Senin, 28 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2926

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (15 Messages)

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun Dec 27, 2009 2:57 am (PST)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2a.

Re: [catcil] Mencipta Cermin Untuk Diri Sendiri

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Sun Dec 27, 2009 6:04 pm (PST)



Azisya itu nama belakang anak perempuanku
kalo Prasetyo itu nama belakang suami dan anak laki2ku
karena di naskah buku yg dulu bareng Dedew (tp masih mundur terbit) dan naskah buku yg tentang membaca itu (yg masih mundur juga) udah terlanjur pake nama Syasya Azisya ya udah lanjut ajaa...weheeh..gitu Bang Nur..
Amin..makasih ya doanya

----- Original Message -----
From: Nursalam AR
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, December 23, 2009 11:03 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [catcil] Mencipta Cermin Untuk Diri Sendiri

Inspiratif sekaligus menohok. Saya jadi bercermin nih. Jangan-jangan beberapa buku saya -- yang karenanya sampai sekarang belum punya buku solo -- yang mandeg di penerbit atau, jika diterima (ada saja masalahnya hingga batal terbit) adalah teguran dari Allah atau penundaan dari-Nya agar terpenuhi kualifikasi tanggung jawab moral tsb. Hmm..

Oh ya, tahniah tersanjung untuk Mbak Sya2 atas bukunya (buku solo perdanakah?). Congratz! Tapi kok nama penanya Syasya Azisya, bukan Sya2 Prasetyo atau Sya2 Syarifah?;D.

Semoga bukunya laris (syukur-syukur seperti Rich Dad Poor Dad-nya Kiyosaki);D dan
3.

[Catcil] Irhamna's Long Story Part 1

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Sun Dec 27, 2009 6:29 pm (PST)



Irhamna, anak ke-2 kami lahir dengan penuh persiapan. Persiapan yang sudah jauh-jauh hari disusun dan direncanakan. Pun tidak semua persiapan itu terpenuhi pada waktunya. Satu pelajaran berharga yang meneguhkan keyakinan bahwa Dialah Sang Perencana yang sesungguhnya.

Minggu 06 Mei 2009

Dini hari

Endah merasakan kontraksi ringan. Gerakan si kecil sudah mulai 'menyakkitkan'. Meski intervalnya jarang-jarang, saya sedikit khawatir untuk segala kemungkinan.

Jelang subuh, Endah terlihat kembali --berusaha-- pulas. Pada sisa malam, saya berusaha mengatur strategi jika hari ini kemungkinan besar eksekusi caesar kami lakukan. Minta rujukan bidan untuk caesar di RS adalah yang pertama saya pikirkan. Lalu menitipkan Nibras ke tetangga yang memang sudah bersedia direpotkan, atau jemput 'si mbak' untuk masuk kerja pada hari minggu. Persiapan kebutuhan logistik jelang ceasear, dan eksekusi.

Waktu Dhuha

Semuanya sudah siap. Diskusi pendek antara saya dan Endah selepas subuh, menghasilkan kesimpulan bahwa hari ini kami akan melakukannya. Pertemuan dengan si kecil yang bahkan belum kami ketahui perempuan atau laki-laki. USG terakhir di sebuah RSUD, luput dari pertanyaan seputar kelamin karena desakan dokter yang terburu-buru. Pasien lain sudah menunggu. Caesar ke-2 untuk Ibu Muda ini. Semoga Alloh memudahkan setiap urusan kami.

Jelang Dzuhur

Bidan sudah memberikan rujukan untuk caesar di salah satu RS di Jakarta Selatan. Untuk kepentingan Nibras, Kami ber-3 menuju rumah 'si mbak' yang tak jauh dari tempat tinggal kami. Diluar dugaan, 'si mbak' yang polos --ketika kami datang-- minta izin agar pada hari senin dia absen masuk kerja, karena ada kakaknya sedang berkunjung. Dia belum sadar, kalo hari ini sangat istimewa. Tak tega memaksa --meski dia sudah menawarkan agar meninggalkan Nibras di rumahnya-- kami kembali dengan alternatif menitipkan Nibras ke tetangga.

Setelah persiapan fisik, mandi terakhir kalinya untuk selama 3 hari ke depan masa recovery yang tidak mengizinkan Endah mandi, sholat dzuhur plus jamak Ashar, meski Sempat berdiskusi tentang shalat jamak pada kondisi seperti ini, persiapan berjalan lancar. Ada debar halus dihati saya, sedikit saja, segetar dawai bas pada gitar yang dipetik lemah.

Perbekalan Nibras sudah berpindah ke rumah tetangga. Alhamdulillah, di mana-mana Nibras selalu berhasil mencuri hati banyak orang, termasuk para tetangga yang baik hati itu.

Ba'da dzuhur

Endah masuk UGD, meski terasa aneh dengan kondisinya yang baik-baik saja (tidak seperti dulu dengan kasus pecah ketuban sebelum waktunya) tetap harus masuk ke UGD untuk persiapan opersi, test darah dan lain-lain. Di ruangan inilah kesabaran saya sebagai seorang suami diuji.

Dokter jaga UGD, ketika menerima berkas kami dan melihat rekam medis Endah yang juga pernah menjalani operasi ceasar, berkomentar yang menurut saya tidak penting.

Dokter: Sebelumnya pernah ceasar juga?
Saya: Ia, Dok. Pernah.
Dokter:Kapan?
Saya: Mei 2008
Dokter: Buseet! Mei? 2008? Sekarang dah mau caesar lagi? Ga salah??

Saya Mulai merasa terganggu dengan komentarnya yang tidak perlu

Saya: Ia, emang kenapa? Ada yang salah ya, Dok? Jangan gitu dong, Dok! Kita kesini bukan buat denger komentar2 kayak gitu.

Saya misuh-misuh di balik tirai ranjang UGD, Endah mencoba menenangkan saya. Dia tahu betul reaksi saya yang tempramental. Dibalik loket, --mungkin-- dokter tadi berbisik-bisik sesuatu kepada para perawat yang saat itu lebih banyak perempuan, hingga suara seorang perawat/dokter perempuan yang tidak saya lihat wajahnya terdengar.

Perawat: Maklum, Dok. Kejar tayaaaang.

Naik pitam. Saya tidak suka dengan hal itu, meski tak yakin ditujukan pada siapa, tapi saya yakin, saya harus mengcounter komentar-komentar yang bagi saya saat itu, sangat tidak perlu, dan tidak layak diucapkan oleh mereka. Kalaupun berkomentar, paling tidak jangan sampai terdengar oleh pasien dan keluarganya untuk kondisi apapun, komentar apapun. (kecuali yang perlu disampaikan) Terlebih ucapan perawat perempuan tadi. KEJAR TAYANG??? Apa mereka pikir, kami sedang berlakon dalam sebuah sinetron?! Apa mereka pikir setiap pasien yang masuk ke RS adalah orang-orang bodoh yang tidak akan peka dengan mulut usil mereka?

Saya: Ga ada yang kejar tayang, Bu! Jangan gitu dong.

Hening. Sepertinya mereka menyadari situasi ini. Saya bereaksi. Tidak terima dengan perlakukan seperti itu. Dokter yang tadi berkomentar melintas, dan mendatangi kami. Berbasa basi menanyakan kondisi Endah. Ini kesempatan buat saya untuk memberikan pendidikan etika komunikasi padanya.

Saya: Dok, jangan gitu dong. Kita ke sini tuh buat cari tenang. Kok malah 'ditakut-takuti' kayak gitu.
Dokter: Bukan, saya kaget aja. Baru setahun. Emang ga KB?
Saya: KB, Dok.
Dokter: KB apa?, Pil? Trus lupa minum? Yaah, sama aja dong.

Dia tertawa, saya tahu dia berusaha ramah.

Saya: Dok, kita juga prepare kok untuk tidak hamil minimal 3 tahun. Tapi namanya rizki, masa kami mau tolak. Saya harap, ga usah komentar kayak tadi.

Dokter itu berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia berusaha ramah dan basa-basi mengakhiri percakapan kami. Sepertinya, dia dan perawat yang tadi berkomentar, sadar siapa yang mereka komentari. Kebetulan saya memakai kaos hitam bertuliskan Detik.com (hadiah lomba) yang saya pikir berpengaruh saat itu. Entah apa.

Saya kira, semua Dokter/Perawat dan semua unsur di RS harus memahami kondisi ini. Tidak setiap saat komentar itu ideal untuk semua orang pada satu kondisi. Ada kalanya meraka harus serius, terlebih menghadapi kondisi kiritis dan menegangkan. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, etika komunikasi harus menjadi mata kuliah penting dalam pendidikan calon paramedis.

Bersambung

PS: Semuga ga kena ranjau UU ITE

Dani Ardiansyah

www.JasaPenerbitan.com
www.CatatanKecil.Multiply.com

4.

[Catatan kaki] Monas Diganti Patung Obama saja (yg besar sekalian)

Posted by: "Bambang Tribuono" bambang_tribuono@yahoo.com   bambang_tribuono

Sun Dec 27, 2009 6:55 pm (PST)



Hari2 ini kita memperoleh informasi yg cukup ramai mengenai pembangunan
sebuah monumen Barack Obama di Taman Menteng Jakarta Pusat.
Banyak
pro kontra mengenai pembangunan dan pemasangan monumen patung barack
obama di pusat kota Jakarta sebagai Ibu kota negara RI tersebut.

Menurut
saya, daripada ditaruh disebuah taman di kawasan elite jakarta,
sebaiknya patung barack obama itu dibuat yang beeeesaaarrrr sekalian
saja, dan ditaruh di lapangan monas (monumen nasional), menggantikan
monumen tugu monas. Sedangkan tugu monas digusur saja, dipindahkan
ketempat lain.

Dengan itu, mungkin bisa mengingatkan rakyat
indonesia, bahwa mungkin menjadi negara bagian yg kesekian dari AS
adalah merupakan pilihan yg dipilih.
Pilihan itu mungkin dianggap
lebih baik...Daripada seperti sekarang, katanya negara berdaulat, tapi
dalam hubungan antar bangsa, mungkin tak terasa (krn dianggap tidak ada
yg salah).. ternyata bisa saja realitanya kita hidup sebagai koloni
atau negara bagian singapore, malaysia, Hongkong dsb....

Jika ada
pertanyaan... lebih baik Indonesia jadi negara bagian AS.. atau...
Indonesia jadi koloni/ negara bagian dr singapore, malaysia,
hongkong.... anda pilih yang mana??? hehehe

Jika memang kita
negara berdaulat, tapi tidak anti asing... Jika kita mau menghargai
prestasi dari dalam/luar negeri.. sekaligus memberikan cermin sebagai
inspirasi untuk anak bangsa dalam pembentukan karakter bangsa dsb...
dibangun
saja sebuah taman khusus.. isinya bukan cuma patung Obama saja.... tp
juga tokoh2 lain misalnya Nelson Nandela, Newton, Washington, Chiang
Kai Sek, Mao Tze Tung, Aquino, Romo Mangunwijaya, Ahmad Dahlan, Hasyim
Asjhari, Agus Salim dsb.. sehingga bisa menjadi tempat wisata,
sekaligus sebagai tempat belajar, bahwa dibelahan dunia yg lain
pemikiran tokoh2 tersebut bisa mewarnai dunia, bisa merobah dunia, bisa
memberi inspirasi bangsanya, bisa membangun bangsanya, bisa
mensejahterakan bangsanya dsb...

Rakyat sih sdh banyak usul dsb
utk kebaikan republik ini... tp pembuat dan pelaksana kebijakan.. yg
katanya pelaksana dari amanat rakyat... krn digaji dan hidup dari
uang/kekayaan rakyat... ya tolonglah anda2 yg sekarang jadi pejabat,
sesekali mau melaksanakan sesuatu untuk kepentingan bangsa

Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
5a.

[Catatan Kaki] bertanya pengumuman pemenang lomba kelana

Posted by: "MIAU IMA" yory_2008@yahoo.com   yory_2008

Sun Dec 27, 2009 6:56 pm (PST)



pengumuman pemenang lomba kelana lebaran kapan ya?

makasih

mohon maaf sebelumnya

mio

5b.

[Catatan Kaki] bertanya pengumuman pemenang lomba kelana

Posted by: "kartika wijaya" srikartikawijaya@yahoo.com   srikartikawijaya

Sun Dec 27, 2009 10:38 pm (PST)



emmm...iya...saya juga bertanya-tanya nie.....apa udah kelewatan ya...???

6.

[Rampai] Manusia Rata Rata

Posted by: "deesiey" deesiey@gmail.com   deesiey

Sun Dec 27, 2009 6:56 pm (PST)



aku memang tidak sepertimu
yang memiliki banyak kemampuan
yang memiliki banyak kepandaian
otakku hanya bisa sejauh ini
jemariku hanya bisa sejauh ini
tak mengerti apa itu filsafat
tak mengerti apa itu politik

bodoh
silahkan saja sebut
aku tak peduli
anak kecil
silahkan saja katakan
aku memang seperti itu

mencari pelangi
bermain dengan tetes hujan
adalah kesenanganku
berlarian
dan bermain petak umpet
adalah keseharianku

aku memang tak sepandai engkau
aku memang tak secerdas mereka
tak mampu aku berdiri di awan
apalagi melukis langit

tak mau lagi aku menengadah
terlalu tinggi hingga tak menginjak bumi
tak mau lagi aku tertidur
terlalu lelap hingga tak melihat kenyataan

aku memang hanya manusia rata-rata

--
http://sampiran.blogspot.com/
7a.

[Rampai] Petualangan (yang) Menyenangkan

Posted by: "deesiey" deesiey@gmail.com   deesiey

Sun Dec 27, 2009 6:57 pm (PST)



Ini bukan tentang pesta, atau hura-hura.
Tapi tentang ikrar.
Dan komitmen.

Seumur hidup.
Memandangnya.
Bersamanya.
Selamanya.

Pesta kan berakhir dalam semalam.
Makanan kan basi dalam sehari.
Tapi janji kan bertahan.

Buka mata.
Buka telinga.
Siapkan hati.
Siapkan jiwa.
Petualangan telah dimulai.

Lagu.
Dansa.
Semua kan terlupakan.
Seperti foto yang kan memudar.

Cinta.
Sayang.
Semua kan tetap ada.
Seperti bulan yang tak pernah pergi.

Tinggal kau hias saja.
Dengan amarah.
Atau kebaikan.
Dengan cacian.
Atau pujian.

Bosan bisa hadir.
Benci bisa mampir.
Tapi cepatlah usir jauh jauh.
Dan tersenyumlah bersamanya.

Peganglah erat hatinya.
Genggamlah erat tangannya.
Perjalanan panjang menyenangkan telah dimulai.
Hingga keriput menanti.

12 Desember 2009
Teruntuk Retha & Henry

--
http://sampiran.blogspot.com/
7b.

Re: [Rampai] Petualangan (yang) Menyenangkan

Posted by: "rahma dewi" rachma_dewod1981@yahoo.com   rachma_dewod1981

Mon Dec 28, 2009 12:18 am (PST)



bagus banget puisi nya.. selamat ya..

________________________________
From: deesiey <deesiey@gmail.com>
To: deesiey <deesiey@gmail.com>
Sent: Mon, December 28, 2009 12:13:26 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [Rampai] Petualangan (yang) Menyenangkan

Ini bukan tentang pesta, atau hura-hura.

Tapi tentang ikrar.
Dan komitmen.

Seumur hidup.
Memandangnya.
Bersamanya.
Selamanya.

Pesta kan berakhir dalam semalam.
Makanan kan basi dalam sehari.
Tapi janji kan bertahan.

Buka mata.
Buka telinga.
Siapkan hati.
Siapkan jiwa.
Petualangan telah dimulai.

Lagu.
Dansa.
Semua kan terlupakan.
Seperti foto yang kan memudar.

Cinta.
Sayang.
Semua kan tetap ada.
Seperti bulan yang tak pernah pergi.

Tinggal kau hias saja.
Dengan amarah.
Atau kebaikan.
Dengan cacian.
Atau pujian.

Bosan bisa hadir.
Benci bisa mampir.
Tapi cepatlah usir jauh jauh.
Dan tersenyumlah bersamanya.

Peganglah erat hatinya.
Genggamlah erat tangannya.
Perjalanan panjang menyenangkan telah dimulai.
Hingga keriput menanti.

12 Desember 2009
Teruntuk Retha & Henry

--
http://sampiran. blogspot. com/

8.

[Motivasi] Gereget Sambal

Posted by: "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id

Sun Dec 27, 2009 7:00 pm (PST)



Dear Allz...

Alllowwww....hellloww...heloouuu....lagi ngapain ? Hari-hari libur
niiiih...loooong holiday, bagi yang holiday...uenaknya, yaa....hmmm...

Ya, buat yang sudah liburan akhir tahun, ya met liburan deeh. Yang belum
libur, kan masih ada hari esok...hehehe...menyenangkan hati sendiri
dong. Masing-masing ada jatahnya. Istirahat dari kerutinan. Bahkan yang
hampir sepanjang tahun libur, seyongyanya perlu juga aktivitas
selingan...entah apalah itu...agar hidup ini nggak membosankan. Memang
kadang aneh juga, ya. Yang kerja, pengennya libur. Yang nggak kerja,
pengennya aktivitas melulu...

Apa pun...selingan memang dibutuhkan. Kalau hidup maniiiiiiis saja, akan
bosan juga. Cuma satu rasa. Aman tentram itu kadang berbahaya juga,
karena kita jadi tidak waspada. Kita jadi terlena. Perlu sekali-sekali
ada gejolak. Ada kejutan. Ada yang menggigit. Agar hidup ini jadi
dinamis. Ada geregetnya gitu...

Ya, hidup seperti menyantap hidangan juga kan ? Perlu aneka rasa, yang
seimbang. Agar panca indera kita terolah semua. Termasuk rasa pedas yang
menggigit-gigit. Kita bisa memperoleh rasa pedas dari banyak sumber.
Tapi paling enak, yaaaa...dari sambal.

Ahaaaaa....saya jadi kepengen cerita tentang sambal juga niiih...Waaah,
kayaknya hot banget yaaa...semangat seperti
berlimpah-ruah...hahahaha...Barangkali itu juga disebabkan oleh
sambal-sambal yang menggugah selera dan semangat saya.

Mau menikmati sambal saya ? Okeeeeeh...met menikmati saja, yaaa....

Jakarta, 27 Desember 2009
Salam hangat,

Ietje S. Guntur

----------------------------

Art-Living Sos 2009 (A-12
Serial : Food Psychology
Minggu, 27 Desember 2009
Start : 27/12/2009 8:26:08
Finish : 27/12/2009 13:38:56

GEREGET SAMBAL

Hari libur. Nggak jauh-jauh deeeeh...kalau lagi mood masak, ya saya
masak. Seperti kali ini, dan banyak hari libur lainnya, saya kepengen
masak kwetiaw goreng...hahahaha...Kayaknya ini sudah jadi pakem liburan.
Kwetiaw goreng. Maklum deeeh...doyannya memang kwetiaw...jadi mau nggak
mau umat serumah juga harus terbawa arus menikmati kwetiaw hasil olahan
saya...heheeh....

Selesai masak kwetiaw...saya celingak-celinguk lagi. Sambalnya mana ?
Ohoooo...lupa. Kalau kwetiaw goreng ala saya ini harus pakai sambal
khusus. Kalau mau males sih bisa saja pakai sambal botolan, tapi sesuai
dengan resep dari ibu saya, kalau kwetiaw goreng ala Medan, harus pakai
sambal khusus. Bahannya adalah cabe rawit, bawang putih digerus agak
kasar, ditambahi cuka, gula pasir dan kecap ikan. Rasanya pedas, asem
kecut dan ada aroma ikannya. Ini akan memperkuat rasa bumbu kwetiaw
goreng buatan saya...hmmm...

Bukan hanya kwetiaw goreng saya ini saja yang butuh sambal khusus. Saya
punya beberapa resep sambal, yang khusus dipadukan dengan makanan atau
hidangan tertentu.

Ada lagi sambal kesukaan saya. Yang pas dimakan dengan tempe goreng.
Namanya sambal atau sambel penyet. Bahannya cabe merah keriting beberapa
buah dan bawang merah dengan kulitnya. Langsung digoreng sebentar di
dalam minyak panas, sampai cabe dan bawang agak layu. Kemudian dipenyet,
sampai kulit bawang mengelupas. Cabe dan bawang diulek kasar, ditambahi
garam secukupnya dan terasi udang kalau suka. Boleh juga ditambahi tomat
merah potongan. Lalu...hmm..tempe goreng panas-panas langsung digeprek
dan diulek bareng sambalnya... Rasanya...aaacchh...sedaaap....

Ini adalah salah satu makanan kegemaran saya . Disantap dengan nasi
putih yang panas dan pulen. Kalau mau ditambahi, boleh dengan ikan
pindang cuek atau kembung banjar yang kecil-kecil, atau kalau di Medan
disebut ikan kembung rebus. Ditambah lagi dengan lalap timun dan daun
kemangi...wwwooww...bisa bikin lupa diri deeeh...hahahaha...

Y

Urusan sambal dan hidangan memang sangat akrab dengan lidah orang
Indonesia. Tidak hanya wanita, yang katanya gemar makan yang
pedas-pedas. Para pria tampan pun, termasuk suami saya, Pangeran Remote
Control bisa dibilang rajanya sambal. Malahan dalam urusan pertandingan
pedas-pedasan sambal, saya kalah jauh dibandingkan dengan beliau.

Kalau saya, sekarang paling kuat hanya makan sambal dari ulegan tiga
buah cabe merah, atau dua cabe rawit merah. Itu pun sudah membuat lidah
seperti digigit semut dan airmata bercucuran. Tapi Pangeran saya, kalau
bikin sambel minimal sepuluh cabe rawit merah ditambah lima cabe merah
keriting yang puedeeesss, hanya dengan tambahan garam dan sedikit terasi
udang. Itu baru mantap, katanya.

Kadang mencium aroma sambalnya saja saya sudah mabok, apalagi kalau
berani mencoba mencicipi. Alamat lidah saya jadi seperti terbakar
rasanya. Boro-boro menambah selera, yang ada malahan dunia jadi banjir
airmata saking pedasnya...haaahh...

Lain Pangeran saya, lain lagi ibu saya, yang ahli membuat sambal dengan
gorengan udang. Cabe merah ditambah garam dan jeruk sambal, diadon
dengan udang goreng besar...hmm...rasanya bikin air liur menetes dan
tanpa sadar kita pun terus menambah porsi nasi lagi...hehehe...Sambal
ini, walaupun resepnya sudah diwariskan kepada saya, tapi entah kenapa
kalau saya yang membuatnya rasanya kurang mantap. Ada 'roh' yang tidak
terbawa. Maklum sajalah...sebagai penikmat, ya lebih enak kalau ibu yang
mengolah dan menyajikannya...hiks hiks..

Sementara itu, ayah saya, kurang suka sambal yang pedas-pedas. Sambal
beliau dulu hanya cabe merah, garam, gula jawa sedikit, terasi sedikit.
Kadang ditambahi tomat matang. Jadi sambalnya itu agak manis gurih
rasanya. Dan sambal ini biasanya dipadu dengan sayur lodeh dan tempe
bacem ala Jogya, yang moaaaniiiisss citarasanya...(ini hebatnya ayah
saya, walau sudah puluhan tahun di Sumatera, tapi urusan tempe bacem
tetap rasa Jogya asli...heh hehe...).

Jadi boleh dibayangkan, kalau kami berempat makan bareng, akan ada empat
macam sambal. Setiap orang punya sambal favorit. Dan masing-masing sudah
nikmat dengan sambal kesukaannya untuk menemani hidangan yang disantap
dengan lauk-pauk lainnya. Itu bisa lebih ramai lagi kalau kami
sekeluarga makan bersama...Bisa-bisa lebih banyak sambalnya daripada
lauk-pauknya...hmm...

Y

Ngomong-ngomong soal sambal, di Indonesia ini memang terkenal dengan
aneka sambal sebagai padanan hidangan. Setiap daerah memiliki satu atau
dua jenis sambal untuk hidangan yang berbeda. Dari mulai sambal uleg
sederhana yang terdiri dari cabe merah atau cabe rawit plus garam saja,
sampai sambal yang rumit dengan tambahan terasi, petis, tomat, atau
buah-buah semacam gandaria, mangga, buah buni, buah ceremai, daun jeruk
purut, jeruk nipis dan sebagainya.

Itu belum termasuk aneka sambal kecap, dengan berbagai merek kecap pula.
Kecap asin, kecap manis, kecap ikan. Lihat saja, untuk makanan ikan
bakar ala Manado , Makassar atau Kendari, ada sambal kecap yang khusus.
Ikan bakar yang polos itu baru nikmat kalau dibaluri dengan sambal cabe
rawit yang pedasnya menggigit-gigit lidah.

Cerita soal sambal kecap untuk hidangan ikan ini , saya punya satu
pengalaman tak terlupakan ketika diundang makan di sebuah kunjungan
kerja di Kendari. Melihat ikan sejenis cakalang yang besarnya kurang
lebih 50 cm terbujur di atas piring saji , saya sudah kelenger. Nyaris
hilang selera. Jadi sayapun hanya mengambil sedikit saja. Tetapi ketika
saya sudah mencicipi ikan dengan sambalnya... eeeh...mendadak nafsu
makan saya meningkat. Dan jadilah saya mengambil lagi ikannya... tambah
lagi...tambah lagi...sedikit lagi...sampai akhirnya saya sakaw
ikan...hihihi... memalukan !

Ada lagi sambal yang khusus, yaitu sambal dadak untuk ayam goreng
tradisional. Di kantin kantor saya dulu, ada pedagang nasi pecel ayam
yang sambalnya luar biasa enak. Sambal segar yang diramu dari cabe merah
plus tomat dan terasi udang, dimakan begitu saja dengan nasi panas,
tempe goreng dan tahu sudah nikmat luar biasa. Apalagi kalau ditambah
dengan ayam goreng atau ikan goreng yang warnanya agak
kehitam-hitaman...aachhh...lupa deh sama urusan minyak goreng bekas dan
karsinogen. Sambal pecel itu bener-bener bikin selera meningkat dua tiga
kali lipat...hahahaha...

Y

Bila dilihat betapa orang Indonesia sudah menyatu dengan sambal, tidak
heran kalau ke mana pun kita pergi, kita selalu mencari cabe dan sambal
untuk menemani hidangan makanan. Masih beruntung kalau perjalanan kita
berada di wilayah Indonesia. Seminimalnya fasilitas penyediaan makanan,
masih ada pasar yang menjual cabe segar atau warung yang menjual cabe
dalam kemasan botolan atau sachet. Tapiiiii...kalau kita berkesempatan
ke luar negeri, apalagi negara-negara Eropa, maka urusan cabe dan sambal
ini bisa menjadi urusan yang krusial dan tidak bisa tersedia seketika.
Padahal kita tahu, hampir semua makanan mereka kurang tajam citarasanya.
Rasa asinnya kurang, rasa manisnya kurang, rasa asamnya kurang...Apalagi
untuk rasa pedas. Mustahil banget...

Jadi untuk memanjakan lidah sendiri, dan untuk tetap bisa bertahan hidup
di dunia tanpa rasa pedas itu, kitalah yang harus kreatif. Sedia payung
sebelum hujan. Sedia sambal sebelum makan...hmmm...Saya pernah punya
pengalaman, ketika berkesempatan jalan-jalan ke luar negeri. Sesuai
dengan pesan-pesan sahabat pecinta sambal, yang pertama saya ingat
adalah membawa sambal yang sudah dimasukkan ke dalam sachet. Ini agak
lebih mudah packingnya, dan untuk menghindari pemeriksaan imigrasi di
bandara luar negeri. Agar aman, sambal cocol dalam kemasan sachet itu
saya sebar di antara baju-baju, dan diselipkan juga diantara buku-buku
yang dibawa...hihihi...

Maklum, namanya selera lidah orang Indonesia ini, mana bisa makan ayam
goreng atau kentang french fries tanpa sambel cocol. Bahkan ketika kita
sudah go internasional dan menyantap hidangan beef atau chicken steak,
pizza, spaghetti dan lasagna di resto berskala internasional pun tetap
saja jimat sambal itu harus menemani...Ibaratnya, nggak rame kalau nggak
ada sambalnya... hehehehe...

Y

Menyimak pentingnya sambal dalam jajaran kuliner dan selera orang
Indonesia saya jadi merenung.

Sambal atau sambel memang hanya gerusan atau sekedar berupa
potongan-potongan aneka cabe. Tapi tanpa kehadirannya, makanan yang
lezat cita rasanya pun akan kurang 'nendang' dan kurang gereget .

Sambal sederhana itu seperti menggigit lidah, namun membuat semangat
kita jadi melimpah. Di balik rasa yang ngos-ngosan itu, ada gairah yang
muncul dan menambah kenikmatan makan.

Hidup kita pun membutuhkan sambal juga. Sedikit pedas yang menggigit dan
menyengat, membuat kita agak tersentak. Dan hasilnya, kita menjadi lebih
bersemangat. Kalau hidup biasa-biasa saja, lama-lama kita akan bosan.
Kehadiran sambal, yang sedikit, akan memberi warna, dan membuat kita
bisa menikmati rasa yang lebih kaya. Sambal, ibaratnya adalah variasi
dalam hidup. Asalkan kita bisa mengendalikan diri, kehadiran sambal
tidak akan membuat kita mules atau sakit perut.

Kita memang perlu warna. Kita perlu sentakan. Kita perlu gereget.
Sehingga jadi penasaran dan penuh semangat. Kita perlu sambal. Agar
hidup lebih semarak dan penuh dinamika. Setujukah ?

Horeeee...Hidup sambal...uhuuuyyy.....

YY

Jakarta, 27 Desember 2009-12-27
Salam hangat yang menyengat,

Ietje S. Guntur

Special note :
Thanks untuk my Pangeran Remote Control yang menjadi inspirasi tulisan
ini...juga Budhe Iskandar di Bandung, yang memperkenalkan sambel penyet
tempe yang jadi favorit hingga sekarang, juga sahabatku dulu Pedagang
Cabe yang suka banget sambel picit...hiii...Thanks juga buat
sahabat-sahabat sambal kehidupanku...walaupun pedas menggigit, kalian
membuat hidup ini menjadi meriah dan penuh warna...

9.

[Ruang Film] Dead Poets Society

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Sun Dec 27, 2009 10:48 pm (PST)



Inilah film kesukaanku sepanjang masa yang sedikit banyak mencerminkan
kesamaan dari perjalanan hidupku dimana aku banyak berkaca dan berusaha
berkompromi dengan banyak hal.
Sebuah film yang bagus untuk disaksikan menjelang akhir tahun 2009.

Berikut adalah review filmnya yang ditulis oleh Harri.

Salam
Lia

http://kelompokdiskusi.multiply.com/reviews/item/174

Title: DEAD POETS SOCIETY

Category: Movies
Genre: Education
Director : Peter Weir
Writer : Tom Schulman
Awards : Won Oscar. Another 13 wins & 15 nominations
Cast : Robin Williams - John Keating
Robert Sean Leonard - Neil Perry
Ethan Hawke - Todd Anderson
Josh Charles - Knox Overstreet
Gale Hansen - Charlie Dalton
Dylan Kussman - Richard Cameron
Allelon Ruggiero - Steven Meeks
James Waterston - Gerard Pitts
Etc.

Menuntut ilmu di sekolah bergengsi, mahal, dan punya tradisi menghasilkan
orang-orang sukses di bidang bisnis, politik, maupun saintis, pasti penuh
tekanan. Itulah yang terjadi di Wellton.

Tidak hanya sekolah yang menjejelalkan murid-muridnya dengan buku-buku super
banyak dan tebal, orang tua murid pun terus "memaksa" anak-anak mereka agar
jangan sampai gagal yang hanya bikin malu keluarga. Tiada kata lain selain
belajar.

Tapi, sejak kedatangan guru bahasa inggris baru, John Keating, ada yang
berubah di sekolah itu. Ia mengajarkan puisi dengan cara yang tidak biasa.
Seperti, misalnya, ketika ia meminta seluruh muridnya untuk merobek bagian
pendahuluan yang ditulis oleh DR. J. Evans Pitchard, P.hd dalam sebuah buku
puisi. "Kita tidak sedang memasang pipa (yang butuh perhitungan matematis),"
katanya, "Kita membaca puisi bukan karena puisi itu bagus, melainkan sebagai
manusia."

Carpe Diem, raih kesempatanmu!. Itulah kurang lebih yang diajarkan Keating.
Hidup itu hanya sekali, setiap manusia pasti akan berakhir di dalam tanah
dan menjadi makanan para cacing. Karena itu, jangan sia-siakan kesempatan
dan cita-citamu.

Metode belajar yang "nyeleneh" ini jelas mengusik tatanan tradisi sekolah.
Dalam usia mereka (murid-murid) yang masih di bawah 20 tahun, belum saatnya
berpikir bebas. Tapi, bagi Keating, setiap manusia, bahkan sejak anak-anak,
mereka berhak memiliki cita-cita sendiri.

Sekelompok murid-murid yang tersedot perhatiannya oleh Keating, mencoba
mencari tahu soal dirinya. akhirnya, diketahui bahwa guru mereka, yang juga
merupakan lulusan wellton, bukan orang sembarangan. Ini terlihat dari
banyaknya kegiatan yang pernah diikuti Keating semasa sekolah. Namun, yang
paling menarik perhatian mereka adalah kelompok Dead Poets Society, sebuah
perkumpulan dibentuk oleh sekelompok murid-murid sekolah Wellton pada jaman
Keating dulu.

Kelompok ini secara sederhana hanya berkumpul rutin pada malam tertentu di
sebuah gua tak jauh dari sekolah. Dalam gua itu mereka berkumpul dan
bergantian membaca puisi. Inilah carmham dunia melalui sastra, sekaligus
cara membebaskan diri dari aturan-aturan super ketat sekolah Wellton.

Di sinilah babak baru kehidupan sekelompok murid sekolah Wellton dimulai.
Dimotori oleh Neil Perry, sekelompok murid lainnya, yang juga terinspirasi
oleh Keating, ikut bergabung menghidupkan kembali Dead Poets Society. Pada
malam tertentu, setelah melakukan bejalar bersama di asrama, mereka
mengendap keluar dari sekolah dan menuju gua, yang konon merupakan
peninggalan suku Indian itu.

Carpe Diem Keating ini pula yang menuntun salah seorang murid, Neil, untuk
menemukan kembali cita-citanya yang telah lama terkubur dalam sudut terdalam
hatinya, yaitu menjadi seorang aktor. Sebuah cita-cita yang sangat ditentang
orang tuanya, yang menginginkan Neil untuk menjadi seorang dokter.

Diam-diam Neil mengikuti audisi drama di sekolahnya dan berhasil mendapatkan
peran utama. Namun, untuk bisa terus maju, ia butuh ijin dari orang tuanya,
sesuatu yang tidak mungkin ia dapatkan. Untuk itu, ia memalsukan surat ijin
orang tuanya. Hal yang belum pernanh sekalipun ia lakukan seumur hidupnya.

Carpe Diem ternyata bisa juga melahirkan jiwa pemberontak, seperti yang
dilakukan Charlie Dalton. Ia membuat sebuah puisi untuk buletin sekolah yang
"menantang" institusi sekolah. Inilah mula petaka perkumpulan Dead Poets
Society. Sekolah mulai menyelidiki aktivias perkumpulan yang "ilegal" ini.
Dimulai dengan menginterogasi Charlie dan memberikan hukuman pukul pantat.
Tapi, Charlie terlalu tangguh untuk ditaklukkan dan Dead Poets Society masih
bisa terus berjalan. Hanya untuk beberapa kali pertemuan lagi.

Membuat kegilaan seperti yang dilakukan Charlie jelas bukan tujuan dari
Carpe Diem dan Dead Poets Society, "Ada saatnya untuk berani dan ada saatnya
untuk berhati-hati," Kata Keating, "Dan, dikeluarkan dari sekolah bukanlah
tindakan yang berani melainkan sia-sia."

Charlie agak sedikit lebih tenang. Namun, tidak untuk Neil. Tekadnya sudah
bulat untuk bermain dalam drama di sekolahnya. sampai tiba waktunya ia
mempertontonkan kemahirannya berakting.

Seusai pentas, semua orang yang menonton drama itu berdecak kagum atas
akting Neil, termasuk Keating. Namun, tidak dengan ayahya sendiri yang
akhirnya mengetahui ia bermain drama. Ayahnya yang murka langsung
menyeretnya pulang tanpa memberikan kesempatan kawan-kawan Neil untuk
memberikan selamat padanya.

Orang tua Neil membuat keputusan yang membuat Neil sangat kaget dan kecewa.
Neil akan dikeluarkan dari Wellton dan melanjutkan sekolah di kemiliteran,
yang berarti ia harus bersekolah belasan tahun lagi. Keputusan dan ambisi
orang tuanya itu membuat Neil turut mengambil keputusan yang tak kalah
mengejutkan, yaitu bunuh diri.

Teman-teman Neil di Wellton, khususnya kelompok Dead Poets Society, sangat
berduka. Sekolah pun turut gempar, karena kejadian ini termasuk kejadian
luar biasa dan bisa menghancurkan reputasi sekolah. Karena itulah, harus ada
kambing hitam dalam masalah ini.

Dan, sudah bisa ditebak Keating lah yang bertanggung jawab atas semua
peristiwa memilukan ini. Metode belajar serta Dead Poets Society miliknya
dianggap telah meracuni pikiran murid-murid sekolah Wellton. Namun, tidak
sembarangan untuk mengeluarkan seorang pengajar, bukan? Sekolah harus
mencari cara, meskipun kotor, untuk mencampakkan Keating.

Kisah drama yang dahsyat ini menggambarkan betapa semunya cinta kasih yang
ditunjukkan orang tua kepada anak-anak mereka. Dalam kasus Neil misalnya,
ambisi orang tuanya mengurung cita-cita Neil untuk berakting, bahkan sekedar
untuk drama sekolah. Padahal, selama ini Neil telah memberikan orang tuanya
nila A dalam setiap mata pejalaran.

Orang tua Neil merasa paling berhak dan paling tahu masa depan Neil, tanpa
memikirkan perasaan Neil. Orang tuanya terus "memaksanya" untuk menjadi
seorang dokter.

Padahal, menurut Eric Fromm, seorang filsuf asal Perancis, setiap manusa itu
dilahirkan dengan keunikan yang berbeda satu dengan lain. Dan, jika ingin
mencintai, cintailah pasanganmu dengan menjadi mereka, bukan malah
memilikinya. Karena hanya dengan menjadi diri pasangannya akan tumbuh rasa
saling pengertian dan cinta yang murni.

-harblue-
10.

10 BUKU INDONESIA 2009 LAYAK PERHATIAN

Posted by: "Anwar Holid" wartax@yahoo.com   wartax

Sun Dec 27, 2009 10:49 pm (PST)



[BUKU INCARAN]

10 BUKU INDONESIA 2009 LAYAK PERHATIAN
---Anwar Holid

Pada awal Desember 2009 www.jakartabeat.net menawari saya untuk menulis daftar buku karya penulis Indonesia yang paling menarik atau mengesankan terbitan 2009. "Media biasa membuat tulisan ringan akhir tahun. Memang subyektif, kan just for fun." Demikian suratnya.

Buku "layak perhatian" ini menurut saya sepadan dengan "notable"; sementara bila saya gunakan "terbaik" tampaknya terlalu pretensius. Buku yang terpilih genrenya lumayan lengkap. Ada nonfiksi, autobiografi, puisi, fiksi, humor, sejarah, esai. Saya menyusun judul berdasarkan urutan alfabet.

1/ 9 dari Nadira (Leila S. Chudori; KPG, 270 hal.)
Buku ini hadir setelah penulisnya absen menerbitkan buku lebih dari dua dasawarsa lalu, persisnya setelah Malam Terakhir (1988) mendapat respons positif dari berbagai kalangan karena kepekatan ceritanya dengan sosial-politik dan gaya berceritanya yang amat kuat dan bisa jadi tanpa tedeng aling-aling terhadap berbagai kemunafikan.

9 dari Nadira cukup berbeda dari Malam Terakhir, ia lebih merupakan cerita cukup panjang saling terkait yang berpusar pada tokoh utama perempuan bernama Nadira. Hidup normal Nadira sendiri terganggu oleh kisah dalam diari peninggalan ibunya yang mati bunuh diri, masa kecilnya yang bandel, luka terlalu dalam dengan kakak sulung perempuannya, hubungannya dengan ayahnya yang mengalami post power syndrome, kakak lelakinya yang bujang lapuk, karirnya sebagai wartawati, wawancaranya dengan seorang psikopat pelaku pembunuhan berantai, rekan kerja yang mencintainya tapi dia abaikan, perkawinannya yang bermasalah. Meski realis, Leila masih bisa mengelaborasi mitos, agama, beban psikologi, trauma, kekecewaan, dan misteri batin manusia jadi jalinan kisah yang memikat.

2/ Akar Berpilin (Gus tf; GPU, 70 hal.)
Kumpulan 38 sajak yang imajinatif dan kaya nuansa, kebanyakan menelisik sifat manusia dan bertanya siapa sebenarnya makhluk bernyawa penuh gejolak yang terbalut daging dan tulang ini. Memang buku ini tak akan memuaskan dalam sekali baca, namun ia akan tetap menarik untuk dibolak-balik. Puisi Gus tf menantang untuk kita baca berulang-ulang karena mengandung permainan bahasa dan makna yang lumayan sulit dan bersayap, tapi tidak sampai membuat puisi itu jatuh jadi gelap. Ungkapan-ungkapannya eksploratif.

3/ Jangan Main-Main dengan Tuhan (Bambang Joko Susilo; Republika, 156 hal.)
Lebih terkenal sebagai penulis cerita kanak-kanak dan remaja, Bambang Joko Susilo juga tetap berusaha memperlihatkan kinerjanya di dunia sastra dewasa. Tema kumpulan cerpen ini fokus pada tema maut dan peristiwa kematian, hampir semua menggunakan sudut pandang orang pertama, sebagian besar setting terjadi di tempat yang terkesan sebagai pinggiran kota, sehingga mengesankan cerpen-cerpen di dalamnya secara longgar memiliki keterkaitan.

Kisah dalam cerpen Bambang Joko Susilo bersahaja, memprihatinkan, sekaligus mampu memaksa pembaca mengakui kejujuran dan pandangannya yang tanpa kompromi terhadap berbagai kemunafikan. Biasanya si protagonis jujur, teguh memegang prinsip dan moralitas, membuat ekspresi dan emosi karakter terungkap dengan baik---meskipun ada juga cerpen dengan tokoh frustrasi yang akhirnya kalap padahal sebelumnya mati-matian menahan diri terhadap gempuran yang mengikis mentalnya.

4/ Membongkar Manipulasi Sejarah (Asvi Warman Adam, Penerbit Kompas, 257 hal.)
Buku sejarah yang renyah, kaya informasi, dan mengoreksi banyak salah anggapan terhadap berbagai peristiwa sosial-politik yang terjadi di Indonesia. Setengah dari isi buku ini menelusuri perhatian utama Asvi pada kontroversi pendapat mengenai peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang memang mengubah perjalanan bangsa Indonesia. Asvi dengan tegas menolak istilah "G30S/PKI" (versi pemerintah Orde Baru) atau "Gestapu" (versi pers militer) karena menilai bahwa dalang dari peristiwa tersebut berbeda-beda, masih terasa sebagai konspirasi, dan masih merupakan misteri yang belum terpecahkan secara definitif.

Asvi sering menimbang berbagai simpang-siur terhadap suatu peristiwa sejarah dengan secara jeli dan tegas. Misal, dia kukuh mengingatkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono ialah presiden Indonesia ke-8, bukan ke-6 sebagaimana keyakinan pers dan anggapan masyarakat umum selama ini. Kenapa kekeliruan anggapan itu sulit diubah? Dia juga mendukung berbagai alternatif temuan baru dan kemungkinan bahwa peristiwa sejarah bisa berlangsung di luar dugaan pihak resmi, dan mengusahakan agar tesis maupun fakta itu terus dikaji kebenarannya, bukan malah ditutup-tutupi. Selama ini pendapat bahwa para Wali Songo ada kemungkinan berasal dari Cina dihalang-halangi, Asvi mencoba mengangkatnya berdasarkan berbagai arsip lama yang selama ini terabaikan.

5/ Menuju Jurnalisme Berkualitas (Ignatius Haryanto, ed.; KPG, 424 hal.)
Buku ini merupakan kumpulan karya finalis dan pemenang Mochtar Lubis Award 2008, terdiri dari lima kategori, yaitu pelayanan publik, tulisan feature, pelaporan investigasi, foto jurnalistik, dan liputan mendalam jurnalisme televisi.

Hal paling berharga dari buku ini ialah kita bisa membaca dan belajar tentang tulisan bermutu, sekaligus tahu alasan kenapa karya tersebut memang benar-benar mantap. Ini memberi kepastian bahwa karya yang bagus itu memang bisa diukur, ada faktor dan kriterianya. Menurut penyuntingnya: aneka contoh (karya ini) akan sangat berguna bagi para pembaca dan membuat mereka bisa mencecap langsung seperti apa karya jurnalistik yang baik itu.

Buku ini terutama berharga sekali bagi mahasiswa jurnalistik dan siapapun yang tertarik dengan kepenulisan, orang yang ingin menekuni citizen journalist, termasuk blogger. Kita bisa membaca baik tulisan pendek yang berisi, maupun tulisan amat panjang yang benar-benar memikat. Secara tersirat buku ini juga menguatkan kaitan antara industri pers yang sehat, berkembang baik, dengan kualitas karya jurnalistik yang juga hebat---meskipun ini bukan sesuatu yang mutlak.

6/ Miracle of the Brain (Tingka Adiati; GPU, 207 hal.)
Setelah bangkit dari koma, suami Tingka Adiati kembali hanya untuk diurus sebagai pasien selama lebih dari satu tahun lamanya. Apa yang bisa dilakukan istri dalam keadaan seperti itu? Tingka segera memutuskan dirinya akan total mendampingi suaminya, menjalani drama amat mengharukan yang bisa dibayangkan oleh pasangan suami-istri atau orang-orang yang merasa siap berkorban nyawa bagi kekasihnya.

Selama bulan-bulan yang mengguncangkan itu Tingka mengalami turning point---suatu titik balik yang menandai perubahan kehidupan seseorang menjadi lebih baik dan baru sama sekali. Saat itulah dia membuktikan makna cinta dan kasih sayang kepada suami, anak-anak, dan keluarga. Dia juga mendapatkan visi baru tentang iman, hubungan yang lebih intim dengan Tuhan, dan spirit dalam menghadapi kehidupan. Dalam buku memoar inilah semua luapan emosi seorang istri dalam merawat suami yang terkena stroke selama lima belas bulan kemudian terekam secara menggetarkan. Selain menulis cukup detil cara merawat pasien stroke, memenuhi kebutuhan terapi untuk suaminya, Tingka merefleksikan hidup dan perjalanan perkawinannya. Periode itu berlangsung amat drastik dan dramatik.

Tingka sepenuhnya menghayati pemulihan penderita stroke sebagai fase manusia dewasa balik lagi ke tahap bayi, tanpa daya, bergantung orang lain, dan kebutuhannya harus langsung terpenuhi---sebab kalau tidak bisa berakibat fatal. Dia berkali-kali menghadapi situasi amat buruk, namun kekuatannya bisa kembali pulih untuk membuktikan betapa seorang istri bisa begitu setia, sayang, tegar, sekaligus berbakti pada keluarga. Pantas bila Budiarto Shambazy amat salut kepada Tingka. Katanya, "Tingka telah menjadi manusia ikhlas dengan merawat suaminya, sejak sakit sampai wafat dan membesarkan tiga anak tanpa berkeluh kesah---jauh melebihi kemampuan sebagian dari kita, manusia biasa."

7/ Nyi Vinon (Vinondini Indriati; Daun Buku, 398 hal.)
Vinondini menulis tentang dirinya, trah keluarga, orang-orang terdekat, pikiran, keyakinan, juga nilai yang berhadap-hadapan dengan keyakinannya sebagai individu. Dia menunjukkan betapa individu itu bisa sangat unik. Betapa orang kebanyakan---apalagi "bukan siapa-siapa"---bisa memiliki idealisme yang amat kuat, mengejutkan, juga memiliki komentar amat jeli tentang agama, politik, pendidikan, masyarakat, sosial, termasuk pengamatan diri yang jernih.

Membaca autobiografi Vinon bisa membuat orang terkesima, "Ternyata ada orang seperti ini!" Meski kadang-kadang kepribadiannya tampak aneh, Vinon membuktikan bahwa seorang individu itu khas, merdeka, unik sama sekali. Berkat orisinalitas dan keunggulannya, Nyi Vinon berpeluang menjadi buku standar dalam genre autobiografi di Indonesia.

8/ Salamatahari # 2 (Sundea; Pikiran Kecil, 62 hal.)
Dalam buku tipis-mungil ini, semua benda jadi bernyawa, dekat, punya pikiran, dan bermain-main dengan penulisnya. Menulis secara naif---dengan ejaan yang sengaja mengabaikan kaidah EYD dan informal---Sundea berhasil menghidupkan peristiwa sehari-hari jadi pengalaman mistik dengan benda-benda. Mengagetkan betapa sesuatu yang tampak sangat remeh mendadak mungkin saja bisa menjadi sesuatu yang ajaib. Kadang-kadang pikiran Sundea tampak aneh sekali dalam memandang benda. Sekilas, pembaca umum akan menganggap buku ini akan mudah dipahami karena bercerita dengan bahasa kanak-kanak, tapi pikiran dewasa penulisnya kerap menyelinapkan persoalan subtil seperti kematian, kondisi jiwa manusia, dan bagaimana biar kita bisa setiap menghargai kehidupan hingga ke hal sekecil-kecilnya.

9/ Seribu Tahun Cahaya (Mad Soleh; Pustaka Bimasakti, 245 hal.)
Novel humor tentang Indonesia pada tahun 2100. Dunia dan segala sejarahnya sudah begitu banyak berubah. Tahun itu Indonesia menjadi negara adidaya yang memelopori penjelajahan luar angkasa di luar sistem tatasurya dan menjadi pusat pertemuan ilmuwan dari berbagai belahan dunia.
Indonesia menjadi negara federal, ibu kotanya pindah ke Lamongan yang lebih segar, sebab Jakarta tetap macet dan gagal diperbaiki. Presidennya seorang visioner bijak bestari bernama Notonegoro---meskipun dia dahulu sempat mengidap skizofrenia, tapi sudah sembuh total.

Cerita dalam Seribu Tahun Cahaya melibatkan sains dan teknologi luar angkasa yang pelik, namun juga mempersoalkan sifat-sifat dasar dan abadi dalam diri manusia, seperti kasih sayang, persaingan, dan kegaiban masalah hati. Semua berlangsung secara nalar dan terkendali. Humor-humornya bisa melontarkan kita pada kesumpekan persoalan hari ini, membuat kita lebih optimistik bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang hebat juga. Penulisnya, seorang sarjana ilmu farmasi dari Universitas Airlangga, Surabaya, sungguh-sungguh menciptakan dunia bualan secara meyakinkan. Secara fantastik dia kembali mengenalkan khazanah musik lama mulai dari The Beatles, Pink Floyd, dan Benyamin S., termasuk kuliner tradisional Indonesia yang abadi digemari orang dari berbagai negeri.

10/ Simply Amazing (J. Sumardianta; GPU, 188 hal.)
J. Sumardianta membongkar naskah ini sedemikian rupa hingga menjadi buku berisi pergumulan manusia dengan drama kehidupannya, terutama demi memuliakan diri dan menemukan nilai yang paling berharga, yaitu spiritualitas. Singkatnya, buku ini berisi kontemplasi perihal masalah sederhana yang berdampak luar bisa dalam hidup tokoh-tokohnya.

Sumardianta berhasil dengan jeli memastikan kenapa dan kapan momen-momen spiritualitas seseorang bisa tumbuh (mengalami epifani), lantas membentuk karakter orang tersebut secara permanen. Pengalaman spiritual bukan hanya monopoli orang beragama, melainkan bisa juga terjadi pada orang yang awalnya ateis, atau beralih iman. Spiritualitas itu berbeda sedikit dengan religiositas (keagamaan), ia membutuhkan intensitas penghayatan yang lebih besar dengan kehidupan manusia dan Tuhan.

Keunggulan lain buku ini ialah memperlihatkan betapa pemahaman J. Sumardianta terhadap iman lain---terutama Islam---bagus. Dia mampu menyelami kedalaman spiritual agama Islam, Buddhisme, maupun Hindu, dan itu cukup mengagetkan bagi seorang guru kolese, yang bukan saja begitu akrab dengan spiritualitas Katolik, melainkan juga sangat jelas komitmen imannya. Lewat pancaran spiritualitasnya, di buku ini Sumardianta mengajari kita soal toleransi dan kebajikan yang amat penting agar terhindar dari bahaya SARA.[]

ANWAR HOLID bekerja sebagai editor, penulis, publisis. Eksponen TEXTOUR, Rumah Buku, Bandung. Blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.

KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141

Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

Untuk daftar tentang subjek lain dan komentar lebih lanjut, klik http://www.jakartabeat.net

Anwar Holid: penulis, penyunting, publisis; eksponen TEXTOUR, Rumah Buku.

Kontak: wartax@yahoo.com | (022) 2037348 | 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141

Sudilah mengunjungi link ini, ada lebih banyak hal di sana:
http://www.goethe.de/forum-buku
http://www.rukukineruku.com
http://ultimusbandung.info
http://www.visikata.com
http://www.gramedia.com
http://halamanganjil.blogspot.com

Come away with me and I will write you
---© Norah Jones

11.

Belajar Dari Manusia-Manusia Gerobak

Posted by: "__MTA@photography__" made.t.artiana@gmail.com

Mon Dec 28, 2009 12:20 am (PST)



Belajar Dari Manusia-Manusia
Gerobak<http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com/2009/12/belajar-dari-manusia-manusia-gerobak.html>
ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
*(fotografer yang hobby menulis )
*

Malam itu jam di handphone sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, sementara aku
dan istriku masih *on the way* *home*. Butiran gerimis kecil mulai nampak
menghiasi kaca depan mobil kami. Sekitar dua ratus meter dari tikungan jalan
menuju rumah, iring-iringan itupun tampak.

Dua kelompok "Manusia Gerobak". Seorang lelaki berada didepan, menarik
gerobak, sementara seorang perempuan -yang nampaknya istrinya- berjalan
dibelakang mengikutinya. Di dalam gerobak, tampaklah dua orang anak kecil
tertidur lelap berselimutkan botol-botol plastik bekas. Sedangkan kelompok
kedua, kelompok yang lain, agak berbeda. Seorang lelaki tetap berada
didepan, sementara seorang anak kecil perempuan duduk diujung gerobak sambil
bernyanyi-nyanyi kecil, didalam gerobak, seorang perempuan hamil tua nampak
berbaring, bersama koran-koran bekas. Pemandangan yang sangat unik. Sangat
menyentuh.

Segera setelah melewati mereka mobil kami sengaja menepi. Terdorong oleh
naluri dan hobby photography, akupun meraih kamera yang memang hampir selalu
menemaniku kemanapun aku pergi dan bergegas mengabadikan pemandangan
tersebut. Dengan angle dan penerangan seadanya, gambar keduanya berhasil
kudapatkan. Tapi sesuatu dihati ini berbisik, bahwa apa yang kulakukan masih
belum cukup. Aku melewati mereka kembali untuk kedua kalinya, kini setelah
berada dalam posisi sejajar, istriku menurunkan kaca dan memberikan mereka
sesuatu.

(Aku tentunya tidak mau menjadi seorang pemenang Pulitzer, namun kemudian
stress dan mati bunuh diri karena objek fotonya yang notabene adalah seorang
bocah hitam ceking kelaparan, mati digerogoti Burung Bangkai, hanya karena
ia lebih mengutamakan memotret ketimbang menolong bocah malang tersebut !!!)

"Terimakasih Eneng cantik !", teriak ibu dirombongan pertama hampir
berbarengan dengan suaminya.
"Terimakasih tante", teriiak anak kecil dirombongan kedua dengan sumringah.
"Semoga banyak rejeki ya..", sapa ibunya yang tengah hamil tua, dari dalam
gerobak, sambil tertawa riang.

Mendengar dan melihat kecerian mereka membuat aku merasa malu seketika itu
juga. Baru saja kami menghadiri sebuah pentas luar biasa gemerlap, yang
dihadiri oleh Agnes Monica. Dan kami nyaris BT karena tidak kebagian kursi.
Kemudian setelah itu, kami menyempatkan diri untuk makan malam di sebuah
Mall yang menyediakan konsep "Makan di Bawah Langit Terbuka" di roof top
mereka, inipun dengan gerutuan karena lamanya pesanan kami muncul didepan
hidung ini, akibat pengunjung yang luar biasa ramai.
Betapa mudah, kegembiraan dan keceriaan hidup kita direnggut oleh sesuatu
yang sebenarnya "remeh" dan "bukan persoalan hidup mati" seperti itu. Kita
seperti terbiasa, menggolongkan bahwa hal-hal "tambahan" itu begitu mutlak
perlu dalam hidup kita, seakan tanpa itu semua hidup kita akan berhenti.

Tidak bisa tidur karena harga saham melorot.
Marah karena mobil kita masuk bengkel.
Stress karena gak kebagian ticket premier 2012.
BT karena hari Senin.
Uring-uringan karena dimarahin boss.
Ngedumel karena pesawat delay.
Bunuh diri di Mall karena putus cinta.
Dendam karena ide kita diserobot teman kantor.
Memaki-maki keadaan karena gak jadi luburan ke Hongkong.
Bertengkar dengan rekan bisnis karena sebuah kesalahpahaman biasa.
Membatalkan umroh hanya karena Dude Herlino batal umroh
(kallo yang ini mah..adegan film..Emak Ingin Naik Haji he..he..)

Dan lain sebagainya…

Padahal kalau dipikir-pikir, semua itu "tidak sampai" membuat kita demi anak
istri menarik gerobak kesana-kemari. Atau "tidak sampai" menyeret kita untuk
tidur dalam gerobak berselimutkan sampah-sampah yang akan dijual.

Atau bahkan lebih gila dari itu semua : melahirkan dalam gerobak !!

Sepertinya kita perlu mengubah pola pikir kita yang sudah sedemikian
teracuni oleh "gemerlap" kesuksesan, persaingan dan keduniawian.

Menyisihkan waktu untuk sekedar menepi, agar lebih bersyukur dengan rejeki,
pekerjaan dan hidup yang Sang Khaliq berikan kepada kita. Sehingga "hal-hal
tambahan" itu dapat didudukkan dalam porsi yang lebih rendah atau bahkan
jika terlalu membebani kenikmatan hidup, dapat dibuang saja kedalam gerobak
sampah ! ***

--
*what a wonderfull world !
what an abundance life !!
what an exciting journey !!!*
Made Teddy Artiana, S. Kom

Saya di Majalah SWA sembada (agustus 5-19 2009)
http://www.swa.co.id/swamajalah/siapadia/details.php?cid=1&id=9583

T J A M P U H A N
profile developer : photography, videography, 3D Animation, graphic design &
printing
"Where passion and business live in harmony"
CP : Made Teddy || 081317822720

KIZTYAH Wedding Organizer
"Karena pernikahan adalah rencana-Nya"
CP : Wida || 081574090080

[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Prewedding Photography #
http://theanonymouslove.multiply.com/
http://loveforallseasons.multiply.com/
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com
12.

AKU BANGGA TERLAHIR DARI BENIHNYA

Posted by: "interaktif" diifaa_03@yahoo.com   diifaa_03

Mon Dec 28, 2009 12:21 am (PST)





         

Rasanya baru kemarin kejadian itu
menyapa meski sudah 5 tahun berlalu sejak kematian beliau. Bagaimana tidak
kerinduan itu masih membuncah di dalam dada. Senyum terakhir yang tak pernah
aku nikmati. Karena ketika beliau pulang beliau sudah menjadi seonggok daging
yang tak bernyawa.

Aku benar â€" benar tidak pernah menyangka sebelumnya, begitu
cepatnya semuanya berlalu. Aku yang tak pernah ada di rumah sejak menginjak
SMA. Hingga setelah kuliah dan pulang hanya beberapa bulan,  beliau sudah di panggil yang kuasa.

Buya … jika boleh ku putar
kembali masa itu, aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu di detik â€" detik
perpisahan kita.

Pagi itu hanya aku berdua di rumah. Aku dan ibuku. Telpon berdering
dari kamar. Aku jawab perlahan di seberang sana seorang lelaki yang mengaku
teman buya dengan sangat hati â€" hati mengatakan bahwa ada berita buruk. Tanpa
basa basi lagi lelaki itu memberitahukan bahwa buya telah tiada. Ada rasa
terkejut namun rasa tak percaya memberi warna di hati ini. Aku hanya khawatir
bahwa itu berita yang salah. Aku berikan gagang telpon ke ibu untuk menyakinkan
berita itu.  Ibu terduduk dengan rasa tak
percaya tetapi itulah yang terjadi.

Hari Senin buya berpamitan kepada kami sekeluarga untuk
bepergian bersama teman â€" temannya berkunjung ke beberapa Ulama untuk
silatuhrahim dan puncaknya mereka akan pergi 
berziarah ke makam sunan Pandan Aran di Tembayat klaten. Aku, ibu dan
beliau masih sempat makan bersama. Kala itu beliau hanya berucap “kalau aku
tidak ada tolong kucing ini kasih makan”. Dan ibu sempat mencandainya kalau
beliau tidak mau melakukan itu.  Pesan
buya, kucing juga mahluk Allah karena itu kita juga harus menyayanginya.

Untuk menunggu teman â€" temannya menjemputnya, dia membaca
kitab kuno untuk mengisi waktu senggang. Tak lama kemudian teman â€" teman beliau
datang dengan berkendara mobil Charry. Wajah buya  berbinar. Setelah pamit dengan kami dan
bersalaman dia bersama temannya hilang dari pandangan.

Setelah seharian buya dan teman-temannya bersilaturahim ke
para ulama di beberapa tempat di Jawa Timur, malam harinya mereka menginap di
losmen di lereng gunung sembari menunggu pagi. Makam sunan Pandan Aran terletak
di puncak gunung Jabalkat. Untuk sampai di sana peziarah harus menaiki kurang
lebih 265 anak tangga. Menurut cerita saksi mata dari temannya, ketika ke makam
tersebut beliau naik sendiri. Beliau mungkin kecapekan, usia beliau sudah 67
tahun. Di usianya yang semakin tua beliau tidak sekuat seperti dulu meski
secara fisik buya termasuk orang yang awet muda dibanding teman sebayanya dan
beliau juga jarang sakit, bahkan ketika berangkat beliau dalam keadaan
fit. 

Sesampainya di atas gunung Jabalkat beliau berkata kepada
temannya bahwa ini mungkin yang terakhir baginya ke sini. Buya dan rombongan
masuk di makam. Dan buya  yang memimpin
mereka untuk membaca tahlil. Namun belum lagi tahlilan itu selesai dan baru
saja sampai di lafadz lailahaillallo
beliau sudah tidak bersuara. Dia sepertinya pingsan. Seorang temannya maju dan
menidurkannya di pangkuannya sembari membuka bajunya. Beliau sadar sejenak dan
tersenyum kepada temannya setelah berucap Allah ….. allah ….  Allah  dia menutup mata selama â€" lamanya.

Di bawah penduduk gempar atas meninggalnya buya di makam
wali tersebut. Bahkan mereka bertanya â€" Tanya, siapakah orang ini hingga sampai
mati di makam wali, penduduk menganggap bahwa buya bukan orang sembarangn
karena jarang sekali orang meninggal di makam ini. Penduduk setempat meminta
agar beliau di makamkan di tempat itu. Atau paling tidak jika tidak dimakamkan
di sana mereka ingin bisa memandikannya dan mengkafaninya.

Tetapi teman- teman buya  bersikeras untuk menolak keinginan mereka,
karena khawatir menimbulkan fitnah, di tambah lagi anak â€" anaknya yang dirumah
juga ingin memberikan penghormatan terakhir.  Maka sebagai gantinya mereka menitipkan 2
jarik dan lima helai kain kafan agar dipakai untuk mengkafani beliau.

Sementara di rumah tamu berdatangan. Menunggu kedatangan jenazah
buya. Tak banyak yang bisa aku lakukan hanya air mata, do̢۪a dan ucapan lahaulawalaquata illah billahil aliyil adzim
yang selalu membasahi bibir ini. Karena aku yakin dengan do̢۪a itu aku menjadi
orang yang kuat. Terbukti dengan do̢۪a itu akulah satu- satunya putrinya yang
menyaksikan beliau dimandikan, saudara perempuanku berulang kali pingsan,
karena masih shock dengan berita kematian buya. Di detik perpisahan dengan
beliau sebelum di kafani saya memberikan ciuman terakhir. Aku teringat nasehat
guruku, ketika orang tua kita meninggal kita hendaklah menciumnya agar kita tak
banyak terbayang â€"bayang lagi akan diri beliau dengan begitu kita bisa
mengihlaskan semua yang terjadi. Tak terhitung berapa kali beliau di sholati
oleh orang â€" orang yang berkunjung.

Satu persatu tamu mulai pamit pulang, pagi hari setelah
pemakaman buya kami tersadar akan tanda- tanda kematian beliau yang tak kami
sadari. Sepertiga malam sebelum buya berangkat ada bel berbunyi dari luar,
ketika buya membuka pintu ternyata tak ada seorang pun. Dan ketika jam tujuh
sebelum beliau di jemput temannya ada seorang tamu, tamu itu masih dipelataran
rumah tetapi bel sudah berbunyi. Aku dan ibu yang tahu akan kejadian itu hanya
menganggap kalau belnya mungkin sudah rusak dan perlu diganti. Setelah ayah
dimakamkan di jam yang sama yaitu sekitar hari rabunya bel lagi-lagi berbunyi,
dan tak ditemukan orang di depan pintu.  

Bagi kami anaknya, buya adalah sosok yang sangat istimewa. Lelaki
sederhana tak banyak kata yang beliau ajarkan kepada kami tetapi teladan yang
tak terlupakan. Beliau orang yang sangat tekun, suka membaca dan takkan
membiarkan waktu berlalu dengan percuma. Di penghujung usianya yang makin senja
dia sempat menghafal Alqur̢۪an sampai beberapa juz yang tidak bisa dilakukan
oleh putra putrinya sebagai harapan yang pernah beliau sandangkan pada kami.

Beliau tempat kami bertanya banyak hal tentang agama. Dan
beliau tidak pernah malu untuk mendudukkan kami jika beliau ingin belajar dari
kami beberapa hal. Kadang hal itu membuat kami bangga sekaligus terharu. Orang
tua yang kami banggakan tidak merasa malu belajar kepada kami.

Pernah beliau berkata bahwa beliau tidak punya apapun yang
bisa diwariskan pada kami hanya ilmu dan buku â€" buku saja yang bertengger di
rak untuk kami baca.

Hal yang paling membahagiakan kami juga bahkan sampai
sekarang pun beliau masih dikenang oleh masyarakat sebagai lelaki yang tak
banyak kata, penyabar dan low profile, namun jejaknya begitu mempesona. Apakah
aku bisa seperti beliau, sosok yang tak hanya menjadi kebanggaan anak-anaknya
tetapi juga menjadi kebanggaan masyarakatnya?

Meski kadang masih terbersit penyesalan karena tidak bisa
menemaninya di detik â€" detik terakhirnya, tetapi cara kematiannya yang Indah
membuat kami bangga. Moga beliau meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah,
diampuni segala dosanya dan diempatkan di tempat terindah dan tertinggi di
sisiNya.

“Sesungguhnya  hanya ada pada sisiNya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui ( dengan pasti)
apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui  di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengawasi.” ( Q. S. Al â€"Lukman
34 )

 

 

Mengenang kembalinya buya tercinta dipangkuanNya

salam Wiwik Hafidzoh

http://diifaa.multiply.com

New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
13.

Daftar HUT SK ke-IV Yuuuuukk!!!!

Posted by: "Elisa Koraag" elisa201165@yahoo.com   elisa201165

Mon Dec 28, 2009 12:46 am (PST)




Sahabat SK.
Penghujung tahun 2009, sudah di ambang pintu. Kita akan segera tutup buku. Namun jangan khawatir seiring ditutupnya Buku perjalanan kehidupan kita di 2009 maka kitapun segera membuka halaman buku baru tahun 2010.
 
Ini saatnya kita semua menyusun perencanaan hidup kita. Apa yang akan kita lakukan, kita wujudkan, kita kejar di tahun 2010. Untuk jangan lupa masukkan dalam rencana kegiatan anda, untuk hadir di HUT SK ke-4 Di pertengahan 2010 di Surabaya.
 
Agar tersedia tempat untuk anda dan keluarga, segera daftarkan diri anda ke email:
elisa201165@gmail.com dengan subyek: Daftar peserta HUT SK ke-4.
 
Di buka mulai akhir Des 2009.
Silahkan mencicil Hingga Mei 2010 ke rekening saya:
Elisa Koraag
BCA 3451917585
Tolong yang sudah transfer sms ke 081210641674.
Supaya saya bisa membuat pembukuan, update status dan jumlah peserta.
 
Acara kita ,dari kita, oleh kita dan tentu untuk kita.
Tiada, kesan tanpa kehadiran teman.,
So... tunggu apalagi? segera daftar..!!!!!!!!!!

 
 
 
Salam
Bunda Icha.
 

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Cat Zone

Connect w/ others

who love cats.

Group Charity

GiveWell.net

Identifying the

best non-profits

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: