Rabu, 23 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2921

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (21 Messages)

1.
[ruang baca] Wisata Bandung From: ukhti hazimah
2.
[Ruang Baca] Silver Phoenix From: ukhti hazimah
3.
Happy Mother's Day From: Ikhwan Sopa
4.
ralat orkshop Facebook"Membangun Brand Positif dg FB" bersama RW. Do From: mukhlidahanun hanun
5a.
(Rampai) Untukmu From: Jojo_Wahyudi@manulife.com
6a.
[Rampai] Untukmu From: Jojo_Wahyudi@manulife.com
7a.
[Sekolah - Kehidupan] [nyoba] From: Surya Luqmanul Hakim
7b.
Re: [Sekolah - Kehidupan] [nyoba] From: Nia Robie'
8.
Info - Iklan Pelatihan Menulis di Harian Republika From: epri_tsi
9.
(cerpen) money power From: Rin Du
10.
[catatan kaki] Menyapa Sahabat SK From: Syafaatus Syarifah
11.
FW: Ketika hati merapuh... From: Supriyadi (PPIC)
12.
Menjadi Manusia Sempurna From: Ramaditya Skywalker
13.
(Catcil) Kisah Anak Nusantara From: rahmad nurdin
14.
STOP Pemborosan Kertas From: Tata Sutabri
15.
(cerpen) Kaleidoskop From: Penuliz Mizteriuz
16.
CENDIKIA MANDIRI TAK BERHENTI BERAPRESIASI From: agus_salims
17.
Pawai Ta'aruf From: agus_salims
18.
<Surat pembaca> Pengalaman Kurang Menyenangkan Naik Singa Udara From: Ramaditya Skywalker
19.
LOMBA: Traveling Gratis bersama Bentang From: bentang Pustaka
20.
Art-Living Sos 2009 (A-12  The Map is not...a Tutup Cangkir... From: IETJE SRI UMIYATI GUNTUR

Messages

1.

[ruang baca] Wisata Bandung

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Tue Dec 22, 2009 10:23 am (PST)



Sarana refreshing setiap orang berbeda-beda. Ada yang melakukan refreshing dengan berbelanja, ada juga yang mengatasi kepenatan dengan melakukan wisata kuliner, ada juga yang pergi ke tempat wisata, ataupun ada yang sekedar jalan-jalan di taman kota, dan masih banyak alternatif yang bisa dijadikan sarana untuk mengobati kejenuhan dengan aktivitas rutin.

Salah satu kawasan yang menarik dan patut dipertimbangkan sebagai sasaran tuju refreshing adalah Bandung. Kota berjulukan Paris van Java ini memiliki bermacam pilihan tempat singgah. Sebagai kota yang terkenal dengan kreativitasnya, sangat wajar jika Bandung memiliki keragam kuliner dan factory outlite. Dua obyek yang dapat dijumpai dengan mudah bahkan sampai  ke pelosok.

Bagi yang tidak hobi berbelanja, masih terdapat taman-taman kota dengan kerindangan dan warna hijau yang menyegarkan mata ataupun jalan-jalan kota yang masih terdapat gedung-gedung tua seperti jalan Braga atau Asia-Afrika. Selain itu, ada juga wisata alam yang menawarkan kesegaran, seperti Kawah Putih atau Perkebunan Teh di Ciwidey. Sedangkan untuk yang menyukai budaya dan sejarah, Bandung juga memiliki museum atau monumen bersejarah yang memikat untuk dikunjungi.

Buku Panduan Wisata Bandung garapan Tim Indscript Creative, mengumpulkan lokasi-lokasi wisata dalam bentuk buku saku. Untuk mempermudah perjalanan, buku berhalaman 122 ini, dilengkapi dengan rute angkutan dan bis. Selain itu juga terdapat lokasi travel, SPBU, hotel atau penginapan plus sebuah peta untuk memperjelas lokasi.

Seperti halnya informasi tentang sejarah dan menu pada beberapa tempat kuliner, alangkah lebih baik jika ditambahkan juga informasi tentang sejarah singkat monumen bersejarah dan isi dari museum, serta fasilitas dan kepuasan yang ditawarkan wisata alam bagi pengunjung.

Judul : Buku Panduan Wisata Bandung
Penulis : Tim Indscript Creative
Penyunting : Nurul Hidayati
Penerbit : MedPress
Terbit : Pertama, 2009
Tebal : 122 halaman

Outsource publishing :
www.indscript.com

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

2.

[Ruang Baca] Silver Phoenix

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Tue Dec 22, 2009 11:00 am (PST)



Silver Phoenix. Sosok yang berabad-abad lalu terkurung di dalam dunia bawah, akhirnya menemukan tempat reinkarnasi dalam tubuh mungil Ai Ling. Sebuah tabir rahasia reinkarnasi yang baru terungkap ketika takdir menginginkan perempuan berusia tujuh belas tahun ini melakukan perjalanan panjang. Hanya berbekal segenggam koin hadiah ulang tahun dari ibu, Ai Ling bertekad menempuh, sedikitnya, delapan belas hari perjalanan dengan berjalan kaki. Sebuah petualangan yang harus dijalaninya demi membawa pulang ayahnya yang sudah delapan bulan menghilang, sejak berpamitan ke Istana Mimpi-Mimpi Harum.

Sejak matanya diperlihatkan sosok Pencari Kehidupan, siluman wanita yang bertahan hidup dengan menggoda dan mencuri nafas dari setiap korbannya; dan kejadian di warung Lao Song, Ai Ling semakin menyadari pengetahuan dan kekuatan yang tersimpan dalam kalung liontin giok, hadiah dari sang ayah. Kemampuannya membaca pikiran orang lain, yang  didapatnya sejak berusia enam belas tahun, membantunya mengenali sosok dihadapannya sebagai musuh atau lawan, walaupun secara manusiawi kemampuan ini sekali waktu juga membuatnya terjebak.

Dalam perjalanannya, Ai Ling dipertemukan dengan Chen Yong, pemuda yang menolongnya ketika Ai Ling tenggelam diseret makhluk gelap dari dasar laut, yang kemudian juga mempertemukannya dengan adik tiri Chen Yong, Li Rong. Chen Yong, yang juga menempuh perjalanan ke istana untuk menyibak misteri kedua orangnya, memutuskan menemani Ai Ling.

Sebagian besar buku berisikan petualangan panjang Ai Ling, Chen Yong dan Li Rong, yang membuat mereka menyadari adanya kehidupan lain di luar kehidupan "normal", dunia yang ternyata tidak sesempit bayangan mereka. Pertemuan mereka dengan berbagai siluman dan negeri-negeri ajaib, membuka cakrawala mereka atas isi dari Buku Kematian dan Buku Negeri-negeri di Awan, yang sebelumnya mereka anggap mitos belaka. Bersama dengan dua pemuda, Ai Ling melakukan perjalanan yang nantinya akan menyibak misteri dalam diri Ai Ling dan membuka keterkaitan masa lalu yang tak terduga antara dia dan Chen Yong.

Alur cenderung bergerak lambat, dan beberapa bagian dirasa kurang menantang, ketika terdapat rintangan yang dibereskan dengan cukup mudah. Terlepas dari itu semua, salut dengan kemampuan Cindy Pon mendeskripsikan---dan Maria Lubis dalam menerjemahkan---gambaran negeri-negeri ajaib dan sosok siluman sehingga mampu merangsang imajinasi untuk mengembara ke film-film fantasi Cina yang dulu bertebaran di layar kaca, seperti Legenda Ular Putih dan Kera Sakti. Ditambah dengan kemampuan penulis, yang juga pecinta seni kaligrafi Cina, dalam menyelipkan celoteh-celoteh canda di sepanjang perjalanan, membuat dahi tidak terus menerus dihiasi kerutan, tetapi juga memberikan tawa di bibir.

Judul : Silver Phoenix
Penulis : Cindy Pon
Penerjemah : Maria Lubis
Penerbit : Mahda Books
Terbit : Pertama, September 2009
Tebal : 392 halaman
ISBN : 978-979-19926-26

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

3.

Happy Mother's Day

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Tue Dec 22, 2009 11:13 am (PST)



*HAPPY MOTHER'S DAY*

*Moms Stats*

There are 2 billion moms in the world.
4.3 babies are born each second from a mother.
At your 2nd birthday, she had changed your diapers at least 7,300 times.
Before your school age, you require mom's attention once every 4 minutes or
210 times a day.
She spend 2.7 hours/day on you vs. 1.2 hours/day for dads.
Each year, 88% of laundry job is done by moms, totaling 330 loads and 5,300
articles of clothing.

That should be one of the highest salaried jobs in my field, and money just
can't afford.

The payment is *pure love*.

*50 Years Of A Mom's Life*

When you *came into the world*, she held you in her arms.
You thanked her by wailing like a banshee.

When you were *1* year old, she fed you and bathed you.
You thanked her by crying all night long.

When you were *2* years old, she taught you to walk.
You thanked her by running away when she called.

When you were *3* years old, she made all your meals with love.
You thanked her by tossing your plate on the floor.

When you were *4* years old, she gave you some crayons.
You thanked her by coloring the dining room table.

When you were *5* years old, she dressed you for the holidays.
You thanked her by plopping into the nearest pile of mud.

When you were *6* years old, she walked you to school.
You thanked her by screaming, "I'M NOT GOING!"

When you were *7* years old, she bought you a baseball.
You thanked her by throwing it through the next-door-neighbor's window.

When you were *8* years old, she handed you an ice cream.
You thanked her by dripping it all over your lap.

When you were *9* years old, she paid for piano lessons.
You thanked her by never even bothering to practice.

When you were *10* years old, she drove you all day, from soccer to
gymnastics to one birthday party after another.
You thanked her by jumping out of the car and never looking back.

When you were *11* years old, she took you and your friends to the movies.
You thanked her by asking to sit in a different row.

When you were *12* years old, she warned you not to watch certain TV shows.
You thanked her by waiting until she left the house.

When you were *13*, she suggested a haircut that was becoming.
You thanked her by telling her she had no taste.

When you were *14*, she paid for a month away at summer camp.
You thanked her by forgetting to write a single letter.

When you were *15*, she came home from work, looking for a hug.
You thanked her by having your bedroom door locked.

When you were *16*, she taught you how to driver her car.
You thanked her by taking it every chance you could.

When you were *17*, she was expecting an important call.
You thanked her by being on the phone all night.

When you were *18*, she cried at your high school graduation.
You thanked her by staying out partying until dawn.

When you were *19*, she paid for your college tuition, drove you to campus,
carried your bags.
You thanked her by saying good-bye outside the dorm so you wouldn't be
embarrassed in front of your friends.

When you were *20*, she asked whether you were seeing anyone.
You thanked her by saying, "It's none of your business."

When you were *21*, she suggested certain careers for your future.
You thanked her by saying, "I don't want to be like you."

When you were *22*, she hugged you at your college graduation.
You thanked her by asking whether she could pay for a trip to Europe.

When you were *23*, she gave you furniture for your first apartment.
You thanked her by telling your friends it was ugly.

When you were *24*, she met your fiance and asked about your plans for the
future.
You thanked her by glaring and growling, "Muuhh-ther, please!"

When you were *25*, she helped to pay for your wedding, and she cried and
told you how deeply she loved you.
You thanked her by moving halfway across the country.

When you were *30*, she called with some advice on the baby.
You thanked her by telling her, "Things are different now."

When you were *40*, she called to remind you of an relative's birthday.
You thanked her by saying you were "really busy right now."

When you were *50*, she fell ill and needed you to take care of her.
You thanked her by reading about the burden parents become to their
children.

And then, one day, she quietly died. And everything you never did came
crashing down like thunder.

*"Nina bobo... oh nina bobo...
Kalau tidak bobo... digigit nyamuk..."*

Let us take a moment of the time just to pay tribute/show appreciation to
the person called *MOM* though some may not say it openly to our mothers.

There's no substitute for her. Cherished every single moment.
Though at times she may not be the best of friends, may not agree to our
thoughts, she is still your mother!

She will be there for you...to listen to your woes, your braggings, your
frustations, and whatever.

Ask yourself.....have you put aside enough time for her, to listen to her
"blues" of working in the kitchen, her tiredness?

Be tactful, loving and still show her due respect though you may have a
different view from hers.

Once gone, only fond memories of the past and also regrets will be left.

DON'T TAKE FOR GRANTED THE THINGS CLOSEST TO YOUR HEART. CLING TO THEM AS U
WOULD YOUR LIFE, FOR WITHOUT THEM, LIFE IS MEANINGLESS.

*Say "I love you!" to your moms!*

*Note:* Jika kamu feel guilty, atau bahkan tidak sama sekali; maka *
MERASALAH!*
Setahun sekali, untuk cintamu pada ibu.

*Source: Unknown*

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305
4.

ralat orkshop Facebook"Membangun Brand Positif dg FB" bersama RW. Do

Posted by: "mukhlidahanun hanun" moehan_88@yahoo.com   moehan_88

Tue Dec 22, 2009 11:17 am (PST)



Hadirilah! Workshop Facebook"Membangun Brand Positif dg FB" bersama RW. Dodo (Penulis, Director MPW-FLPC)& Tohirin El-Arshy (Penulis) Hart/Tanggal : Rabu,23 des 09
Tempat: Aula Fasco IMM Ciputat
Waktu : Pukul 10.00-15.00 WIB HTM:Rp.5000,-
Dapatkan Fasilitas : sertifikat, Snack, Door Price. Acara ini juga merupakan acara penutup PESTA BUKU RAKYAT AKHIR TAHUN; MIZAN&FLP CIPUTAT FAIR 2009. PENGUMUMAN LOMBA TEBAK JITU, TOTAL HADIAH Rp. 1.000.000,- (Berbentuk Paket Buku)
JUARA KE 1: Rp.500.000,-
JUARA KE 2: Rp.300.000,-
JUARA KE 3: Rp.200.000,- Ayo belanja di BAZAR MIZAN, DI AULA STUDENT CENTER! SIAPA TAHU KAMU YANG MENAG! CUMA TINGGAL 1 HARI LHO!

5a.

(Rampai) Untukmu

Posted by: "Jojo_Wahyudi@manulife.com" Jojo_Wahyudi@manulife.com

Tue Dec 22, 2009 11:38 am (PST)



Untukmu

Aku capek......
capek...............
capek sekali .......................

Rasanya hati ini sudah begitu pengap.....
betapa banyak rasa yang sudah aku kuburkan
aku pendam secara paksa
saat meladeni-nya setiap hari
saat mendengar celotehnya yang bernada complain
saat mengingatkannya minum obat
saat menyuapinya ketikat ia "enggan" bergerak
saat tengah malam ketika tidur nyenyak, dibangunkannya hanya untuk
menemaninya ke toilet
bahkan saat aku harus berpisah dgn istriku, lantaran sikapnya yang selalu
bermusuhan

Apalagi yang bisa aku pertahankan saat ini
kesabaranku sudah berada di ambang batas............
Salahkah ya Allah bila aku juga complain

Pagi tadi habis sudah kesabaranku
saat aku harus segera ke kantor menghadiri meeting penting
sempat-sempatnya ia memintaku menemaninya ke tukang jahit
Dengan nada kesal, kutolak permintaannya
ku-bilang kali ini benar-benar tidak bisa mengikuti kemauannya
Seperti biasanya, ia tetap memaksaku..........
dengan nada tinggi kutolak, seraya pergi ke mobil
meninggalkannya tanpa menoleh kebelakang
Sekelebat kulihat kekecewaan yang dalam di matanya yang cekung

Dalam meeting, pikiranku kacau
apa yang terdengar dan terlihat bagai tak berbekas di kepalaku
semuanya hilang, konsentrasiku terpecah

Siangnya kutenangkan pikiran di Musholla
Sangat beruntung saat itu sedang berlangsung ceramah bulanan
yang rutin di laksanakan sebulan sekali oleh Majelis Taklim
Dengan gamblang Sang Ustadz memaparkan tentang "Surga"

Kurasakan sangat lambat hari menuju petang
tak sabar aku ingin segera pulang dan menemuinya
teringat pagi tadi kutinggalkan dengan kesedihan di matanya

Dalam perjalanan pulang terputar kembali rekaman masa lalu
memori yang secara tak sadar terlupakan
mungkin oleh kebanyakan anak manusia
saat ia tak mengeluh membawaku 9 bulan setiap waktu
saat ia dengan sabar menghentikan tangis "complain"ku
saat ia dengan rela memberikan seluruh waktunya untukku
saat ia dengan ikhlas memberikan susunya padaku
saat tengah malam ketika tidur nyenyak, ia terbangunkan untuk mengganti
popokku
bahkan saat ia harus menggadaikan nyawanya, lantaran posisi tubuhku saat
dilahirkan

Kembali terdengar ucapan Sang Ustadz saat ceramah siang tadi
"Andai seluruh isi Jabal Nur dan Laut Merah kau bayarkan,
belumlah cukup untuk melunasi hutangmu padanya"

Sampai di rumah, ada yang kurasa berbeda
yang biasanya ia selalu menungguku di teras rumah
kali ini tak terlihat bayangannya sekalipun
Tak sabar ingin aku menemuinya
di ruang TV keluarga, tak ada
kucari di kamarnya, tak ada
di dapur, tak juga ada
Ketika melewati kamarku baru kutemukan ia ada di dalam
dengan senyum-nya yang indah menyambutku
kenapa baru sekarang kuingat kalau senyum itu begitu indah

Di tangannya yang kering ada sehelai baju warna biru kesukaanku
"Selamat Ulang Tahun" katanya
Dug......... dadaku terhenyak, karena baju itu ia memaksaku ke tukang jahit
Rupanya ia ingin memberikan hadiah khusus untukku
tangannya yang renta tak sanggup lagi menjahitkan baju
seperti dulu yang biasa ia lakukan untuk kami sekeluarga
mata tuanya tak lagi bisa melihat jarum dan benang
Sebuah kebiasaan penuh kasih sayang yang tidak pernah dilakukan mantan
istriku sekalipun
yang hanya bisa membelinya di mall atau boutique

Beribu rasa dosa menghujam sanubari
dan berjuta penyesalan menari di sekelilingku

Hari ini, ijinkan aku .................
bersimpuh dan mencium kakimu IBU

(Dipersembahkan untuk seluruh IBU di dunia)
KRL Bojong - Jakarta 22 12

6a.

[Rampai] Untukmu

Posted by: "Jojo_Wahyudi@manulife.com" Jojo_Wahyudi@manulife.com

Tue Dec 22, 2009 11:43 am (PST)



Untukmu

Aku capek......
capek...............
capek sekali .......................

Rasanya hati ini sudah begitu pengap.....
betapa banyak rasa yang sudah aku kuburkan
aku pendam secara paksa
saat meladeni-nya setiap hari
saat mendengar celotehnya yang bernada complain
saat mengingatkannya minum obat
saat menyuapinya ketikat ia "enggan" bergerak
saat tengah malam ketika tidur nyenyak, dibangunkannya hanya untuk
menemaninya ke toilet
bahkan saat aku harus berpisah dgn istriku, lantaran sikapnya yang selalu
bermusuhan

Apalagi yang bisa aku pertahankan saat ini
kesabaranku sudah berada di ambang batas............
Salahkah ya Allah bila aku juga complain

Pagi tadi habis sudah kesabaranku
saat aku harus segera ke kantor menghadiri meeting penting
sempat-sempatnya ia memintaku menemaninya ke tukang jahit
Dengan nada kesal, kutolak permintaannya
ku-bilang kali ini benar-benar tidak bisa mengikuti kemauannya
Seperti biasanya, ia tetap memaksaku..........
dengan nada tinggi kutolak, seraya pergi ke mobil
meninggalkannya tanpa menoleh kebelakang
Sekelebat kulihat kekecewaan yang dalam di matanya yang cekung

Dalam meeting, pikiranku kacau
apa yang terdengar dan terlihat bagai tak berbekas di kepalaku
semuanya hilang, konsentrasiku terpecah

Siangnya kutenangkan pikiran di Musholla
Sangat beruntung saat itu sedang berlangsung ceramah bulanan
yang rutin di laksanakan sebulan sekali oleh Majelis Taklim
Dengan gamblang Sang Ustadz memaparkan tentang "Surga"

Kurasakan sangat lambat hari menuju petang
tak sabar aku ingin segera pulang dan menemuinya
teringat pagi tadi kutinggalkan dengan kesedihan di matanya

Dalam perjalanan pulang terputar kembali rekaman masa lalu
memori yang secara tak sadar terlupakan
mungkin oleh kebanyakan anak manusia
saat ia tak mengeluh membawaku 9 bulan setiap waktu
saat ia dengan sabar menghentikan tangis "complain"ku
saat ia dengan rela memberikan seluruh waktunya untukku
saat ia dengan ikhlas memberikan susunya padaku
saat tengah malam ketika tidur nyenyak, ia terbangunkan untuk mengganti
popokku
bahkan saat ia harus menggadaikan nyawanya, lantaran posisi tubuhku saat
dilahirkan

Kembali terdengar ucapan Sang Ustadz saat ceramah siang tadi
"Andai seluruh isi Jabal Nur dan Laut Merah kau bayarkan,
belumlah cukup untuk melunasi hutangmu padanya"

Sampai di rumah, ada yang kurasa berbeda
yang biasanya ia selalu menungguku di teras rumah
kali ini tak terlihat bayangannya sekalipun
Tak sabar ingin aku menemuinya
di ruang TV keluarga, tak ada
kucari di kamarnya, tak ada
di dapur, tak juga ada
Ketika melewati kamarku baru kutemukan ia ada di dalam
dengan senyum-nya yang indah menyambutku
kenapa baru sekarang kuingat kalau senyum itu begitu indah

Di tangannya yang kering ada sehelai baju warna biru kesukaanku
"Selamat Ulang Tahun" katanya
Dug......... dadaku terhenyak, karena baju itu ia memaksaku ke tukang jahit
Rupanya ia ingin memberikan hadiah khusus untukku
tangannya yang renta tak sanggup lagi menjahitkan baju
seperti dulu yang biasa ia lakukan untuk kami sekeluarga
mata tuanya tak lagi bisa melihat jarum dan benang
Sebuah kebiasaan penuh kasih sayang yang tidak pernah dilakukan mantan
istriku sekalipun
yang hanya bisa membelinya di mall atau boutique

Beribu rasa dosa menghujam sanubari
dan berjuta penyesalan menari di sekelilingku

Hari ini, ijinkan aku .................
bersimpuh dan mencium kakimu IBU

(Dipersembahkan untuk seluruh IBU di dunia)

KRL Bojong - Jakarta 22 12 06

7a.

[Sekolah - Kehidupan] [nyoba]

Posted by: "Surya Luqmanul Hakim" suryaluqmanulhakim@yahoo.com   suryaluqmanulhakim

Tue Dec 22, 2009 11:49 am (PST)




Assalmualaikummm...

Kakak kakak nyoba yah,,,

" Dan waktu pun berlalu...
Hari yang gelap tak mau selimuti diriku
Hingga fajar, yang ku yakin mata ini masih terbuka...
Aku menunggu seseorang disini...
Kembali bercermin atas masa yang telah kusam
Aku kembali menapaki jalan ini sendirian
Tertidur kembali bersama alam yang hening
Jauh ...
Jauh, hampir fajar...
Aku hanya menangis dan berbicara kalap seperti orang gila
Aku bercerita tentang rindu...
Maukah kau mendengar cerita tentang rindu ku ?
Saat malam menatap langit yang bertabur bintang
Aku merindu
Merindu
Merindu
Merindu seseorang, merindu kisah, merindu cinta
Saat aku menatap langit serta bintang bersamanya
Aku ingin tahu...
Apakah dia juga merindukan masa itu ?
Merindukan menatap bintang bersamaku...
Aku menangis...
Namun harus ku hentikan sekarang !
Ya ! tak boleh ada tangisan lagi...
Dia sedang berjuang ...
Apakah aku ini pantas menangis ?
Menangisi wanita yang kucinta
Yang telah kuputuskan meninggalkannya dalam jalan setapak
Sendirian ?
Tapi ?
Aku ingin dia jadi wanita kuat
Menjadi wanita pintar dan dewasa
Sadarkah kau akan hal itu ?
Aku disini merindukanmu...
Sangat merindukanmu.... "

Bogor, 20 Desember `o9 pkl 3.20

7b.

Re: [Sekolah - Kehidupan] [nyoba]

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Dec 22, 2009 7:34 pm (PST)



bogornya sebelah mana? salam kenal

nia robie'
(warga bgor juga)

On 12/21/09, Surya Luqmanul Hakim <suryaluqmanulhakim@yahoo.com> wrote:
>
> Assalmualaikummm...
>
> Kakak kakak nyoba yah,,,
>
>
>
>
> " Dan waktu pun berlalu…
> Hari yang gelap tak mau selimuti diriku
> Hingga fajar, yang ku yakin mata ini masih terbuka…
> Aku menunggu seseorang disini…
> Kembali bercermin atas masa yang telah kusam
> Aku kembali menapaki jalan ini sendirian
> Tertidur kembali bersama alam yang hening
> Jauh …
> Jauh, hampir fajar…
> Aku hanya menangis dan berbicara kalap seperti orang gila
> Aku bercerita tentang rindu…
> Maukah kau mendengar cerita tentang rindu ku ?
> Saat malam menatap langit yang bertabur bintang
> Aku merindu
> Merindu
> Merindu
> Merindu seseorang, merindu kisah, merindu cinta
> Saat aku menatap langit serta bintang bersamanya
> Aku ingin tahu…
> Apakah dia juga merindukan masa itu ?
> Merindukan menatap bintang bersamaku…
> Aku menangis…
> Namun harus ku hentikan sekarang !
> Ya ! tak boleh ada tangisan lagi…
> Dia sedang berjuang …
> Apakah aku ini pantas menangis ?
> Menangisi wanita yang kucinta
> Yang telah kuputuskan meninggalkannya dalam jalan setapak
> Sendirian ?
> Tapi ?
> Aku ingin dia jadi wanita kuat
> Menjadi wanita pintar dan dewasa
> Sadarkah kau akan hal itu ?
> Aku disini merindukanmu…
> Sangat merindukanmu…. "
>
>
> Bogor, 20 Desember `o9 pkl 3.20
>
>
>
>

8.

Info - Iklan Pelatihan Menulis di Harian Republika

Posted by: "epri_tsi" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Tue Dec 22, 2009 11:55 am (PST)



Dear All,

Pelatihan Menulis yang akan diadakan di Jakarta kian dekat[ tgl 9
Januari 2009], jadi sebelum terlambat silahkan segera daftarkan diri
anda untuk mengikuti pelatihan yang menarik ini.

Berikut ini adalah iklan pelatihan ini di Harian Republika belum lama
ini :

http://geraibuku.multiply.com/photos/hi-res/1M/167

Selamat libur panjang, selamat tahun baru hijriah dan Masehi
dan semoga sukses selalu.

Salam

www.geraibuku. com <http://www.geraibuku.com/>
www.penulislepas. com <http://www.penulislepas.com/>
www.sekolahmenuliso nline.com <http://www.sekolahmenulisonline.com/>
9.

(cerpen) money power

Posted by: "Rin Du" r.du@rocketmail.com

Tue Dec 22, 2009 11:56 am (PST)





Ja..... teriak
seseorang di balik jendela.

Kontan, aku
menoleh penuh rasa kaget. Apa?? Kata ku, sambil menoleh kea rah pintu .

 

" Bajumu yang
merah ati, sudah terjual blom? Kata Nia yang berkata kata sambil berjalan
menuju kamar senja.

 

" baju yang mana"
senja sedikit bingung dan mengernyitkan dahi.

 

" hmm...pelupa
banget sih!!" celetuk nia penuh rasa kesal.

 

"hmm...."  Kata senja sambil berlalu.

 

Senjaaaaaaaa......,
aku serius, kata nia.

 

Aku juga serius,
kata Senia sambil memalingkan muka.

 

Nih.... Tiga ratus
ribu, tolong atur  baju itu dalam wadah
yang layak, aku tunggu disini, kata nia sambil memberika 3 lembar uang seratus
ribuan pada senja.

 

" hmm....maksudmu??
Senja bertanya penuh kebingungan.

 

Kok kamu makin
lama makin bodoh gini, aku mau beli bajumu 
seharga tigaratus ribu, terserah kamu mau di kasi berapa banyak,
mengerti??? Dengan kesal Nia menjawab pertanyaan senja.

 

" hehe he.....gituh
yah, asiiikkk...nah gitu dong, sekali kali belanjalah ke aku" kata senja dengan
senyam senyum dan mencubit pipi Nia.

 

Tunggu sini yah,
aku siapkan sebentar. Senja meminta Nia menunggunya.

 

Dan tak lama,
Senja kembali menemui nia dengan bungkusan plastic  hitam di tangnya. Nih...aku kasi kamu 7 pcs baju,  ini bonusnya 1, semoga awet di pakenya yah
Nia. Kata Senja sembari memberikan pesanan Nia.

 

 Trus, kok kamu tumben belanja ke aku, banyak
lagih?? Tanya Senja.

 

"bawel yah
kamu!!"   dengan ketus nia menjawab
senja.

"

 

" huuu...teteeeep
ngeselin" gerutu Senja dalam hatinya.

 

****

" Alhamdulillah,
uang hasil jualanku cukup untuk ku belikan sebuah buku untuk adiku di rumah"
Senja bergumam, sambil menghitung uang yang sedang di amatinya.

 

" Ya Robb.....
teruslah bantu aku, mendapatkan rejeki dan karuniamu. Jagai aku tuk tetap
memluruskan niat ini dan menyempurnakan ikhtiar ini, hanya padaMu aku meminta,
hanya padaMu aku berserah...." Mulut senja bergumam sambil menitikan air mata.

 

Teringat kedua
adiknya yang telah lama ia tinggal kan. 

 

Hidup memang
telah mengajarinya menyembunyikan kesedihan di balik doa doa yang selalu ia
bisikan di telinga malam.  Air matanya
membasahi bumi, bukti Senja meratap untuk memohon belas kasihan Ilahi tuk
selalu menguatkan apa yang sedang dilalui nya.

 

Kesedihan yang
datang, membuat jiwanya tak lagi anak anak seperti usianya, ia kokoh bak batu
karang. Ia lincah bak anak panah yang meluncur dari sarangnya. Ia pelihara
sebuah "kerinduan" dalam hatinya, dan itulah yang membuatnya kuat.

 

Sebuah kerinduan
yang hanya dirinya saja yang tahu. Masa lalu yang membuatnya kian tegar hingga
menyemaikan sebuah cita dalam bathinnya. Cita cita yang kini telah mndarah
daging dalam dirinya, yaitu menjadi ayah buat adik adiknya.  

 

Walau baru gadis
belia, tapi tekad itu telah begitu membelenggu dirinya, sejak ia melihat
bagaimana ayahnya memperlakukan ibu nya.

 

Marzuki, begitulah
Senja mengenal ayahnya. Sosok yang menghantuinya hingga kini itu adalah
ayahnya. Dengan matanya yang masih bening tak mengerti apa apa waktu itu
marzuki membuatkan kenangan yang tak terlupakan oleh senja. Tamparan dan
bentakan selalu mewarnai hari hari bu Sasti, mamanya Senja.  Bu Sastri adalah wanita yang dinikahi pak
Marzuki, hingga melahirkan Senja dan dua 
adik senja yang seperti ini.

 

Bu Sastri , tak
pernah kehabisan energy untuk tetap tersenyum pada semua buah hatinya, walau
air mata kerap mengalir bila pak Marzuki mengulangi tindakan kasarnya. Sejak
pak Marzuki membuka mata di pagi hari hingga menutup mata di malam hari, dengan
sabar bu Sastri melayani nya.

 

Apa yang
kurang??? Hingga Ayah selalu kasar pada Ibu.. Hingga kehidupan sang pemilik raga
memanggilnya, Ibu selalu manjadi peran tertindas dalam rumah ini.

 

Ayah selalu
memaki ibu. " seaandainya tak ada saya. Berantakan rumah ini, kamu tuh hanya
sampah!!, kamu tuh bisa nya Cuma ngabisin duit, aku jadikan kepala jadi kaki,
kaki jadi kepala untuk emmenuhi rumah tangga ini, tapi kamu selalu mengeluh!!,
kalo tidak ada saya, kamu udah jadi gelandangan!!.....kira kiara begitulah ayah
memaki ibu.

 

Seingatku, ibu
adalah wanita yang hebat. Ia tak pernah mengeluh tentang yang dialaminya. Menceritakan
kekurangan uang belanja, pada suami menurutku adalah wajar,  karena ibu hanya cerita tak minta apa apa,tapi
lagi lagi ayah menjawabnya dengan makian.

 

Malang nian nasib
ibu. Ibu......semoga Allah membalas, pengabdianmu pada suami yang selalu
menyakitimu menurutku. Aku tak pernah mengerti, mengapa ibu bertahan menjadi
suami pak Marzuki, karena cinta yang begitu dalam kah??? Atau Ibu terlalu takut
mengahadapi hidup tanpa Marzuki yang tak berhati itu?? Pertanyaan itu sering
hadir di benak Senja.

 

Ataukah kini
dunia telah kehabisan cinta?? Hingga seorang suami, tak memilki kasih. Atau kah
kini, kelembutan itu telah hilang di telan malam??

 

Iya kah...seseorang
selalu berada dalam keadaan " salah" hingga ayah memamarahi Ibu dan kasar tiada
henti???

 

Pertanyaanku ini
tak menyelesaikan masalah!!! Kata sastri dalm hatinya. Akan aku buktikan, kaish
sayang itu masih ada, kelembutan itu masih bisa kupelajari.  Ujar Senja.

 

Ahh....aku benci
Ayah!!.

 

Entah siapa yang
mengajariku, hingga kini aku mengerti. Aku harus berkuasa!! Hingga aku tak di
maki, tak diperlakukan tak layak.  Karena
itu aku harus kaya!! Berpenghasilan, hingga aku tak meminta lagi pada makhluk.  Ya...
money power!!!. Kukira itu yang harus aku dapatkan. Sejak saat itu, cita cinta
senja tidak lagi menjadi reporter, tapi ingin jadi orang yang berkuasa, jadi
Boss!!

 

Dengan begitu,
ayah takkan lagi mengatai "kalo tidak ada aku, kamu takkan bisa apa??, aku
jadikan kepala jadi kaki, kaki jadi kepala untuk memmenuhi kebutuhanmu" kata2
yang membekaskan luka yang mendalam di hatiku, menanamkan kebencian , membakar
emosi jika aku mengingatnya.

 

Hhmmmmmm..............................Senja
menarik nafas panjang sambil mengenang kisah.

 

Kisah itu
memotivasinya untuk bergerak dan 
melahirkan kasih sayang tak hanya untuk adik adiknya, tapi juga untuk
sesamanya. Rasa pedulinya kian terasah. Senja makin mengerti,  makna senyuman untuk seseorang, makna sebuah
makian yangmeluncur dr mulut seseorang.

 

Kini, aku memang
harus terus berjuang, mengumpulkan senyuman yang hilang dari wajah wajah yang
pernah terluka. Mengajari hati hati yang telah lama lupa berkasih sayang. Senja
berdialog dengan hatinya. 

 

Dan ingin ku
kembalikan, seseutu yang hilang dari ayah, hingga adikku tak lagi merasa sangat
bersalah karena dilahirkan, karena ayah seakan tak ikhlas menafkahi kami anak
anaknya.

 

Begitulah senja,
menjelajah ke dunia harapannya. Hingga kini....... Akan selalu begitu.  Tekad senja dalam hati

 

***

Haaaaahh.....................,
Alhamdulillah, setidaknya, aku bisa begini karena kegetiran di masa laluku"
senja tersenyum dan bernjak ke kamar mandi.

 

Dagang...dagang...dagang...tiap
hari aku harus jualan!!  uang ... uang...aku
harus dapat uang!!!

 money
power tenyata kuncinya!!!  Senja senyam
senyum.

 

Dan lamunanya
ter henyak takkala telponya berbunyi . " Ardian Calling".....

 

Hah...Ardian??
Senja kaget plus binging plus seneng, karean Senja tahu ardian selama ini
mengejar dirinya untuk memintanya menjadi istri ardian.

 

Ahh......, tapi
sebelum aku nikah dengan dia, aku harus punya  money power,  biar dia tak memperlakukanku seenaknya,
seperti ayah memperlakukan ibu. Bisik Senja didalam hatinya.

 

***

 RinDu

Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
10.

[catatan kaki] Menyapa Sahabat SK

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Tue Dec 22, 2009 6:04 pm (PST)



Assalamualaikum.. pa kabar semua
wah jarang nongol nih diriku..kangen euy.. mau nyapa2 aja deh

P Sinang : Happy birtday.. telat banget gpp yah Pak ..semoga dikarunia usia yang berkah ya..
Dani Ardiansyah n Endah : Selamat ya atas kelahiran Irhamna..namanya bagus banget deh
Bunda Icha : Turut berduka, semoga Bang Eky mendapat tempat terbaik di sisiNya
Mbak Indar : Selamat atas kehamilannya ya mbak,, buku yang Rich Mom itu bukan tentang ASI..yg ASI itu entah kapan terbit..hiks
Mas Nursalam : Alhamdulilah kalo Alham udah sembuh ya.. semoga sehat2 selalu ya..
Sinta, Mbak Rini : resensi-resensinya makin tokcer aja nih

Mbak Siwi, Nopi, Nia, Fety, Lia, Fiyan, Retno : Salam kangen buat kalian semuaa.. muuuah

Eyang Teha, Mas Adjie pada kemana ya?
11.

FW: Ketika hati merapuh...

Posted by: "Supriyadi (PPIC)" SUPRIYS3@Mattel.com   supriyadisolo

Tue Dec 22, 2009 6:35 pm (PST)




> Ketika Hati Merapuh
> (Supriyadi)
> "Guru, aku rapuh... hidupku tak berguna... laksana daki... aku hanya
> mengotori..."
> "Laksana pohon... batang dahanku merapuh mati"
> "Aku ingin bunuh diri!"
> Demikian Murid terisak didepan sang Guru yang diam duduk bersila
> menikmati segelas kopi tubruk nan nikmat disebuah ruangan yang
> temaram.
> Sang Guru bangkit mengambil aquarium kecil disudut ruangan yang berisi
> dua ekor ikan
> Satu ekor berwarna keemasan dan seekor ikan putih yang terlihat biasa
> karena ikan tersebut memang ikan yang biasa hidup di persawahan
> Lalu dituangkan beberapa tetes tinta hitam kedalamnya
> Hingga air berubah warna menjadi pekat dan hitam
> Ikan kecil itu perlahan mulai terlihat kebingungan
> Bahkan ikan yang keemasan terlihat sempoyongan
> Berjalan kehilangan arah... kesana kemari
> Menggelepar kehabisan oksigen
> Hingga mati
> "Muridku... hati dan pikiranmu adalah laksana ikan dalam air hitam
> ini..."
> "Gelap, pengap, sempit menyesakan"
> "Ketika dalam gelap dunia terasa sejengkal lebarnya"
> "Ketika dalam pengap serasa hidup tak berdaya... tanpa pilihan"
> "Ketika pikiran sempit... hati kita tumpul... jiwa kita merapuh"
> Dengan perlahan Sang Guru mengambil teko besar berisi air putih jernih
>
> Dituangkannya ke dalam akuarium yang berwarna hitam itu
> Sehingga perlahan warna hitam air tersebut terus memudar
> Terus dituang bahkan hingga air di aquarium melimpah
> Terus dituang hingga air didalam aquarium menjadi kembali jernih dan
> bening
> Menyisakan ikan putih yang kembali segar berenang dengan riangnya....
> "Muridku... penuhi jiwa dan hatimu dengan kebaikan dan limpahilah
> dengan syukur ..."
> "Lupakan segala kesulitan, kemalangan, kegelapan yang ada"
> "Syukurilah kemudahan yang ada"
> "Fokuslah pada kelapangan bukan pada kesempitan"
> "Hitunglah keberuntungan dan lupakanlah kemalangan"
> "Limpahkanlah perasaan syukurmu dengan menebar kebaikan ke sekitarmu"
> "Penuhi hatimu dengan perasaan syukur maka perlahan hatimu terpenuhi
> syukur"
> Murid bertanya: "Guru, aku sulit merasakan syukur"
> Sang Guru menjawab : "Cukup perbanyak berbuat kebaikan maka hatimu
> akan belajar bersyukur"
>
> Murid bertanya: "Guru, aku lemah dan tidak bisa bersabar"
> Sang Guru menjawab : "Jadilah ikan sawah yang di asah oleh kesulitan
> hidup"
> "dan menjadikan setiap kesulitan hidup adalah bagian dari proses
> menuju keberhasilan"
> Murid bertanya: "Guru, aku masih dalam kegelapan"
> Sang Guru menjawab: "Jadilah Cahaya!"
> "sekecil apapun, jadilah cahaya bagi sekitarmu"
> "terbarkanlah kebaikan....!"
>
> "maka perlahan kegelapanmu akan sirna, karena kamu sudah menjadi
> cahaya"
>
> Terimakasih Guru...
> Semoga bermanfaat.
>
> Salam
> Supriyadi
> FB: Supriyadi Super Boss
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
12.

Menjadi Manusia Sempurna

Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com

Tue Dec 22, 2009 6:37 pm (PST)



Menjadi Ksatria Jedi Part 10 - Menjadi Manusia Sempurna
Sep 27, '09 4:20 PM
for everyone

***Untuk menikmati catatan ini, mohon download dan dengarkan musik via
link di bawah ini. Saat musik mengalun lembut scene ada pada danau di
mana Jedi Knight
Ramaditya tengah beristirahat. Saat musik menghentak keras scene ada
pada area pertempuran di mana Jedi Master Listria tengah bertempur.***

http://www.fileden.com/files/2008/6/4/1945085/bgm-starwarsepisode4.mp3

==========

Aku berdiri mematung di pinggir sebuah danau berair jernih dan tenang.
Beningnya kolam jiwa di hadapanku bahkan mampu mencitrakan dengan
sempurna apa pun
yang berada di atasnya, termasuk langit biru berawan putih di mana
surya perak tengah duduk agung disana. Cermin hidup. Di sinilah, aku,
Jedi Knight Ramaditya
Skywalker beristirahat sejenak dari misi dan pengabdian.

Kupejamkan mataku, lalu  kupusatkan seluruh auraku untuk menyisir air
di bawah kakiku. Seketika itu juga, gulungan ombak lembut berguling
dari sisi pinggir
danau, menghantarkan buih-buih putih berenang-renang ke tengah-tengah.
Suara gemericik yang terdengar bak mutiara-mutiara lembut yang
dijatuhkan dengan
amat pelan di atas batu pualam pun mengiringi kejadian luar biasa
namun biasa ini. Luar biasa, karena tak semua orang dapat
melakukannya. Biasa, karena
bagi para Jedi ini adalah salah satu teknik paling dasar yang
barangkali sudah tak pernah lagi dilakukan oleh para Jedi Master,
setidaknya sepuluh atau
dua puluh tahun sejak mereka menjadi Jedi.

Aku terus melakukannya hingga lewat sepuluh menit. Tiba-tiba alat
komunikasiku berbunyi dan segera kuambil dari ikat pinggangku.

*Visual close-up pada layar alat komunikasi* "Jedi Master Listria -
Calling. Status: Emergency request."

    Tanpa pikir panjang, segera kuaktifkan alat komunikasiku. Begitu
sistem audio video aktif, hal pertama yang kudengar bukanlah sapaan
dari guruku dan
hal pertama yang kulihat bukanlah wajah guruku, melainkan sebuah
telunjuk mungil yang terarah ke sepuluh pesawat tempur yang tengah
menembaki guruku. Tak
sampai satu detik setelah itu, terdengarlah sebuah ledakan berantai
dan terlihatlah kesepuluh pesawat tempur tadi saling bertabrakan dan
hancur berkeping-keping.

"Maaf tidak langsung menyapa, soalnya banyak mainan disini," ujar
guruku sambil bersalto dan menebaskan lightsaber ungunya ke belakang,
meledakkan tiga
robot droid yang hendak menembaknya. "Tak apa, guru. Aku juga sedang
main-main disini," balasku seraya tersenyum dan mengarahkan kamera
alat komunikasi
ke gulungan ombak yang tengah kumain-mainkan.

"Benar-benar sedang main ya? Well, aku senang kau tak melupakan
latihan dasarmu, tapi kita punya mainan yang jauh lebih besar. Begini,
aku mem..." Belum
lagi usai guruku berkata-kata, tiba-tiba layar alat komunikasi
berputar-putar seolah-olah pemegangnya tengah menggelinding di tanah
*visual close-up pada
layar alat komunikasi, terlihat telapak tangan Jedi Master Listria
menggebrak bumi dan terjadi gempa dahsyat yang mengakibatkan
terbenamnya beberapa tank
raksasa yang siap menyerang dari depan*.

Tak lama setelah itu, keadaan pun berubah tenang *visual close-up ke
alat komunikasi, menampilkan area yang penuh dengan puing-puing robot
dan kendaraan
tempur, di mana Jedi Master Listria berdiri di atasnya dengan tampang
dan jubah yang boleh dibilang lebih dari sekedar kotor*.
"Wah, kau terlihat cantik dan ayu dengan dandanan seperti itu, guru,"
godaku. "Well, setidaknya hanya robot error yang berpendapat sama
denganmu," balasnya
sambil membetulkan rambutnya yang terurai berantakan.

Tak lama kemudian, guruku melanjutkan pembicaranya yang terputus.
"Rama, aku tahu kau baru saja beristirahat dan secara pribadi aku tak
ingin membebanimu,
namun aku sangat membutuhkan tenagamu. Ada beberapa misi yang ingin
kulimpahkan padamu karena aku tahu aku tak akan mampu menanganinya
sendiri. Detailnya
nanti akan kukirimkan via file, yang jelas aku sangat membutuhkan
bantuanmu. Itu saja. Maaf aku tak bisa lama-lama karena mainan
berikutnya sudah menuju
kes...," lagi-lagi kalimat guruku terpotong, namun kali ini dibarengi
dengan koneksi komunikasi kami yang ikut-ikutan putus.

Beberapa saat kemudian, alat komunikasiku berbunyi (dua kali "beep")
pertanda masuknya file misi yang harus kujalankan . Setelah usai
memeriksa dan memahami
detailnya, pergerakan mataku berhenti pada kalimat terakhir yang
ditulis guruku pada file tersebut.

"PS: Please help, because even a Jedi has limits..."

Dalam diam, aku pun merenungi pesan terakhir yang baru saja dikirimkan
guruku. Bahkan seorang Jedi yang diberi banyak kelebihan pun punya
batas dan butuh
bantuan, sebuah pengakuan manusiawi yang selalu diajarkan oleh guruku,
yang menjadikan kami, para Jedi, makhluk luar biasa berhati biasa.

Aku pun kembali teringat akan batasan-batasanku, hal-hal yang bahkan
seorang Jedi sekali pun tak dapat mengelakkannya.

Pernah di suatu waktu aku ingkar akan Tuhan dan setia pada dosa.
Pernah di suatu waktu aku tak sanggup mengelak dari marah, sedih,
putus asa, bahkan air
mata. Pernah di suatu waktu aku tak berdaya menghancurkan dinding
pertahanan kakek dan nenek tua yang bersikeras menghalangi kisah
cintaku dan anak gadisnya.
Pernah di suatu waktu aku tak dapat meminta orang yang kucintai untuk
balik mencintaiku. Pernah di suatu waktu aku tak bisa menggunakan mata
hati untuk
melihat hati orang lain. Pernah di suatu waktu, dan inilah kunci dari
segalanya, aku yang luar biasa menjadi biasa.

Di saat itulah aku tersadar bahwa aku hanya seorang manusia biasa,
yang tak luput dari kekurangan, yang membuatku tak sempurna. Namun,
pengetahuan religi
serta pemahaman yang diberikan guru-guruku membawa kesadaran itu ke
jalur yang lain. Jalur itu, tak lain dan tak bukan, adalah syukur.
Jalur di mana aku
mampu berjalan dengan segala ketidak sempurnaanku.

Ketika aku menyadari bahwa aku memiliki keterbatasan, maka aku
berusaha bagaimana aku dapat keluar dari keterbatasan itu. Maka, aku
pun menjadi sempurna,
bukan karena aku lebih dari yang lain, melainkan aku berinteraksi
dengan orang lain.

Saat aku ingkar pada Tuhan dan setia pada dosa, ada orang-orang yang
selalu mengingatkanku dan mengembalikanku pada jalur yang seharusnya.
Saat aku tak
dapat mengelak dari marah, sedih, putus asa, bahkan air mata, ada
orang-orang yang menenangkan, menggembirakan, menyemangati, bahkan
menghentikan tangisku.
Saat aku tak berdaya menghancurkan dinding pertahanan kakek dan nenek
tua yang bersikeras menghalangi kisah cintaku dan anak gadisnya, ada
orang-orang
yang begitu ikhlasnya berdo'a dan berharap agar anak gadisnya dapat
bersanding denganku. Saat aku tak dapat meminta orang yang kucintai
untuk balik mencintaiku,
ada orang-orang yang dengan sukarela memberikan cinta tulusnya
untukku. Saat aku tak bisa menggunakan mata hatiku untuk melihat hati
orang lain, ada orang-orang
yang dengan mata lahirnya memberiku petunjuk dan cahaya. Maka, tibalah
aku dalam sebuah saat di mana aku yang biasa menjadi luar biasa,
karena baik yang
biasa maupun yang luar biasa  saling melengkapi dan saling menyempurnakan.

Sebuah analogi mengguratkan makna itu padaku, ketika dalam salah satu
tugas aku menjumpai dua orang yang sama-sama tidak sempurna. Mereka
adalah si buta
sepertiku, dan si pincang yang tak dapat berjalan dengan baik. Namun,
mereka berubah menjadi sosok-sosok yang sempurna saat mereka saling
melengkapi. Mereka
dapat berjalan sempurna dan melihat dengan sempurna. Bagaimana
caranya? Si buta menggendong si pincang!

"We are perfect when we are together. The incomplete will be
complete," bisikku seraya mengembalikan alat komunikasi ke ikat
pinggang dan bergegas meninggalkan
danau, menuju area di mana guruku tengah menungguku. "Wait for me,
Master!!!"

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

13.

(Catcil) Kisah Anak Nusantara

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Tue Dec 22, 2009 8:16 pm (PST)



Assalamu'alaikum wr.wb

Shahabatku yang baik… Izinkan pengawalan kalimat dengan doa Syukur dan
keselamatan bagi kita bersama. Terkhusus dihari spesial ini, Doa
ampunan,Cinta dan Kasih Sayang terlimpahkan untuk Ibu yang telah melahirkan
kita. Kepada kaum ibu. Sungguh kami tak kan mampu membalas jasamu...

Kemarin sore, sepulang dari Cimahi. Dalam Bus Bandung-Bogor. Saya
menyaksikan acara Kisah Anak Nusantara di Trans 7. Kisah yang sungguh amat
menginspirasi bagi saya, Tidak tau bagaimana dengan Anda ? Sebut saja
namanya Danu. Seorang anak berusia remaja masih sedang menuntut ilmu di
sekolah Dasar.

Setelah pembagian raport semesteran. Danu pulang dengan penuh kebahagiaan,
menyampaikan kepada Ibunya, bahwa ia mendapat nilai terbaik. Satu persatu
Danu sebutkan. "PPKN aku 8 mak, Matematika aku 8 Mak, Bahasa Indonesia Aku 9
Mak... Aku mau terus sekolah mak, mau jadi orang pinter.."

Ibu Danu diam, dengan wajah sedih. Berat baginya menyampaikan kepada
Danu. "Semester
depan, ibu gak sanggup bayar lagi SPP kamu nak..." belum selesai ibunya
berkata, Danu menimpal " Apa Mak? Danu gak sekolah lagi. Danu masih ingin
sekolah terus mak. Danu mau sekolah terus. Danu mau jadi orang pintar"...

Keesokan harinya. Danu membantu ibunya dengan menjual kayu bakar kewarga
desa. Hasil penjualannya dia gunakan untuk makan dan juga dia sisihkan untuk
tabungan sekolahnya. Setiap selesai jual kayu bakar, dia menyampaikan
IMPIANnya kepada orang lain. Kalau dia mau melanjutkan terus sekolahnya.

Sampai ada seorang bapak yang dia temui, menyampaikan niat dan impiannya,
bertanya kepada Danu. "Mau menjadi apa nanti kamu Danu?" "Saya mau menjadi
dokter pak..." " Seperti Habibi yang buat pesawat terbang itu ?" sahut bapak
tua. Kemudian Danu menjelaskan "Bukan pak, Dokter itu yang bekerja di Rumah
Sakit. Saya mau jadi Dokter, biar bisa mengobati dan merawat ibu nanti. Coba
kalau almarhum Ayah dibawa kerumah sakit, tentu bapak sembuh dan gak
meninggal "...

Sungguh Danu memiliki impian yang hebat. Dia punya cita-cita menjadi dokter
dengan alasan yang sangat kuat. Alasan jelas dengan Visi yang jelas. Ingin
membantu , mengobati dan marawat orang lain.

Sementara, entah kisah ini fiktif atau realita. Saya yakin, masih banyak di
Nusantara, semangat Danu yang dimiliki oleh anak-anak Indonesia. Dimana
mereka bermimpi untuk meraih bintang-bintang Gejora mereka. Hidup adalah
untuk menjadi orang yang bermanfaat. Seperti yang sedang dan kita lakukan
sekarang...

Bispun memasuki padalarang, sang kondektur kemudian mematikan tv demi
kenyamanan penumpang. Barangkali ada yang ingin istirahat. Apakah Danu
mencapai Cita-cita nya ? Mungkinkah ada yang membantu Danu mewujudkan IMPIAN
nya?

Bogor 22 Desember 2009

--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc I YM ; rahmad_aceh
14.

STOP Pemborosan Kertas

Posted by: "Tata Sutabri" tatasutabri@yahoo.com

Tue Dec 22, 2009 8:39 pm (PST)





STOP PEMBOROSAN KERTAS.

Berbagai upaya
dapat kita lakukan untuk menghemat pemakaian kertas dan membantu mengurangi
penumpukan kertas dan arsip khususnya di perkantoran serta membantu mengurangi
penumpukan sampah. Dengan menghemat kertas berarti kita juga akan membantu
mengurangi polusi dan penggunaan energi yang berlebihan dalam proses produksi,
distribusi, dan daur ulang kertas. Lebih penting lagi, kita juga akan
mengurangi penebangan pohon-pohon yang diperlukan untuk pembuatan kertas,
sehingga bumi kita menjadi lebih hijau. Mulailah melakukan perubahan-perubahan
kecil dengan membiasakan menghemat kertas di kantor, di rumah dan di lingkungan
sekitar kita.

15.

(cerpen) Kaleidoskop

Posted by: "Penuliz Mizteriuz" penulizmizteriuz@yahoo.co.id   penulizmizteriuz

Tue Dec 22, 2009 8:40 pm (PST)



Udah
lama ngga nulis cerpen... jadi merasa kaku ketika menulis cerpen lagi... tapi
imajinasi udah ngga mengalir lagi nih.. jadi bikin cermin (cerita mini) deh. Tolong
dikoreksi kalo ada kalimat atau kata2 yg kurang pas atau yg bikin gmn... gitu.

Kaleidoskop
by: penuliz mizteriuz

"Hufh..."
desah Diva sambil duduk di bangku
perpustakaan. Menunggu Reyna yang katanya terjebak macet entah di jalan mana.
Ia menghela nafas. Bangkit dari duduknya lalu mencari-cari buku yang bisa
dibacanya. Ketika ia menemukan buku biologi, ia teringat masa lalunya di SMA.
Maka ia mengambil buku itu lalu membawanya ke meja.
Berlembar-lembar
dibukanya. Ia sama sekali tak mengerti.
"Div, jangan terlalu lama main basket. Kita
istirahat, yuk. Kalo kekurangan oksigen dan asam laktat meningkat secara
berlebihan bisa berbahaya."
"Asam laktat? Bahayanya apa?"
"Karena tubuh kekurangan oksigen maka tubuh
menggunakan glukosa menjadi asam laktat. Asam laktat bisa menimbulkan rasa
lelah, perasaan terbakar, keram bahkan bisa kejang."
"Astaghfirullah..."
Diva mendesis. Suara Hasan dimasa lalu terngiang lagi saat ini. Hasan begitu
perhatian padanya, apapun yang terjadi padanya, Hasan pasti kelihatan cemas.
Hal yang paling mengesankan adalah semua aspek permasalahan, ia kaitkan dengan
biologi. Maklum calon dokter.
Kini Diva
ingin mengubur segalanya tentang Hasan. Biar bagaimanapun, ia telah mendapat
hidayah untuk berhijab dan segala hal tentang masa lalu adalah masa-masa
jahiliyahnya yang tidak patut untuk diingat. Apalagi ia sering mengatakan ke
adik-adik kelasnya agar menjaga hati. Bahaya deh kalo mereka tahu dirinya tidak
bisa menjaga hati. Bisa-bisa dicap omdo
nanti. Desah Diva berkepanjangan.
Ia menjauhkan
buku biologi itu dan tidak mau membukanya lagi. Dilihat jari tangannya yang
pernah terluka.
"Jangan panik ya. Keluarnya darah merah
berfungsi untuk mengaktifkan fibrinogen. Fibrinogen akan membentuk
benang-benang fibrin yang berfungsi menjahit luka terus dibantuin sama darah
putih. Kamu tenang aja. Insyaallah lukamu sembuh."
Diva
menggeleng-gelengkan kepalanya ketika teringat senyuman Hasan yang bikin Diva
melayang lagi. "Ya Allah, andai hamba-MU itu adalah jodoh ku, pertemukanlah
nanti di saat-saat yang tepat. Tapi andai bukan, tolong jauhi aku dari bayangannya."
"Kamu lihat betapa indahnya langit biru itu.
Kamu tahu ngga sebenarnya matahari ngga hanya memancarkan cahaya putih aja tapi
memancarkan banyak warna. Kita bisa lho memisahkan cahaya-cahaya itu biar
kelihatan satu persatu."
"Caranya?"
"Pake segitiga prisma newton. Warna putih
bisa terurai menjadi mejikuhibiniu."
"Keren dong. Bisa kita lihat sekarang?"
"Bisa. Kita ke lab fisika aja, yuk."
Diva pasrah.
Slide-slide masa lalu saat ia belum memakai jilbab dan saat-saat dia sedang
dekat-dekatnya dengan Hasan, terus menerornya. Haduh ngga boleh bengong nih. Keluh Diva sambil merutuki
perbuatannya yang mengambil buku biologi.
"Ehemm...
sibuk banget sih," sapa seseorang membuyarkan lamunannya.
Diva menoleh
ke sumber suara. Seorang mahasiswi berjilbab dan berkacamata, tengah membaca
buku. Diva mengerutkan keningnya.Sampai
segila itukah aku sampai mendengar suara segala? Batinnya.
Lagi-lagi
Diva menoleh. Untuk mengenali anak berkacamata ini. Sepertinya kenal tapi kacamatanya
memantulkan cahaya putih dari lampu perpus, sehingga ia tak bisa melihat
matanya. Kenapa jadi mirip kartun ya? Pikir Diva mulai menggila.
"Ehem
juga..."suara Diva pelan. Takut salah.
"Kamu heboh
banget sih baca biologi."
Pssh... muka
Diva memerah. Emangnya keliatan ya?
"Ngga ah,
biasa aja," jawab Diva ngeles.
Mahasiswi di
sampingnya tertawa renyah, "Becanda kok. Kamu sih ngga Pe-ka-es." Ia melepas
kacamatanya dengan gaya sedikit lebay lalu menggeser duduknya menjadi lebih
dekat di samping Diva.
"Ya Allah,
Reyna. Kamu bikin kaget tahu. PKS? Mau ngomongin politik di sini?" sambutnya
dengan hangat. Diva tidak ingin Reyna tahu kalo dia tengah gelisah.
"Bukan.
Pe-ka-es itu artinya peka sekitar. Maaf banget ya, aku telat."
"Iya, ngga
apa-apa. Iqab-mu hanya lima ribu saja. Dengan rincian sebagai berikut..." Diva
mulai menggoreskan penanya menjadi rangkaian tabel yang rumit. Reyna tersenyum.
Tak percuma ia mengangkat Diva menjadi bendahara rohis.
"Iya deh yang
mahasiswa akuntansi. Menurut sabda Rosul kita harus..."
"Stop...
stop... kalo kaput udah angkat ceramah, sulit untuk dihentikan."
Mereka
tertawa berderai.
"Sst... di
perpus ngga boleh berisik!" tegur petugas membuat mereka bungkam dalam senyum. Astaghfirullah... khilaf deh.
~*~
Diva pulang
dengan perasaan tak karuan. Biar bagaimanapun masalah Reyna lebih berat
daripada masalahnya. Reyna yang cantik, cerdas dan tegas, sudah pasti ditaksir
banyak ikhwan dan Reyna memang berhak memilih. Namun orangtuanya telah
menjodohkannya dengan seseorang yang dia tak suka.
"Ana sudah
seperti Siti Nurbaya di abad modern, Div," Reyna murung. Diva terdiam. Ia bukan
tidak tahu kalau Reyna pasti sudah menjelaskan kepada orangtuanya. Untuk
mengingatkan sabar rasanya susah. Reyna di matanya adalah sosok yang penyabar
dan tegar.
"Istikhoroh,
Rey. Mungkin pilihan orangtuamu adalah yang terbaik dan andai bukan yang
terbaik, Allah bisa membalikkan takdir, Rey. Takdir memang misteri."
"Ana sudah
istikhoroh semenjak beberapa bulan yang lalu. Ana yakin Allah lebih tahu. Ana
ingin cerita karena ini merupakan usaha ana untuk mencari jawaban."
Deg. Diva tak
menyangka masalah itu telah menghimpitnya selama beberapa bulan dan ia tidak
menyangka sama sekali bahwa sahabatnya adalah aktris yang ulung. Hebat juga ya menyembunyikan masalah berat
begitu tanpa ketahuan orang lain atau aku yang ngga PKS ya? Batin Diva
sambil memikirkan solusi yang terbaik yang bisa diterima Reyna dan membuat
Reyna tidak berpikir percuma saja menceritakan masalahnya pada Diva.
"Bagaimana
menurutmu, Div?"
"Kalau aku
jadi kamu. Aku akan berusaha cari tahu calon dari orangtuaku seperti apa. Bukan
bermaksud mengintip apalagi menguntit. Hanya melihat bagaimana ia bergaul.
Bagaimana lingkungannya dan bagaimana orangtuanya."
"Jauh, Div.
Dia di luar kota. Tapi akhir-akhir ini dia mengirimi foto-foto keadaan
rumahnya, sahabatnya, orangtuanya dan seluruh keluarga besarnya. Ia menceritakan
segalanya tanpa kelebayan sedikitpun," jelas Reyna sambil mengeluarkan beberapa
foto dan sebuah lipatan surat.
Diva terkejut
melihat foto ikhwan tampan yang tidak asing di matanya. Hasan?
Slide-slide
masa lalu kembali terulang dengan begitu pahitnya.

Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
http://id.answers.yahoo.com
16.

CENDIKIA MANDIRI TAK BERHENTI BERAPRESIASI

Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com   agus_salims

Tue Dec 22, 2009 9:47 pm (PST)




 CENDIKIA MANDIRI TAK BERHENTI BERAPRESIASI

[pantomim]

Belum genap setahun usia Cendikia Mandiri, sekolah alternatif setara SMP
yang ada di Kemloko Tembarak  ini berdiri. Sekolah yang berisi
anak-anak lereng gunung Sumbing ini berusaha menunjukkan eksistensinya,
baik di Kemloko sendiri maupun di  tingkat kabupaten.
Anak gunung turun gunung, tentu menjadi pemandangan yang tidak biasa
bagi mereka. Melihat `kota' Temanggung dan mengenal berbagai
tempat di Temanggung. Tidak heran jika polah tingkah mereka mengundang
banyak perhatian. Bahkan saking narsisnya, hal-hal yang menurut mereka
asing dan layak, dijadikan mereka untuk sarana berfoto-foto ria. Tak
tanggung-tanggung, dan tanpa rasa takut atau malu,mereka berfoto ria
bersama bapak bupati.

Hal itu terjadi pada saat mereka tampil pada peringatan hari kartini, 21
April lalu di Graha Bhumi Phala. Anak-anak Cendikia Mandiri ini
menampilkan pertunjukan teater yang dikolaborasi dengan gerak pantomim
dan tari dengan mengusung tema Dewi Sri,dewi kesuburan. Iwan Adi Nagoro
(27), salah satu pendamping di Cendikia Mandiri, mengatakan ,"ini
perempuan dari sebuah keintiman yang telah menciptakan kehidupan ini
masih berlangsung atas dasar perdamaian. Perempuan bukanlah sebuah arti
arketipe. Perempuan telah menjadi simbol pemelihara alam semesta, yang
tergambar dari sosok kasih dalam reproduksi alami". Lebih lanjut ia
menejelaskan,"tema Dewi Sri diusung karena kebetulan pas juga dengan
moment hari kartini dan setiap perempuan adalah perwujudan dari dewi
sri, dewi kesuburan. Selain itu perempuan dalam cerita ini, tidak
semata-mata menjadi pelayan laki-laki tetapi juga mempunyai peran dalam
keluarga bahkan keberhasilan dalam bidang ekonomi juga, "ujar Iwan
yang juga mendampingi anak-anak dalam seni lukis.

Lebih lanjut, Asmaul Khusna, S.Pd (23) selaku kepala sekolah Cendikia
Mandiri, mengatakan jika pementasan anak-anak ini sebagai sarana belajar
dan menunjukkan keberadaan mereka, "bahwa anak-anak gunung juga
mampu berapresiasi, mereka mampu menunjukkan ke masyarakat bahwa mereka
anak putus sekolah, tapi tak pernah berhenti untuk belajar".

Tiga hari sebelumnya, pada 18 April 2008, mereka juga tampil dalam
sebuah acara yang dilaksanakan di SMK Swadaya Temanggung. Wahyu Adi
Surastra (25) selaku pimpinan produksi berujar jika ini adalah pentas
yang kedua anak-anak setelah mereka tampil di SMA Sudirman pada bulan
Februari, dan merupakan pentas yang pertama di Temanggung. "Kami
bangga pada mereka, yang berani dan tanpa rasa malu untuk menunjukkan
siapa mereka," kata Adi, yang juga mendampingi dalam pelajaran
Bahasa Inggris.

Jadi, siapa bilang anak gunung tidak berprestasi?mereka membuktikan
dengan karya-karya. Juara II speech contest inggris pun pernah diraih,
juara I melukis dan juara II pentas seni. Bahkan mereka sedang
menyiapkan pembuatan film, dan sekarang pada tahap pengambilan gambar.
Proses pengambilan tema dan penulisan naskah dikerjakan oleh anak-anak
sendiri.
Tapi sayang, pemerintah belum menaruh perhatian ke sekolah ini. Sehingga
operasional tiap bulan, masih melalui jaringan pribadi. Anda beminat
menjadi donatur??Cendikia Mandiri menerima dengan tangan terbuka.
Kepedulian Anda adalah masa depan mereka, generasi Temanggung, generasi
masa depan. (oes)

17.

Pawai Ta'aruf

Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com   agus_salims

Tue Dec 22, 2009 9:47 pm (PST)



[foto pawai ta'aruf]
TEMANGGUNG, 20/12 - PAWAI TA'ARUF. Sejumlah anak mengikuti pawai ta'aruf
dalam rangka menyambut tahun baru 1431 Hijriyah di jalanan kota Parakan
Temanggung, Jateng, Minggu (20/12). Pawai ta'aruf yang diikuti oleh
belasan kelompok Taman Pendidikan Alquran (TPA) tersebut diselenggarakan
dengan tema Tingkatkan Ukuwah Islamiyah untuk Kemajuan Bangsa. FOTO
ANTARA/Anis Efizudin/ss/nz/09.

18.

<Surat pembaca> Pengalaman Kurang Menyenangkan Naik Singa Udara

Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com

Tue Dec 22, 2009 10:17 pm (PST)



Pembaca, sebelum saya menceritakan pengalaman saya, mohon diketahui
bahwa saya seorang tunanetra. Jadi, pengalaman yang saya tuturkan
lewat surat pembaca ini sangat berhubungan dengan kondisi saya
tersebut. Pengalaman ini pun terpaksa saya sampaikan karena sudah
terulang beberapa kali dan sudah melewati batas toleransi yang saya
miliki. Saya berharap pihak-pihak yang bersangkutan mampu menarik
pelajaran dan memperbaiki kekurangan yang akan saya singgung dalam
surat ini. <Eko Ramaditya Adikara>

Saya ingin menuturkan pengalaman saya -- yang kurang menyenangkan --
bepergian dengan maskapai penerbangan "Singa Udara" (nama saya
samarkan demi kepentingan privasi dan agar tidak mudah dicari mesin
pencari). Yang saya maksud pengalaman kurang menyenangkan adalah bukan
pada kinerja pesawatnya, tapi pada perlakuan sumber daya manusianya
yang selain telah melakukan tindak diskriminasi, mereka (khusus SDM
yang saya singgung saja-red) telah bersikap kurang santun pada klien
mereka.

Poin pertama yang ingin saya singgung adalah soal sopan santun pada
klien. Poin kedua yang akan saya bahas berikutnya adalah soal tindak
diskriminatif mereka pada klien berkebutuhan khusus seperti saya
(tunanetra-red).

Kejadian pertama terjadi pada Kamis 17 Desember 2009. Pada saat itu
saya hendak terbang ke Bali dengan Singa Udara dan mengantri untuk
check in di Soekarno Hatta. Saat saya bertanya pada bagian loket
tentang bagasi (saya bertanya karena saya tunanetra dan butuh
bantuan), dengan ketus sang penjaga loket berkata "Nggak bisa baca ya?
Tuh, HELP DESK," katanya (saya asumsikan dia sambil menunjuk). Karena
saya memahami betapa lelahnya bekerja sebagai penjaga loket, maka saya
minta bantuan orang lain untuk mengarahkan saya ke tempat yang
dimaksud sang penjaga loket. Ternyata, tempat yang ditunjuk tidak
melayani penitipan barang, dan saya harus kembali ke antrian loket,
karena menurut informasi orang yang berada di tempat tertunjuk, bagasi
dapat diurus langsung di loket tersebut. Maka kembalilah saya dengan
komplain. Saat saya nyatakan komplain saya bahwa sang penjaga loket
seharusnya melayani saya, petugas yang lain bukannya membantu, tapi
malah berkata "Kami semua disini sedang sibuk, Mas!" Ya, meski
akhirnya barang saya diurus juga.

Kejadian kedua terjadi pada saat saya hendak kembali ke Jakarta dari
bandara Sepinggan, Balikpapan pada Selasa 22 Desember 2009. Kali ini
saya hendak naik Singa Udara bersama manager saya (perempuan). Menurut
manager saya, pada saat beliau meng-check-in-kan barang-barang kami,
antrian terbagi menjadi dua. Setelah mengikuti antrian cukup lama,
manager saya baru sadar bahwa ia ikut di antrian yang salah (isinya
orang-orang yang nyerobot). Yang menjadi masalah adalah orang-orang
yang nyerobot di depannya semua dilayani, namun ketika giliran manager
saya tidak dilayani. Kontan manager saya mengajukan keberatan karena
dia tidak tahu kalau dirinya ikut di antrian yang salah dan bersedia
antri lagi, tapi kenapa orang-orang yang ada di depannya (semuanya
pria) tetap dilayani dan tidak diingatkan. Mendengar komplain manager
saya, salah satu penyerobot marah dan hampir melempar manager saya
dengan sepatu. Melihat itu petugas Singa Udara bukannya melerai, tapi
malah terus menyalahkan manager saya tanpa mempedulikan kalau dia
tidak tahu dan sudah terlanjur ikut barisan yang salah. Petugas Singa
Udara (yang fotonya sempat dijepret manager saya) bahkan berkata "Mbak
kan perempuan jadi diem aja," sambil terus bicara dengan nada yang
tidak seharusnya digunakan oleh petugas yang sopan dan santun.

Hal berikutnya adalah soal diskriminasi yang saya alami, yang tak
hanya dialami oleh saya tapi juga oleh rekan-rekan tunanetra yang lain
(link artikel tambahan saya cantumkan di akhir surat ini). Perlu
dicatat bahwa saya hanya merasakan ini saat terbang dengan Singa
Udara, bahkan waktu naik maskapai "Burung Indonesia" saya tidak pernah
merasakan hal semacam ini.

Saya pernah mengalami ini di beberapa bandara, tapi karena saya sering
mengalaminya di bandara Sepinggan Balikpapan, maka saya akan ambil
pengalaman tersebut sebagai sample.

Intinya, pihak Singa Udara menganggap kecacatan, dalam hal ini
kebutaan yang saya sandang sebagai penyakit, karena sebelum mengudara
mereka meminta saya menandatangani surat pernyataan yang menyatakan
bahwa saya sakit dan pihak Singa Udara tidak akan bertanggungjawab
apabila terjadi kecelakaan selama penerbangan. Kontan saya menolak,
karena kecacatan bukan sakit, dan saya sehat lahir batin. Jadi,
apabila terjadi apa-apa dengan saya selama penerbangan pihak Singa
Udara tetap berkewajiban untuk bertanggungjawab seperti halnya
tanggungjawab mereka pada penumpang lain.

Kejadian terdekat terjadi di hari yang sama dan tempat yang sama,
Sepinggan, Selasa 22 Desember 2009. Petugas Singa Udara menolak
memberangkatkan pesawat sebelum saya menandatangani surat seperti
tertutur di atas. Karena memikirkan penumpang lain yang pastinya akan
delay, saya memutuskan turun dan mengurus semuanya dengan manager
Singa Udara. Setelah melalui perdebatan, akhirnya saya setuju tanda
tangan dengan syarat pihak Singa Udara tetap bertanggungjawab pada
keselamatan saya.

Akhirnya, dengan disertai omelan dari pramugari yang seharusnya
menyambut dengan manis, saya pun kembali dinaikkan ke pesawat. Saat
mengatur bangku untuk saya, salah satu pramugari yang mengaku senior
me-refer saya sebagai orang sakit. "Bapak yang sehat duduk di pojok,
bapak ini yang sakit (menunjuk ke saya) duduk di sisi dalam." Salah
seorang penumpang bahkan menegur pramugari tersebut untuk tidak
menggunakan kata "yang sehat" atau "yang sakit" untuk me-refer saya,
tapi pramugari itu tetap melakukan hal tersebut.

Saya pun menyimpan foto petugas Singa Udara di Sepinggan yang bersikap
kurang sopan terhadap kami yang sempat dijepret manager saya. Bila
diperlukan, foto tersebut dapat langsung diminta ke saya.

*** Untuk argumentasi yang lebih mendalam soal hak dan kewajiban
penyandang cacat seputar kasus ini silahkan baca di link yang saya
sertakan di akhir surat ***

----------

Pembaca, mungkin Anda berpikir "yang kayak gini aja dipermasalahin,"
atau "ya peraturannya emang udah begitu," atau berbagai bentuk pikiran
tak sepaham lainnya. Namun perlu diketahui bahwa hal ini sangat
penting bagi kami orang-orang berkebutuhan khusus. Karena bagi kami
sudah bukan lagi waktunya teriak tentang persamaan derajat. Kami sudah
mulai hidup lebih baik, salah satunya berbisnis dan traveling dengan
maskapai penerbangan. Jadi, saya rasa alangkah tertinggalnya
orang-orang atau lembaga-lembaga yang bersikap seperti di atas, yang
masih saja belm paham tentang nilai dan eksistensi manusia
berkebutuhan khusus, atau penyandang cacat, atau orang sakit seperti
kata mereka, yang mungkin tanpa mereka sadari kini sudah banyak yang
hidup professional.

Itu kenapa surat ini saya tulis dengan pendekatan konstruktif, dan
berharap ini bisa jadi masukan bagi kita semua.

Mungkin untuk orang-orang berhati batu dan bermuka tembok seperti saya
yang sudah kebal akan diskriminasi, hal semacam ini tidak akan terlalu
berpengaruh. Tapi saya sangat memikirkan rekan-rekan saya yang lain,
yang karena kekurangan fisiknya harus menerima perlakuan semacam ini.

Jadi, mohon bagi manager, pengelola, bahkan pemilik maskapai
penerbangan SINGA UDARA, kiranya berkenan memperhatikan surat yang
saat ini sedang saya todongkan. "That will be shameful if I have to
use another airlines that never did such a thing, right?"

----------

Untuk mempertegas bukti diskriminasi yang dilakukan Singa Udara,
berikut saya sertakan artikel
tambahan yang berisi pengalaman serupa yang dialami salah seorang
rekan tunanetra saya.

http://ramaditya.multiply.com/journal/item/150/Tunanetra_Bukan_Orang_Sakit

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

19.

LOMBA: Traveling Gratis bersama Bentang

Posted by: "bentang Pustaka" pustakabentang@yahoo.com   pustakabentang

Wed Dec 23, 2009 12:09 am (PST)



Traveling Gratis bersama Bentang

Rencanakan Perjalananmu, Terbitkan Bukumu, dan Bentang yang Bayar!

Ingin keliling dunia tapi nggak punya uang? Ingin menerbitkan buku traveling tapi nggak tahu caranya?
Tenang .... Bentang Pustaka akan membiayai perjalananmu keliling dunia plus menerbitkan catatan perjalananmu. Bagaimana caranya? Mudah saja!

1. Rencanakan perjalananmu.
Negara mana saja yang akan kamu kunjungi.Objek wisata mana saja yang akan kamu kunjungi.Alasan mengunjungi negara dan tempat-tempat impianmu tersebut.Jadwal keberangkatan, kepulangan, dan pengaturan jadwalmu selama di negara tujuan (periode perjalanan 11 Januari-28 Februari 2010)
2. Rencanakan kebutuhanmu, mulai dari biaya trasportasi, akomodasi, dan konsumsi (maksimal Rp5 Juta)

3. Kirimkan proposal perjalananmu yang berisi dua poin di atas dengan judul: "Keliling Dunia bersama Bentang" ke:
Redaksi Bentang Pustaka
Jalan Pandega Padma No. 19
Yogyakarta 55284
Atau
e-mail: bentangpustaka@yahoo.com

4. Proposal diterima Bentang paling lambat 7 Januari 2010.

5. Lima pengirim proposal paling menarik akan diumumkan pada 8 Januari 2010.

6. Informasi lebih lanjut hubungi kami di (0274) 517373 (cp. Ikhdah)

Sebagai bahan referensi, baca buku RP2 JUTA KELILING THAILAND, MALAYSIA, & SINGAPURA dan RP2 JUTA KELILING MACAU, HONG KONG, & SHENZHEN karya Claudia Kaunang.

Segera terbit:
Rp500 Ribu Keliling Singapura
Rp800 Ribu Keliling Thailand
Rp2,5 Juta Keliling Kamboja, Laos, & Vietnam
       
AYO, WUJUDKAN PERJALANAN IMPIANMU DAN TERBITKAN BUKUMU ....

============================================================
PT BENTANG PUSTAKA Jl. Pandega Padma No. 19 Yogyakarta 55284 Indonesia Phone 62-274-517373 Fax 62-274-541441 www.mizan.com www.klub-sastra-bentang.blogspot.com www.cpublishing.blogspot.com

20.

Art-Living Sos 2009 (A-12  The Map is not...a Tutup Cangkir...

Posted by: "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id

Wed Dec 23, 2009 12:20 am (PST)



Dear Allz...

Apakabaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr..........??? Kok sepi-sepi aja niiih ? Hmm...tau deeeh...udah menjelang akhir tahun, yaaa ?? Udah mulai kendor...hehe... semangatnya tuh udah semangat liburan...semangat packing dan lihat-lihat peta perjalanan. Iya khaan ? Ngaku ajalah...hahaha...sama doooong...saya juga kok...

Namanya kita kerja sepanjang tahun ini, tentu perlu istirahat. Perlu berhenti sejenak, untuk berdiri dan melihat perjalanan yang lalu. Apa yang sudah kita lakukan. Dan selanjutnya...apa yang akan kita lakukan...

Hmmh...sebetulnya gampang kok untuk bisa berjalan ke depan, asalkan kita mau membuka diri. Semua kembali kepada diri kita. Mau terbuka atau tidak. Membuka pikiran...membuka hati...hhmhh..walaupun ini memang sulit sekali. Maklum...kita yang sudah enak dan terbiasa dengan territori kita, dengan wilayah kita...memang sulit beranjak dari titik kenyamanan atau comfort zone yang kita miliki...

Kalau saja kita mau belajar...kepada apa saja yang ada di sekitar kita. Semisal...tutup cangkir...

Ahaaaaa....pssstt...psttt...pasti penasaran, yaaa ? Uhuuuy....jangan lama-lama penasarannya. Nikmati saja hidangan kali ini...Okeeeey ?

Semoga berkenan...dan selamat liburan....
Salam hangat di hari-hari yang sejuk basah,

Ietje S. Guntur
=================================================
The Map is not...a Tutup Cangkir ...


Seandainya saja hidup kita hanya sebesar tutup cangkir,

maka kita pun hanya bisa melihat dunia

sebatas cangkir yang kita tutupi...

Di kantor. Saya sedang membuat secangkir teh untuk sarapan pagi. Hmm...pagi-pagi begini memang enaknya teh panas manis... hehehe...nasgitel...panas legi kentel . Hhmm...ini nih istilah dari Jawa, tempatnya minuman teh manis mengiringi setiap aktivitas. Makan nasi pakai nasgitel, makan baso pakai nasgitel, Cuma nongkrong sambil ngemil juga minumnya pake nasgitel. Serasa nasgitel forever...

Kali ini saya meramu teh nasgitel Nusantara. Tehnya dari perkebunan teh Kajoe Aro Jambi. Manisnya pakai gula batu Probolinggo . Airnya...uhuuuy...air mineral kemasan dari mata air di Sukabumi. Waaawww....mantap...ini baru namanya teh nasgitel lintas budaya...Dari segenap penjuru Indonesia, bersatu di cangkir saya. Yang berwarna putih polos.

Dalam sekejap, teh berwarna coklat bening keemasan itu pun meluncur lancar membasahi tenggorokan saya. Menghanyutkan singkong goreng dan tahu goreng yang tadi sudah lebih dahulu menemani sarapan pagi saya bersama teman-teman dan sahabat. Alhamdulillah...pagi yang indah. Teh yang enak. Persahabatan yang akrab.

Selesai menyeruput teh, sampai tandas , saya mencari penutup cangkirnya. Nah, ini dia...tutup cangkir spesial. Yang hanya cukup untuk menutup mulut cangkir saya yang lebar . Supaya nanti cangkir saya bisa dipakai lagi, dengan menambah air mineral atau teh jilid dua yang biasanya suka menyusul beberapa waktu kemudian.

Ngomong-ngomong soal tutup cangkir ini, memang seperti sebuah benda yang penting dan tidak penting. Boleh ada, boleh tidak. Bila kita menggunakan cangkir sekali pakai, atau sekali saji, barangkali kehadiran tutup cangkir tidak begitu diperlukan. Begitu minuman terhidang, kita nikmati secepatnya, maka cangkir pun bisa dipinggirkan. Tidak perlu isi ulang. Tak perlu ada yang ditutupi lagi.

Namun, bila dalam kondisi seperti saya, ketika cangkir harus dipergunakan berulang-ulang, dengan pengisian yang saling bergantian, maka kehadiran tutup cangkir sangatlah diperlukan. Tidak hanya agar sisa minuman terjaga dari debu atau kemungkinan hewan kecil seperti lalat , nyamuk dan mungkin keluarga kecoa yang salah mendarat , itu juga untuk menjaga pemandangan agar orang lain tidak melihat-lihat isi cangkir yang menjadi territori atau wilayah saya.

Ya, kebetulan sekarang saya sedang meminum teh nasgitel yang menyegarkan itu. Coba kalau saya memasukkan bahan lain ke dalam cangkir...misalnya hhmm...`obat kuat´ (memangnya masih pengaruh ???) ...ahaaaay...akan terbukalah rahasia saya...hihihi...

Oya...sebelum memiliki tutup cangkir yang sekarang ini, saya sudah mencoba beberapa tutup cangkir. Ada yang terbuat dari bahan stainless steeel, berkilauan dan bunyinya nyaring banget kalau jatuh ke lantai. Ada yang dari plastik murahan yang cukup lebar seperti topi, tapi malah seperti melar di atas mulut cangkir. Dan ada yang dari bahan melamin warna-warni yang meriah.

Pokoknya kalau dari luar, tutup cangkir ini akan kelihatan sebagai perwakilan selera saya. Yang suka berubah mengikuti mood dan suasana hati...maklum khaaan...sebagai orang yang termasuk kategori sumbu pendek, gampang berubah, selera saya pun suka melenceng sewaktu-waktu...hihi...termasuk selera tutup cangkir...

Urusan tentang percangkiran dan tutup cangkir memang tidak berhenti di mulut cangkir saya. Lihat saja...

Seperti fungsinya sebagai penutup pengaruh dari luar, cangkir pun bisa menutup hal-hal yang tersembunyi di dalam cangkir. Tak hanya teh yang nasgitel tadi. Seandainya cangkir saya isi dengan kopi di sore hari, sirup markisa di siang hari, atau bandrek jahe saat cuaca dingin. Itu semua menjadi seperti sebuah territori atau wilayah kekuasaan yang ditutup oleh tutup cangkir.

Orang lain melihat tutup cangkir yang merentang di atas cangkir. Yang melihatnya sebagai sebuah kesatuan hidangan, entah di atas meja, entah di atas nampan. Sebuah dunia luas dengan segala pernak-perniknya. Tutup cangkir hanya melihat dunia `di bawahnya´. Dunia, yang menjadi wilayah kekuasaannya. Hmm...iyalah...kekuasaan tutup cangkir, ya memang sebatas itu.

Seandainya cangkir hanya berisi nasgitel, maka tutup cangkir melihat dunia hanya berisi teh nasgitel. Kalau cangkir hanya berisi kopi atau bandrek jahe, maka tutup cangkir pun hanya melihat dunia sebatas kopi dan bandrek jahe. Kan jarang-jarang ada orang yang memasukkan paku, beling , biji nangka atau bahkan peta dunia ke dalam cangkir yang imut itu...hiks hiks...

Jadi dunia tutup cangkir, ya terbatas pada dunia cangkir serta isinya. Kecuali...ya, kecuali tutup cangkir mau melihat ke atas, dan terbalik dari tempatnya...

Melihat tutup cangkir yang menutupi Si Cangkir Putih , saya merenung.

Seandainya...seandainya saja niiiih....kita ini seperti tutup cangkir. Apa yang terjadi ? Menurut beberapa ahli, the map is not a territory....yang artinya, dunia ini tak selebar daun kelor. Dunia ini sangat luas. Namun yang kita ketahui hanya sebagian kecilnya. Yang kita kuasai, hanya sebesar noktah atau titik di daun talas.

Konon pula, seandainya dunia kita hanya sebesar tutup cangkir. Kita hanya tahu isi cangkir. Dan itu pun masih tergantung dari bagaimana kita mengisi cangkir itu dengan bermacam-macam minuman atau isian. Keterbatasan luas dan kedalaman cangkir, membuat Si Tutup Cangkir pun akan terbatas rentang pemandangannya. Dan akan terbatas pula territorinya.

Kalau itu yang terjadi...seperti Si Tutup Cangkir yang cukup puas dengan hanya menutup mulut cangkir dan melihat dunia di bawahnya, kita pun tidak akan pernah berkembang. Namun...kita tentu berbeda dengan si Tutup Cangkir yang dunianya sebesar petanya. Kita punya keleluasaan dan kebebasan untuk menebar pandangan ke segenap penjuru angin. Mencari ilmu dan pengalaman dari banyak situasi di sekitar kita.

Kita bisa menambah wawasan, walaupun dunia kita terbatas. Kita dapat melihat langit yang terbentang di atas langit, dan memandang jauh ke depan. Ke delapan penjuru angin.

Seandainya saja kita mau...Barangkali....kita bisa belajar dari tutup cangkir saya ini...bahwa dunia tak selebar tutup cangkir...bahwa the map is not a tutup cangkir... huehehehehe....

Jakarta, 23 Desember 2009
Salam hangat seluas dunia tanpa batas,


Ietje S. Guntur

Special note :

Thanks buat sahabat-sahabatku....Nonce (wk wk wk wk...), Adith ( masih banyak territori lain yaakkk , Kun (hayooo...mo ngomong apa lagi ?) , Ary ( inget cerita tutup gelas jaman dulu...hihihi...ini turunannya)...dan juga Kang Asep, Mas Krishnamurti, Mas Harry, serta Pakdhe Djoko-ku...Tutup Cangkir memang Cuma sebuah benda...tapi dia bisa membuat perbincangan kita jadi meluber seperti busa cappucino di cangkir yang penuh isinya...huehehehehe....
Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Group Charity

Give a laptop

Get a laptop: One

laptop per child

Yahoo! Groups

Mom Power

Discover doing more

for your family

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: