Minggu, 13 Desember 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2911

Messages In This Digest (1 Message)

Message

1a.

Re: [catcil] Pohon Idaman Itu Bernama Ibu Linda

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sat Dec 12, 2009 7:38 am (PST)




Tulisanmu makin matang Sya. Selamat ya. Utk bukunya jg. Yg ASI itukah? Jd smcm pra promo nih. :)

Salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Syafaatus Syarifah" <syarifah@...> wrote:
>
>
> Beberapa minggu lalu saya mendapat sebuah pelajaran berharga dari seorang ibu Linda Djalil. Pelajaran kali ini tentang bagaimana caranya memanusiakan manusia. Pelajaran tentang bagaimana seharusnya kita bersikap pada seseorang yang mungkin bukan siapa-siapa, sementara diri kita berada di posisi puncak yang jauh lebih tinggi darinya.
> Guru kita kali ini adalah seorang mantan wartawan senior Gatra bernama Ibu Linda Djalil. Siapa yang tak kenal dengan nama besar ini? apalagi di komunitas socialblog ini (www.kompasiana.com)
> Beliau dinobatkan sebagai madame kompasiana, seseorang yang sangat dihargai, dihormati dan amat disegani oleh seluruh penghuni socialblog tersebut.
> Tutur katanya selalu indah, seindah hati dan wajah beliau yang menawan. Saya telah berhasil membuktikan keyakinan saya sendiri bahwa beliau ini adalah orang besar.
> Tak hanya namanya yang besar tapi juga hati dan jiwanya. Bila saya boleh mengumpamakan, beliau ini ibarat "pohon idaman" yang real. Nyata, benar-benar ada.
>
> Batang pohonnya kuat dan kokoh sekuat karakternya yang kharismatik sehingga beliau
> dikenal sebagai wartawan senior yang mampu menaklukkan para nara sumber nomer wahid yang susah ditembus oleh wartawan lain.
> Buahnya lebat, selebat hikmah yang bisa kita petik dari hidup Ibu Linda Djalil.
> Akarnya menghuncam ke tanah,menjalar luas ke tanah yang mungkin saja kotor,
> melambangkan betapa merakyatnya beliau meski dengan orang kecil sekalipun.
>
> Tentang yang terakhir inilah yang amat membuat saya begitu terkesan oleh beliau.
> Awalnya, beliau terlebih dulu lah yang menyapa ke blog saya di sana.
> Sunngguh sebuah kehormatan bila rumah saya disambangi oleh tamu terhormat, apalagi beliau dengan ramah menyapa dengan sapaan yang sangat memanusiakan (baca membuat GR diriku).
> "Helo... tulisanmu selalu menarik, salam kenal.." begitu kurang lebih sapaan pertama beliau di halaman profil saya.
> Sungguh saya terharu, seorang Linda Djalil mau-maunya mengklik halaman rumah maya saya dan memberikan sapaan seramah itu..subhanalloh..betapa besar jiwa wanita ini, batinku. Kekagumanku tak berhenti di situ, ketika saya ingin benar-benar membuktikan kebesaran seorang Ibu Linda Djalil, saya nekad memohon kepada beliau agar bersedia membubuhkan sebuah kata pengantar pada naskah buku saya yang sedang dalam proses terbit.
>
> Benar dugaan saya, Ibu Linda Djalil bersedia. Subhanalloh..kata pengantar yang hanya beliau buat dalam waktu 30 menit itu ternyata sungguh indah.
> Saya semakin terkagum-kagum dengan beliau. Dengan indahnya kata yang beliau susun, dengan indahnya hati beliau yang mengajarkan pada saya bahwa seharusnya makin berisi kita maka makin menunduklah juga hati kita.
>
> Kesediaan beliau membubuhkan kata pengantar itu adalah satu hal besar. Mengingat beliau adalah orang besar, dan saya bukan siapa-siapa, hanya mengenal beliau di kompasiana. Mengingat pula beliau sendiri memiliki kesibukan yang menyita hari-harinya, tapi tetap saja bersedia menyisihkan waktu luang untuk saya, demi saya. hiks..sungguh saya terharu Ibu. Sementara itu, ada seseorang or beberapa orang lain yang saya mohonkan endorsmentnya, ternyata tidak bisa memberikan meskipun hanya satau paragraf saja. Yah mungkin mereka sibuk, saya sih maklum.
>
> Tapi Ibu Linda Djalil juga sibuk, super sibuk malah, bahkan yang menelpon saya pertama kali adalah staf beliau karena waktu itu beliau sedang sibuk dan kurang enak badan. Bila sama-sama sibuk, Tapi kenapa Ibu Linda bisa menyumbang 2-3 halaman kata pengantar indah sementara yang lain satu paragraf endors aja nggak bisa?
> Itu membuktikan bahwa Ibu Linda bukanlah ibu biasa. Terbukti lagi setelah itu beberapa kali Ibu Linda sendiri yang berkenan menelpon saya untuk bertanya sedikit mengenai proses penulisan buku itu.
>
> Lihat..lihat... inilah akar yang menghuncam ke tanah itu, begitu merakyat..oh indahnya.
> Terimakasih sekali lagi untuk ibu Linda..atas pelajarannya, atas kata pengantarnya, atas persahabatannya dan atas semuanya.
>
>
> Yang ingin melihat betapa dahsyatnnya kata pengantar yang beliau buat , klik saja ini : http://new-media.kompasiana.com/2009/12/02/terimakasih-untuk-ibu-linda-djalil-dan-prof-nurtjahjadi/
>

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Support Group

Lose lbs together

Share your weight-

loss successes.

Yahoo! Groups

Mom Power

Kids, family & home

Join the discussion

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: