Sabtu, 19 Desember 2009

[daarut-tauhiid] Sisi Biologi dan Kedokteran Imam Al Ghazali

Sisi Biologi dan Kedokteran Imam Al Ghazali

By Republika Newsroom


Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali merupakan seorang pemikir
yang multi talenta yang banyak menyumbangkan pemikirannya dalam ilmu
teologi, filsafat, astronomi, politik, sejarah, ekonomi, hukum,
kedokteran, biologi, kimia, sastra, etika, musik, maupun sufisme. Dia
adalah teolog Islam, ahli hukum, ahli filsafat, kosmologi, psikolog,
maupun biologi. Dia dilahirkan di Tus, Provinsi Khorasan, Persia dan
hidup antara tahun 1058 hingga 1111. Al Ghazali yang sering disebut
juga Algazel merupakan salah satu sarjana yang paling terkenal dalam
sejarah pemikiran Islam Sunni. Dia dianggap sebagai pelopor metode
keraguan dan skeptisisme. Salah satu karya besarnya berjudul Tahafut
Al Falasifah atau The Incoherence of the Philosophers. Dia berusaha
mengubah arah filsafat awal Islam, bergeser jauh dari metafisika Islam
yang dipengaruhi oleh filsafat Yunani kuno dan Helenistik menuju
filsafat Islam berdasarkan sebab-akibat yang ditetapkan oleh Allah SWT
atau malaikat perantara, sebuah teori yang kini dikenal sebagai
occasionalism.

Keberadaan Al Ghazali telah diakui oleh sejarawan sekuler seperti
William Montgomery Watt yang menyebutnya sebagai Muslim terbesar
setelah Muhammad. Selain kesuksesannya dalam mengubah arah filsafat
Islam awal Neoplatonisme yang dikembangkan atas dasar filsafat
Helenistik, Dia juga membawa Islam ortodoks ke dalam ilmu tasawuf. Al
Ghazali juga sering disebut sebagai Pembuktian Islam, Hiasan keimanan,
atau Pembaharu agama. Dalam buku berjudul  Historiografi Islam
Kontemporer disebutkan, seorang penulis bernama Al Subki dalam bukunya
yang berjudul Thabaqat Al Shafiyya Al Kubra pernah menyatakan,
"Seandainya ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad, maka manusianya
adalah Al Ghazali." Hal ini menunjukkan tingginya ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan yang dimiliki Al Ghazali.

Pengaruh Al Ghazali baik dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan
memang sangat besar. Karya-karya maupun tulisannya tak pernah berhenti
dibicarakan hingga saat ini. Pengaruh pemikirannya tidak hanya
mencakup wilayah di Timur Tengah tetapi juga negara-negara lain
termasuk Indonesia dan negara barat lainnya. Para ahli filsafat barat
lainnya seperti Rene Descartes, Clarke, Blaise Pascal, juga Spinoza
juga mendapatkan banyak pengaruh dari pemikiran Al Ghazali.

Kebanyakan orang-orang mengenal pemikiran Al Ghazali hanya dalam
bidang teologi, fiqih, maupun sufisme. Padahal dia merupakan seorang
ilmuwan yang hebat dalam bidang ilmu biologi maupun kedokteran. Dia
telah menyumbangkan pemikiran dan jasa yang besar dalam bidang
kedokteran modern dengan menemukan sinoatrial node (nodus sinuatrial)
yaitu jaringan alat pacu jantung yang terletak di atrium kanan jantung
dan juga generator ritme sinus. Bentuknya berupa sekelompok sel yang
terdapat pada dinding atrium kanan, di dekat pintu masuk vena kava
superior. Sel-sel ini diubah myocytes jantung. Meskipun mereka
memiliki beberapa filamen kontraktil, mereka tidak kontraksi. Penemuan
sinoatrial node oleh Al Ghazali ini terlihat dalam karya-karyanya yang
berjudul Al-Munqidh min Al-Dhalal, Ihya Ulum Al Din, dan Kimia
Al-Sa'adat. Bahkan penemuan sinoatrial node oleh Al Ghazali ini jauh
sebelum penemuan yang dilakukan oleh seorang ahli anatomi dan
antropologi dari Skotlandia, A. Keith dan seorang ahli fisiologi dari
Inggris MW Flack pada tahun 1907. Sinoartrial node ini oleh Al Ghazali
disebut sebagai titik hati.

Dalam menjelaskan hati sebagi pusat pengetahuan intuisi dengan segala
rahasianya, Al Ghazali selalu merumuskan hati sebagai mata batin atau
disebut juga inner eye dalam karyanya yang berjudul Al-Munqidh min
Al-Dhalal yang diterjemahkn oleh C. Field menjadi Confession of Al
Ghazali. Dia juga menyebut mata batin sebagai insting yang disebutnya
sebagai cahaya Tuhan, mata hati, maupun anak-anak hati. Kalu titik
hati Al Ghazali dibandingkan dengan sinoartrial node, maka akan
terlihat bahwa titik hati sebenarnya mempunyai hubungan erat dengan
sinoartrial node. Dia menyebutkan bahwa titik hati tersebut tidak
dapat dilihat dengan alat-alat sensoris sebab titik tersebut
mikroskopis. Para ahli kedokteran modern juga menyatakan sinoartrial
node juga bersifat mikroskopis.

Al Ghazali menyebutkan titik hati tersebut secara simbolis sebagai
cahaya seketika yang membagi-bagikan cahaya Tuhan dan elektrik.
Menurut gagasan modern, dalam satu detik, sebuah impuls elektrik yang
berasal dari sinoartrial node mengalir ke bawah lewat dua atria dalam
sebuah gelombang setinggi 1/10 milivolt sehingga otot-otot atrial
dapat melakukan kontraksi.

Pada era modern ini para ahli anatomi menyatakan pembentukan tindakan
secara potensial berasal dari hati, yaitu kontraksi jantung yang
merupakan gerakan spontan yang terjadi secara independen dalam suatu
sistem syaraf. Dia juga menyatakan bahwa hati itu merdeka dari
pengaruh otak dalam karyanya yang berjudul Al-Munqidh min Al-Dhalal.
Para pemikir modern banyak yang mengatakan, suatu tindakan kadang
terjadi melalui mekanisme yang tak seorang pun tahu mengenainya. Namun
Al Ghazali mengatakan, tindakan yang terjadi melalui mekanisme yang
tak diketahui tersebut sebenarnya disebabkan oleh sinoartrial node.
Dia juga menyatakan penguasa misterius tubuh yang sebenarnya adalah
titik hati tersebut, bukanlah otak.

Al Ghazali tidak hanya menggambarkan dimensi fisik sinoartrial node
tetapi dia juga menggambarkan dimensi metafisik dari sinoartrial node.
Hal ini jauh berbeda dengan pandangan para pemikir sekuler yang hanya
mampu menggambarkan sinoartrial node secara fisik semata. Secara
metafisik, Al Ghazali menggambarkan sinoartrial node sebagai pusat
pengetahuan intuitif atau inspirasi ke-Tuhanan yang bisa berfungsi
sebagi peralatan untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada hambanya.
Namun orang yang bisa memfungsikan sinoartrial node hanyalah orang
yang telah mencapai penyucian diri sendiri atau orang yang sangat
beriman kepada Allah SWT.

Dukungan Al Ghazali terhadap pengembangan ilmu anatomi dan pembedahan

Selain menemukan sinoartrial node, Al Ghazali juga memberikan
sumbangan lain dalam bidang kedokteran dan biologi. Catatan sejarah
menyebutkan, tulisan-tulisan Al Ghazali diyakini menjadi pendorong
bangkitnya kemauan untuk melakukan studi kedokteran pada abad
pertengahan Islam, khususnya ilmu anatomi dan pembedahan.

Dalam karyanya The Revival of the Religious Sciences, dia
menggolongkan pengobatan sebagai salah satu ilmu sekuler yang terpuji
(mahmud) dan menggolongkan astrologi sebagai ilmu sekuler yang tercela
(madhmutn). Sehingga dia sangat mendorong orang-orang untuk
memepelajari ilmu pengobatan. Saat membahas tentang meditasi
(Tafakkur), dia menjelaskan anatomi tubuh pada sejumlah halaman
bukunya secara rinci untuk menjelaskan posisi yang cocok guna
melakukan kontemplasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Al Ghazali juga membuat pernyataan yang kuat guna mendukung
orang-orang untuk mempelajari ilmu anatomi dan pembedahan dalam
karyanya yang berjudul The Deliverer from Error. Dia menyebutkan,
naturalis (al-tabi'yun) adalah sekelompok orang yang terus-menerus
mempelajari alam, keajaiban binatang dan tumbuhan. Mereka juga sering
terlibat dalam ilmu anatomi maupun pembedahan (ilm at-tashriih) dari
tubuh hewan. Melalui proses pembedahan itu mereka mampu merasakan
keajaiban rancangan Allah SWT dan kebijaksanaan-Nya serta
keajaiban-Nya. Dengan ini mereka dipaksa untuk mengakui Allah SWT
merupakan Penguasa alam semesta dan siapapun bisa mengalami kematian.
Tidak seorang pun dapat belajar anatomi maupun pembedahan dan
keajaiban kegunaan dari bagian-bagian organ tubuh tanpa mengetahui
kesempurnaan desain ciptaan Allah yang berhubungan dengan struktur
(binyah) binatang maupun struktur manusia. Dengan demikian, Al Ghazali
menganggap dengan mempelajari ilmu anatomi maka manusia akan sadar
dengan kehebatan Allah SWT yang Maha Agung sehingga hal itu membuatnya
lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Dukungan kuat Al Ghazali untuk memajukan studi tentang anatomi dan
pembedahan memberikan pengaruh yang kuat dalam kebangkitan ilmu
anatomi dan pembedahan yang mulai dilakukan oleh pada dokter Muslim
pada abad 12 dan 13. Sejumlah dokter sekaligus ilmuwan hebat Muslim
yang mulai mendorong kebangkitan ilmu anatomi dan pembedahan pada masa
itu antara lain Ibn Zuhr, Ibn al-Nafis, maupun Ibn Rusyd. dya/taq

sumber:

http://www.republika.co.id/berita/96227/Sisi_Biologi_dan_Kedokteran_Imam_Al_Ghazali


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/