Jumat, 11 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2909

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1.

Murid SK di Salatiga dan sekitarnya

Posted by: "Nurhadi" hadynur@gmail.com   hadynur

Thu Dec 10, 2009 2:47 am (PST)



Assalamu'alaikum,

Apa kabar teman-teman? Hmm..mohon sekali, lama gak updates.
Oh ya, ada nggak nih murid2 SK yang domisili di salatiga dan sekitarnya?

Ada plan, gimana kalo kapan2 kita gathering off line. Kebetulan, sudah
3 bulan ini moving dari Batam ke Salatiga.

--
Jabat erat dan Wassalam

Nurhadi
(*) Blog: http://hadynur.wordpress.com
(*) Facebook | twitter: hadynur
(*) Skype | YM: hadynur

2.

berhati-hatilah dengan gaya bahasa

Posted by: "Afi Pati" afi.pati@yahoo.com   afi.pati

Thu Dec 10, 2009 2:24 pm (PST)



MULAI sekarang berhati-hatilah dengan gaya bahasa Anda. Sebab, gaya
bahasa negatif akan membuat buah hati Anda stres yang berpengaruh buruk
terhadap perkembangannya.
Biasanya juga anak stres karena emosi
negatif yang tidak diekspresikan karena perasaan takut. Selain itu bisa
karena beban pelajaran di sekolah, ditambah dengan les yang banyak
untuk mengembangkan kecerdasan ganda anak atau multiple intelligence
anak, mulai dari les Mandarin, matematika, musik, hingga taekwondo.
"Alasan
anak-anak menjadi sulit konsentrasi karena banyak faktor penyebab. Di
antaranya pendekatan negatif dari pola asuh yang fokus pada masalah dan
bukan fokus pada keinginan terbaik dengan menggunakan gaya bahasa
negatif. Misal marah-marah saat anak terlihat tidak semangat belajar
sehingga nilainya tidak baik," ujarnya.
hasil penelitian di Amerika
yang dilakukan Task Force for Personal and Social Responsibilities
bahwa setiap harinya orang mendengar 432 kata-kata atau kalimat negatif
dan hanya mendengar 32 kata-kata atau kalimat positif.
Sebanyak 80
persen kata-kata tersebut menyakitkan sehingga membuat orang sulit
untuk bangkit dan hanya sekitar 20 persen tahan terhadap pendekatan
negatif tersebut tanpa memberikan dampak psikologis.
"Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan adalah sangat penting untuk berkomunikasi secara positif dengan anak-anak kita,"
gaya
bahasa negatif tidak saja membuat anak stres, tetapi dampaknya lebih
besar daripada yang kita bayangkan. Gaya bahasa negatif bisa
memengaruhi perkembangan anak secara negatif sehingga menghambat
anak-anak untuk meraih segala potensi yang ada pada dirinya. Gaya
bahasa negatif menyebabkan "put down".
Put down meliputi rasa
direndahkan martabatnya, anak merasa kecil dan tidak penting, anak
merasa tidak mampu, juga anak merasa jauh dari orangtuanya.
"Demikian
besarnya dampak gaya bahasa negatif terhadap perkembangan anak dan juga
kita sebagai orangtua karena semakin banyak menggunakan kata negatif
akan merasakan emosi negatif pula,"
85% penyakit medis disebabkan
emosi negatif. Tentunya gaya bahasa negatif yang menyebabkan orang
merasakan emosi negatif salah satu faktor penyebab tidak sehatnya
hubungan antara orangtua dan anak karena anak merasa tidak nyaman dan
merasa ada jarak dengan orangtuanya.
Regards

4F1-P4T1
Penawaran Kerjasama Bisnis - KLIK -

3.

[Info] Majalah Horison -Desember 2009

Posted by: "gerai buku" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Thu Dec 10, 2009 4:12 pm (PST)



<http://geraibuku.multiply.com/photos/hi-res/1M/165>

http://geraibuku.multiply.com/journal/item/61

Di penghujung tahun 2009 ini, majalah sastra Horison masih tetap setia
mengunjungi para pembacanya. Pada edisi kali ini Catatan Kebudayaan ditulis
oleh Agus. R. Sardjono dengan judul 'Tulisan Brilian tentang Keagungan
Sastra'.

Kolom Kritik ditulis oleh Lee Yeon tentang 'Tanggapan Evaluatif NH. Dini
pada Priyayi Jawa'. Esai ditulis oleh Ajip Rosidi tentang 'Arena Wati :
Sastrawan Negara'.

Cerpen kali ini memuat karya M. Shoim Anwar berjudul 'Asap Rokok di Jilbab
Santi'.
Ada juga nukilan Novel karya Antoine de Saint-Exupery. Sementara kolom puisi
diisi karya dari Sindu Putra.

Kolom Kaki Langit kali ini diisi dengan sajak-saja siswa dari MAN 1 Sragen
Jawa Tengah. Ulasan sajak diisi oleh Jamal. D. Rahman. Kolom Pengalaman Guru
Bahasa Indonesia diisi oleh Drs. Susilawati, seorang guru bahasa dan sastra
Indonesia MAN 1 Sragen, Jawa Tengah. Ulasan sajak Cermin diisi oleh
alhamrhum Wan Anwar yang baru saja meninggalkan kita.

Untuk cerpen Kaki Langit diisi oleh karya Sarifatul Mukaromah dan ulasannya
diisi oleh Joni Ariadinata.

Bagi anda yang berminat dan ingin berlangganan bisa mendapatkannya dari
www.geraibuku.com atau mengemail ke geraibuku@gmail.com atau sms ke [021]
3099 8655. Harga majalah @ Rp 12.500,-

Tersedia juga bundel majalah Horison tahun 2006, 2007, 2008 seharga Rp
200.000 perbundel dan mohon maaf jumlahnya terbatas.

Selamat membaca dan Salam Sastra!

www.geraibuku.com
4a.

Re: [catcil] Pohon Idaman Itu Bernama Ibu Linda

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Dec 10, 2009 4:59 pm (PST)



alhamdulillah ya mbak sya, turut seneng baca artikel ini :)
semoga proses pembuatan bukunya dimudahkan Allah ya, amin

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Syafaatus Syarifah" <syarifah@...> wrote:
>
>
> Beberapa minggu lalu saya mendapat sebuah pelajaran berharga dari seorang ibu Linda Djalil. Pelajaran kali ini tentang bagaimana caranya memanusiakan manusia. Pelajaran tentang bagaimana seharusnya kita bersikap pada seseorang yang mungkin bukan siapa-siapa, sementara diri kita berada di posisi puncak yang jauh lebih tinggi darinya.
> Guru kita kali ini adalah seorang mantan wartawan senior Gatra bernama Ibu Linda Djalil. Siapa yang tak kenal dengan nama besar ini? apalagi di komunitas socialblog ini (www.kompasiana.com)
> Beliau dinobatkan sebagai madame kompasiana, seseorang yang sangat dihargai, dihormati dan amat disegani oleh seluruh penghuni socialblog tersebut.
> Tutur katanya selalu indah, seindah hati dan wajah beliau yang menawan. Saya telah berhasil membuktikan keyakinan saya sendiri bahwa beliau ini adalah orang besar.
> Tak hanya namanya yang besar tapi juga hati dan jiwanya. Bila saya boleh mengumpamakan, beliau ini ibarat "pohon idaman" yang real. Nyata, benar-benar ada.
>
> Batang pohonnya kuat dan kokoh sekuat karakternya yang kharismatik sehingga beliau
> dikenal sebagai wartawan senior yang mampu menaklukkan para nara sumber nomer wahid yang susah ditembus oleh wartawan lain.
> Buahnya lebat, selebat hikmah yang bisa kita petik dari hidup Ibu Linda Djalil.
> Akarnya menghuncam ke tanah,menjalar luas ke tanah yang mungkin saja kotor,
> melambangkan betapa merakyatnya beliau meski dengan orang kecil sekalipun.
>
> Tentang yang terakhir inilah yang amat membuat saya begitu terkesan oleh beliau.
> Awalnya, beliau terlebih dulu lah yang menyapa ke blog saya di sana.
> Sunngguh sebuah kehormatan bila rumah saya disambangi oleh tamu terhormat, apalagi beliau dengan ramah menyapa dengan sapaan yang sangat memanusiakan (baca membuat GR diriku).
> "Helo... tulisanmu selalu menarik, salam kenal.." begitu kurang lebih sapaan pertama beliau di halaman profil saya.
> Sungguh saya terharu, seorang Linda Djalil mau-maunya mengklik halaman rumah maya saya dan memberikan sapaan seramah itu..subhanalloh..betapa besar jiwa wanita ini, batinku. Kekagumanku tak berhenti di situ, ketika saya ingin benar-benar membuktikan kebesaran seorang Ibu Linda Djalil, saya nekad memohon kepada beliau agar bersedia membubuhkan sebuah kata pengantar pada naskah buku saya yang sedang dalam proses terbit.
>
> Benar dugaan saya, Ibu Linda Djalil bersedia. Subhanalloh..kata pengantar yang hanya beliau buat dalam waktu 30 menit itu ternyata sungguh indah.
> Saya semakin terkagum-kagum dengan beliau. Dengan indahnya kata yang beliau susun, dengan indahnya hati beliau yang mengajarkan pada saya bahwa seharusnya makin berisi kita maka makin menunduklah juga hati kita.
>
> Kesediaan beliau membubuhkan kata pengantar itu adalah satu hal besar. Mengingat beliau adalah orang besar, dan saya bukan siapa-siapa, hanya mengenal beliau di kompasiana. Mengingat pula beliau sendiri memiliki kesibukan yang menyita hari-harinya, tapi tetap saja bersedia menyisihkan waktu luang untuk saya, demi saya. hiks..sungguh saya terharu Ibu. Sementara itu, ada seseorang or beberapa orang lain yang saya mohonkan endorsmentnya, ternyata tidak bisa memberikan meskipun hanya satau paragraf saja. Yah mungkin mereka sibuk, saya sih maklum.
>
> Tapi Ibu Linda Djalil juga sibuk, super sibuk malah, bahkan yang menelpon saya pertama kali adalah staf beliau karena waktu itu beliau sedang sibuk dan kurang enak badan. Bila sama-sama sibuk, Tapi kenapa Ibu Linda bisa menyumbang 2-3 halaman kata pengantar indah sementara yang lain satu paragraf endors aja nggak bisa?
> Itu membuktikan bahwa Ibu Linda bukanlah ibu biasa. Terbukti lagi setelah itu beberapa kali Ibu Linda sendiri yang berkenan menelpon saya untuk bertanya sedikit mengenai proses penulisan buku itu.
>
> Lihat..lihat... inilah akar yang menghuncam ke tanah itu, begitu merakyat..oh indahnya.
> Terimakasih sekali lagi untuk ibu Linda..atas pelajarannya, atas kata pengantarnya, atas persahabatannya dan atas semuanya.
>
>
> Yang ingin melihat betapa dahsyatnnya kata pengantar yang beliau buat , klik saja ini : http://new-media.kompasiana.com/2009/12/02/terimakasih-untuk-ibu-linda-djalil-dan-prof-nurtjahjadi/
>

5a.

Re: (Lonceng) Alhamdulillah, adik nibras telah lahir

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Dec 10, 2009 10:16 pm (PST)



Sahabat...

terimakasih untuk ucapan, empati, doa dan kebaikan
dari sahabat SK semua.

Mohon maaf ga bisa balas satu2.
ritme kehidupan saya semakin deras.

Sungguh sebuah perjuangan untuk sekedar
melihat mlist tercinta ini.

Yg pasti, saya tetap monitor dan
berusaha menyempatkan mengisi presensi di
kelas SK

Sekali lagi, haturnuhun

Dari hati,

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "punya_retno" <punya_retno@...> wrote:
>
> td jam 15 wib dpt sms dari dani:
>
> Alhamdulillah, telah lahir putra ke-2 kami dengan selamat, caesar, bb 3.1, pb 4,8.
> belm ada namannya, yang pasti bukan nibris. heuheu...luuegaa
>
> demikian smsnya
> selamat yaaa
> smoga jd anak shaleh, n bundanya cepet pulih ...
>
> (catur n retno)
>

6a.

Re: (catcil)Upin dan Ipin ;Tontonan Mendidik

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Fri Dec 11, 2009 12:17 am (PST)



tayangan-tanyangan TV kita saat ini tidak mengandung unsur pendidikan mengenai "kepribadian bangsa"

mungkin saya dan tmn2 seumuran saya masih beruntung krn menkmati usia anak-anak pada masa "Si Unyil" tayang

klo sekarang?

wah kasihan sekali adek2ku

salam,
April

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, rahma dewi <rachma_dewod1981@...> wrote:
>
> Benar sekali pak rahmad, upin
> dan ipin memang film kartun bermutu, bahkan sekarang film tersebut
> sudah di beli oleh disney dan di sadur dalam bahasa inggris, terlepas
> dari apapun.. sebenarnya film upin dan ipin mencerminkan kwalitas
> bangsa yang memproduksinya, kita mungkin memang harus banyak merenung
> bahwa kita memang telat beberapa langkah dari mereka, sudah saat nya
> para penggerak film dan seni untuk membuat karya yang lebih menarik
> lagi setelah laskar pelangi, bahkan bila perlu buat aliansi untuk
> menstop sinetron indonesia yang sangat-sangat tidak bermutu, coba lah
> sesekali kita lihat bagaimana sinetron tetangga sebelah, jujur saya
>

7.

Artikel] Tidak gampang menerapkan 5S

Posted by: "Nurhadi" hadynur@gmail.com   hadynur

Fri Dec 11, 2009 12:21 am (PST)



Semoga bermanfaat !

--
Jabat erat dan Wassalam

Nurhadi
(*) Blog: http://hadynur.wordpress.com
(*) Facebook | twitter: hadynur
(*) Skype | YM: hadynur
===========
[Artikel] Tidak gampang menerapkan 5S
Sumber: http://hadynur.wordpress.com/2009/12/11/tidak-gampang-menerapkan-5s/

Anda masih ingat artikel "Menerapkan 5S secara sederhana"? Ternyata
tidak gampang menerapkannya, apalagi jika di perusahaan tersebut belum
ada sistem yang mendukung. Tetapi, jangan khawatir ! Ada sebuah cara
baru menerapkan 5S yang efektif, yang dengan pendekatan SAHOO. Sistem
ini dikenal dengan 6S, jadi bukan lagi 5S lho.

Hari ini, saya mendapatkan umpan balik yang bagus sekali dari Pak
Herry, yang bekerja di manufaktur. Berikut ini, saya kutipkan secara
lengkap pandangan beliau tentang 6S. Selamat membaca !

Spesial to Pak Herry, thanks for sharing.

****

From: Herry K <herry.k@*******>

Dear all,

Dalam wacana kelihatannya simple, tapi percayalah… jika
diimplementasikan…terkadang hasilnya tidak maksimal alias jalan di
tempat.
Perlu strong policy dan dukungan kuat dari perusahaan untuk mencapai
yang terbaik…

Dahulu…kami juga menerapkan seperti itu…tapi hasilnya tapi hasilnya "zero"….why?

   * - Tidak adanya perhatian dari management..management hanya
menekankan harus dilakukan tapi tidak mengamati hasilnya
   * - Setiap individu memang melakukan 5S… tapi terhadap individu
lain tidak mau tahu / saling membantu…dan tidak seorangpun yang mau
melakukan pembersihan
   * diluar areanya  masing masing….sehingga ada areal yang tidak
tersentuh 5S, seperti toilet. lorong lorong, jalan, dsb.
   * - Tidak adanya rasa kompetitif.. membuat setiap individu merasa
ini bukan tugas yang penting, jadi hanya dikerjakan kalau ada waktu
saja

Sejak 3 tahun yang lalu….kami mengimplementasikan 3Q6S yaitu
aktivitas 6S untuk menjadikan perusahaan yang 3Q
Adapun 6 S terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Sheiketsu, Shitsuke, dan SAHOO.
SAHOO adalah perilaku yang baik dilingkungan perusahaan, mencakup :

   * - Pribadi yang ramah tamah dan bersahaja,
   * -  Sikap hormat menghormati antara atasan dengan bawahan,
bawahan dengan atasan, dan sesama pekerja / selevel
   * - Sikap menghormati tamu ( customer , vendor)
   * - Sikap soapn santun dalam bertelepon
   * - Tatacara meeting
   * - Sopan santun berkunjung ke perusahaan,l
   * - Suasan kerja yang gembira, dll

3Q Adalah sasaran yang ingin dicapai melalui penerapan 6S yang
berkesinambungan,yaitu :

   * - Quality Goods
   * - Quality Employee
   * - Quality Company

Pelaksanaannya :

   * - Perusahaan membentuk suatu komitee yang langsung bertanggung
jawab kepada Presiden Direktur
   * - Selanjutnya komitee ine membentuk divisi berdasarkan wilayah kerja
   * - Komitee bertanggung jawab mempersiapkan : – rencana jangka
pendek, menengah dan jangka panjang
   * – kerangka kerja
   * – material dan bahan edukasi
   * – system pengawasan / audit
   * – System Reward
   * - Setiap department dan individu harus terlibat langsung dengan
aktivitas 3Q6S dengan semangat gotong royong dan kerja sama
   * - Pelaksanaan pengawasan / audit dilakukan setiap minggu oleh
komitee, dan hasilnya diumumkan secara terbuka pada General meeting
   * - "The Best department of the month" diputuskan oleh komitee
berdasarkan penilaian yang objektif, dan tertulis
   * - Reward diberikan langsung oleh Presiden Direktur / Managing
Direktur kepada The Best Department of the month didepan semua Head
Section pada ssat General Meeting.

Apa yang telah kami dapatkan dengan penerapan 3Q6S?

   * -Lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan suasana kerja yang gembira
   * - Produk yang bermutu tinggi, biaya produksi rendah
   * - Order meningkat karena calon pelanggan terkesan dengan
kualitas produk yang baik, kondisi pabrik yang bersih, employee yang
ramah.
   * - Effisiensi meningkat, ditandai dengan Pproduction Lead time
yang rendah, dan Delivery time yang tepat waktu
   * - Cost saving terutama dari : – employee (yang tadinya butuh
manpower untuk mengurusi kebersihan.. sekarang dilakukan sendiri oleh
employee)
   * – Electric cost
   * – Delivery cost. dengan schedule yang tepat waktu, tidak
memerlukan biaya untuk spesial cargo / courrier
   * – Operational cost, dengan kualitas yang stabil, Yeild rate
menjadi cukup tinggi sedangkan defective rate menjadi rendah
   * - dan masih banyak keuntungan lainnya, yang secara nyata telah
kami rasakan.

Demikian sekilas pengalaman yang telah saya  alami dalam melaksanakan 3Q6S

Regards
Herry

8.

(Bahasa) Cerpen: Terima Kasih Kau Yang Sudah Membaca Goresan Dinding

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Fri Dec 11, 2009 12:36 am (PST)



*Terima Kasih Kau Yang Sudah Membaca Goresan Dinding Hatiku*

*
*

* *

Malam belum begitu pekat. Dingin pun di luar belum begitu terasa. Begitu
pula dengan rembulan masih bulat penuh. Dan belum menenggelamkan dirinya
dari balik mega. Kulihat sesosok perempuan berwajah sutera sedang berdiri.
Membisu. Hambar. Terlebih tak ada senyum simpul yang terhias dari bibir
mungilnya. Entah, aku tak tahu sedang apa perempuan itu di tempat ini.
Karena perempuan itu masih asing di kelopak mataku.

Perlahan-lahan kucoba mendekati dirinya. Ya, sebenarnya sudah sejak tadi aku
ingin mendekatinya. Tapi apa daya rasa enggan menyergapku! Terlebih
perempuan itu baru aku jumpai di tempat ini. Aku takut nanti ia malah
menuduhku terlalu mengikuti urusannya. Itu masih mending! Coba bila nanti
aku dibilang SKSD (Sok Kenal sok Dekat), aku tak mau itu. Terlebih dalam
adat ketimuran yang—selama ini aku anut melarangnya. Bahwa basa-basi itu
perlu dalam sebuah hubungan. Entah itu hubungan pertemanan, kekasih maupun
pekerjaan. Lagi-lagi aku juga tak tahu dan juga bukan ahli komunikasi.
Begitu pun dengan hubungan aku berakhir nanti—dengan perempuan itu.

Hingga akhirnya kupaksakan juga diriku untuk berbasi-basi kepadanya. Dan
terlebih dahulu aku memasang kuda-kuda...Kuda-kuda untuk siap langkah seribu
bila aku nanti di bilang lelaki kucing garong yang selalu mengincar jidat
licin. Kalau itu tak apa. Namun yang lebih aku khawatirkan jika nanti aku di
lempar dengan *high heel*-nya. Uh, betapa malunya aku. Bisa-bisa reputasiku
jatuh sebagai playboy kelas pepesan kosong...Ih, aku tak sudi!

Akhirnya kupaksakan juga diriku untuk mendekatinya...

"Sedang menunggu siapa, Mbak?"

Kupasang jurus mautku untuk mendekatinya dengan basa-basi yang— mungkin
sangat *garing *bila ada orang-orang yang mengetahuinya. Apalagi bila ada
yang mendengarnya bisa-bisa isi perut mereka semua mereka berikan sebagai
hadiah untuk aku. Hadiah untuk lelaki paling norak. Tak punya selera kota.
Playboy kelas pepesan kosong.

"Oh, saya sedang menunggu adik saya, Mas," jawabnya ramah.

*Ajibbbbbbb*. Oh, my God ternyata ia tak marah saat aku tegur. Malah ia
senyum simpul saat aku menegur dirinya. Sehingga aku jadi salah tingkah
dibuatnya. Tapi aku tak mau gelagatku itu ia ketahui. Aku harus
pintar-pintar menyembunyikan darinya. Kalau tidak? Oh, my God apa kata dunia
nanti. Playboy pepesan kosong hanya di sapa perempuan saja seperti orang
ketiban bulan...Norak! Maklumlah baru kali ini aku mendapatkan sapaan ramah
dari perempuan yang aku baru kenal. Biasanya jika ada perempuan yang aku
dekati baru kenal kebanyakan dari mereka jual mahal. Entah aku tak tahu
kenapa bisa begitu. Tapi bila aku mengandaikannya kira-kira berapa ya kalau
dijual di pasar Tanah Abang? Serta kira-kira lakunya berapa ya?
*Hmm...perempuan-perempuan
terkadang seperti makhluk aneh saja ya jika aku bayangkan...Oh,
perempuan...*

"Oh, begitu ya! Tapi sejak saya perhatikan bola mata indah Mbak terus saja
mengarahkan ke sesuatu. Boleh saya tahu?" Akhinya keluar juga jurus gombalku
kepada perempuan itu.

Entahlah, apa yang ia lakukan kepadaku saat itu aku sudah pasrah. Apa yang
akan nanti ia lakukan untukku. Dan...masya Allah lagi-lagi ia tersenyum
simpul kepada. Oh, Tuhan mukjizat apa yang Kau berikan kepadaku hingga
perempuan yang baru aku kenal ini sudah sangat begitu menyejukan hati dan
begitu santunnya menyapa diriku. Aku makin berbunga-bunga.

"Iya sejak tadi saya memperhatikan beberapa goresan pena yang terpampang di
dinding ini. Sungguh saya sangat suka dengan kata-katanya. Begitu romantis.
Sentimentil dan bahkan terkadang membuat saya tersenyum. Membuat hati saya
jadi terhibur. Mungkin orang yang menulisnya pasti selalu menggombali setiap
perempuan tentunya."

*Amboiiiii*....ternyata kata-katanya membuat aku beku. Terpaku. Hingga aku
yang sedang mengetik pesan singkat untuk kawanku jadi kaku. Seakan-akan
tanganku dibuatnya mati kutu. Tak bisa digerakan lagi. Tapi...ujungnya itu
yang aku tak suka. Memang sih aku pernah menggombali setiap perempuan yang
aku dekati. Tetapi satu pun tak ada yang berhasil. Malah aku yang jadi mati
rasa saat aku mengalaminya itu semua saat itu. Sehingga aku berpikir
jangan-jangan aku nanti jadi anti dengan makhluk yang bernama perempuan. Ah,
entahlah...

Lama. Aku bersampingan dengan perempuan itu. Masih di depan goresan-goresan
pena yang terpampang di dinding. Ternyata ia begitu menikmati setiap susunan
beribu kata di dinding itu. Sesekali ia tolehkan wajahnya kepadaku
seakan-akan ia ingin menanyakan sesuatu kepadaku. Siapakah gerangan yang
menulis goresan-goresan pena di dinding itu? Mungkin...

Halnya Barthes, ia pun pernah mengajarkanku tentang bagaimana belajar
membaca pikiran orang. *Apa yang tidak dikatakan lisan, sebenarnya tubuh
sudah mengatakannya. *Begitu pun saat mata minusku lagi-lagi mengarahkan ke
arah kepadanya.

"Oya, sejak tadi kita bicara belum tahu namanya masing-masing. Aneh ya?"
Kulihat wajahnya berganti semu saat aku mengucapkan seperti itu. Entah,
apakah ia menahan tawa. Atau, malah sebaliknya ia melihat aku sebagai lelaki
yang narsius. Lagi-lagi entahlah...

Kuambil nafas dalam-dalam untuk mengatur siasatku agar tidak terlihat gestur
tubuhku. Bahwa aku ingin mengenalkan dirinya lebih jauh. "Nama saya Anju!
Semester satu." lanjutku hingga semua buncah dihadapannya atas perkenalan
identitasku walau sebenarnya aku malu-malu kepadanya saat aku memperkenalkan
kepadanya. Tapi aku tak peduli dengan hal itu. Bagiku aku ingin melumerkan
kebekuan dirinya kepadaku saat itu. Itu saja. Tidak lebih!

"Oh, nama saya Sefty! Semester lima. Mas kuliah di sini juga, ya?"

"Hmm...jangan panggil saya Mas dong! Kan nanti harga emas di pasaran murah
lho kalau panggil saya Mas terus-terusan. Cukup saja panggil saya Anju. Itu
juga lebih dari cukup, kok.."

Ia kembali tersenyum simpul saat aku memulai aksi kegombalanku lagi. Tapi
anehnya ia masih menerimaku sampai saat itu. Masih belum mengeluarkan isi
perutnya kepadaku...Ingin muntah dengan setiap kali perkataan-perkataan yang
aku keluarkan kepadanya. Gombal.

Akhirnya saat aku sedang mengeluarkan kegombalanku tiba-tiba orang yang ia
tunggu akhirnya keluar juga. Dan saat aku lihat secara seksama ternyata
mirip sekali dengan perempuan itu. Kuamati dengan mata minusku lagi dua
orang yang sama mirip di hadapanku. Lagi-lagi aku katakan seperti pinang
dibelah dua saat perempuan itu bersamaan dengan orang yang ditunggunya. Tak
ada yang beda. Nyaris sama. Sempurna. Cantik. Dan begitu santun
kedua-duanya.

"Ma'af saya bersama adik saya mau balik dulu. Kenalkan adik saya, Rosma.
Terima kasih ya sudah mau menemani saya sejak tadi. Kapan-kapan kita bicara
lagi. Soalnya saya ingin sekali belajar merangkai kata-kata seperti goresan
pena yang ada di dinding itu. Terima kasih ya sudah mau menemani saya sekali
lagi."

Aku tertegun saat ia mengucapkan terima kasih kepadaku hingga apa yang aku
lamunkan saat itu buyar seketika. Mungkin sapaanya lebih kuat dari lamunanku
hingga aku langsung mengiyakan. Menggelengkan kepala. "Iya, sama-sama. Saya
juga, kok," jawabku seramah mungkin.

Malam ternyata sudah pekat saat perempuan itu meninggalkan aku. Aku masih
tetap berdiri di depan dinding yang masih berada di depan goresan-goresan
pena yang sejak tadi perempuan itu memperhatikannya. Tapi sayangnya aku
belum memberitahukan siapa penulis goresan-goresan pena di dinding itu.
Karena perempuan itu sudah lebih dulu meninggalkan aku. Andai saja kalau ia
bisa berlama-lama beberapa jam lagi mungkin aku bisa mengatakannya, siapakah
gerangan penulis goresan-goresan pena di dinding itu? Kalau ingin tahu
akulah orangnya! Ya, akulah orangnya itu. Si penulis yang (sok) romatis dan
sentimentil di dinding itu. Namun walau pun lisanku belum terucap tetapi
hatiku sudah beberapa kali mengucapkannya," *terima kasih kau sudah sudah
membaca goresan dinding hatiku*."[ph]

*Ulujami—Jakarta, 10-11 Desember 2009*

*Pukul: 23.15 s/d 03. 25 dini hari.*

*Masih di kamar penuh inspirasi.*

* *

*Specially thanks:*

*Teruntuk seseorang yang sudah menjadi bahan inspirasiku untuk menulis
cerita sentimentil ini. Kuucapkan terima kasih semoga kau bisa menggampai
langit ke tujuh….(Ups, bukannya lebay tapi..asoyy...)*

* *

* *

* *

* *

* *

* *

* *
Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Weight Management Challenge

Join others who

are losing pounds.

Dog Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about dogs.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: