Jumat, 25 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2923

Messages In This Digest (5 Messages)

Messages

1a.

Re: (Ruang baca) Mimi Lan Mintuna

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Thu Dec 24, 2009 4:46 am (PST)



Mimi sendiri merupakan unam, sejenis siput laut
sedangkan mintuna adalah belangkas, sejenis ketam berekor. Mereka meski berbeda
jenis adalah pasangan yang tak terpisahkan. Jika salah satu hilang atau tertangkap
nelayan, pasangannya akan mencari atau memilih mati di pasir pantai (hal 282).

ambil kutipannya pas banget mbak.. really like this :D

btw regane rek...sangar puol!

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

--- On Thu, 12/24/09, Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com> wrote:

From: Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang baca) Mimi Lan Mintuna
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, forum_lingkarpena@yahoogroups.com, penulislepas@yahoogroups.com, "apresiasi sastra" <apresiasi-sastra@yahoogroups.com>
Date: Thursday, December 24, 2009, 12:57 AM

 

 

Judul            : Mimi Lan
Mintuna

Penulis         : Remy Sylado

Penerbit       : KPG

Cetakan I      : Maret 2007

Tebal           :
292 hal

Harga           :
Rp. 45.000,-

 

1b.

Re: (Ruang baca) Mimi Lan Mintuna

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Thu Dec 24, 2009 10:04 am (PST)




Diskon 30% Jeng. Di Gramed Grand Ind kmarin. Ya, utk bk stbl itu emang mahal. Tp demi tema n penulisnya, msh ok lah. ;)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ukhti hazimah <ukhtihazimah@...> wrote:
>
> Mimi sendiri merupakan unam, sejenis siput laut
> sedangkan mintuna adalah belangkas, sejenis ketam berekor. Mereka meski berbeda
> jenis adalah pasangan yang tak terpisahkan. Jika salah satu hilang atau tertangkap
> nelayan, pasangannya akan mencari atau memilih mati di pasir pantai (hal 282).
>
> ambil kutipannya pas banget mbak.. really like this :D
>
> btw regane rek...sangar puol!
>
> :sinta:
>
> "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
>
> BloG aKu & buKu
> http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
>
> BloG RaMe-RaMe
> http://sinthionk.multiply.com
> http://berceritapadadunia.blogspot.com
>
> YM : SINTHIONK
>
>
>
> --- On Thu, 12/24/09, Indarwati Indarpati <patisayang@...> wrote:
>
> From: Indarwati Indarpati <patisayang@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang baca) Mimi Lan Mintuna
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, forum_lingkarpena@yahoogroups.com, penulislepas@yahoogroups.com, "apresiasi sastra" <apresiasi-sastra@yahoogroups.com>
> Date: Thursday, December 24, 2009, 12:5
> Judul            : Mimi Lan
> Mintuna
>
> Penulis         : Remy Sylado
>
> Penerbit       : KPG
>
> Cetakan I      : Maret 2007
>
> Tebal           :
> 292 hal
>
> Harga           :
> Rp. 45.000,-
>
>  
>

2a.

Re: [catcil] Mencipta Cermin Untuk Diri Sendiri

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Thu Dec 24, 2009 11:59 am (PST)



alasanku juga tuh buat gak nulis buku :'( makasih ya mbak sya, udah diingetin

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

--- On Wed, 12/23/09, Syafaatus Syarifah <syarifah@gratika.co.id> wrote:

From: Syafaatus Syarifah <syarifah@gratika.co.id>
Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Mencipta Cermin Untuk Diri Sendiri
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: belajarmenulis@yahoogroups.com
Date: Wednesday, December 23, 2009, 6:36 AM

 

Dalam sebuah pelatihan menulis yang diselenggarakan di PD HB Yasin, Cikini
awal Mei 2009 lalu, saya teringat ada salah seorang peserta wanita yang datang
karena ingin bertemu dengan Gola Gong, pemateri yang kebetulan adalah penulis
idolanya. Si Mbak itu mengaku bahwa dia adalah seorang wartawati dari sebuah
majalah, dia datang ke sana untuk mengantarkan keponakannya sekaligus ingin
melihat sosok nyata seorang Gola Gong.

3.

[Ruang Baca] Apa Maksud Setuang Air Teh

Posted by: "Rini" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Thu Dec 24, 2009 4:25 pm (PST)



Penulis: Syahmedi Dean
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 304 halaman
Cetakan: I, Oktober 2009
ISBN: 978-979-22-5074-9

Menulis fiksi sekuel menuntut pemilik karya untuk mempunyai lahan ide yang subur, sehingga dari satu buku ke buku yang lain tidak sekadar menyambung cerita dalam arti dipanjang-panjangkan. Sub plot yang telah tuntas tidak dibangkitkan secara paksa, melainkan menguak celah lain dan mengembangkannya menjadi konflik baru yang memikat.

Demikianlah kelebihan A.M.S.A.T yang paling signifikan. Giliran Raisa muncul di bab pembuka, menggenggam rencana besar yang masih berpangkal dari desakan hati. Untuk mengangkat `martabat' Alif, pria dambaannya, agar tidak lagi tersaruk-saruk dalam kekempisan finansial, Raisa memberanikan diri merintis majalah baru dan menggamit seorang investor terkemuka, Yvone. Sebagaimana kebanyakan pemilik dana, Yvone menghendaki keterlibatan dalam majalah yang diberi nama MAGA tersebut. Raisa menepis kecemasan akan campur tangan berlebihan yang potensial terjadi, sebab yang penting baginya adalah keikutsertaan Alif selaku creative director, Nisa yang berbadan dua, juga Didi yang hendak mewujudkan impiannya sebagai fashion director yang diakui kepiawaiannya.

Dibandingkan yang sudah-sudah, terkhusus P.G.D.P.C, novel ini lebih menggigit dari segi pembelajaran. Bidang SDM, misalnya. Wawancara dunia majalah yang sudah tentu amat khas dengan segala perniknya berlangsung seru di lokasi kolam renang kosong yang dipilih Didi. Pertanyaan yang terlontar dari keempat sekawan mencakup singkatan merk-merk, Alif yang tidak dapat mengendalikan keterpukauan melihat seorang pelamar cantik, aturan main pewawancara untuk tidak memberikan pujian spontan, disuguhkan penuh gelitik. Syahmedi Dean mampu menyajikan kembali adegan dan dialog yang sarat humor, sarkastik namun cerdas. Bila dahulu yang dipaparkan hanya teknik mengenal model, mengamati social climber dan merk-merk yang berbaur dengan versi gadungannya, dunia kerja para wartawan mode dikuak lebih mendalam di sini. Di antaranya kode etik dalam interaksi seperti berikut:

Ketika muncul pertanyaan, "Do you like Gucci this season?" harus segera dibalas dengan "Well, only shoes." Tidak boleh memuja dan mengatakan bagus pada seluruh koleksi sebuah merek, itu penjilat namanya.

"Kita kan bukan PR mereka! Lagi pula ini era kapitalis, pujian dan promosi ada harganya.." [hal. 103] Dengan dalih melihat segi positif, Didi mengajari para stafnya untuk hanya memuji panggung apabila menghadiri fashion show yang relatif tidak memuaskan.

Kreativitas Alif dan kawan-kawan untuk menyiasati masalah tertantang saat Yvone menancapkan kuku dengan meminta edisi perdana bersampul warna oranye. Meskipun menurut hukum media hal tersebut menyalahi momentum, yakni Valentine yang biasanya dibanjiri merah muda dari sudut ke sudut, tim inti Maga mengolahnya menjadi inovasi yang melawan arus. ..sejak bekerja di majalah, kami mengerti Valentine adalah momen dagang....Korbannya tentu remaja-remaja naif, orang-orang melankolis, yang tidak sadar uangnya dirampok siang-siang. [hal. 105]. Tatkala edisi-edisi berikutnya disyaratkan berlumur warna serupa, mereka lintang pukang melakukan antisipasi agar tidak tampak seragam dan menata foto sedemikian rupa serta memilih gradasi yang mengesankan kesegaran tampilan. Mereka baru meradang saat seorang wanita bernama Desri ditempatkan di posisi marketing, bukan semata mengubah rel Maga yang tidak berorientasi keuntungan, namun juga menjadi mata-mata Yvone sehingga segala sesuatu di kantor menjadi transparan. Bahkan Yvone dapat mengecam anggota redaksi yang jajan bakso dan gorengan lantaran dianggap menodai meja mahal yang dibelinya.

Terlepas dari upayanya menggapai cinta Alif, Raisa merasakan beban yang selama ini dihindarinya yakni tanggung jawab. Semasa sama-sama di File, acap kali Alif membereskan tugas-tugas Raisa yang terbengkalai. Pula kali ini. Meski tak meminati jabatan Pemimpin Redaksi, Raisa tak kuasa menampik kehendak Yvone. Terlebih Maga membidik segmen wanita. Namun dalam perjalanannya, Alif menunjukkan kompetensi dan semestinya memang ia yang duduk di tampuk Pemred. Alif juga yang mencari jalan tengah saat Desri membelokkan imej Maga dengan meraup iklan produk kecantikan yang bertentangan dan berpotensi mencemarkan `derajat' Maga di kancah media. Pada kesempatan awal, Alif menjelaskan kepada Yvone mengapa halaman kanan lebih laris untuk pemuatan iklan.

Apakah Yvone semata figuran? Tidak. Keberadaannya berfungsi menggali karakter sinis Didi [yang disebutnya Didik sehingga telinga pria yang membenahi ambisi karena bosan dianggap tukang main-main oleh keluarganya itu menjadi merah]. Alih-alih memperlihatkan sikap hormat, Didi senantiasa menyebut Yvone dengan nama saja. Argumennya terkait hobi wanita pengusaha itu melakukan face lift.

"..Dia pengin muda kayak kita-kita, dimulusin kayak kita-kita, ya dia harus konsisten dong. Kalau mau muda, jangan pengin dipanggil dengan cara dituakan, kalau perlu panggil dengan `Heh!' saja. Kayak gua manggil lu lu semua. Hidup ada konsekuensinya. Masa pengin tampil kayak kita, tapi ngarep dimuliakan seperti orang-orang terhormat? Can Not! Can Not! Kalau nggak mau ambil risiko ya ikuti aja cara kerja alam, menua dengan terhormat." [hal. 341]

Alif didudukkan pada posisi karakter sentral dengan porsi banyak untuk berkontemplasi. Kegelisahan yang mengusik di Maga membuatnya jemu, sementara Saidah kian jauh dari jangkauan kendati Alif tak henti membandingkan dengan Raisa setiap waktu, termasuk keterampilan mereka menuangkan teh. Alif terseret pada episode masa lalu yang terus diputar ulang, tanpa terpeleset menjadi melankolis kronis. Syahmedi Dean menyisipkan potret-potret kelam PSK yang lintang pukang di Paris, mengentak kesadaran kita bahwa tidak semua yang merantau ke negeri orang itu bergelimang kemewahan. Dekatnya A.M.S.A.T dengan kekinian pun mengemuka melalui jejaring sosial paling sohor: Facebook. Pertentangan Saidah dan Alif mengalir tanpa hambatan, menegaskan semakin tangkasnya cara penulis bertutur.

Bak secangkir teh, novel ini mengandung racikan yang istimewa. Tak melulu membentangkan kehidupan praktisi media dan taburan merk asing beserta aneka kejadian pelecut gelak tawa, Syahmedi Dean mengaduknya dengan aroma politik yang kerap berdekatan dengan bisnis. Pembaca diajak menerka-nerka geliat yang menyeruak di bab selanjutnya, termasuk persahabatan Alif dan kawan-kawan yang kembali diuji. Nisa mengasingkan diri di rumah Alif, yang masih jeri akan kenyataan sahabatnya hamil di luar nikah. Alif tergelincir pada satu tindakan bersenang-senang sekejap yang justru membuatnya resah dan pencuriga. Didi menyodorkan diri sebagai ayah `bayangan' bayi Nisa sekadar agar wanita itu tidak dicemooh orang di dokter kandungan, sementara matanya masih jelalatan akan paras-paras tampan penuh kebahagiaan di ruang tunggu dan gurauan basi para orangtua yang bertanya kepada buah hati mereka, "Ini anak siapa sih?". Raisa bergelut dengan transformasi batin, yang disadarinya lebih dari semata merangkum kasih sayang Alif dan mengajaknya membuka lembaran baru.

Masih dengan nada sarat keterusterangan, A.M.S.A.T merupakan bukti bahwa seorang penulis yang bergelut di dunia mode pun terampil bercerita. Walau pembauran sudut pandang mengesankan bahwa novel ini tidak menggunakan kacamata orang pertama, sub plot yang terserak di buku sebelumnya dipangkas singkat, komitmen penulis dengan karyanya yang bertopik relatif baru jelas tampak antara lain dari jarak terbit dari P.G.D.P.C. Pendeknya, siapa bilang metropop hanya camilan gurih dan tidak bergizi? A.M.S.A.T membuktikan sebaliknya.

Rini Nurul Badariah, http://sinarbulan.multiply.com

4.

[Ruang Baca] La Tahzan for Single Mothers - Sylvia L'Namira

Posted by: "Rini" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Thu Dec 24, 2009 4:55 pm (PST)



Penerbit: Lingkar Pena Publishing House

Tebal: 204 halaman

Cetakan: I, Desember 2009

ISBN: 9786028435403

Meskipun masyarakat telah mengklaim diri modern, canggih, dan sebagainya, pandangan miring terhadap para wanita yang berstatus janda [apa pun alasannya] belum juga pupus. Itulah sebabnya mereka yang mengambil keputusan untuk hidup sebagai single mother memerlukan keberanian sangat besar, terlebih dukungan dari orangtua dan saudara.

Pada prinsipnya, gagasan yang dikemukakan Sylvia L'Namira dalam buku ini cukup menarik. Ia berterusterang memaparkan segi-segi kehidupan seorang ibu yang mencari nafkah untuk kelangsungan ekonomi keluarga, khususnya dua buah hatinya, risiko-risiko yang harus dihadapi, pembatasan sikap yang mau tak mau harus dilakukan seperti tidak berlaku terlalu 'heboh' ketika bergaul dengan tetangga mengingat stigma janda masih begitu mengundang kehati-hatian.

Cerita berbau tips ini dibaurkan dengan kisah-kisah single mother yang bukan bercerai, melainkan suaminya meninggal dunia. Fokus topik agak kabur karenanya, meski penulis mungkin ingin menunjukkan bahwa single mother pada intinya memiliki kesamaan. Satu hal yang perlu diacungi jempol, penulis sendiri tidak menguak terlalu lebar apa yang menjadi penyebab keretakan rumah tangganya, yang tentu saja sama sekali bukan urusan orang lain.

La Tahzan for Single Mothers mengandung pengalaman beberapa wanita yang menyandang status serupa. Sayangnya, kontradiktif dengan penulis, mereka cenderung leluasa membeberkan masalah dengan mantan suami sehingga bagian buku ini tersuruk menjadi biasa-biasa saja. Tidak ada keberbedaan dengan yang sudah ada.

Alangkah lebih baiknya apabila kisah anak-anak yang orangtuanya berpisah, yang berada di penghujung buku, digali lebih jauh. Juga bukan menyangkut apa-apa yang terjadi di masa lalu, melainkan bagaimana kondisi kejiwaan mereka, cara mengatasi gunjingan lingkungan, serta sikap terhadap kedua orangtua dalam paparan yang terperinci. Bukankah cukup kerap anak-anak menjadi alasan seorang istri atau suami bertahan dalam bahtera yang sudah porak-poranda, padahal perpisahan yang sehat lebih menyenangkan dibandingkan perkawinan yang sakit?

Membaca buku ini, terlintas pertanyaan: Adakah La Tahzan for Single Fathers?

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Weight Loss Group

on Yahoo! Groups

Get support and

make friends online.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Mental Health

Learn More

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: