Rabu, 30 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2928

Messages In This Digest (25 Messages)

1a.
Re: [Ruang Film] Dead Poets Society From: Nursalam AR
1b.
Re: [Ruang Film] Dead Poets Society From: Hadian Febrianto
1c.
Re: [Ruang Film] Dead Poets Society From: budi
1d.
Re: [Ruang Film] Dead Poets Society From: yudhi mulianto
1e.
Re: [Ruang Film] Dead Poets Society From: Lia Octavia
1f.
Re: [Ruang Film] Dead Poets Society From: Bang Aswi
2a.
Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!! From: APRILLIA
2b.
Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!! From: anty th
3a.
Bls: [sekolah-kehidupan] Re: [catatan kaki] Menyapa Sahabat SK From: APRILLIA
4.
[Maklumat] Tanggal Pengumuman Lomba Kelana From: naskah lomba penerbitan eska
5a.
Alhamdulillah buku saya sudah terbit From: ammy ramdhania
5b.
Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit From: anty th
5c.
Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit From: catatankecil
5d.
Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit From: Syafaatus Syarifah
6.
HAPPY NEW YEAR 2010 From: Tata Sutabri
7.
Art-Living Sos 2009 (A-12 Kemoceng... From: IETJE SRI UMIYATI GUNTUR
8.
Cerpen-cerpen Pujangga Baru From: gerai buku
9a.
Re: [Catcil] Telur Saus Merah From: catatankecil
9b.
Re: [Catcil] Telur Saus Merah From: Bang Aswi
10a.
Re: [Catcil] Irhamna's Long Story Part 1 From: catatankecil
11a.
[Catcil] Irhamna, Maling, dan Test Bilurubin From: Kang Dani
11b.
Re: [Catcil] Irhamna, Maling, dan Test Bilurubin From: Nia Robie'
11c.
Re: [Catcil] Irhamna, Maling, dan Test Bilurubin From: catatankecil
12.
makasih banget teman-teman From: ammy ramdhania
13a.
Re: AKU BANGGA TERLAHIR DARI BENIHNYA From: interaktif

Messages

1a.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Tue Dec 29, 2009 1:59 am (PST)



Ah, saya mah tidak berkepentingan dengan yang ganteng-ganteng, Mbak. Kalo
yang cantik sih iya,hehe...

Btw, kayaknya lebih enak nyewa tuh. Kalo mau yang bajakan di Mall Ambassador
(Kuningan) kayaknya apapun ada tuh:).

Yup, bolehlah saya disebut mantan guru,hihi...

Tabik,

NS

2009/12/29 Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>

>
>
> iyah ini film lama dan pemain2nya juga masih muda2 dan ganteng2, mas nur...
> *^^*
> agak susah juga nyari dvd bajakannya skrg, kecuali kalau yg versi original
> insya Allah ada di outlet2 resmi di mal2.
>
> wah ternyata dulunya mas nur guru smk ya? ngga nyangka lho.. *^^*
>
> 2009/12/29 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
>
>>
>>
>> Mbak Lia, ini kan film lama ya? Mungkin sekitar 90-an. Dan pernah
>> ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta, seperti SCTV dan RCTI, pada tahun
>> 2002. Film bagus, memang. Dan scene (adegan) yang paling mengesankan saya
>> adalah ketika Robin Williams berdiri di atas meja, dan mengajak
>> murid-muridnya -- yang terbiasa dengan ketertiban dan keteraturan --
>> mengikutinya. Wuah, itu seakan deklarasi pemberontakan terhadap kebekuan
>> berpikir dan ortodoksi peraturan sekolah. Sangat filosofis sekali, saya
>> rasa.
>>
>> Sedikit banyak film tersebut merasuki dan menginspirasi saya ketika
>> menjadi pengajar honorer Bahasa Inggris di sebuah SMEA (sekarang SMK) swasta
>> dan lembaga kursus bahasa Inggris. Pesan utama "Dead Poets Society" adalah
>> kebebasan berkreasi dan berpikir -- termasuk kebebasan kreatif seperti
>> sastra dan puisi -- akan memaksimalkan potensi akal dan insani siswa. Di
>> luar materi pelajaran berdasarkan Satpel dan kurikulum, saya sisipkan materi
>> sastra kreatif -- pelajaran membuat atau menerjemahkan puisi atau cerpen
>> berbahasa Inggris -- yang jujur saja sangat kurang porsinya dalam mainstream
>> kurikulum di sekolah dan lembaga kursus. Suasana di kelas pun dibikin lebih
>> cair, rileks tapi tetap fokus pada pelajaran. Dan, seperti yang dialami
>> Robin Williams, tak semua kawan sejawat guru suka akan hal tersebut:).
>> Inilah hidup.
>>
>> Ya, saya setuju film ini cocok direkomendasikan untuk para guru dan
>> kalangan kependidikan di Indonesia.
>>
>> Makasih ya, Mbak Lia, sudah membangkitkan memori lama saya:).
>>
>> Tabik,
>>
>> Nursalam AR
>> - yang rindu belajar (di sekolah formal) dan mengajar -
>>
>> 2009/12/28 Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
>>
>>
>>>
>>> Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
>>> kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
>>> berkompromi dengan banyak hal.
>>> Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.
>>>
>>> Berikut adalah review filmnya yang ditulis oleh Harri.
>>>
>>> Salam
>>> Lia
>>>
>>>
>>>
>>> http://kelompokdiskusi.multiply.com/reviews/item/174
>>>
>>> Title: DEAD POETS SOCIETY
>>>
>>> Category: Movies
>>> Genre: Education
>>> Director : Peter Weir
>>> Writer : Tom Schulman
>>> Awards : Won Oscar. Another 13 wins & 15 nominations
>>> Cast : Robin Williams - John Keating
>>> Robert Sean Leonard - Neil Perry
>>> Ethan Hawke - Todd Anderson
>>> Josh Charles - Knox Overstreet
>>> Gale Hansen - Charlie Dalton
>>> Dylan Kussman - Richard Cameron
>>> Allelon Ruggiero - Steven Meeks
>>> James Waterston - Gerard Pitts
>>> Etc.
>>>
>>> Menuntut ilmu di sekolah bergengsi, mahal, dan punya tradisi menghasilkan
>>> orang-orang sukses di bidang bisnis, politik, maupun saintis, pasti penuh
>>> tekanan. Itulah yang terjadi di Wellton.
>>>
>>> Tidak hanya sekolah yang menjejelalkan murid-muridnya dengan buku-buku
>>> super banyak dan tebal, orang tua murid pun terus "memaksa" anak-anak mereka
>>> agar jangan sampai gagal yang hanya bikin malu keluarga. Tiada kata lain
>>> selain belajar.
>>>
>>> Tapi, sejak kedatangan guru bahasa inggris baru, John Keating, ada yang
>>> berubah di sekolah itu. Ia mengajarkan puisi dengan cara yang tidak biasa.
>>> Seperti, misalnya, ketika ia meminta seluruh muridnya untuk merobek bagian
>>> pendahuluan yang ditulis oleh DR. J. Evans Pitchard, P.hd dalam sebuah buku
>>> puisi. "Kita tidak sedang memasang pipa (yang butuh perhitungan matematis),"
>>> katanya, "Kita membaca puisi bukan karena puisi itu bagus, melainkan sebagai
>>> manusia."
>>>
>>> Carpe Diem, raih kesempatanmu!. Itulah kurang lebih yang diajarkan
>>> Keating. Hidup itu hanya sekali, setiap manusia pasti akan berakhir di dalam
>>> tanah dan menjadi makanan para cacing. Karena itu, jangan sia-siakan
>>> kesempatan dan cita-citamu.
>>>
>>> Metode belajar yang "nyeleneh" ini jelas mengusik tatanan tradisi
>>> sekolah. Dalam usia mereka (murid-murid) yang masih di bawah 20 tahun, belum
>>> saatnya berpikir bebas. Tapi, bagi Keating, setiap manusia, bahkan sejak
>>> anak-anak, mereka berhak memiliki cita-cita sendiri.
>>>
>>> Sekelompok murid-murid yang tersedot perhatiannya oleh Keating, mencoba
>>> mencari tahu soal dirinya. akhirnya, diketahui bahwa guru mereka, yang juga
>>> merupakan lulusan wellton, bukan orang sembarangan. Ini terlihat dari
>>> banyaknya kegiatan yang pernah diikuti Keating semasa sekolah. Namun, yang
>>> paling menarik perhatian mereka adalah kelompok Dead Poets Society, sebuah
>>> perkumpulan dibentuk oleh sekelompok murid-murid sekolah Wellton pada jaman
>>> Keating dulu.
>>>
>>> Kelompok ini secara sederhana hanya berkumpul rutin pada malam tertentu
>>> di sebuah gua tak jauh dari sekolah. Dalam gua itu mereka berkumpul dan
>>> bergantian membaca puisi. Inilah carmham dunia melalui sastra, sekaligus
>>> cara membebaskan diri dari aturan-aturan super ketat sekolah Wellton.
>>>
>>> Di sinilah babak baru kehidupan sekelompok murid sekolah Wellton dimulai.
>>> Dimotori oleh Neil Perry, sekelompok murid lainnya, yang juga terinspirasi
>>> oleh Keating, ikut bergabung menghidupkan kembali Dead Poets Society. Pada
>>> malam tertentu, setelah melakukan bejalar bersama di asrama, mereka
>>> mengendap keluar dari sekolah dan menuju gua, yang konon merupakan
>>> peninggalan suku Indian itu.
>>>
>>> Carpe Diem Keating ini pula yang menuntun salah seorang murid, Neil,
>>> untuk menemukan kembali cita-citanya yang telah lama terkubur dalam sudut
>>> terdalam hatinya, yaitu menjadi seorang aktor. Sebuah cita-cita yang sangat
>>> ditentang orang tuanya, yang menginginkan Neil untuk menjadi seorang dokter.
>>>
>>> Diam-diam Neil mengikuti audisi drama di sekolahnya dan berhasil
>>> mendapatkan peran utama. Namun, untuk bisa terus maju, ia butuh ijin dari
>>> orang tuanya, sesuatu yang tidak mungkin ia dapatkan. Untuk itu, ia
>>> memalsukan surat ijin orang tuanya. Hal yang belum pernanh sekalipun ia
>>> lakukan seumur hidupnya.
>>>
>>> Carpe Diem ternyata bisa juga melahirkan jiwa pemberontak, seperti yang
>>> dilakukan Charlie Dalton. Ia membuat sebuah puisi untuk buletin sekolah yang
>>> "menantang" institusi sekolah. Inilah mula petaka perkumpulan Dead Poets
>>> Society. Sekolah mulai menyelidiki aktivias perkumpulan yang "ilegal" ini.
>>> Dimulai dengan menginterogasi Charlie dan memberikan hukuman pukul pantat.
>>> Tapi, Charlie terlalu tangguh untuk ditaklukkan dan Dead Poets Society masih
>>> bisa terus berjalan. Hanya untuk beberapa kali pertemuan lagi.
>>>
>>> Membuat kegilaan seperti yang dilakukan Charlie jelas bukan tujuan dari
>>> Carpe Diem dan Dead Poets Society, "Ada saatnya untuk berani dan ada saatnya
>>> untuk berhati-hati," Kata Keating, "Dan, dikeluarkan dari sekolah bukanlah
>>> tindakan yang berani melainkan sia-sia."
>>>
>>> Charlie agak sedikit lebih tenang. Namun, tidak untuk Neil. Tekadnya
>>> sudah bulat untuk bermain dalam drama di sekolahnya. sampai tiba waktunya ia
>>> mempertontonkan kemahirannya berakting.
>>>
>>> Seusai pentas, semua orang yang menonton drama itu berdecak kagum atas
>>> akting Neil, termasuk Keating. Namun, tidak dengan ayahya sendiri yang
>>> akhirnya mengetahui ia bermain drama. Ayahnya yang murka langsung
>>> menyeretnya pulang tanpa memberikan kesempatan kawan-kawan Neil untuk
>>> memberikan selamat padanya.
>>>
>>> Orang tua Neil membuat keputusan yang membuat Neil sangat kaget dan
>>> kecewa. Neil akan dikeluarkan dari Wellton dan melanjutkan sekolah di
>>> kemiliteran, yang berarti ia harus bersekolah belasan tahun lagi. Keputusan
>>> dan ambisi orang tuanya itu membuat Neil turut mengambil keputusan yang tak
>>> kalah mengejutkan, yaitu bunuh diri.
>>>
>>> Teman-teman Neil di Wellton, khususnya kelompok Dead Poets Society,
>>> sangat berduka. Sekolah pun turut gempar, karena kejadian ini termasuk
>>> kejadian luar biasa dan bisa menghancurkan reputasi sekolah. Karena itulah,
>>> harus ada kambing hitam dalam masalah ini.
>>>
>>> Dan, sudah bisa ditebak Keating lah yang bertanggung jawab atas semua
>>> peristiwa memilukan ini. Metode belajar serta Dead Poets Society miliknya
>>> dianggap telah meracuni pikiran murid-murid sekolah Wellton. Namun, tidak
>>> sembarangan untuk mengeluarkan seorang pengajar, bukan? Sekolah harus
>>> mencari cara, meskipun kotor, untuk mencampakkan Keating.
>>>
>>> Kisah drama yang dahsyat ini menggambarkan betapa semunya cinta kasih
>>> yang ditunjukkan orang tua kepada anak-anak mereka. Dalam kasus Neil
>>> misalnya, ambisi orang tuanya mengurung cita-cita Neil untuk berakting,
>>> bahkan sekedar untuk drama sekolah. Padahal, selama ini Neil telah
>>> memberikan orang tuanya nila A dalam setiap mata pejalaran.
>>>
>>> Orang tua Neil merasa paling berhak dan paling tahu masa depan Neil,
>>> tanpa memikirkan perasaan Neil. Orang tuanya terus "memaksanya" untuk
>>> menjadi seorang dokter.
>>>
>>> Padahal, menurut Eric Fromm, seorang filsuf asal Perancis, setiap manusa
>>> itu dilahirkan dengan keunikan yang berbeda satu dengan lain. Dan, jika
>>> ingin mencintai, cintailah pasanganmu dengan menjadi mereka, bukan malah
>>> memilikinya. Karena hanya dengan menjadi diri pasangannya akan tumbuh rasa
>>> saling pengertian dan cinta yang murni.
>>>
>>> -harblue-
>>>
>>
>>
>>
>> --
>> "There is no life without risks"
>> Nursalam AR
>> Translator - Writer - Trainer
>> 0813-10040723
>> 021-92727391
>> Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
>> Blog: www.nursalam.multiply.com
>>
>
>
>

--
"There is no life without risks"
Nursalam AR
Translator - Writer - Trainer
0813-10040723
021-92727391
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
Blog: www.nursalam.multiply.com
1b.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Tue Dec 29, 2009 9:10 am (PST)



Ini (Dead Poets Society) termasuk film yang saya koleksi di hard disk
eksternal saya disamping film :
1. Dangerous Minds,
2. Patch Adam,
3. Vertical Limit,
4. Last Samurai,
5. Man of Honour
6. Anger Management,
7. Transporter,
8. Laskar Pelangi,
9. Ayat-ayat cinta
10. Sang Murabbi
11. Meet the Fockers,
12. dll (jadi kayak tukan film)
Yang pasti jadi ketahuan kalo saya termasuk sufi yang sefi...

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
1c.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "budi" magnifico_99@yahoo.co.id   magnifico_99

Tue Dec 29, 2009 2:53 pm (PST)



Huwaaaaaaaaaaaaaaaa...dead poets society....sekota Bandung udah aku ubek2 buat nyari tuh pelm hikss..[haiyahhh lebay] tapi beneran mbak Lia, aku dah nyari2 tu film tapi belum nemu2 juga..saat aaku nanya penjualnya selalu bilang "wah itu pelm lama mas!" emang sih tu pelm rilis sekitar 2003an kalo ga salah.

Bolehkan saya meng-copy-nya mbak [termasuk pembajakan ga ya?] untuk saya nikmati sendiri bukan untuk saya gandakan terus jualan di emperan gramed BIP..hehee

Makasih ya Mba Lia, sebelum dan sesudahnya:D
*PD OD [over dosis PDnya]
sekali deui hatur tangkyuuuu

Regards,

Budi Santoso
Murid yang paling rajin bolosnya

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
> kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
> berkompromi dengan banyak hal.
> Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.
>
> Berikut adalah review filmnya yang ditulis oleh Harri.
>
> Salam
> Lia

1d.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Tue Dec 29, 2009 6:22 pm (PST)



Boleh pinjam hard disk nya ngga kang?....itu exsternal kan...yang bisa dicopot & pasang :-)

--- On Tue, 12/29/09, Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com> wrote:

From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Ruang Film] Dead Poets Society
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tuesday, December 29, 2009, 12:10 PM

 

Ini (Dead Poets Society) termasuk film yang saya koleksi di hard disk eksternal saya disamping film :
  1. Dangerous Minds,
  2. Patch Adam,
  3. Vertical Limit,
  4. Last Samurai,
  5. Man of Honour
  6. Anger Management,

  7. Transporter,
  8. Laskar Pelangi,
  9. Ayat-ayat cinta
10. Sang Murabbi
11. Meet the Fockers,
12. dll (jadi kayak tukan film)
Yang pasti jadi ketahuan kalo saya termasuk sufi yang sefi...

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435

1e.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Dec 29, 2009 6:43 pm (PST)



haiyah..lah kok malah jadi bajak membajak dan copy mengopy film yah
hehehehe...
aku ngga bermaksud memancing keinginan2 terpendam utk ngopy terus jadi
jualan loooh hehehe...*^^*

film itu film tahun 90-an, mas budi.. liat ajah tuh postingannya mas nur..
film ini ditontonnya waktu ia masih jadi guru smk *^^*
pemain2nya baik para penontonnya masih muda2 saat itu hehehe...

emang film ini susaaaah banget nyarinya.. yg original ajah belum tentu
tersedia di semua gerai apalagi bajakannya.. apalagi kalau film bajakan itu
kebanyakan film yg temanya "ngepop kontemporer".. kalau film2 yg temanya
agak "berat" agak jarang ditemui (kecuali kenal sama abang penjualnya dan
minta special order hehehehe )

tuh kang hadian udah membuka rahasia sufinya hehehe... tinggal dicopot ajah
hardisk eksternalnya lalu dibawa saat hut sk ke-4 di jatim nanti, lalu kita
nonton bareng2..gimana?? setujuuu? ^^*

2009/12/30 budi <magnifico_99@yahoo.co.id>

>
>
> Huwaaaaaaaaaaaaaaaa...dead poets society....sekota Bandung udah aku ubek2
> buat nyari tuh pelm hikss..[haiyahhh lebay] tapi beneran mbak Lia, aku dah
> nyari2 tu film tapi belum nemu2 juga..saat aaku nanya penjualnya selalu
> bilang "wah itu pelm lama mas!" emang sih tu pelm rilis sekitar 2003an kalo
> ga salah.
>
> Bolehkan saya meng-copy-nya mbak [termasuk pembajakan ga ya?] untuk saya
> nikmati sendiri bukan untuk saya gandakan terus jualan di emperan gramed
> BIP..hehee
>
> Makasih ya Mba Lia, sebelum dan sesudahnya:D
> *PD OD [over dosis PDnya]
> sekali deui hatur tangkyuuuu
>
> Regards,
>
> Budi Santoso
> Murid yang paling rajin bolosnya
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
> > kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
> > berkompromi dengan banyak hal.
> > Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.
> >
> > Berikut adalah review filmnya yang ditulis oleh Harri.
> >
> > Salam
> > Lia
>
>
>
1f.

Re: [Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com   bangaswi

Tue Dec 29, 2009 7:14 pm (PST)



Seize The Day

Pertama kali saya mengenal kata ini dari “Dead Poets Society”,
sebuah film fiksi (dirilis Juni 1989) yang ditulis oleh Thomas Schulman
tentang dunia pendidikan di Akademi Welton, Vermont. Film yang
disutradarai oleh Peter Weir dan dibintangi oleh Robin Williams ini
menghabiskan dana $16,4 juta. Akan tetapi semua itu tidak sia-sia
karena film ini berhasil memenangkan Piala Oscar untuk kategori
‘Writing Original Screenplay’ dan ‘BAFTA Award’ sebagai Film Terbaik,
serta dinominasikannya Robin Williams sebagai Aktor Terbaik, Peter Weir
sebagai Sutradara Terbaik, dan nominasi ‘Best Picture’. Sobat baraya
juga bisa menemukan versi novelnya yang ditulis oleh Nancy H. Kleinbaum.

Saya menulis ini bukan tanpa sebab, yaitu bersamaan dengan lantunan
“Seize the Day” oleh Avenged Sevenfold pada kedua telinga saya. Band
aliran ‘hard rock’ asal Amerika ini terbentuk di Pantai Huntington,
California. Mereka terkenal setelah mengeluarkan album “City of Evil”
yang memuat lagu tersebut pada 2005. “Seize the Day” ditransliterasi
dari bahasa Latin, yaitu “Carpe Diem” yang terdapat pada puisi klasik
‘Odes’ karya Horace.
Dum loquimur, fugerit invida aetas:

carpe diem quam minimum credula postero.
Saat kita berbicara, waktu telah melarikan diri:

Seize the day, sebagai bekal di masa yang akan datang.
Dalam puisi itu, definisi umum ‘carpe’
adalah seperti memetik bunga atau apel, walaupun Horace juga
menggunakan kata-kata seperti nikmatilah, manfaatkanlah, ’seize’ atau
raihlah/peganglah. Ada satu interpretasi bahwa ‘carpe diem’ berarti
‘makan, minum, dan bergembiralah sebelum kita mati’ yang penekanannya
lebih kepada kesempatan yang tidak didapat dua kali padahal hidup ini
begitu singkat. Kata ini juga memiliki kaitan dengan kata latin
lainnya, yaitu ‘memento mori’.

Pada film “Dead Poets Society”, John Keating (Robin Williams), seorang guru bahasa Inggris mengatakan, “Carpe diem! Seize the day, Boys! Make your lives extraordinary!”
Perlu diketahui bahwa Akademi Welton adalah sekolah yang mempunyai
prestisius sendiri sehingga semua orang tua merasa bangga kalau
anak-anaknya bisa sekolah di sana sehingga tak heran kalau Akademi
Welton memiliki empat aturan yang harus dipegang oleh setiap siswanya,
yaitu Tradisi, Kehormatan, Disiplin, dan Kesempurnaan. Dengan empat
aturan itulah, semua aktivitas siswa hanya berputar pada masalah
belajar-belajar-belajar sehingga terlihat berkesan formal dengan
program ekstrakurikuler yang juga terlihat kaku.

John Keating kemudian mengubah paradigma kaku itu dengan metode
belajar yang ‘nyeleneh’. Dia mengijinkan para murid untuk memanggilnya
dengan “O Captain! My Captain!” Dia juga yang menyuruh para murid untuk
berdiri di atas meja dengan tujuan mengajarkan mereka melihat dunia
dengan cara yang berbeda. “The universe is wider than our views of it,”
ujar John Keating mengutip puisi Walden. Kendati film ini berakhir
dengan bencana karena kematian salah seorang murid yang bunuh diri,
kemudian berimbas dikeluarkannya John Keating dari sekolah, namun ia
telah berhasil membuka pikiran para muridnya. Saat ia keluar dari
kelas, semua muridnya (kecuali Cameron) pun memberikan kehormatan
terakhir dengan berdiri di atas meja dan berteriak, “O Captain! My
Captain!”

Kembali lagi ke “Seize the Day”-nya Avenged Sevenfold, lirik dan
video klipnya menceritakan tentang seorang laki-laki (diperankan oleh
Matt Sanders, sang vokalis) yang sangat mencintai pacarnya yang sedang
hamil. Suatu saat, temannya mengajak untuk merampok dan ternyata dia
tertangkap sebelum berhasil kabur. Pacarnya pun mengunjungi dan mereka
terlibat pertengkaran. Saat pulang, pacarnya mengalami kecelakaan dan
tewas. Laki-laki yang dipenjara itu pun menyesali setelah mendengar
pacarnya telah tiada dan mengingat kenangan indah mereka sebelumnya.
Pada akhir video klip, laki-laki itu berdiri di samping makam pacarnya
dengan seorang anak laki-laki yang ternyata adalah anak mereka berdua
yang selamat dari kecelakaan.

Video klip yang dibuat tersebut memang ada kemiripan dengan video
klip “November Rain”-nya Guns N’ Roses dan Matt Sanders pun mengakuinya
dengan mengatakan, “It has a story and Guns N’ Roses did those
videos the best. It wasn’t about looking cool and being flashy, it was
about being real and showing the scenario and being true to the video.” Berkenaan dengan video klip tersebut, ia mengatakan juga, “It’s
about taking the people you love and holding them close. You make some
mistakes in life and that can all be taken away from you in two
minutes, so you have to think twice about your actions. It’s about
seizing the day and keeping those you love close and not messing up.”
Seize the day or die regretting the time you lost

It’s empty and cold without you here,

too many people to ache over
Trials in life, questions of us existing here,

don’t wanna die alone without you here

Please tell me what we have is real
Silence you lost me, no chance for one more day

I stand here alone

Falling away from you, no chance to get back home
Well, that’s it! Saya tidak ingin menggurui karena
kenyataanya hal ini malah seperti mengingatkan saya sendiri tentang
bagaimana saya menjalani kehidupan yang begitu singkat [perasaan baru
kemarin saya memakai seragam putih abu-abu, tetapi sekarang sudah
mempunyai dua putri yang harus saya didik], “Hei! Apa yang sudah kamu
lakukan dalam hidup ini?”

Nah, bagaimana dengan sobat baraya? Sudahkah sobat baraya melakukan
sesuatu dengan benar dan baik sebelum semuanya menjadi terlambat?[]
Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog: http://bangaswi.com
YM: bangaswi
Hotline: 08139472539

--- On Mon, 12/28/09, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> wrote:
Ya, saya setuju film ini cocok direkomendasikan untuk para guru dan kalangan kependidikan di Indonesia.

2009/12/28 Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com>

 

Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
berkompromi dengan banyak hal.

Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.

2a.

Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!!

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Tue Dec 29, 2009 2:02 am (PST)



Can't wait for Mei 2010 (insyaAllah amiin)

Semangat!

-salah satu panitia lokal HUT SK IV)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Mbak Anty, kalau untuk lokasi milad SK ke-4 memang sudah disepakati insya
> Allah akan diadakan di Jatim dengan panitia teman2 SK Jatim.
> sedangkan bagi teman2 di luar Jatim dikoordinir oleh panitia interlokal yang
> diketuai oleh Bunda Icha.

2b.

Re: Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!!

Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com   anty_th

Tue Dec 29, 2009 6:32 pm (PST)



Mau banget mbak lia ...
Beneran deh ...

tgl 10 jan anty ke jakarta mbak lia, tp sepertinya ngga bisa kemana2 deh :(

back to milad ...

Klo pas di july bisa hemat waktu dan dana
hehehe

smoga bisa datang deh

temen2 yang lain gimana?
silakan tanggapannya

salam

anty thahir

*pengen banget ikut milad*

3a.

Bls: [sekolah-kehidupan] Re: [catatan kaki] Menyapa Sahabat SK

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Tue Dec 29, 2009 2:04 am (PST)



Saya juga ikut menyapa, "HAI!"

Saya hadir kok pak, bu, cuman lagi sariawan jd sementara tak bersuara dulu :D

Semangat!

-April-

4.

[Maklumat] Tanggal Pengumuman Lomba Kelana

Posted by: "naskah lomba penerbitan eska" antologi.penerbitan@gmail.com

Tue Dec 29, 2009 5:39 am (PST)



Salam...

Sebelumnya, maaf atas keterlambatan kami dalam mengumumkan tanggal
pengumuman lomba kelana. Sekali lagi kami memohon maaf.

Sesuai dengan rencana kami, pengumuman lomba kelana akan disampaikan
pada tanggal 14 Januari 2009. Sedangkan saat ini, naskah lomba sedang
ada di tangan juri untuk mendapatkan penilaian.

Terima kasih untuk kesabarannya,
Panitia Lomba Kelana

5a.

Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Posted by: "ammy ramdhania" ammy_ram@yahoo.co.id   ammy_ram

Tue Dec 29, 2009 11:07 am (PST)



Assalamu alaikum wr wb
Dear Allz,

Alhamdulillah, di penghujung tahun 2009 buku saya sudah terbit 3 jilid.
Lelah dan penat terasa hilang, begitu melihat jilid-jilid buku yang berwarna terang benderang disodorkan kang Adrian dari Inscript.Semangat ini kembali menyala, setelah sempat padam beberapa bulan.

judul bukunya : 10 menit belajar membaca, 10 menit belajar menulis dan 10 menit belajar berhitung
Semuanya tergabung dalam seri Calistung Asyik untuk usia 4+, penerbit OASIS.
buku -buku ini beda banget dengan buku lain yang sejenis. Terasa lebih bermakna untuk si kecil, tidak sekedar calistung yang membosankan dan 'mengerikan'.

Semua ini adalah ijim dari Allah semata, dengan dukungan dari suami tercinta dan Three Z ku yang tersayang yang rela terusik tidurnya karena umminya lembur terus.
Juga berkat dukungan dari teman-temanku semua di milis ini, Special thanks for Sinta Nisfuana, Anna Farida, and Teh Indari, Kang Adrian dari team Inscript + penerbit Oasis.
Dan makasih banget juga buat Laboratorium Kecil ku : TK CERAH .

dua seri yang lain segera menyusul terbit di awal tahun 2010 : seri calistung asyik untuk usia 5+ dan 6+
yang isinya lebih heboh dan menarik lagi. Insya Allah.

Wassalam
AMMY
anak adalah sumber inspirasiku

nb : buat teman-teman yang berminat memiliki buku itu bisa menghubungi saya 022-69553007 atau Inscript 022-5229415 atau langsung ke Oasis 022 4234899.

&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;
5b.

Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com   anty_th

Tue Dec 29, 2009 6:34 pm (PST)



Alhamdulillah ....
selamat ya bunda ...
smoga best seller ^_^

salam
anty

5c.

Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Tue Dec 29, 2009 7:35 pm (PST)



Selamat ya Bunda Ammy, akhir 2009 ini banyak sekali bintang2 baru yang bersinar, semoga menjadi awal melesatnya bunda Ammy kedepan.

dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ammy ramdhania <ammy_ram@...> wrote:
>
> Assalamu alaikum wr wb
> Dear Allz,
>
> Alhamdulillah, di penghujung tahun 2009 buku saya sudah terbit 3 jilid.
> Lelah dan penat terasa hilang, begitu melihat jilid-jilid buku yang berwarna terang benderang disodorkan kang Adrian dari Inscript.Semangat ini kembali menyala, setelah sempat padam beberapa bulan.

5d.

Re: Alhamdulillah buku saya sudah terbit

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Tue Dec 29, 2009 10:10 pm (PST)



Selamat ya Bunda Ammy....
Turut bahagia...
semoga sukses dengan buku2nya
6.

HAPPY NEW YEAR 2010

Posted by: "Tata Sutabri" tatasutabri@yahoo.com

Tue Dec 29, 2009 6:22 pm (PST)





Assalamu’alaikum wr.wb...salam sejahtera.

 

Saat ini kita berada di penguhujung Tahun 2009, dan Tahun Baru 2010
sudah tinggal dalam hitungan hari...Saya & Keluarga mengucapkan :

”HAPPY NEW YEAR 2010”

Semoga Tahun 2010 membawa kesuksesan, keberkahan rezeki yang berlimpah,
kebahagian, kemuliaan hidup serta keselamatan bagi bapak/ibu & Keluarga serta
semua sohib milis dalam Karunia serta RIDHO ALLAH SWT.

 

Semoga
SILATURAHMI kita tetap terpelihara sampai akhir hayat dan mendapat ganjaran
pahala dari ALLAH SWT.

 

Salam hangat,

Tata Sutabri &
Keluarga

(Tata,
Lina, Adisty & Jati)

7.

Art-Living Sos 2009 (A-12 Kemoceng...

Posted by: "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id

Tue Dec 29, 2009 6:26 pm (PST)





Dear Allz...

Apakabaaaarrrrrrrrrrr...........??? Lagi ngapain ? Ahaaaa....menjelang akhir tahun niiih...

Yang sudah liburan...met liburan, ya. Yang belum libur (seperti saya...he he..), selamat menikmati hari-hari menjelang pergantian tahun. Apa ya, yang biasanya kita lakukan di akhir tahun seperti ini ?

Istirahat ? Yesss....oke bangeeet...!! Evaluasi diri....lebih oke lagi...Membersihkan hal-hal yang semrawut di sekitar kita, dan membersihkan diri sendiri...luar dan dalam. Ini nih yang kadang-kadang agak malas kita lakukan...kita biarkan menumpuk sedikit demi sedikit, sehingga diri kita dan lingkungan tetap dekil, dipenuhi dengan debu serta kotoran, dan tidak jarang pula jadi mengganggu kesehatan lahir dan batin...eheeemmm...

Untuk bersih-bersih itu kita memang perlu punya niat dan perangkat. Niat itu wajib adanya. Alat bantu, juga dibutuhkan. Untuk pembersih yang manjur dan mantap...seperti kemoceng. Heeee...tau kemoceng khan ?

Ahaaaa....kalau begitu, menjelang akhir tahun ini kita ngobrol tentang kemoceng aja, yaaa ? Ayoooo...siapkan secangkir teh hangat, cemilan...duduk yang santai ( hmm...tapi punggung jangan sampai melengkung, ya...), pundak yang relax...dan mhh...

Selamat menikmati...selamat membersihkan diri...

Jakarta, 24 Desember 2009

Salam sayang,

Ietje S. Guntur

Art-Living Sos 2009 (A-12

Rabu, 23 Desember 2009

Start : 23/12/2009 16:07:59

Finish : 23/12/2009 16:46:25

KEMOCENG...PENDEKAR KEBERSIHAN...

Ia memang hanya sekumpulan bulu ayam sisa

Atau kumpulan helai-helai material lain yang disisir halus

Tapi berkat fungsinya

Dunia menjadi bersih dan rapi kembali

♥

Hari libur. Saya sudah mengagendakan...hmmh...untuk berdiam di rumah saja...ahaaa....tumbeeeennn !!! Jarang-jarang deeeh kalau liburan bisa diam di rumah. Minimal..., ya paling tidak pasti jalan-jalan ke Pasar Bidadari, atau ke mal di dekat rumah...hehehe...namanya kaki nih memang selalu longgar sekrupnya, jadi sukaaa banget jalan kian kemari.

Begitulah...jadwal pertama adalah beres-beres buku. Saya kadang takjub juga melihat koleksi buku saya-PangeranRemoteControl-SiCantik yang sudah berjejer rapi di rak buku. Biasanya...beberapa bulan sekali saya pasti menyusun ulang buku-buku ini. Tapiii...karena lagi kumat malasnya, jadi deeeh...sudah lebih beberapa bulan ini saya Cuma menumpukkan buku baru di celah-celah buku yang sudah ada...(baca : Menjejalkan ! Heegghhhsss...).

Itu baru buku-buku cetakan. Belum termasuk materi-materi pelatihan, dokumen-dokumen kegiatan dan file anak saya, yang tak kurang heboh berjejalan dan berjubel di lemari buku. Juga majalah, koran, tabloid, dan pernak-pernik yang entah bagaimana bisa nyelonong ke dalam rak buku....hihihi...

Sekarang baru melihat rencana kerja pertama, membereskan rak buku beserta laci-laci yang isinya juga sama riuhnya dengan rak , saya sudah mulai keleyengan...hahaha...Tapi kalau tidak dimulai saat ini, maka alamaaaaatttttt....bulan depan deretan buku itu akan bertambah panjang lagi...hmmm...

♥

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyortir buku. Sesuai dengan topiknya. Dan ukuran buku. Ini penting, karena ada topik yang sama, tapi ukuran bukunya berbeda. Yang satu seperti buku teks berukuran sebesar bantal. Satunya buku saku, yang kecil mungil dan gampang terselip dimana-mana. Inilah repotnya kalau penerbit ingin ciri-ciri khas dari hasil terbitannya. Jadi buku-buku pun bisa beraneka ukuran atau dimensinya. Hasilnya, kumpulan buku itu tidak bisa tampak manis dan rapi seperti di toko buku. Berbaris asal saja. Kadang malah menjadi sarang debu serta kutu dan handaitaulannya...hehe..

Saya mulai. Menumpuk buku-buku yang baru diturunkan di sisi kiri. Dan mengosongkan satu ruang di rak buku, di sisi kanan.

“Hattsyiiiiii.....!!!” mendadak saya bersin. Sekali...dua kali...tiga kali...Alhamdulillah. Ternyata buku-buku ini sudah lama tidak disirkulasi udaranya....jadi tidak heran, sudah mulai terlihat debu dan barangkali kutu-kutu buku yang betah ikutan menuntut ilmu di situ...heh heh...

Walaaah...terpaksa deh...buku yang disortir tidak bisa hanya disortir begitu saja. Harus dibersihkan sekalian. Perlu alat bantu deeeh...Apa, yaaa ? Ohoooo....iya...kemoceng !

Tahu kemoceng kan ? Itu lho...kumpulan bulu ayam yang halus-halus, disusun rapi dan direkatkan pada sebatang tongkat berukuran sekitar 40-50 cm, dibuat mirip sapu. Ya, fungsinya memang mirip sapu. Tapi ini cara menggunakannya dengan posisi agak miring, agar debu dan kotoran yang melekat di suatu bidang bisa bergeser ke tempat lain.

Ada juga yang menyebut kemoceng ini sebagai kemucing, sulak, atau bulu ayam saja. Padahal sekarang ini banyak kemoceng yang tidak dibuat dari bulu ayam. Ada yang dibuat dari sisiran benang rafia plastik. Ada juga yang dari serabut-serabut pohon enau atau ijuk pohon rumbia yang mirip bulu-bulu hitam kasar.

Ya...apa pun namanya, yang jelas kemoceng ini adalah perangkat kerja yang sangat saya butuhkan saat ini. Paling tidak, dengan menggunakan kemoceng, saya bisa dengan mudah membersihkan debu-debu dan kotoran yang melekat di sampul buku ataupun di antara ketebalan lembaran buku.

Fungsi kemoceng...memang tak hanya dipergunakan untuk membersihkan debu di buku. Pada saat lain, kemoceng sangat membantu untuk membersihkan kotoran-kotoran bekas makanan yang jatuh di meja makan. Juga menyapu debu halus di permukaan meja, kursi, lemari, bahkan juga di koper yang lama tersimpan . Kadang...kalau lagi keadaan darurat, kemoceng pun bisa untuk membersihkan sepatu yang lupa disemir dan dilap...hua ha ha ha....dasaaarrr pemalas...!!!

Begitulah hebatnya kemoceng, sebagai juru bersih-bersih. Ibaratnya, kemoceng datang, debu pun terbang...hehehehe....

♥

Kembali kepada kemoceng...kembali pada urusan bersih-bersih...

Saya tersentak. Bukankah seharusnya dalam keseharian hidup kita juga dibutuhkan para ‘kemoceng’ masyarakat untuk membersihkan situasi yang mengotori kehidupan ini ?

Sebetulnya sudah banyak perangkat sosial yang menjadi kemoceng di dalam masyarakat. Perangkat sosial dalam bentuk peraturan, norma, tata krama adalah kemoceng-kemoceng yang membersihkan kembali apa yang sudah sempat tercemar. Bahkan terkadang, dengan sengaja kita membentuk lembaga yang berfungsi sebagai kemoceng pembersih debu.

Namun, seperti juga perangkat pembersih lainnya, semua itu baru akan bermanfaat dan sesuai dengan tujuannya bila nilai-nilai yang berada di belakangnya memang nilai kebersihan. Bukan nilai kesempatan, seperti memancing di air keruh, misalnya. Mengail kesempatan di dalam kesempitan.

Tak hanya itu. Kita pun membutuhkan adanya kemoceng pikiran, kemoceng hati dan barangkali juga kemoceng spiritual . Untuk membersihkan pikiran-pikiran negatif, sampah-sampah dan kutu-kutu pemikiran yang menggeroti hidup kita. Juga kemoceng perasaan. Agar perasaan marah, gundah, sedih, kecewa, dendam yang membuat kita pesimis dan memandang hidup ini hanya sebagai beban yang bergelayut dengan berat yang semakin bertambah dari hari ke hari.

Dengan kemoceng hati, yang ada di dalam diri kita sendiri, maka semua kutu dan debu yang melekat dan mengotori akan terbang dan enyah dari sudut-sudut gelap perasaan kita. Serta kemoceng spiritual, yang membuat jiwa kita menjadi cerah, pasrah dan ikhlas menerima kondisi yang kita alami. Besar hati dan optimis selalu...karena kalbu kita senantiasa bersih berkilau...hmmh...

♥

Belajar dari kemoceng yang sederhana. Barangkali memang sudah saatnya kita memerlukan kemoceng-kemoceng yang tidak hanya membersihkan debu dan kotoran yang melekat di berbagai tempat.

Sudah siapkah kita untuk melakukannya ? Membersihkan diri...membersihkan pikiran... membersihkan hati....membersihkan kalbu...dan menyelesaikan masalah tanpa masalah...

Ayooooo...kibaskan kemoceng...dan wuuusshhhh....semoga bersihlah diri dan lingkungan sekitar kita....

♥♥♥

Jakarta, 23 Desember 2009

Salam sapu-sapu ala kemoceng....

Ietje S. Guntur

Special note :

Untuk sahabat-sahabat kemoceng hidupku...yang menyapu duka menjadi ceria...yang menyapu kebuntuan menjadi kelancaran...yang tak sungkan membersihkan hati dengan cara yang sesuai waktunya...thanks ya, sohib2 Lesehan : Nonce, Adith, Kun, Daniel Blek (piiis bro...), mas Tyo (kemane ajeee ???)...juga Arif, Ary, Monik,...and...Fisher...my great friend...thanks a lot, Jeff...thanks sapuan kemocengnya...yang pas wussshnya..., Ty...yang menikmati kemoceng setiap saat...uhuyy...thanks pisan ! Mas Krish...thanks buat teknik menghembuskan masa lalu...hehehe...dan sahabat2 seperjalananku...Kuri, Kenyot, Tek-tek, Kili, Lisa, Ade...The Arisan : Neno, Koko, mb Nuki, Ndaru, Apin...Sohib Smansa : Ully, Vera, Tiur, Laks, Douglas, Ninin, Linda, Tuty, Anum, Ellina...And the Domers : Danny, Melia, Irene, Teddy, Fetty, Cipta, Sigit, Ayi, Mb Clara, Mb Tami....waaaah...kalian memang kemoceng2 yang luar biasaaaa....thanks God...

♥♥

:BCA:
8.

Cerpen-cerpen Pujangga Baru

Posted by: "gerai buku" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Tue Dec 29, 2009 7:13 pm (PST)



http://geraibuku.multiply.com/photos/album/116

Majalah Pujangga Baru yang diterbitkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan
Armijn Pane pada 1933 memiliki arti penting bagi perkembangan kebudayaan
Indonesia, termasuk di dalamnya perkembangan sastra Indonesia.

Buku ini coba memetakan cerita pendek (cerpen) yang saat itu masih dianggap
genre baru dalam sastra Indonesia dan mendapat ruang yang cukup luas di
majalah Pujangga Baru yang terbit dalam 2 periode lantaran terputus oleh
pendudukan Jepang pada 1942-1945, sekaligus menaganalisis cerpen-cerpen
tersebut untuk mengetahui kecenderungan visi pengarang terkait dengan
konteks zamannya.

Nama-nama besar yang menghidupkan genre cerpen di masa Pujangga Baru antara
lain adalah H.B Jassin, Armijn Pane, Trisno Sumardjo, Amal Hamzah, S.
Rukiah, Achdiat Kartamihardja, Suwarsih Djokopuspito, Rijono Praktikto,
Mundingsari, dan S.M. Ardan. Para sastrawan tersebut merepresentasikan
bangsa Indonesia yang tertindas, teraniaya, dan memimpikan sebuah nation di
bawah kolonial Belanda dan Jepang dengan prespektif yang kaya.

Buku ini ditulis oleh Maria Josephine Kumaat Mantik dan diterbitkan oleh
Wedatama Widya Sastra (WWS).

Harga buku Rp 35.000,-. Anda dapat memesan melalui geraibuku.com ke (021)
3099 8655 atau email ke geraibuku@gmail.com.

Salam sastra!

www.geraibuku.com
9a.

Re: [Catcil] Telur Saus Merah

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Tue Dec 29, 2009 7:21 pm (PST)



Waaaah, resep baru patut dicoba nih, Bang :D
secara saya penggemar telur ceplok, dan dengan
ritme hidup yang deras, (keluarga kecil, dengan 2 anak yang masih piyik2) memerlukan sajian menu yang cepat namun tetap bergizi.

saya akan beritahukan menu baru ini kepada istri saya di rumah. Hehehe
Maaf, titik fokus baca saya ga berubah dari paragraf2 pembukanya yang kadung kuliner abis, pun saya dah baca tentang kaitannya dengan tulmenul. Hihihi.

Telur saus merah, kedengarannya enaaak :D

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Bang Aswi <bangaswi@...> wrote:
>
> Sudah dua kali saya merasakan menu yang sama, yang dibuatkan secara
> istimewa oleh istri saya. Saya sendiri tidak terlalu paham apa nama
> masakan ini, tetapi agar enak menyebutnya, okelah kita sebut saja
> makanan ini bernama Telur Saus Merah. Bahan utama makanan ini memang telur, yang lebih tepatnya adalah telur mata sapi atau biasa disebut dengan telur ceplok.

9b.

Re: [Catcil] Telur Saus Merah

Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com   bangaswi

Tue Dec 29, 2009 9:53 pm (PST)



Silakan dicoba, Kang Dani.
Semoga semuanya menjadi terpuaskan ... ^_^

Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog: http://bangaswi.com
YM: bangaswi
Hotline: 08139472539

10a.

Re: [Catcil] Irhamna's Long Story Part 1

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Tue Dec 29, 2009 7:33 pm (PST)



Waah, ternyata beneran ada mata kuliahnya ya, Bang Salam? namanya Etika Kesehatan? Kenapa mereka tidak mempraktekan ilmunya ya?

Entah ya apakah pilihan paket di RS mempengaruhi perlakuan kepada pasien, tapi yang pasti seorang teman pernah bercerita, bahwa ketika istrinya melahirkan anak pertama secara normal(di RS yg berbeda dengan yang saya ceritakan), dan mengerang kesakitan, serta meronta layaknya seorang yang sedang meregang nyawa (karena partus adalah jihad antara hidup dan mati) seorang perawatnya malah mernghardik dengan ucapan yang sungguh --buat saya-- sangat menyakitkan dan tidak berprikemanusiaan: "Diam dong! Manja banget sih! Udah bayar murah, ga mau diam lagi!" MasyaAlloh.

Prita dah bebas tuh, Bang. heuheuehu

InsyaAlloh, nanti saling mengunjungi yaa :)
Sekarang Nibras, Irhamna, Bunda, dan abinya lagi dikasih ujian lagi, semuanya sakit dengan jenis penyakit yg sama. batuk pilek. Terutama Nibras, demam tinggi, batuk parah. Mohon doanya untuk kesembuhan kami ya :)

Salam buat si Ganteng Navid

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Nursalam AR <nursalam.ar@...> wrote:
>
> Ooh...begitu to ceritanya...
>
> Sepakat! Memang menyebalkan tenaga medis seperti itu. Saya jadi ingat
> perkataan dosen mata kuliah Etika Kesehatan jaman kuliah dulu, Prof. Does
> Sampurno. Beliau yang juga seorang dokter lulusan UI selalu mengatakan ingin
> menambah jumlah SKS untuk matkul Etika Kesehatan bagi para mahasiswa
> kedokteran dan keperawatan di Indonesia. Agar lebih seimbang dengan matkul
> lain yang lebih berorientasi pada diagnosis penyakit. Karena, dari
> pengalaman dan pengamatannya (oh ya, beliau saat tahun 2000 saja sudah
> berusia 70-an tahun), salah satu faktor yang mendorong sebagian orang kaya
> Indonesia lebih suka berobat ke Malaysia atau Singapura adalah pada faktor
> etika dan kesediaan memperlakukan pasien sebagai manusia, yang perlu
> didengar dan butuh simpati .Konon, di Malaysia sendiri, sudah ada paket
> wisata medis.
>
> Jika di Indonesia ada program kayak gitu, pasti --- saya haqqul yakin --
> sang oknum dokter tadi ga masuk itungan ya,Kang,hehe...
>
> Di sisi lain, tapi ini baru dugaan saya saja, barangkali ulah oknum dokter
> dkk tsb terkait dengan status Kang Dani & Mbak Endah sebagai peserta "paket
> bersalin khusus" -- dengan harga khusus yang pernah kita diskusikan tempo

11a.

[Catcil] Irhamna, Maling, dan Test Bilurubin

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Tue Dec 29, 2009 7:59 pm (PST)



Tulisan ini kelanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul : Irhmana's Long Storry Part-1

Lama Kemudian

Endah masuk ruang bedah. Saatnya pasrah. Diluar RS, hujan mengguyur Selatan Jakarta, basah. Sendirian di depan pintu kamar bedah sedikit membantu doa saya menjadi khusyu. Meski tidak terlalu tegang seperti dulu saat saya harus menanti kelahiran Nibras. Tempat yang sama, waktu berbeda. 14.20 wib, Seorang perawat perempuan keluar dari kamar bedah. Tangannya memeluk seorang bayi yang terbungkus kain hijau. "Keluarganya Ibu Endah?" Tanyanya pada saya. Karena tidak ada orang lain di sekitar situ, saya mengangguk percaya diri. "Mari ikut saya, Pak. Bayinya laki-laki" Dia berjalan menuju ruang perawatan bayi. Saya mengikuti. Alhamadulillah, satu lagi 'investasi' kami bertambah. Selesai mengadzani, sebelum menyerahkan kembali bayi mungil tadi ke tangan perawat, saya berbisik padanya. "Assalamualaikum.. kenalkan, saya Dani, Ayahmu". Bisik saya pada bayi mungil yang belum mempunyai nama itu. Tugas berat bagi kami, memberinya nama.

Setelah memastikan kondisi Endah, saya gegas pulang ke rumah yang jaraknya hanya 5 menit dengan RS tersebut. Melihat kondisi Nibras di tetangga, mengambil keperluan Endah selama 3 hari perawatan di RS, dll.

Maling di RS

Hari ke-2 perawatan pasca caesar di RS, kami kembali mendapat ujian (teguran). Handphone Nokia milik Endah raib digondol maling. Ya, Ada maling di RS, siang hari pula. Hanya ditinggal tidur sekejap, HP di samping bantalpun hilang sudah. Prosedur --formalitas-- keamanan dilakukan. Kami sadar, HP itu tidak akan pernah kembali. Security berbasa-basi kepada kami dengan membacakan ulang peraturan di RS: RS tidak bertanggung jawab atas kehilangan barang-barang pribadi diakibatkan kelalaian.

Saya mendapat celah untuk complain dengan beralibi bahwa Endah tidak lalai atas HP miliknya dengan meletakkan HP tersebut tepat di depan wajahnya ketika ia tidur. Lalu, apakah tidurnya seorang pasien RS yang sedang menjalani perawatan pasca operasi adalah sebuah bentuk kelalaian? Dua orang security itu lebih kehilangan kata-kata ketika saya katakan kejadian ini terjadi justru akibat prosedur RS yang berantakan. Tentu saja berantakan, ketika di pintu masuk tertulis keterangan jam besuk pagi : 08.00 - 09.30 wib, sore : 17.00 - 19.00 wib. Tapi pada kenyataannya, siapapun boleh masuk dan hilir mudik ke ruangan rawat inap itu kapanpun, tanpa ada satupun petugas yang mendata siapa saja yang masuk ke ruangan tersebut. Telak. Alibi saya mengunci rapat mulut mereka. Bukan dalam rangka mengembalikan HP yang hilang, tapi agar RS ini lebih disiplin dalam melaksanakan prosedurnya. Perdebatan saya dengan security hanya membuahkan permintaan maaf mereka dan surat
keterangan yang harus saya tandatangani bahwa kami menolak melaporkan ke polisi. Bah!

Irhamna dan Bilurubin

Sehari sebelum diizinkan pulang, seorang perawat mengatakan bahawa kami harus melakukan test bilurubin karena Irhamna divonis 'KUNING'. Jika kami menolak,maka kami harus menandatangani surat keterangan penolakan dan --lagi-lagi-- RS tidak menanggung semua akibat yang terjadi jika kami menolak. Malam itu saya kembali resah. Saya merasa dalam keadaan seperti ini, dokter dan para perawatlah yang lebih tahu tentang segala macam penyakit. Beruntung, Endah punya banyak referensi tentang kehamilan, kelahiran dan A B C - Z tentang bayi. Banyak buku tentang hal tersebut menjadi patokannya. Ditambah informasi dari internet yang berlimpah.

Tanpa bermaksud sok tahu dan bermain main dengan keselamatan bayi, kami memutuskan untuk tidak mengikuti anjuran test biluribin tersebut. biarlah sinar matahari akan melakukannya untuk kami. Tapi, surat penolakan yang harus kami tandatangani tak kunjung datang. Mungkin besok, pikir saya.

Pagi Jelang Pulang

Dokter Anak yang menangani Irhamna datang memeriksa.
Dokter: Bayinya kuning ya, Pak. Sudah ditest lab kan?
Saya: Maaf, dok.Kami akan lakukan treatment alami. InsyaAlloh sembuh dengan sinar matahari.
Dokter: Oo, gitu? Ia ga papa, yang penting puyernya dikasih ya!
Saya: Maaf juga dok, kami berusaha untuk meminimalisir obat-obatan yang masuk ke bayi kami. Jadi kami tidak tebus obatnya.
Endah: Lagian kan,puyer itu terdiri dari banyak macam obat dok, apa ga bahaya buat bayinya?
Dokter: Nggak kok, puyernya cuma satu jenis obat. Ga papa, sih, yang penting bayinya dijemur ya.

Akhirnya dokter itu menyerah dengan orang tua bayi yang keras kepala ini. Standar medisnya menurun dari test darah, memberikan puyer pada bayi, hingga hanya menjemurnya saja di pagi hari. Alhamdulillah, untuk kemudahan mencari ilmu yang menjadikan kami sedikit tahu hingga tidak  (di) bodoh (i). Saya yakin, niat dokter tadi hanya menjalankan apa yang dia yakini tanpa bermaksud merugikan kami. Tapi sebagai orang tua, punya sedikit informasi dan keberanian 'menggugat'  akan sangat membantu dalam kondisi seperti ini.

Membayar dengan Teliti

Agar dapat segera pulang, saya harus menyelesaikan administrasi di kasir. Dengan berat hati *heuheuheu* saya menyerahkan lembaran-lembaran uang tersebut. Rasanya baru saja mereka bersarang dalam crocodile hitam tua yang setia di saku belakang celana saya. Dan hanya dalam hitungan detik, mereka berganti dengan berlembar-lembar kertas stencil bukti pembayaran. Astaghfirullah, untuk sebuah anugerah bernama Irhamna, saya masih saja mencurigai bahwa uang adalah reinkarnasi dari air.

Tidak terbiasa dengan struk pembayaran ukuran A4 dengan banyak keterangan, saya tidak berlama-lama di depan kasir. Tiket pulang sudah di tangan, tinggal menyerahkannya pada perawat di ruang rawat inap, maka kamipun pulang. Endah sedikit mengeluh dengan banyaknya biaya diluar paket yang kami ketahui, hingga jumlahnya mengembang. Dengan ketelitian seorang perempuan, ia menyusuri angka-angka dan keterangan dalam struk pembayaran tersebut.

Dan, Tarrrraaaaa... satu celah kecerobohan sebuah RS ternama kembali kami temukan.

Pada beberapa item pembayaran, ada beberapa baris angka dengan jumlah akumulatif yang cukup besar yang tidak seharunya berada di sana. "Test lab bilurubin dan Resep Puyer" yang kami tolak, beberapa resep obat yang sudah kami tebus (tunai) ketika perawatan, ternyata sudah masuk kedalam daftar tagihan. Eng.. ing eeng.. Kali ini, saya serahkan pada Endah untuk complain. Setelah menjelaskan dan terjadi sebuah perdebatan, terutama dengan salah seorang perawat yang kemungkinan besar melakukan eksekusi test bilurubin (pengambilan sample darah) pada bayi kami tanpa persetujuan. Saya memberikan closing statment pada mereka.

"Ibu-ibu perawat, sebelumnya mohon maaf kalau kami complain. Pertama, ini sama sekali bukan masalah uang. Tapi, jika memang itu hak kami, maka kami akan minta kembali. Tapi lebih dari itu, ini masalah prosedur tindakan medis pada bayi kami yang sudah dilakukan tanpa izin yang seharusnya mendapatkan approval dari kami sebagai orang tuanya, tapi itu tidak dilakukan. Bahkan, surat penolakan test juga tidak kami dapatkan. Diluar sepengetahuan kami, ternyata bayi kami sudah mendapatkan tindakan medis berupa pengambilan sample darah. Kalo terjadi apa-apa sama bayi kami, gimana? Pun saya yakin, tindakan itu tidak membahayakan bayi kami. Tapi saya harap ini menjadi pelajaran buat kami dan RS ini tentunya".

Saya mengakhiri kata-kata dengan senyuman. Kepala perawatpun mohon maaf atas kesalahan prosedur, beberapa yang lainnya tampak menghormati pendapat kami. Hanya satu perawat --yang melakukan pengambilan sample darah-- yang tampaknya tidak begitu senang, karena --mugkin-- dia merasa dipersalahkan tanpa bisa membela diri.

Baru sekarang saya menyadari betapa formilnya saya bicara waktu itu. Hak kami dapatkan kembali, bahkan dengan sederet bingkisan produk-produk bayi.

See, betapa pada sebuah institusi besar yang nyawa menjadi komoditinyapun, bisa saja terjadi kesalahan prosedur yang dapat merugikan secara materi dan imateri. Bukan hanya mengangguk pasrah dan menelan mentah-mentah semua yang dikatakan pihak RS, kita sebagai 'konsumen' harus tahu apa yang sedang kita lakukan dan apa yang sedang kita pertaruhkan di tangan mereka. Tentu saja, cerita penolakan kami pada serangakaian test medis tidak untuk dijadikan patokan dan referensi tindakan. Kami hanya mencoba mengungkap apa yang bisa kami tangkap ketika kami menjadi pasien. Suatu saat, bisa saja Anda atau keluarga berada pada posisi kami. Kematangan informasi dan kemampuan bernegoisasi akan sangat membantu untuk kondisi seperti itu. Tentu saja hal ini bisa terjadi di mana saja, bukan hanya di RS tapi pada banyak institusi. Teliti adalah kata kuncinya.

Irhamna sudah 3 pekan berada di rumah. Pengaruh ASI ekslusif langsung terlihat berpengaruh. Pipinya mulai mengembang, kulit wajahnya kian merona. Pupnya kian lancar, dan tangisannya membahana di ruang sempit kontrakan kami.

Notes: Test Bilurubin : Diagnosa pada performa darah untuk mengukur kadar pigmen empedu dalam
darah seseorang  serta untuk membantu mengevaluasi fungsi hati.

Dani Ardiansyah

www.JasaPenerbitan.com
www.CatatanKecil.Multiply.com

11b.

Re: [Catcil] Irhamna, Maling, dan Test Bilurubin

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Dec 29, 2009 8:12 pm (PST)



huhuy.. kang dani...
mantabs nih pelajaran...
kalian emnag orangtua yang cerdas ;)

Nia Robie'

(calon ibu.. insyaAlloh ;) )

Pada 30 Desember 2009 10:59, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com> menulis:

>
>
> Tulisan ini kelanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul : Irhmana's
> Long Storry Part-1<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/message/34093>
>
>
> Lama Kemudian
>
> Endah masuk ruang bedah. Saatnya pasrah. Diluar RS, hujan mengguyur Selatan
> Jakarta, basah. Sendirian di depan pintu kamar bedah sedikit membantu doa
> saya menjadi khusyu. Meski tidak terlalu tegang seperti dulu saat saya harus
> menanti kelahiran Nibras. Tempat yang sama, waktu berbeda. 14.20 wib,
> Seorang perawat perempuan keluar dari kamar bedah. Tangannya memeluk seorang
> bayi yang terbungkus kain hijau. "Keluarganya Ibu Endah?" Tanyanya pada
> saya. Karena tidak ada orang lain di sekitar situ, saya mengangguk percaya
> diri. "Mari ikut saya, Pak. Bayinya laki-laki" Dia berjalan menuju ruang
> perawatan bayi. Saya mengikuti. Alhamadulillah, satu lagi 'investasi' kami
> bertambah. Selesai mengadzani, sebelum menyerahkan kembali bayi mungil tadi
> ke tangan perawat, saya berbisik padanya. "Assalamualaikum.. kenalkan, saya
> Dani, Ayahmu". Bisik saya pada bayi mungil yang belum mempunyai nama itu.
> Tugas berat bagi kami, memberinya nama.
>
> Setelah memastikan kondisi Endah, saya gegas pulang ke rumah yang jaraknya
> hanya 5 menit dengan RS tersebut. Melihat kondisi Nibras di tetangga,
> mengambil keperluan Endah selama 3 hari perawatan di RS, dll.
>
>
> Maling di RS
>
> Hari ke-2 perawatan pasca caesar di RS, kami kembali mendapat ujian
> (teguran). Handphone Nokia milik Endah raib digondol maling. Ya, Ada maling
> di RS, siang hari pula. Hanya ditinggal tidur sekejap, HP di samping
> bantalpun hilang sudah. Prosedur --formalitas-- keamanan dilakukan. Kami
> sadar, HP itu tidak akan pernah kembali. Security berbasa-basi kepada kami
> dengan membacakan ulang peraturan di RS: RS tidak bertanggung jawab atas
> kehilangan barang-barang pribadi diakibatkan kelalaian.
>
> Saya mendapat celah untuk complain dengan beralibi bahwa Endah tidak lalai
> atas HP miliknya dengan meletakkan HP tersebut tepat di depan wajahnya
> ketika ia tidur. Lalu, apakah tidurnya seorang pasien RS yang sedang
> menjalani perawatan pasca operasi adalah sebuah bentuk kelalaian? Dua orang
> security itu lebih kehilangan kata-kata ketika saya katakan kejadian ini
> terjadi justru akibat prosedur RS yang berantakan. Tentu saja berantakan,
> ketika di pintu masuk tertulis keterangan jam besuk pagi : 08.00 - 09.30
> wib, sore : 17.00 - 19.00 wib. Tapi pada kenyataannya, siapapun boleh masuk
> dan hilir mudik ke ruangan rawat inap itu kapanpun, tanpa ada satupun
> petugas yang mendata siapa saja yang masuk ke ruangan tersebut. Telak. Alibi
> saya mengunci rapat mulut mereka. Bukan dalam rangka mengembalikan HP yang
> hilang, tapi agar RS ini lebih disiplin dalam melaksanakan prosedurnya.
> Perdebatan saya dengan security hanya membuahkan permintaan maaf mereka dan
> surat keterangan yang harus saya tandatangani bahwa kami menolak melaporkan
> ke polisi. Bah!
>
> Irhamna dan Bilurubin
>
> Sehari sebelum diizinkan pulang, seorang perawat mengatakan bahawa kami
> harus melakukan test bilurubin karena Irhamna divonis 'KUNING'. Jika kami
> menolak,maka kami harus menandatangani surat keterangan penolakan dan
> --lagi-lagi-- RS tidak menanggung semua akibat yang terjadi jika kami
> menolak. Malam itu saya kembali resah. Saya merasa dalam keadaan seperti
> ini, dokter dan para perawatlah yang lebih tahu tentang segala macam
> penyakit. Beruntung, Endah punya banyak referensi tentang kehamilan,
> kelahiran dan A B C - Z tentang bayi. Banyak buku tentang hal tersebut
> menjadi patokannya. Ditambah informasi dari internet yang berlimpah.
>
> Tanpa bermaksud sok tahu dan bermain main dengan keselamatan bayi, kami
> memutuskan untuk tidak mengikuti anjuran test biluribin tersebut. biarlah
> sinar matahari akan melakukannya untuk kami. Tapi, surat penolakan yang
> harus kami tandatangani tak kunjung datang. Mungkin besok, pikir saya.
>
> Pagi Jelang Pulang
>
> Dokter Anak yang menangani Irhamna datang memeriksa.
> Dokter: Bayinya kuning ya, Pak. Sudah ditest lab kan?
> Saya: Maaf, dok.Kami akan lakukan treatment alami. InsyaAlloh sembuh dengan
> sinar matahari.
> Dokter: Oo, gitu? Ia ga papa, yang penting puyernya dikasih ya!
> Saya: Maaf juga dok, kami berusaha untuk meminimalisir obat-obatan yang
> masuk ke bayi kami. Jadi kami tidak tebus obatnya.
> Endah: Lagian kan,puyer itu terdiri dari banyak macam obat dok, apa ga
> bahaya buat bayinya?
> Dokter: Nggak kok, puyernya cuma satu jenis obat. Ga papa, sih, yang
> penting bayinya dijemur ya.
>
> Akhirnya dokter itu menyerah dengan orang tua bayi yang keras kepala ini.
> Standar medisnya menurun dari test darah, memberikan puyer pada bayi, hingga
> hanya menjemurnya saja di pagi hari. Alhamdulillah, untuk kemudahan mencari
> ilmu yang menjadikan kami sedikit tahu hingga tidak (di) bodoh (i). Saya
> yakin, niat dokter tadi hanya menjalankan apa yang dia yakini tanpa
> bermaksud merugikan kami. Tapi sebagai orang tua, punya sedikit informasi
> dan keberanian 'menggugat' akan sangat membantu dalam kondisi seperti ini.
>
> Membayar dengan Teliti
>
> Agar dapat segera pulang, saya harus menyelesaikan administrasi di kasir.
> Dengan berat hati *heuheuheu* saya menyerahkan lembaran-lembaran uang
> tersebut. Rasanya baru saja mereka bersarang dalam crocodile hitam tua yang
> setia di saku belakang celana saya. Dan hanya dalam hitungan detik, mereka
> berganti dengan berlembar-lembar kertas stencil bukti pembayaran.
> Astaghfirullah, untuk sebuah anugerah bernama Irhamna, saya masih saja
> mencurigai bahwa uang adalah reinkarnasi dari air.
>
> Tidak terbiasa dengan struk pembayaran ukuran A4 dengan banyak keterangan,
> saya tidak berlama-lama di depan kasir. Tiket pulang sudah di tangan,
> tinggal menyerahkannya pada perawat di ruang rawat inap, maka kamipun
> pulang. Endah sedikit mengeluh dengan banyaknya biaya diluar paket yang kami
> ketahui, hingga jumlahnya mengembang. Dengan ketelitian seorang perempuan,
> ia menyusuri angka-angka dan keterangan dalam struk pembayaran tersebut.
>
> Dan, Tarrrraaaaa... satu celah kecerobohan sebuah RS ternama kembali kami
> temukan.
>
> Pada beberapa item pembayaran, ada beberapa baris angka dengan jumlah
> akumulatif yang cukup besar yang tidak seharunya berada di sana. "Test lab
> bilurubin dan Resep Puyer" yang kami tolak, beberapa resep obat yang sudah
> kami tebus (tunai) ketika perawatan, ternyata sudah masuk kedalam daftar
> tagihan. Eng.. ing eeng.. Kali ini, saya serahkan pada Endah untuk complain.
> Setelah menjelaskan dan terjadi sebuah perdebatan, terutama dengan salah
> seorang perawat yang kemungkinan besar melakukan eksekusi test bilurubin
> (pengambilan sample darah) pada bayi kami tanpa persetujuan. Saya memberikan
> closing statment pada mereka.
>
> "Ibu-ibu perawat, sebelumnya mohon maaf kalau kami complain. Pertama, ini
> sama sekali bukan masalah uang. Tapi, jika memang itu hak kami, maka kami
> akan minta kembali. Tapi lebih dari itu, ini masalah prosedur tindakan medis
> pada bayi kami yang sudah dilakukan tanpa izin yang seharusnya mendapatkan
> approval dari kami sebagai orang tuanya, tapi itu tidak dilakukan. Bahkan,
> surat penolakan test juga tidak kami dapatkan. Diluar sepengetahuan kami,
> ternyata bayi kami sudah mendapatkan tindakan medis berupa pengambilan
> sample darah. Kalo terjadi apa-apa sama bayi kami, gimana? Pun saya yakin,
> tindakan itu tidak membahayakan bayi kami. Tapi saya harap ini menjadi
> pelajaran buat kami dan RS ini tentunya".
>
> Saya mengakhiri kata-kata dengan senyuman. Kepala perawatpun mohon maaf
> atas kesalahan prosedur, beberapa yang lainnya tampak menghormati pendapat
> kami. Hanya satu perawat --yang melakukan pengambilan sample darah-- yang
> tampaknya tidak begitu senang, karena --mugkin-- dia merasa dipersalahkan
> tanpa bisa membela diri.
>
> Baru sekarang saya menyadari betapa formilnya saya bicara waktu itu. Hak
> kami dapatkan kembali, bahkan dengan sederet bingkisan produk-produk bayi.
>
> See, betapa pada sebuah institusi besar yang nyawa menjadi komoditinyapun,
> bisa saja terjadi kesalahan prosedur yang dapat merugikan secara materi dan
> imateri. Bukan hanya mengangguk pasrah dan menelan mentah-mentah semua yang
> dikatakan pihak RS, kita sebagai 'konsumen' harus tahu apa yang sedang kita
> lakukan dan apa yang sedang kita pertaruhkan di tangan mereka. Tentu saja,
> cerita penolakan kami pada serangakaian test medis tidak untuk dijadikan
> patokan dan referensi tindakan. Kami hanya mencoba mengungkap apa yang bisa
> kami tangkap ketika kami menjadi pasien. Suatu saat, bisa saja Anda atau
> keluarga berada pada posisi kami. Kematangan informasi dan kemampuan
> bernegoisasi akan sangat membantu untuk kondisi seperti itu. Tentu saja hal
> ini bisa terjadi di mana saja, bukan hanya di RS tapi pada banyak institusi.
> Teliti adalah kata kuncinya.
>
> Irhamna sudah 3 pekan berada di rumah. Pengaruh ASI ekslusif langsung
> terlihat berpengaruh. Pipinya mulai mengembang, kulit wajahnya kian merona.
> Pupnya kian lancar, dan tangisannya membahana di ruang sempit kontrakan
> kami.
>
>
> Notes: Test Bilurubin : Diagnosa pada performa darah untuk mengukur kadar
> pigmen empedu dalam darah seseorang serta untuk membantu mengevaluasi
> fungsi hati.
>
> Dani Ardiansyah
>
> www.JasaPenerbitan.com <http://www.jasapenerbitan.com>
> www.CatatanKecil.Multiply.com <http://www.catatankecil.multiply.com>
>
>
>
11c.

Re: [Catcil] Irhamna, Maling, dan Test Bilurubin

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Tue Dec 29, 2009 9:55 pm (PST)



Tengkyuuu neeng Nihaw
semoga mendapat manfaat
dari pengalaman kami.

Amiiin, soon for you, sista!
(bukan sun loh) :D

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Nia Robie'" <musimbunga@...> wrote:
>
> huhuy.. kang dani...
> mantabs nih pelajaran...
> kalian emnag orangtua yang cerdas ;)
>
>
> Nia Robie'
>
> (calon ibu.. insyaAlloh ;) )

12.

makasih banget teman-teman

Posted by: "ammy ramdhania" ammy_ram@yahoo.co.id   ammy_ram

Tue Dec 29, 2009 11:28 pm (PST)



makasih teman, doa dari teman-teman semua pasti dikabulkan Allah.
Sukses juga buat teman-teman semua
amin.

AMMY

Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
13a.

Re: AKU BANGGA TERLAHIR DARI BENIHNYA

Posted by: "interaktif" diifaa_03@yahoo.com   diifaa_03

Wed Dec 30, 2009 12:44 am (PST)



amin.....thanks ya mbak uda baca tulisanku. hanya itu yang aku bisa lakukan untuk beliau, mengabadikannya lewat kata, meski aku tahu itu tidak akan pernah cukup sebagai balasan atas setiap tetes pengorbanan yang beliau berikan untuk kami semua.

salam
Wiwik Hafidzoh

New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Yahoo! Groups

Dog Group

Connect and share with

dog owners like you

Yahoo! Groups

Small Business Group

Improve your business

by community exchange

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: