoh ketelitian dan
kehati-hatian yang seperti itu. Yang lebih mengagumkan adalah kemampuan
mereka dalam mempraktekannya. Karena itu sangat banyak ulama yang
mengkhususkan perhatiannya pada memelihara Sunnah Nabi saw. dengan penuh
tanggungjawab dan ketilitian yang tinggi. Cara-cara yang dilakukan dalam
menyaring sanad hadits-pun sangat terpuji dan layak dikagumi. Disamping itu,
ada pula ulama yang memfokuskan penelitiannya pada matan-matan hadits, untuk
kemudian memisahkan mana yang dinilai nyeleneh atau cacat.

Untuk menetapkan suatu hadits itu shahih atau tidak dari segi matan-nya
diperlukan pengetahuan mendalam tentang Al-Qur'an, termasuk berbagai
kesimpulan yang bisa diambil dari ayat-ayatnya, baik secara langsung atau
tidak. Juga pengetahuan tentang berbagai riwayat lain agar dapat melakukan
perbandingan ataupun men-tarjih antara satu riwayat dengan yang lainnya.

Dalam kenyataannya, para fuqaha (ahli fikih) telah menyempurnakan apa yang
dilakukan oleh para muhaddits (ahli hadits). Para faqih ini juga memiliki
perhatian besar dalam menjaga kebenaran dan keotentikan suatu hadits dari
kekeliruan atau keteledoran yang dilakukan pleh para perawi suatu hadits.*

Http://www.khatulistiwapress.com/sunnah_nabi.htm<http://www.khatulistiwapress.com/sunnah_nabi.htm>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: