Selasa, 29 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2927

Messages In This Digest (11 Messages)

Messages

1.

[Catcil] Telur Saus Merah

Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com   bangaswi

Mon Dec 28, 2009 4:24 pm (PST)



Sudah dua kali saya merasakan menu yang sama, yang dibuatkan secara
istimewa oleh istri saya. Saya sendiri tidak terlalu paham apa nama
masakan ini, tetapi agar enak menyebutnya, okelah kita sebut saja
makanan ini bernama Telur Saus Merah. Bahan utama makanan ini memang telur, yang lebih tepatnya adalah telur mata sapi atau biasa disebut dengan telur ceplok.

Cara membuatnya mudah saja, yaitu mempersiapkan bahan dasarnya
dahulu, yaitu telur ceplok. Jumlahnya terserah, tapi istri saya biasa
membuat dua atau tiga saja, sesuai dengan jumlah orang yang mau
memakannya. Siapkan pula bawang putih dan bawang bombay, yang setelah
diiris langsung ditumis bersama dengan saos (bisa tomat atau cabe
tergantung kebutuhan). Untuk menambah selera, istri saya menambahkan
sosis yang juga sudah dipersiapkan matang-matang. Bumbu ini dianggap
matang apabila saosnya sudah terlihat meletup atau mendidih. Nah,
siramkan bumbu ini pada telur dan sosis yang telah dipersiapkan sejak
awal. Jadilah Telur Saus Merah yang mmm….

Yang jadi pertanyaan, mengapa ujug-ujug hari ini saya menceritakan tentang dunia masakan? Well,
dunia kepenulisan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia kuliner.
Jika saya dibilang 'jago' di bidang kepenulisan, istri saya juga pantas
dibilang 'jago' di bidang kuliner. Cara meramu kedua bidang ini tidak
jauh berbeda, yaitu diperlukan keahlian yang bisa didapatkan dengan
sering berlatih. Jika istri saya rajin memasak, saya pun harus rajin
menulis.

Istri saya harus meramu bumbu yang mantap agar masakannya
benar-benar sesuai yang diharapkan. Begitu pula dengan tulisan, saya
harus meramu alur atau konflik tulisan agar tulisan yang dibuat
benar-benar sesuai yang diharapkan, yaitu menghibur dan memberikan
informasi kepada pembaca. Untuk menambahkan selera, istri saya bisa
saja menambahkan pada masakannya berupa buah-buahan, sayur-sayuran,
atau lainnya yang mengandung vitamin atau zat yang bergizi. Sedangkan
di dunia kepenulisan, saya pun juga harus mengambahkan gizi tulisan
yang membuat tulisan itu menjadi 'baik' bagi pembaca. Bukan tulisan
sekedarnya yang bisa menjerumuskan pembaca. Ibarat racun atau bumbu
yang kadaluarsa, tulisan kita pun bisa berakibat buruk pada pembaca.
Berhati-hatilah!

Jika Telur Saus Merah
di atas berbahan dasar telur ceplok, tulisan yang kita buat pun juga
harus berbahan dasar yang mantap. Apa bahan dasarnya sehingga bisa
membuat tulisan menjadi semakin enak dibaca? Yang paling penting adalah
data dan riset. Jika kita menulis berdasarkan pengalaman sendiri, data
dan risetnya sudah dijamin tepercaya karena kita sendiri yang
mengalaminya. Jika tidak, tentu diperlukan data dan riset yang
berkelanjutan. Selalu cek dan ricek, sehingga informasi yang kita
berikan tidak missing link. Harus diperiksa sebab dan akibat
sebuah cerita sehingga tidak membuang kening pembaca berkerut. Perkuat
bahan dasar tadi dengan terus berlatih, bersosialisasi, cari
perbandingan, cari informasi tambahan, banyak membaca, sering
berkunjung ke toko buku, dan banyak cara lainnya yang bisa kita
kerjakan. Yang perlu diingat, masing-masing penulis mempunyai resepnya
sendiri dalam menulis: tidak bisa disamaratakan. Begitu pula dengan
seorang koki, masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri.

So, jika ingin membuat tulisan yang bagus, berusahalah
untuk menjadi penulis yang andal. Sama halnya dengan masakan yang enak
dan bergizi, pasti dibuat oleh seorang koki yang andal, seperti halnya
istri saya dalam membuat Telur Saus Merah.[]

Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog: http://bangaswi.com
YM: bangaswi
Hotline: 08139472539

2a.

Undangan Menulis Untuk Ibu Rumah Tangga

Posted by: "triani retno" retno_teera@yahoo.com

Mon Dec 28, 2009 4:24 pm (PST)



Assalamualaikum.

Deadline: 20 JANUARI 2010
(diperpanjang dari semula 20 desember 2009)

AT HOME!
BISNIS PARA IBU RUMAH TANGGA

Bekerja tidak melulu harus dilakukan dengan menjadi PNS atau karyawan swasta di
sebuah perusahaan.

Tak sedikit perempuan yang telah menjadi ibu rumah tangga memilih untuk tidak
bekerja (atau berhenti dari perkerjaannya) sebagai karyawan. Akan tetapi tidak
berarti para ibu ini berpangku tangan saja menunggu gaji dari suami.

Dari rumah, ibu-ibu rumah tangga ini menggerakkan sebuah usaha yang produktif
dan menguntungkan.
*

BENTUK : Antologi nonfiksi tentang bisnis para ibu rumah tangga
TUJUAN : - Memotivasi dan menginspirasi para ibu rumah tangga untuk menjalankan
suatu usaha secara mandiri

SIAPA YANG BISA BERPARTISIPASI MENULIS?
Tentu saja: para ibu rumah tangga yang mempunyai usaha mandiri (misalnya: kursus, salon, toko online, catering, toko kue, biro jasa, rental, usaha waralaba, dan sebagainya). Ibu rumah
tangga yang menjalankan usahanya sendiri dan tidak menjadi pegawai kantoran
(negeri atau swasta).

SYARAT TULISAN:
1. Tulisan mencakup jenis usaha yang dijalankan, lama menjalankan usaha, suka
duka menjalankan usaha, keuntungan yang diperoleh (materi dan non materi),
proyeksi keuntungan, modal usaha, hambatan ketika menjalankan usaha dan cara mengatasinya, dsb. Sertakan juga tips dan trik untuk memilih usaha yang
tepat dan/atau tips dan trik dalam menjalankan usaha (bisa dikhususkan pada
usaha yang dijalankan sendiri). Jangan lupa cantumkan daa lengkap usaha Anda
(nama, alamat, dsb)

2. Naskah berupa tulisan populer (bukan berupa makalah ilmiah)
3. 6-8 halaman kertas A4, ketik 1,5 spasi, huruf Times New Roman 12. Tidak
termasuk foto.
4. Menyertakan foto-foto usaha / produk yang dihasilkan, Maksimal 5 foto.
5. Akan dipilih 15 tulisan yang dinilai paling unik, memotivasi, dan
menginspirasi untuk dibukukan dalam sebuah antologi.
Naskah yang terpilih untuk diterbitkan akan mendapatkan honor (bukan royalti)

6. Naskah dikirimkan melalui email : retno_teera@yahoo.com. Pada subjek, tuliskan : (Antologi IRT)-
Judul Tulisan
7. Tulisan dikirim dalam format (.doc). Foto dikirim dalam format
(.jpg)
8. Naskah ditunggu hingga tanggal 20 JANUARI 2010.

Kenapa harus ikut dalam antologi ibu rumah tangga (irt)?
Setidaknya ada 5 alasan:
1. Supaya bisa memotivasi para IRT lainnya untuk mau berusaha.

2. Mengasah kemampuan menulis (banyak nih yang katanya pengen nulis tapi nggak
tau ke mana menyalurkannya.....)

3. Biar kecil, tapi dapat honor (karena antologi keroyokan banyak IRT, jadi
tidak pakai sistem royalti. Tapi pakai honor, seperti kalau tulisan kita dimuat
di majalah/koran.....)

4. Honornya kecil? Honor memang kecil, tapi ada keuntungan lebih besar yang
bisa diperoleh: PROMOSI GRATIS.....!!
Di mana-mana kalo promosi harus bayar. Tapi di sini promosi gratis, malah masih
dapat honor.....

5. Sudah dipastikan akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit
ternama.

Jadi, Moms, kirimkan cerita usahamu.....
sekarang juga....

Terima kasih.

Salam,
Triani Retno A
Penulis Buku :

DARI DO IT MENJADI DUIT
25 CURHAT CALON PENULIS BEKEN

www.terasretno.multiply.com / www.takhanyanovel.blogspot.com

2b.

Re: Undangan Menulis Untuk Ibu Rumah Tangga

Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com   bangaswi

Mon Dec 28, 2009 8:35 pm (PST)



Apakah yang menulisnya harus mutlak Ibu Rumah Tangga?
Bagaimana dengan Bapak Rumah Tangga? Meskipun menceritakan tentang kegiatan istrinya, saudara perempuannya, tetangga perempuannya yang Ibu Rumah Tangga....

Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog: http://bangaswi.com
YM: bangaswi
Hotline: 08139472539

--- On Mon, 12/28/09, triani retno <retno_teera@yahoo.com> wrote:

From: triani retno <retno_teera@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Undangan Menulis Untuk Ibu Rumah Tangga
To: wordsmartcenter@yahoogroups.com
Cc: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, femina-friends@yahoogroups.com
Date: Monday, December 28, 2009, 11:19 AM

 

Assalamualaikum.

Deadline: 20 JANUARI 2010

(diperpanjang dari semula 20 desember 2009)

AT HOME!

BISNIS PARA IBU RUMAH TANGGA

Bekerja tidak melulu harus dilakukan dengan menjadi PNS atau karyawan swasta di
sebuah perusahaan.

Tak sedikit perempuan yang telah menjadi ibu rumah tangga memilih untuk tidak
bekerja (atau berhenti dari perkerjaannya) sebagai karyawan. Akan tetapi tidak
berarti para ibu ini berpangku tangan saja menunggu gaji dari suami.

Dari rumah, ibu-ibu rumah tangga ini menggerakkan sebuah usaha yang produktif
dan menguntungkan.

*

BENTUK : Antologi nonfiksi tentang bisnis para ibu rumah tangga

TUJUAN : - Memotivasi dan menginspirasi para ibu rumah tangga untuk menjalankan
suatu usaha secara mandiri

SIAPA YANG BISA BERPARTISIPASI MENULIS?

Tentu saja: para ibu rumah tangga yang mempunyai usaha mandiri (misalnya: kursus, salon, toko online, catering, toko kue, biro jasa, rental, usaha waralaba, dan sebagainya). Ibu rumah
tangga yang menjalankan usahanya sendiri dan tidak menjadi pegawai kantoran
(negeri atau swasta).

SYARAT TULISAN:

1. Tulisan mencakup jenis usaha yang dijalankan, lama menjalankan usaha, suka
duka menjalankan usaha, keuntungan yang diperoleh (materi dan non materi),
proyeksi keuntungan, modal usaha, hambatan ketika menjalankan usaha dan cara mengatasinya, dsb. Sertakan juga tips dan trik untuk memilih usaha yang
tepat dan/atau tips dan trik dalam menjalankan usaha (bisa dikhususkan pada
usaha yang dijalankan sendiri). Jangan lupa cantumkan daa lengkap usaha Anda
(nama, alamat, dsb)

2. Naskah berupa tulisan populer (bukan berupa makalah ilmiah)

3. 6-8 halaman kertas A4, ketik 1,5 spasi, huruf Times New Roman 12. Tidak
termasuk foto.

4. Menyertakan foto-foto usaha / produk yang dihasilkan, Maksimal 5 foto.

5. Akan dipilih 15 tulisan yang dinilai paling unik, memotivasi, dan
menginspirasi untuk dibukukan dalam sebuah antologi.

Naskah yang terpilih untuk diterbitkan akan mendapatkan honor (bukan royalti)

6. Naskah dikirimkan melalui email : retno_teera@ yahoo.com. Pada subjek, tuliskan : (Antologi IRT)-
Judul Tulisan

7. Tulisan dikirim dalam format (.doc). Foto dikirim dalam format
(.jpg)

8. Naskah ditunggu hingga tanggal 20 JANUARI 2010.

Kenapa harus ikut dalam antologi ibu rumah tangga (irt)?

Setidaknya ada 5 alasan:

1. Supaya bisa memotivasi para IRT lainnya untuk mau berusaha.

2. Mengasah kemampuan menulis (banyak nih yang katanya pengen nulis tapi nggak
tau ke mana menyalurkannya. ....)

3. Biar kecil, tapi dapat honor (karena antologi keroyokan banyak IRT, jadi
tidak pakai sistem royalti. Tapi pakai honor, seperti kalau tulisan kita dimuat
di majalah/koran. ....)

4. Honornya kecil? Honor memang kecil, tapi ada keuntungan lebih besar yang
bisa diperoleh: PROMOSI GRATIS.....! !

Di mana-mana kalo promosi harus bayar. Tapi di sini promosi gratis, malah masih
dapat honor.....

5. Sudah dipastikan akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit
ternama.

Jadi, Moms, kirimkan cerita usahamu.....

sekarang juga....

 

Terima kasih.

Salam,

Triani Retno APenulis Buku :
DARI DO IT MENJADI DUIT25 CURHAT CALON PENULIS BEKEN

www.terasretno. multiply. com
/ www.takhanyanovel. blogspot. com

3a.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Mon Dec 28, 2009 4:24 pm (PST)



Mbak Lia, ini kan film lama ya? Mungkin sekitar 90-an. Dan pernah
ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta, seperti SCTV dan RCTI, pada tahun
2002. Film bagus, memang. Dan scene (adegan) yang paling mengesankan saya
adalah ketika Robin Williams berdiri di atas meja, dan mengajak
murid-muridnya -- yang terbiasa dengan ketertiban dan keteraturan --
mengikutinya. Wuah, itu seakan deklarasi pemberontakan terhadap kebekuan
berpikir dan ortodoksi peraturan sekolah. Sangat filosofis sekali, saya
rasa.

Sedikit banyak film tersebut merasuki dan menginspirasi saya ketika menjadi
pengajar honorer Bahasa Inggris di sebuah SMEA (sekarang SMK) swasta dan
lembaga kursus bahasa Inggris. Pesan utama "Dead Poets Society" adalah
kebebasan berkreasi dan berpikir -- termasuk kebebasan kreatif seperti
sastra dan puisi -- akan memaksimalkan potensi akal dan insani siswa. Di
luar materi pelajaran berdasarkan Satpel dan kurikulum, saya sisipkan materi
sastra kreatif -- pelajaran membuat atau menerjemahkan puisi atau cerpen
berbahasa Inggris -- yang jujur saja sangat kurang porsinya dalam mainstream
kurikulum di sekolah dan lembaga kursus. Suasana di kelas pun dibikin lebih
cair, rileks tapi tetap fokus pada pelajaran. Dan, seperti yang dialami
Robin Williams, tak semua kawan sejawat guru suka akan hal tersebut:).
Inilah hidup.

Ya, saya setuju film ini cocok direkomendasikan untuk para guru dan kalangan
kependidikan di Indonesia.

Makasih ya, Mbak Lia, sudah membangkitkan memori lama saya:).

Tabik,

Nursalam AR
- yang rindu belajar (di sekolah formal) dan mengajar -

2009/12/28 Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>

>
>
> Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
> kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
> berkompromi dengan banyak hal.
> Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.
>
> Berikut adalah review filmnya yang ditulis oleh Harri.
>
> Salam
> Lia
>
>
>
> http://kelompokdiskusi.multiply.com/reviews/item/174
>
> Title: DEAD POETS SOCIETY
>
> Category: Movies
> Genre: Education
> Director : Peter Weir
> Writer : Tom Schulman
> Awards : Won Oscar. Another 13 wins & 15 nominations
> Cast : Robin Williams - John Keating
> Robert Sean Leonard - Neil Perry
> Ethan Hawke - Todd Anderson
> Josh Charles - Knox Overstreet
> Gale Hansen - Charlie Dalton
> Dylan Kussman - Richard Cameron
> Allelon Ruggiero - Steven Meeks
> James Waterston - Gerard Pitts
> Etc.
>
> Menuntut ilmu di sekolah bergengsi, mahal, dan punya tradisi menghasilkan
> orang-orang sukses di bidang bisnis, politik, maupun saintis, pasti penuh
> tekanan. Itulah yang terjadi di Wellton.
>
> Tidak hanya sekolah yang menjejelalkan murid-muridnya dengan buku-buku
> super banyak dan tebal, orang tua murid pun terus �memaksa� anak-anak mereka
> agar jangan sampai gagal yang hanya bikin malu keluarga. Tiada kata lain
> selain belajar.
>
> Tapi, sejak kedatangan guru bahasa inggris baru, John Keating, ada yang
> berubah di sekolah itu. Ia mengajarkan puisi dengan cara yang tidak biasa.
> Seperti, misalnya, ketika ia meminta seluruh muridnya untuk merobek bagian
> pendahuluan yang ditulis oleh DR. J. Evans Pitchard, P.hd dalam sebuah buku
> puisi. �Kita tidak sedang memasang pipa (yang butuh perhitungan matematis),�
> katanya, �Kita membaca puisi bukan karena puisi itu bagus, melainkan sebagai
> manusia.�
>
> Carpe Diem, raih kesempatanmu!. Itulah kurang lebih yang diajarkan Keating.
> Hidup itu hanya sekali, setiap manusia pasti akan berakhir di dalam tanah
> dan menjadi makanan para cacing. Karena itu, jangan sia-siakan kesempatan
> dan cita-citamu.
>
> Metode belajar yang �nyeleneh� ini jelas mengusik tatanan tradisi sekolah.
> Dalam usia mereka (murid-murid) yang masih di bawah 20 tahun, belum saatnya
> berpikir bebas. Tapi, bagi Keating, setiap manusia, bahkan sejak anak-anak,
> mereka berhak memiliki cita-cita sendiri.
>
> Sekelompok murid-murid yang tersedot perhatiannya oleh Keating, mencoba
> mencari tahu soal dirinya. akhirnya, diketahui bahwa guru mereka, yang juga
> merupakan lulusan wellton, bukan orang sembarangan. Ini terlihat dari
> banyaknya kegiatan yang pernah diikuti Keating semasa sekolah. Namun, yang
> paling menarik perhatian mereka adalah kelompok Dead Poets Society, sebuah
> perkumpulan dibentuk oleh sekelompok murid-murid sekolah Wellton pada jaman
> Keating dulu.
>
> Kelompok ini secara sederhana hanya berkumpul rutin pada malam tertentu di
> sebuah gua tak jauh dari sekolah. Dalam gua itu mereka berkumpul dan
> bergantian membaca puisi. Inilah carmham dunia melalui sastra, sekaligus
> cara membebaskan diri dari aturan-aturan super ketat sekolah Wellton.
>
> Di sinilah babak baru kehidupan sekelompok murid sekolah Wellton dimulai.
> Dimotori oleh Neil Perry, sekelompok murid lainnya, yang juga terinspirasi
> oleh Keating, ikut bergabung menghidupkan kembali Dead Poets Society. Pada
> malam tertentu, setelah melakukan bejalar bersama di asrama, mereka
> mengendap keluar dari sekolah dan menuju gua, yang konon merupakan
> peninggalan suku Indian itu.
>
> Carpe Diem Keating ini pula yang menuntun salah seorang murid, Neil, untuk
> menemukan kembali cita-citanya yang telah lama terkubur dalam sudut terdalam
> hatinya, yaitu menjadi seorang aktor. Sebuah cita-cita yang sangat ditentang
> orang tuanya, yang menginginkan Neil untuk menjadi seorang dokter.
>
> Diam-diam Neil mengikuti audisi drama di sekolahnya dan berhasil
> mendapatkan peran utama. Namun, untuk bisa terus maju, ia butuh ijin dari
> orang tuanya, sesuatu yang tidak mungkin ia dapatkan. Untuk itu, ia
> memalsukan surat ijin orang tuanya. Hal yang belum pernanh sekalipun ia
> lakukan seumur hidupnya.
>
> Carpe Diem ternyata bisa juga melahirkan jiwa pemberontak, seperti yang
> dilakukan Charlie Dalton. Ia membuat sebuah puisi untuk buletin sekolah yang
> �menantang� institusi sekolah. Inilah mula petaka perkumpulan Dead Poets
> Society. Sekolah mulai menyelidiki aktivias perkumpulan yang �ilegal� ini.
> Dimulai dengan menginterogasi Charlie dan memberikan hukuman pukul pantat.
> Tapi, Charlie terlalu tangguh untuk ditaklukkan dan Dead Poets Society masih
> bisa terus berjalan. Hanya untuk beberapa kali pertemuan lagi.
>
> Membuat kegilaan seperti yang dilakukan Charlie jelas bukan tujuan dari
> Carpe Diem dan Dead Poets Society, �Ada saatnya untuk berani dan ada saatnya
> untuk berhati-hati,� Kata Keating, �Dan, dikeluarkan dari sekolah bukanlah
> tindakan yang berani melainkan sia-sia.�
>
> Charlie agak sedikit lebih tenang. Namun, tidak untuk Neil. Tekadnya sudah
> bulat untuk bermain dalam drama di sekolahnya. sampai tiba waktunya ia
> mempertontonkan kemahirannya berakting.
>
> Seusai pentas, semua orang yang menonton drama itu berdecak kagum atas
> akting Neil, termasuk Keating. Namun, tidak dengan ayahya sendiri yang
> akhirnya mengetahui ia bermain drama. Ayahnya yang murka langsung
> menyeretnya pulang tanpa memberikan kesempatan kawan-kawan Neil untuk
> memberikan selamat padanya.
>
> Orang tua Neil membuat keputusan yang membuat Neil sangat kaget dan kecewa.
> Neil akan dikeluarkan dari Wellton dan melanjutkan sekolah di kemiliteran,
> yang berarti ia harus bersekolah belasan tahun lagi. Keputusan dan ambisi
> orang tuanya itu membuat Neil turut mengambil keputusan yang tak kalah
> mengejutkan, yaitu bunuh diri.
>
> Teman-teman Neil di Wellton, khususnya kelompok Dead Poets Society, sangat
> berduka. Sekolah pun turut gempar, karena kejadian ini termasuk kejadian
> luar biasa dan bisa menghancurkan reputasi sekolah. Karena itulah, harus ada
> kambing hitam dalam masalah ini.
>
> Dan, sudah bisa ditebak Keating lah yang bertanggung jawab atas semua
> peristiwa memilukan ini. Metode belajar serta Dead Poets Society miliknya
> dianggap telah meracuni pikiran murid-murid sekolah Wellton. Namun, tidak
> sembarangan untuk mengeluarkan seorang pengajar, bukan? Sekolah harus
> mencari cara, meskipun kotor, untuk mencampakkan Keating.
>
> Kisah drama yang dahsyat ini menggambarkan betapa semunya cinta kasih yang
> ditunjukkan orang tua kepada anak-anak mereka. Dalam kasus Neil misalnya,
> ambisi orang tuanya mengurung cita-cita Neil untuk berakting, bahkan sekedar
> untuk drama sekolah. Padahal, selama ini Neil telah memberikan orang tuanya
> nila A dalam setiap mata pejalaran.
>
> Orang tua Neil merasa paling berhak dan paling tahu masa depan Neil, tanpa
> memikirkan perasaan Neil. Orang tuanya terus �memaksanya� untuk menjadi
> seorang dokter.
>
> Padahal, menurut Eric Fromm, seorang filsuf asal Perancis, setiap manusa
> itu dilahirkan dengan keunikan yang berbeda satu dengan lain. Dan, jika
> ingin mencintai, cintailah pasanganmu dengan menjadi mereka, bukan malah
> memilikinya. Karena hanya dengan menjadi diri pasangannya akan tumbuh rasa
> saling pengertian dan cinta yang murni.
>
> -harblue-
>
>

--
"There is no life without risks"
Nursalam AR
Translator - Writer - Trainer
0813-10040723
021-92727391
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
Blog: www.nursalam.multiply.com
3b.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Dec 29, 2009 1:51 am (PST)



iyah ini film lama dan pemain2nya juga masih muda2 dan ganteng2, mas nur...
*^^*
agak susah juga nyari dvd bajakannya skrg, kecuali kalau yg versi original
insya Allah ada di outlet2 resmi di mal2.

wah ternyata dulunya mas nur guru smk ya? ngga nyangka lho.. *^^*

2009/12/29 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>

>
>
> Mbak Lia, ini kan film lama ya? Mungkin sekitar 90-an. Dan pernah
> ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta, seperti SCTV dan RCTI, pada tahun
> 2002. Film bagus, memang. Dan scene (adegan) yang paling mengesankan saya
> adalah ketika Robin Williams berdiri di atas meja, dan mengajak
> murid-muridnya -- yang terbiasa dengan ketertiban dan keteraturan --
> mengikutinya. Wuah, itu seakan deklarasi pemberontakan terhadap kebekuan
> berpikir dan ortodoksi peraturan sekolah. Sangat filosofis sekali, saya
> rasa.
>
> Sedikit banyak film tersebut merasuki dan menginspirasi saya ketika menjadi
> pengajar honorer Bahasa Inggris di sebuah SMEA (sekarang SMK) swasta dan
> lembaga kursus bahasa Inggris. Pesan utama "Dead Poets Society" adalah
> kebebasan berkreasi dan berpikir -- termasuk kebebasan kreatif seperti
> sastra dan puisi -- akan memaksimalkan potensi akal dan insani siswa. Di
> luar materi pelajaran berdasarkan Satpel dan kurikulum, saya sisipkan materi
> sastra kreatif -- pelajaran membuat atau menerjemahkan puisi atau cerpen
> berbahasa Inggris -- yang jujur saja sangat kurang porsinya dalam mainstream
> kurikulum di sekolah dan lembaga kursus. Suasana di kelas pun dibikin lebih
> cair, rileks tapi tetap fokus pada pelajaran. Dan, seperti yang dialami
> Robin Williams, tak semua kawan sejawat guru suka akan hal tersebut:).
> Inilah hidup.
>
> Ya, saya setuju film ini cocok direkomendasikan untuk para guru dan
> kalangan kependidikan di Indonesia.
>
> Makasih ya, Mbak Lia, sudah membangkitkan memori lama saya:).
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
> - yang rindu belajar (di sekolah formal) dan mengajar -
>
> 2009/12/28 Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
>
>
>>
>> Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
>> kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
>> berkompromi dengan banyak hal.
>> Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.
>>
>> Berikut adalah review filmnya yang ditulis oleh Harri.
>>
>> Salam
>> Lia
>>
>>
>>
>> http://kelompokdiskusi.multiply.com/reviews/item/174
>>
>> Title: DEAD POETS SOCIETY
>>
>> Category: Movies
>> Genre: Education
>> Director : Peter Weir
>> Writer : Tom Schulman
>> Awards : Won Oscar. Another 13 wins & 15 nominations
>> Cast : Robin Williams - John Keating
>> Robert Sean Leonard - Neil Perry
>> Ethan Hawke - Todd Anderson
>> Josh Charles - Knox Overstreet
>> Gale Hansen - Charlie Dalton
>> Dylan Kussman - Richard Cameron
>> Allelon Ruggiero - Steven Meeks
>> James Waterston - Gerard Pitts
>> Etc.
>>
>> Menuntut ilmu di sekolah bergengsi, mahal, dan punya tradisi menghasilkan
>> orang-orang sukses di bidang bisnis, politik, maupun saintis, pasti penuh
>> tekanan. Itulah yang terjadi di Wellton.
>>
>> Tidak hanya sekolah yang menjejelalkan murid-muridnya dengan buku-buku
>> super banyak dan tebal, orang tua murid pun terus �memaksa� anak-anak mereka
>> agar jangan sampai gagal yang hanya bikin malu keluarga. Tiada kata lain
>> selain belajar.
>>
>> Tapi, sejak kedatangan guru bahasa inggris baru, John Keating, ada yang
>> berubah di sekolah itu. Ia mengajarkan puisi dengan cara yang tidak biasa.
>> Seperti, misalnya, ketika ia meminta seluruh muridnya untuk merobek bagian
>> pendahuluan yang ditulis oleh DR. J. Evans Pitchard, P.hd dalam sebuah buku
>> puisi. �Kita tidak sedang memasang pipa (yang butuh perhitungan matematis),�
>> katanya, �Kita membaca puisi bukan karena puisi itu bagus, melainkan sebagai
>> manusia.�
>>
>> Carpe Diem, raih kesempatanmu!. Itulah kurang lebih yang diajarkan
>> Keating. Hidup itu hanya sekali, setiap manusia pasti akan berakhir di dalam
>> tanah dan menjadi makanan para cacing. Karena itu, jangan sia-siakan
>> kesempatan dan cita-citamu.
>>
>> Metode belajar yang �nyeleneh� ini jelas mengusik tatanan tradisi sekolah.
>> Dalam usia mereka (murid-murid) yang masih di bawah 20 tahun, belum saatnya
>> berpikir bebas. Tapi, bagi Keating, setiap manusia, bahkan sejak anak-anak,
>> mereka berhak memiliki cita-cita sendiri.
>>
>> Sekelompok murid-murid yang tersedot perhatiannya oleh Keating, mencoba
>> mencari tahu soal dirinya. akhirnya, diketahui bahwa guru mereka, yang juga
>> merupakan lulusan wellton, bukan orang sembarangan. Ini terlihat dari
>> banyaknya kegiatan yang pernah diikuti Keating semasa sekolah. Namun, yang
>> paling menarik perhatian mereka adalah kelompok Dead Poets Society, sebuah
>> perkumpulan dibentuk oleh sekelompok murid-murid sekolah Wellton pada jaman
>> Keating dulu.
>>
>> Kelompok ini secara sederhana hanya berkumpul rutin pada malam tertentu di
>> sebuah gua tak jauh dari sekolah. Dalam gua itu mereka berkumpul dan
>> bergantian membaca puisi. Inilah carmham dunia melalui sastra, sekaligus
>> cara membebaskan diri dari aturan-aturan super ketat sekolah Wellton.
>>
>> Di sinilah babak baru kehidupan sekelompok murid sekolah Wellton dimulai.
>> Dimotori oleh Neil Perry, sekelompok murid lainnya, yang juga terinspirasi
>> oleh Keating, ikut bergabung menghidupkan kembali Dead Poets Society. Pada
>> malam tertentu, setelah melakukan bejalar bersama di asrama, mereka
>> mengendap keluar dari sekolah dan menuju gua, yang konon merupakan
>> peninggalan suku Indian itu.
>>
>> Carpe Diem Keating ini pula yang menuntun salah seorang murid, Neil, untuk
>> menemukan kembali cita-citanya yang telah lama terkubur dalam sudut terdalam
>> hatinya, yaitu menjadi seorang aktor. Sebuah cita-cita yang sangat ditentang
>> orang tuanya, yang menginginkan Neil untuk menjadi seorang dokter.
>>
>> Diam-diam Neil mengikuti audisi drama di sekolahnya dan berhasil
>> mendapatkan peran utama. Namun, untuk bisa terus maju, ia butuh ijin dari
>> orang tuanya, sesuatu yang tidak mungkin ia dapatkan. Untuk itu, ia
>> memalsukan surat ijin orang tuanya. Hal yang belum pernanh sekalipun ia
>> lakukan seumur hidupnya.
>>
>> Carpe Diem ternyata bisa juga melahirkan jiwa pemberontak, seperti yang
>> dilakukan Charlie Dalton. Ia membuat sebuah puisi untuk buletin sekolah yang
>> �menantang� institusi sekolah. Inilah mula petaka perkumpulan Dead Poets
>> Society. Sekolah mulai menyelidiki aktivias perkumpulan yang �ilegal� ini.
>> Dimulai dengan menginterogasi Charlie dan memberikan hukuman pukul pantat.
>> Tapi, Charlie terlalu tangguh untuk ditaklukkan dan Dead Poets Society masih
>> bisa terus berjalan. Hanya untuk beberapa kali pertemuan lagi.
>>
>> Membuat kegilaan seperti yang dilakukan Charlie jelas bukan tujuan dari
>> Carpe Diem dan Dead Poets Society, �Ada saatnya untuk berani dan ada saatnya
>> untuk berhati-hati,� Kata Keating, �Dan, dikeluarkan dari sekolah bukanlah
>> tindakan yang berani melainkan sia-sia.�
>>
>> Charlie agak sedikit lebih tenang. Namun, tidak untuk Neil. Tekadnya sudah
>> bulat untuk bermain dalam drama di sekolahnya. sampai tiba waktunya ia
>> mempertontonkan kemahirannya berakting.
>>
>> Seusai pentas, semua orang yang menonton drama itu berdecak kagum atas
>> akting Neil, termasuk Keating. Namun, tidak dengan ayahya sendiri yang
>> akhirnya mengetahui ia bermain drama. Ayahnya yang murka langsung
>> menyeretnya pulang tanpa memberikan kesempatan kawan-kawan Neil untuk
>> memberikan selamat padanya.
>>
>> Orang tua Neil membuat keputusan yang membuat Neil sangat kaget dan
>> kecewa. Neil akan dikeluarkan dari Wellton dan melanjutkan sekolah di
>> kemiliteran, yang berarti ia harus bersekolah belasan tahun lagi. Keputusan
>> dan ambisi orang tuanya itu membuat Neil turut mengambil keputusan yang tak
>> kalah mengejutkan, yaitu bunuh diri.
>>
>> Teman-teman Neil di Wellton, khususnya kelompok Dead Poets Society, sangat
>> berduka. Sekolah pun turut gempar, karena kejadian ini termasuk kejadian
>> luar biasa dan bisa menghancurkan reputasi sekolah. Karena itulah, harus ada
>> kambing hitam dalam masalah ini.
>>
>> Dan, sudah bisa ditebak Keating lah yang bertanggung jawab atas semua
>> peristiwa memilukan ini. Metode belajar serta Dead Poets Society miliknya
>> dianggap telah meracuni pikiran murid-murid sekolah Wellton. Namun, tidak
>> sembarangan untuk mengeluarkan seorang pengajar, bukan? Sekolah harus
>> mencari cara, meskipun kotor, untuk mencampakkan Keating.
>>
>> Kisah drama yang dahsyat ini menggambarkan betapa semunya cinta kasih yang
>> ditunjukkan orang tua kepada anak-anak mereka. Dalam kasus Neil misalnya,
>> ambisi orang tuanya mengurung cita-cita Neil untuk berakting, bahkan sekedar
>> untuk drama sekolah. Padahal, selama ini Neil telah memberikan orang tuanya
>> nila A dalam setiap mata pejalaran.
>>
>> Orang tua Neil merasa paling berhak dan paling tahu masa depan Neil, tanpa
>> memikirkan perasaan Neil. Orang tuanya terus �memaksanya� untuk menjadi
>> seorang dokter.
>>
>> Padahal, menurut Eric Fromm, seorang filsuf asal Perancis, setiap manusa
>> itu dilahirkan dengan keunikan yang berbeda satu dengan lain. Dan, jika
>> ingin mencintai, cintailah pasanganmu dengan menjadi mereka, bukan malah
>> memilikinya. Karena hanya dengan menjadi diri pasangannya akan tumbuh rasa
>> saling pengertian dan cinta yang murni.
>>
>> -harblue-
>>
>
>
>
> --
> "There is no life without risks"
> Nursalam AR
> Translator - Writer - Trainer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
> Blog: www.nursalam.multiply.com
>
>
4a.

Re: AKU BANGGA TERLAHIR DARI BENIHNYA

Posted by: "Sugeanti Madyoningrum" ugikmadyo@gmail.com   sinkzuee

Mon Dec 28, 2009 5:53 pm (PST)



Buya pasti bangga punya anak sehebat mbak Wiwik, ynag menorehkan nama Beliau
dalam sebuah tulisan yang indah.
Semoga Buya ditempatkan di surga ya Mbak :)

Saya kagum dengan keihklasan Mbak dalam melepas Buya.
Saya juga kagum tulisna panjang Mbak ini.
Indah dan menyesap dihati.

Terima kasih mbak.
Aku tunggu tulisan-tulisannya yang lain...

Ugik @Surabaya

On 12/28/09, interaktif <diifaa_03@yahoo.com> wrote:
>
>
>
>
>
> Rasanya baru kemarin kejadian itu menyapa meski sudah 5 tahun berlalu sejak
> kematian beliau. Bagaimana tidak kerinduan itu masih membuncah di dalam
> dada. Senyum terakhir yang tak pernah aku nikmati. Karena ketika beliau
> pulang beliau sudah menjadi seonggok daging yang tak bernyawa.
>
>
> Aku benar � benar tidak pernah menyangka sebelumnya, begitu cepatnya
> semuanya berlalu. Aku yang tak pernah ada di rumah sejak menginjak SMA.
> Hingga setelah kuliah dan pulang hanya beberapa bulan, beliau sudah di
> panggil yang kuasa.
>
5a.

Re: [pembacaasmanadia] [Catcil] Irhamna's Long Story Part 1

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Mon Dec 28, 2009 7:14 pm (PST)



Ooh...begitu to ceritanya...

Sepakat! Memang menyebalkan tenaga medis seperti itu. Saya jadi ingat
perkataan dosen mata kuliah Etika Kesehatan jaman kuliah dulu, Prof. Does
Sampurno. Beliau yang juga seorang dokter lulusan UI selalu mengatakan ingin
menambah jumlah SKS untuk matkul Etika Kesehatan bagi para mahasiswa
kedokteran dan keperawatan di Indonesia. Agar lebih seimbang dengan matkul
lain yang lebih berorientasi pada diagnosis penyakit. Karena, dari
pengalaman dan pengamatannya (oh ya, beliau saat tahun 2000 saja sudah
berusia 70-an tahun), salah satu faktor yang mendorong sebagian orang kaya
Indonesia lebih suka berobat ke Malaysia atau Singapura adalah pada faktor
etika dan kesediaan memperlakukan pasien sebagai manusia, yang perlu
didengar dan butuh simpati .Konon, di Malaysia sendiri, sudah ada paket
wisata medis.

Jika di Indonesia ada program kayak gitu, pasti --- saya haqqul yakin --
sang oknum dokter tadi ga masuk itungan ya,Kang,hehe...

Di sisi lain, tapi ini baru dugaan saya saja, barangkali ulah oknum dokter
dkk tsb terkait dengan status Kang Dani & Mbak Endah sebagai peserta "paket
bersalin khusus" -- dengan harga khusus yang pernah kita diskusikan tempo
hari -- di RS tersebut. Soalnya, di RS lain, waktu kelahiran Alham lewat
program "paket khusus" tsb, kami (saya & istri) juga dapat perlakuan 'tak
simpatik'. Tapi tidak separah yang dialami Kang Dani. Dan, yang ngamuk2 juga
bukan saya. Tapi, paman istri saya:). Untuk yang satu itu emang butuh
keberanian khjusus juga,hehe...Salut dah buat kang Dani! :D

Btw, berdoa saja agar tidak terjerat ranjau UU ITE. Persidangan Prita pada
hari ini yang akan menentukan. Apa hubungannya? Tebak saja sendiri,hehe...

Salam untuk keluarga terutama Irham. Maaf ya belum sempat menjenguk. Moga
sehat selalu.

Tabik,

Nursalam AR

2009/12/28 Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com>

>
>
> Irhamna, anak ke-2 kami lahir dengan penuh persiapan. Persiapan yang sudah
> jauh-jauh hari disusun dan direncanakan. Pun tidak semua persiapan itu
> terpenuhi pada waktunya. Satu pelajaran berharga yang meneguhkan keyakinan
> bahwa Dialah Sang Perencana yang sesungguhnya.
>
> Minggu 06 Mei 2009
>
> Dini hari
>
> Endah merasakan kontraksi ringan. Gerakan si kecil sudah mulai
> 'menyakkitkan'. Meski intervalnya jarang-jarang, saya sedikit khawatir untuk
> segala kemungkinan.
>
> Jelang subuh, Endah terlihat kembali --berusaha-- pulas. Pada sisa malam,
> saya berusaha mengatur strategi jika hari ini kemungkinan besar eksekusi
> caesar kami lakukan. Minta rujukan bidan untuk caesar di RS adalah yang
> pertama saya pikirkan. Lalu menitipkan Nibras ke tetangga yang memang sudah
> bersedia direpotkan, atau jemput 'si mbak' untuk masuk kerja pada hari
> minggu. Persiapan kebutuhan logistik jelang ceasear, dan eksekusi.
>
> Waktu Dhuha
>
> Semuanya sudah siap. Diskusi pendek antara saya dan Endah selepas subuh,
> menghasilkan kesimpulan bahwa hari ini kami akan melakukannya. Pertemuan
> dengan si kecil yang bahkan belum kami ketahui perempuan atau laki-laki. USG
> terakhir di sebuah RSUD, luput dari pertanyaan seputar kelamin karena
> desakan dokter yang terburu-buru. Pasien lain sudah menunggu. Caesar ke-2
> untuk Ibu Muda ini. Semoga Alloh memudahkan setiap urusan kami.
>
> Jelang Dzuhur
>
> Bidan sudah memberikan rujukan untuk caesar di salah satu RS di Jakarta
> Selatan. Untuk kepentingan Nibras, Kami ber-3 menuju rumah 'si mbak' yang
> tak jauh dari tempat tinggal kami. Diluar dugaan, 'si mbak' yang polos
> --ketika kami datang-- minta izin agar pada hari senin dia absen masuk
> kerja, karena ada kakaknya sedang berkunjung. Dia belum sadar, kalo hari ini
> sangat istimewa. Tak tega memaksa --meski dia sudah menawarkan agar
> meninggalkan Nibras di rumahnya-- kami kembali dengan alternatif menitipkan
> Nibras ke tetangga.
>
> Setelah persiapan fisik, mandi terakhir kalinya untuk selama 3 hari ke
> depan masa recovery yang tidak mengizinkan Endah mandi, sholat dzuhur plus
> jamak Ashar, meski Sempat berdiskusi tentang shalat jamak pada kondisi
> seperti ini, persiapan berjalan lancar. Ada debar halus dihati saya, sedikit
> saja, segetar dawai bas pada gitar yang dipetik lemah.
>
> Perbekalan Nibras sudah berpindah ke rumah tetangga. Alhamdulillah, di
> mana-mana Nibras selalu berhasil mencuri hati banyak orang, termasuk para
> tetangga yang baik hati itu.
>
> Ba'da dzuhur
>
> Endah masuk UGD, meski terasa aneh dengan kondisinya yang baik-baik saja
> (tidak seperti dulu dengan kasus pecah ketuban sebelum waktunya) tetap harus
> masuk ke UGD untuk persiapan opersi, test darah dan lain-lain. Di ruangan
> inilah kesabaran saya sebagai seorang suami diuji.
>
> Dokter jaga UGD, ketika menerima berkas kami dan melihat rekam medis Endah
> yang juga pernah menjalani operasi ceasar, berkomentar yang menurut saya
> tidak penting.
>
> Dokter: Sebelumnya pernah ceasar juga?
> Saya: Ia, Dok. Pernah.
> Dokter:Kapan?
> Saya: Mei 2008
> Dokter: Buseet! Mei? 2008? Sekarang dah mau caesar lagi? Ga salah??
>
> Saya Mulai merasa terganggu dengan komentarnya yang tidak perlu
>
> Saya: Ia, emang kenapa? Ada yang salah ya, Dok? Jangan gitu dong, Dok! Kita
> kesini bukan buat denger komentar2 kayak gitu.
>
> Saya misuh-misuh di balik tirai ranjang UGD, Endah mencoba menenangkan
> saya. Dia tahu betul reaksi saya yang tempramental. Dibalik loket,
> --mungkin-- dokter tadi berbisik-bisik sesuatu kepada para perawat yang saat
> itu lebih banyak perempuan, hingga suara seorang perawat/dokter perempuan
> yang tidak saya lihat wajahnya terdengar.
>
> Perawat: Maklum, Dok. Kejar tayaaaang.
>
> Naik pitam. Saya tidak suka dengan hal itu, meski tak yakin ditujukan pada
> siapa, tapi saya yakin, saya harus mengcounter komentar-komentar yang bagi
> saya saat itu, sangat tidak perlu, dan tidak layak diucapkan oleh mereka.
> Kalaupun berkomentar, paling tidak jangan sampai terdengar oleh pasien dan
> keluarganya untuk kondisi apapun, komentar apapun. (kecuali yang perlu
> disampaikan) Terlebih ucapan perawat perempuan tadi. KEJAR TAYANG??? Apa
> mereka pikir, kami sedang berlakon dalam sebuah sinetron?! Apa mereka pikir
> setiap pasien yang masuk ke RS adalah orang-orang bodoh yang tidak akan peka
> dengan mulut usil mereka?
>
> Saya: Ga ada yang kejar tayang, Bu! Jangan gitu dong.
>
> Hening. Sepertinya mereka menyadari situasi ini. Saya bereaksi. Tidak
> terima dengan perlakukan seperti itu. Dokter yang tadi berkomentar melintas,
> dan mendatangi kami. Berbasa basi menanyakan kondisi Endah. Ini kesempatan
> buat saya untuk memberikan pendidikan etika komunikasi padanya.
>
> Saya: Dok, jangan gitu dong. Kita ke sini tuh buat cari tenang. Kok malah
> 'ditakut-takuti' kayak gitu.
> Dokter: Bukan, saya kaget aja. Baru setahun. Emang ga KB?
> Saya: KB, Dok.
> Dokter: KB apa?, Pil? Trus lupa minum? Yaah, sama aja dong.
>
> Dia tertawa, saya tahu dia berusaha ramah.
>
> Saya: Dok, kita juga prepare kok untuk tidak hamil minimal 3 tahun. Tapi
> namanya rizki, masa kami mau tolak. Saya harap, ga usah komentar kayak tadi.
>
> Dokter itu berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia berusaha ramah dan
> basa-basi mengakhiri percakapan kami. Sepertinya, dia dan perawat yang tadi
> berkomentar, sadar siapa yang mereka komentari. Kebetulan saya memakai kaos
> hitam bertuliskan Detik.com (hadiah lomba) yang saya pikir berpengaruh saat
> itu. Entah apa.
>
> Saya kira, semua Dokter/Perawat dan semua unsur di RS harus memahami
> kondisi ini. Tidak setiap saat komentar itu ideal untuk semua orang pada
> satu kondisi. Ada kalanya meraka harus serius, terlebih menghadapi kondisi
> kiritis dan menegangkan. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, etika
> komunikasi harus menjadi mata kuliah penting dalam pendidikan calon
> paramedis.
>
> Bersambung
>
> PS: Semuga ga kena ranjau UU ITE
>
> Dani Ardiansyah
>
>
>
6a.

Re: Belajar Dari Manusia-Manusia Gerobak

Posted by: "prita hw" prita_hw@yahoo.com   prita_hw

Mon Dec 28, 2009 8:36 pm (PST)



setuju banget ! yah, aku rasa se, semuanya ingin menempatkan 'kelebihan' dan kegemerlapan tadi, tapi kadang kita terlena dan lupa krn sdh larut di dalamnya. kehadiran manusia-manusia gerobak tadi mungkin memang diiptakan, salah satunya untuk mengusik kita,,,

sayang yagh, ga sempet terlibat obrolan ma manusia-manusia gerobaknya ^^
jadi pengen tau...hehe..btw, dimana bisa liat potonya ?

thx for sharing a nice story

-Jabat eratku-
Prita HW.
085236009575
www.pritahw.multiply.com
fb : Prita Hw

________________________________
From: "__MTA@photography__" <made.t.artiana@gmail.com>
To: dakta_radio@yahoogroups.com; media-jakarta@yahoogroups.com; mediacare@yahoogroups.com; wordsmartcenter@yahoogroups.com; sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; femina-friends@yahoogroups.com
Sent: Monday, December 28, 2009 14:48:15
Subject: [sekolah-kehidupan] Belajar Dari Manusia-Manusia Gerobak

Belajar Dari Manusia-Manusia Gerobak
ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
(fotografer yang hobby menulis )

Malam itu jam di handphone sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, sementara aku dan istriku masih on the way home. Butiran gerimis kecil mulai nampak menghiasi kaca depan mobil kami. Sekitar dua ratus meter dari tikungan jalan menuju rumah, iring-iringan itupun tampak.

Dua kelompok "Manusia Gerobak". Seorang lelaki berada didepan, menarik gerobak, sementara seorang perempuan -yang nampaknya istrinya- berjalan dibelakang mengikutinya. Di dalam gerobak, tampaklah dua orang anak kecil tertidur lelap berselimutkan botol-botol plastik bekas. Sedangkan kelompok kedua, kelompok yang lain, agak berbeda. Seorang lelaki tetap berada didepan, sementara seorang anak kecil perempuan duduk diujung gerobak sambil bernyanyi-nyanyi kecil, didalam gerobak, seorang perempuan hamil tua nampak berbaring, bersama koran-koran bekas. Pemandangan yang sangat unik. Sangat menyentuh.

Segera setelah melewati mereka mobil kami sengaja menepi. Terdorong oleh naluri dan hobby photography, akupun meraih kamera yang memang hampir selalu menemaniku kemanapun aku pergi dan bergegas mengabadikan pemandangan tersebut. Dengan angle dan penerangan seadanya, gambar keduanya berhasil kudapatkan. Tapi sesuatu dihati ini berbisik, bahwa apa yang kulakukan masih belum cukup. Aku melewati mereka kembali untuk kedua kalinya, kini setelah berada dalam posisi sejajar, istriku menurunkan kaca dan memberikan mereka sesuatu.

(Aku tentunya tidak mau menjadi seorang pemenang Pulitzer, namun kemudian stress dan mati bunuh diri karena objek fotonya yang notabene adalah seorang bocah hitam ceking kelaparan, mati digerogoti Burung Bangkai, hanya karena ia lebih mengutamakan memotret ketimbang menolong bocah malang tersebut !!!)

"Terimakasih Eneng cantik !", teriak ibu dirombongan pertama hampir berbarengan dengan suaminya.
"Terimakasih tante", teriiak anak kecil dirombongan kedua dengan sumringah.
"Semoga banyak rejeki ya..", sapa ibunya yang tengah hamil tua, dari dalam gerobak, sambil tertawa riang.

Mendengar dan melihat kecerian mereka membuat aku merasa malu seketika itu juga. Baru saja kami menghadiri sebuah pentas luar biasa gemerlap, yang dihadiri oleh Agnes Monica. Dan kami nyaris BT karena tidak kebagian kursi. Kemudian setelah itu, kami menyempatkan diri untuk makan malam di sebuah Mall yang menyediakan konsep "Makan di Bawah Langit Terbuka" di roof top mereka, inipun dengan gerutuan karena lamanya pesanan kami muncul didepan hidung ini, akibat pengunjung yang luar biasa ramai.
Betapa mudah, kegembiraan dan keceriaan hidup kita direnggut oleh sesuatu yang sebenarnya "remeh" dan "bukan persoalan hidup mati" seperti itu. Kita seperti terbiasa, menggolongkan bahwa hal-hal "tambahan" itu begitu mutlak perlu dalam hidup kita, seakan tanpa itu semua hidup kita akan berhenti.

Tidak bisa tidur karena harga saham melorot.
Marah karena mobil kita masuk bengkel.
Stress karena gak kebagian ticket premier 2012.
BT karena hari Senin.
Uring-uringan karena dimarahin boss.
Ngedumel karena pesawat delay.
Bunuh diri di Mall karena putus cinta.
Dendam karena ide kita diserobot teman kantor.
Memaki-maki keadaan karena gak jadi luburan ke Hongkong.
Bertengkar dengan rekan bisnis karena sebuah kesalahpahaman biasa.
Membatalkan umroh hanya karena Dude Herlino batal umroh
(kallo yang ini mah..adegan film..Emak Ingin Naik Haji he..he..)

Dan lain sebagainya…

Padahal kalau dipikir-pikir, semua itu "tidak sampai" membuat kita demi anak istri menarik gerobak kesana-kemari. Atau "tidak sampai" menyeret kita untuk tidur dalam gerobak berselimutkan sampah-sampah yang akan dijual.

Atau bahkan lebih gila dari itu semua : melahirkan dalam gerobak !!

Sepertinya kita perlu mengubah pola pikir kita yang sudah sedemikian teracuni oleh "gemerlap" kesuksesan, persaingan dan keduniawian.

Menyisihkan waktu untuk sekedar menepi, agar lebih bersyukur dengan rejeki, pekerjaan dan hidup yang Sang Khaliq berikan kepada kita. Sehingga "hal-hal tambahan" itu dapat didudukkan dalam porsi yang lebih rendah atau bahkan jika terlalu membebani kenikmatan hidup, dapat dibuang saja kedalam gerobak sampah !


New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
7a.

Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!!

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Dec 28, 2009 8:42 pm (PST)



Menyambung email dari Bunda Icha di bawah ini, sepertinya email rencana
milad SK yang ke-4 di Jatim tahun depan belum diforward ke milis eska.
Berikut saya forward email dari ketua panitia Mas Suhadi dan dari ketua eska
Kang Dani sbb:

**************
Dari Mas Suhadi:

Assalamu'alaykum warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat , Pagi, Siang, Sore dan Malam buat temen2 eska sekalian.

Tidak terasa pintu gerbang 2010 sebentar lagi akan kita hampiri. Bagi
sebagian temen2 eska mungkin ini saaatnya yang tepat untuk menuliskan
kembali resolusi2 yang menjadi target kita di tahun 2010.

Tahun 2010 bagi keluarga besar Eska ,bisa jadi akanmenjadi momen yang akan
tidak pernah terlupakan karena dengar2 milad eska ke IV nanti akan diadakan
diluar jabotabek dan bandung yang selama ini biasa di helat.

To the point aj..saya mewakili rekan2 eska jawa Timur terkait dengan milad
eska tahun 2010 kami telah mengambil sikap yang sama dan selanjutnya
memutuskan secara bulat dimana keputusan ini kami ambil dalam keadaan sadar,
terjaga dan tidak dilbawah tekanan siapapaun (halah ,..;) ..untuk menjadikan
Jawa Timur sebagai tempat Milad Eska yang ke IV( Bismillah....) dan kami
siap menjadi tuan rumah yang baik.

Btw Pernyataan kesanggupan menjadi tuan rumah milad ini pernah kami
sampaikan pula pada Pak Sinang pada saat belaiu datang ke Surabaya bulan
puasa lalu dan intinya beliau setuju dan siap mendukung jika memang Jatim
siap menjadi tuan rumah.

Dapat kami sampaikan pula disini beberapa persiapan telah kami lakukan
terkait menyambut milad eska tersebut diantanranya pembentukan panitia lokal
(eska jatim, dengan ketua saya dan sekretaris April ) yang akan memuluskan
setiap kegiatan dan kami juga telah melakukan survey tempat yang cocok untuk
melaksanakan kegiatan milad tsb. adapun tempat yang kami rekomendasikan
yaitu :

Newstart
Dusun Slepi RT 001 Desa Ketapanrame kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur
Website : www.newstartindonesia.com

cat : untuk foto2 tempat dapat dilihat dimilis dan akan di info kan lanjut
oleh Mbak ugiek

Mengenai harga kami telah bernegosiasi dengan pihak Newstart dimana harga
perorang sebesar Rp.75.000/orang (tidak termasuk breakfast)
sedangkan untuk harga menu makanan dimulai dari harga Rp.10.000 -
20.000/orang tergantung permintaan.

Untuk Masalah transportasi, jika nantinya peserta menggunaan transportasi
kereta maka kami akan menyiapkan bus yang akan mengangkut peserta dari
stasiun ke lokasi. dan jIka memang transportasi peserta dari jakarta,
bandung dan sekitarnya menggunakan bus charteran maka kami mengharapkan agar
masalah transportasi ini ditangani oleh kepanitian pusat (dalam hal
penyediaan bus)

sedangkan mengenai jadwal kegiatan, kami Eska Jatim mengusulkan Milad
diadakan tgl 28-30 Mei 210 (ada libur 3 hari) memang belum sesuai dengan
bulan milad eska seperti biasanya. tp waktu tersebut kami rasa lbh pas
mengingat jadwal libur 3 hari di 2010 tidak begitu banyak.

Mungkin itu saja dulu yang dapat kami informasikan. Bola sudah kami
lempar..silahkan ditangkap tp jangan dioper-oper terus..ok..Lanjut Maaang!!!
Kami tunggu komen rekan2 sekalian

Salam
Suhadi-sidoarjo
***********

dari Kang Dani:
Jika melihat perkiraan yg dibuat pak suhadi, sudah terpetakan beberapa
kebutuhan selama acara untuk setiap 1 orang perserta

1. Tempat Rp 75.000 /orang x 2 hari = Rp 150.000
2. Makan Rp 10.000 / orang x 2 hari x 6 = Rp 60.000
3. Perkiraan Transportasi(kereta) Rp 250.000 x 2 (PP) = Rp 500.000
4. Lain-lain Rp 50.000/ orang

Perkiraan kebutuhan total tiap peserta adalah Rp 710.000 (Tujuh ratus
sepuluh ribu rupiah)

Kemudian, kita akan buat susunan kepanitiaan keberangkatan untuk SK luar
JATIM

Saya akan coba susun nama-nama sahabat SK untuk mengisi pos-pos kepanitiaan
Milad SK ke-4, khususnya PJ Tabungan Milad dan PJ Transportasi serta PJ
Humas

Panitia Lokal JATIM
Ketua : Suhadi
Sekretaris : April

Panita Interlokal luar JATIM

Ketua : Bunda Icha
Sekretaris : Haryanti Taher
Bendahara : Wiwiek

PJ Humas : Novi Khansa, Nia Robie, Mimin
PJ Transportasi : Galih, Dikdik, Budi Santoso

PJ Jakarta : Yudhi Muliyanto, Fiyan Arjun
PJ Bandung : Hadian, Teh Gya
PJ Bogor : Nia
PJ Tangerang :
PJ Bekasi : Wiwiek

*************

Bagi sahabat-sahabat eska yang mau daftar & mulai menabung, silakan segera
menghubungi Bunda Icha ya...

Terima kasih banyak sebelumnya...

Salam
Lia

2009/12/28 Elisa Koraag <elisa201165@yahoo.com>

>
>
> Sahabat SK.
> Penghujung tahun 2009, sudah di ambang pintu. Kita akan segera tutup buku.
> Namun jangan khawatir seiring ditutupnya Buku perjalanan kehidupan kita di
> 2009 maka kitapun segera membuka halaman buku baru tahun 2010.
>
> Ini saatnya kita semua menyusun perencanaan hidup kita. Apa yang akan kita
> lakukan, kita wujudkan, kita kejar di tahun 2010. Untuk jangan lupa masukkan
> dalam rencana kegiatan anda, untuk hadir di HUT SK ke-4 Di pertengahan 2010
> di Surabaya.
>
> Agar tersedia tempat untuk anda dan keluarga, segera daftarkan diri anda ke
> email:
> elisa201165@gmail.com<http://us.mc1124.mail.yahoo.com/mc/compose?to=elisa201165@gmail.com>dengan subyek: Daftar peserta HUT SK ke-4.
>
> Di buka mulai akhir Des 2009.
> Silahkan mencicil Hingga Mei 2010 ke rekening saya:
> Elisa Koraag
> BCA 3451917585
> Tolong yang sudah transfer sms ke 081210641674.
> Supaya saya bisa membuat pembukuan, update status dan jumlah peserta.
>
> *Acara kita ,dari kita, oleh kita dan tentu untuk kita.*
> *Tiada, kesan tanpa kehadiran teman., *
> *So... tunggu apalagi? segera daftar..!!!!!!!!!!
> *
>
>
>
> Salam
> Bunda Icha.
>
>
>
>
7b.

Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!!

Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com   anty_th

Mon Dec 28, 2009 8:50 pm (PST)



Bunda ... apakah ini sudah final ?
Atau masih bentuknya penawaran?

karena khawatir teman2 banyak yg ngga bisa ikutan
biaya nya lumayan ^_^
dan waktunya juga blm d sepakati

mohon tanggapan dari BPH

klo dah fix, panitia bisa mulai bekerja dengan lebih giat
hehehe *** apaan coba ***

terima kasih
salam sayang

anty thahir

*yg pengen banget ikutan, tp jgn ampe ngerogoh saku sampe 2 jt an*

^_^

7c.

Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!!

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Dec 28, 2009 10:54 pm (PST)



Mbak Anty, kalau untuk lokasi milad SK ke-4 memang sudah disepakati insya
Allah akan diadakan di Jatim dengan panitia teman2 SK Jatim.
sedangkan bagi teman2 di luar Jatim dikoordinir oleh panitia interlokal yang
diketuai oleh Bunda Icha.
Mengenai biaya yang ditanggung tiap peserta, Kang Dani sudah menyebutkan
perkiraannya Rp 710,000/orang dgn asumsi peserta tsb berangkat dari Jakarta
dan sekitarnya naik kereta.
Kalau berangkat dari daerah lain (misalnya dari Yogya atau dari Medan *^^*),
tentu saja biaya transportasinya berbeda.

Nah karena itulah diadakan program nabung sedari sekarang. Bila sebulan
mungkin bisa menyisihkan 100rb atau 200rb, insya Allah tidak akan terlalu
memberatkan pada hari H.

Untuk waktu pelaksanaan, bulan Mei itu adalah tentative (dgn asumsi ada long
weekend pada bulan itu (28-29-30 mei 2010).

Ikut ajah, Mbak Anty, sekalian jalanjalan menjelajah Jatim dan kalau sempat
sekalian nyebrang ke Bali hehehe *^^*

2009/12/29 anty th <anty_th@yahoo.com>

>
>
> Bunda ... apakah ini sudah final ?
> Atau masih bentuknya penawaran?
>
> karena khawatir teman2 banyak yg ngga bisa ikutan
> biaya nya lumayan ^_^
> dan waktunya juga blm d sepakati
>
> mohon tanggapan dari BPH
>
> klo dah fix, panitia bisa mulai bekerja dengan lebih giat
> hehehe *** apaan coba ***
>
> terima kasih
> salam sayang
>
> anty thahir
>
> *yg pengen banget ikutan, tp jgn ampe ngerogoh saku sampe 2 jt an*
>
> ^_^
>
>
>
Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: