Sesungguhnya Allah SWT menciptakan Langit dan Bumi beserta
seluruh isinya sebagai hadiah/rahmat bagi ummat manusia.
"Dan Dia telah
menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." [Al Jaatsiyah 13]
Allah memberikan kita air untuk
minum dan juga bermacam-macam buah-buahan untuk dimakan.
"Allah-lah yang
telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi
rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu,
berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai." [Ibrahim 32]
"Dan Kami turunkan
dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang
tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun, untuk menjadi rezki
bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati
(kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan." [Qaaf 9-11]
"Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan." [Al An'aam 141]
Berbagai tanaman bukan hanya memberi
kita makanan, tapi juga udara yang segar dan bermacam-macam obat-obatan.
Allah juga memberi kita binatang
ternak yang bisa kita makan dan kendarai.
"Dan di antara hewan ternak itu ada yang
dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki
yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." [Al An'aam 142]
Allah memberi kita laut dan sungai
yang mengandung berbagai binatang air/ikan untuk kita makan.
"Dan Dia-lah, Allah
yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging
yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu
pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur." [An Nahl 14]
Allah telah memberi kita alam berupa
air, udara, laut, sungai, tanah dan sebagainya yang bisa kita makan.
"Katakanlah:
"Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?"
Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang
musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata." [Saba'
24]
Allah memerintahkan kita juga untuk
makan rezeki yang halal dan baik serta bersyukur kepada Allah dan menyembahnya.
"Maka makanlah yang
halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." [An Nahl 114]
Jika alam ini baik, niscaya kita
bisa mendapat makanan dan minuman yang baik dan sehat untuk kita. Tapi jika
alam ini kotor atau rusak, niscaya kita sulit untuk mendapatkan makanan dan
minuman tersebut.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan
kita untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
"Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik." [Al A'raaf 56]
Sungai-sungai yang bersih seperti di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan
Papua memberikan banyak makanan kepada penduduknya berupa ikan, udang segar,
atau bintang airnya untuk di makan. Berbagai ikan seperti ikan Arowana, ikan
Mas, Mujair, Sepat, Gabus, Udang Besar, bahkan mamalia air seperti Pesut
Mahakam ada di sungai yang bersih airnya.
Sebetulnya tidak perlu ada rakyat
miskin yang kelaparan jika sungainya bersih karena mereka bisa memakan binatang
atau pun tanaman yang hidup di sungai tersebut.
Namun manusia merusaknya dengan
membuang berbagai kotoran/limbah dari rumah dan pabrik-pabrik sehingga sungainya
kotor dan bau seperti Kali Ancol, Kali Sunter, Kali Ciliwung,dan sebagainya. Di
kali Ancol, orang yang mencoba berenang di situ bisa gatal-gatal kulitnya dan
mati karena bau dan kotornya. Tidak ada ikan atau udang yang bisa hidup di sana
kecuali paling ikan Sapu-sapu yang banyak orang tidak mau memakannya karena
jijik.
Nabi melarang kita membunuh manusia
yang tidak bersalah atau pun menebang pohon semena-mena.
Hadis riwayat Abu
Syuraih Al-Adawi ra.:
Dalam satu hadits
yang panjang Nabi bersabda: Sesungguhnya kota Mekah diharamkan oleh Allah dan
bukan manusia yang mengharamkannya. Maka tidak halal bagi orang yang beriman
kepada Allah dan hari kiamat menumpahkan darah dan menebang pohon di sana. ..Hendaklah
orang yang hadir menyaksikan menyampaikan kepada orang yang tidak hadir!.
(Shahih Muslim No.2413)
Pohon mampu menurunkan suhu yang
panas dari sinar matahari hingga 100 celsius dengan cara menghalangi
sinar matahari hingga tidak menimpa langsung ke tubuh kita. Sayang manusia
dengan berbagai alasan seperti takut kotor atau tidak mau keindahan gedungnya
terhalang pohon, akhirnya menebang pohon. Akibatnya pemanasan global (Global
Warming) pun makin menjadi-jadi. Bahkan di puncak pun seperti Taman Bunga yang
hanya menanam bunga kecil-kecil dengan sedikit pohon yang rindang atau Kebun
Teh, udara jadi serasa panas karena tidak ada pohon yang teduh menaungi badan
kita.
Pohon juga memberikan oksigen/udara
bersih untuk kita bernapas. Dengan banyaknya penebangan pohon di Jakarta karena
pembangunan Mal dan Gedung Perkantoran atau pelebaran jalan, maka oksigen yang
dikeluarkan pohon berkurang. Sementara asap kendaraan atau pun pabrik di
Jabodetabek terus bertambah sehingga saat ini Jakarta merupakan kota dengan
udara terkotor ketiga di dunia! Banyak orang termasuk anak-anak menderita batuk
atau penyakit pernafasan lain secara kronis atau berulang-kali. Jakarta dalam
jangka waktu dekat bisa jadi kota mati!
Berkali-kali Allah melarang kita
untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi dan memberi azab berupa bencana alam
sebagai siksanya. Contohnya penduduk Madyan diberi azab gempa karena
membangkang:
"Dan (Kami telah
mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu'aib, maka ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan
jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan."
Maka mereka
mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka
mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka." [ Al
'Ankabuut 36-37]
Meski Allah melarang ummat Islam
untuk membuka aurat di depan umum, sayangnya banyak Muslimah yang membuka
auratnya. Alasannya demi "Tuntutan Skenario" atau agar bisa mengikuti kontes
"Puteri Indonesia" atau "Ratu Dunia." Di kontes "Puteri Indonesia", banyak
muslimah yang dipaksa untuk melepas jilbabnya. Bahkan jika mereka lolos dan
mengikuti kontes "Ratu Dunia", mereka diharuskan berpakaian renang di depan
umum!
Di antaranya adalah 2 finalisnya
dari Minangkabau dan Aceh Nangroe Darussalam pada kontes Puteri Indonesia
Oktober 2009. Padahal 2 daerah tersebut baru saja dilanda bencana besar berupa
Tsunami Aceh tahun 2004 yang menewaskan 200 ribu orang dan Gempa Padang 30
September 2009 yang menewaskan 1.100 orang lebih! Allah memerintahkan para
Muslimah untuk menutup aurat dan memakai jilbab di tempat umum. Namun mereka
membukanya. Adakah mereka tidak takut akan siksa Allah yang sangat pedih?
Mereka lebih memilih mematuhi perintah manusia ketimbang perintah Allah.
Di Indonesia ada pertemuan 4 lempeng
tektonik raksasa yaitu: Eurasia, Indo-Australia, Filipina, dan Karolina.
Gunung-gunung berapi pun menyebar di sepanjang pertemuan lempeng itu seperti
gunung Kerinci, Gunung Krakatau, Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Merapi,
Gunung Agung, Gunung Tambora, dan sebagainya. Setiap 2 menit, lempeng tersebut
bertumbukan. Namun Allah-lah yang menahan sehingga gempa besar tidak terjadi
setiap 2 menit. Allah bisa saja membiarkan tumbukan tersebut menjadi besar dan
berakibat fatal bagi manusia sehingga terjadi gempa besar yang mematikan
seperti Gempa Yogya yang menewaskan 5000 orang atau pun gempa Padang.
Saya ingat betul sebelum gempa Yogya
terjadi bagaimana Sri Sultan bersama istrinya diberitakan media massa menentang
mati-matian RUU Anti Pornografi. Timbul kesan di hati saya Sri Sultan dan
Istrinya tidak ingin kemaksiatan seperti Pornografi atau perzinahan dilarang
oleh pemerintah. Bagaimana Allah tidak marah jika ada orang yang ingin
kemaksiatan berjalan dengan bebas?
Malaysia berani mengusir Inul karena
menganggap goyang "ngebor"nya Inul terlalu jorok dan tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Namun seorang Menteri yang berafiliasi dengan satu partai yang "berbau"
Islam justru marah-marah karenanya. Di Indonesia berbagai goyang dangdut yang
mesum dan jorok merajalela di TV, acara perkawinan, hingga kampanye pemilu
partai politik. Bagaimanakah kita bisa mengharap Allah tidak menurunkan azabnya
jika kemaksiatan terus berlangsung?
Allah melarang kita merusak tanaman
dan juga binatang.
"Dan apabila ia
berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya,
dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan. [Al Baqarah 205]
Berapa banyak tanaman yang punah
karena di tebang manusia? Padahal tanaman tersebut selain memberikan oksigen
dan naungan bagi manusia juga memberikan makanan dan obat?
Berapa banyak binatang yang punah
karena dibunuh manusia? Baik sengaja atau pun tidak sengaja seperti berbagai
ikan segar yang kini sudah tidak ada lagi di banyak sungai di Jawa karena
dikotori oleh manusia.
Begitu banyak Allah memberi kita
nikmat berupa alam, flora, dan fauna sehingga Allah melarang kita merusaknya [Al
A'raaf 74 dan Al Baqarah 60]
Allah juga memerintahkan kita untuk
menyempurnakan takaran dan timbangan dan melarang kita mengurangi takaran dan
timbangan:
"Dan (Kami telah
mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." [Al A'raaf 85]
Di Arab Saudi, takaran dan timbangan
nyaris tidak berubah. Ketika tahun 1983 saya ke sana, harga satu minuman kaleng
hanya 1 real. Ternyata sekarang pun harganya tetap sama. Bukan hanya minuman
kaleng yang harganya tetap, tapi sajadah, kurma, bensin, dan sebagainya
harganya tetap sama di dalam real. Akibatnya rakyatnya makmur dan bisa
membangun rumah dan mobil yang kuat, aman, dan nyaman. Meski gaji tidak naik,
namun mereka tetap bisa membeli barang dalam takaran dan timbangan yang sama.
Sebaliknya di Indonesia orang gemar
mengurangi takaran dan timbangan. Istilah umum yang kita kenal adalah kenaikan
barang/gaji. Pemerintah berulang-kali menaikan harga barang seperti BBM (tahun
2004 hanya Rp 1.800/ltr tahun 2009 jadi Rp 4.500/ltr), listrik, LPG, tarif Tol,
dan sebagainya. Bahkan khusus tarif Tol, dibuat UU yang menentukan tarif Tol
naik setiap 2 tahun sekali meski harusnya mereka sudah mencapai titik impas
(BEP) sehingga harusnya justru turun karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar
seperti pembelian tanah/pembangunan jalan. Dengan kenaikan harga barang, dengan
uang yang sama takaran/timbangan yang kita terima berkurang/dikurangi
Meski pemerintah rajin menaikkan
gaji pejabat, PNS, Tentara, dan Polri, sayangnya jumlahnya tidak sampai 5% dari
jumlah penduduk Indonesia. 80% penduduk Indonesia justru gajinya tidak
mengalami kenaikan bahkan banyak yang PHK karena perusahaan tidak mampu lagi
membiayai biaya operasional yang makin membengkak. Akibatnya mayoritas rakyat
Indonesia bertambah miskin setiap kali terjadi kenaikan harga barang atau pun
gaji para pejabat dan PNS karena harga barang juga pasti ikut naik.
Nilai rupiah terus
menyusut/berkurang. Jika tahun 1975 1 US$ = Rp 415 dan 1 Yen = Rp 1,5, sekarang
1 US$=Rp 9.500 dan 1 Yen = Rp 114. Artinya nilai rupiah terus menurun dan tidak
ada harganya. Rakyat Indonesia bertambah miskin karena kenaikan penghasilan
tidak setara dengan penurunan nilai rupiah.
Akibatnya mayoritas rakyat tidak
mampu membangun rumah di tempat yang aman dan tahan gempa atau bencana lainnya.
Kefakiran (kemiskinan) dekat dengan kekufuran, begitu kata Nabi. Kemiskinan
yang merajalela akhirnya membuat angka kejahatan (penculikan, perampokan,
korupsi, pembunuhan) naik. Gangguan Jiwa dan angka bunuh diri juga meningkat
akibat kesulitan ekonomi. Setiap ada pembagian zakat yang dulu biasanya aman,
kini sering ricuh dan menimbulkan korban jiwa akibat banyaknya fakir miskin
yang berebut. Angka perceraian karena masalah ekonomi juga meningkat. 11,5 juta
penduduk Indonesia menderita kelaparan (kurang gizi/busung lapar).. Di Yahukimo
Papua, 92 orang tewas pada periode Januari-September 2009! Itu semua adalah
kerusakan masyarakat yang terjadi akibat ketamakan pihak pengusaha yang
berkolaborasi dengan penguasa.
"Dan bila dikatakan
kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan."
Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar. [Al Baqarah 11-12]
Mudah-mudahan dengan tulisan ini
kita semua sadar dan berhenti berbuat kerusakan yang tidak kita sadari.
===
Media Islam - Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-
____________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar