Kamis, 05 Mei 2011

[daarut-tauhiid] Pengantar "Menuju Kehidupan Sebenarnya" (oleh Ihsan Tandjung)

oleh Ihsan Tandjung
Pengantar "Menuju Kehidupan Sebenarnya"

Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pernah berkata: "Pada saat
manusia menemui kematiannya, maka ia pun terbangun dari tidurnya."

Berarti, kehidupan kita di dunia ini laksana sebuah mimpi. Hal ini sejalan
dengan firman Allah:

æóãóÇ åóÐöåö ÇáúÍóíóÇÉõ ÇáÏøõäúíóÇ ÅöáøóÇ áóåúæñ æóáóÚöÈñ æóÅöäøó ÇáÏøóÇÑó
ÇáúÂóÎöÑóÉó áóåöíó ÇáúÍóíóæóÇäõ áóæú ßóÇäõæÇ íóÚúáóãõæäó

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui" (QS Al-Ankabut 64)

Dalam kenyataan sehari-hari tidak sedikit manusia yang justru sangat serius
dengan kehidupan dunia ini sambil memandang kehidupan akhirat -dengan derita
neraka dan nikmat surganya- justru sebagai senda gurau dan main-main.

Manusia sedemikian seriusnya ingin meraih kenikmatan dan keberhasilan dunia
seolah itu semua merupakan kenikmatan dan keberhasilan final dan hakiki.
Mereka berusaha sekuat mungkin menghindar dari kegagalan dan penderitaan
dunia seolah itulah kegagalan dan penderitaan yang sejati.

Padahal kehidupan di dunia telah Allah taqdirkan bagi setiap manusia. Ada
yang ditaqdirkan menikmati "mimpi menyenangkan" di dunia. Ia menjadi orang
kaya, terpandang, dipuja-puji manusia banyak, serba berkecukupan sehingga
hidupnya selalu berlimpah.

Sementara ada yang di taqdirkan mengalami "mimpi buruk" selama hidupnya di
dunia. Ia menjadi orang miskin, serba berkekurangan, terpinggirkan,
terabaikan bahkan teraniaya.

Sedikit sekali manusia yang menyadari bahwa mimpi manapun yang dialaminya
tidaklah menjadi persoalan penting. Kendati, sudah barang tentu, tidak ada
manusia yang ingin menjalani kehidupan berupa mimpi buruk menjadi orang
miskin, serba berkekurangan, terpinggirkan, terabaikan bahkan teraniaya.
Demikian pula sebaliknya. Manusia mana yang menolak ditaqdirkan Allah
menjalani kehidupan dalam bentuk mimpi menyenangkan menjadi orang kaya,
terpandang, dipuja-puji manusia banyak, serba berkecukupan sehingga hidupnya
selalu berlimpah.

Tapi seorang mu'min sungguh sadar bahwa isyu utama yang perlu difikirkan
adalah bagaimana nasibnya saat Allah mencabut nyawanya. Adapun jenis mimpi
apa yang Allah taqdirkan bagi dirinya hanyalah sebuah ujian/testcase untuk
melihat jenis respon apa yang bakal ditampilkannya. Persis seperti ucapan
Nabi Muhammad saw sebagai berikut:

ÚóÌóÈðÇ áöÃóãúÑö ÇáúãõÄúãöäö Åöäøó ÃóãúÑóåõ ßõáøóåõ ÎóíúÑñ æóáóíúÓó ÐóÇßó
áöÃóÍóÏò ÅöáøóÇ áöáúãõÄúãöäö Åöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÓóÑøóÇÁõ ÔóßóÑó ÝóßóÇäó
ÎóíúÑðÇ áóåõ æóÅöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÖóÑøóÇÁõ ÕóÈóÑó ÝóßóÇäó ÎóíúÑðÇ áóåõ

"Urusan orang beriman itu menakjubkan. Sesungguhnya urusannya semua baik.
Dan hal itu tidak dialami seorangpun kecuali orang beriman. Bila ia mendapat
karunia, ia bersyukur. Maka bersyukur itu baik baginya. Bila ia mendapat
mudharat, ia bersabar. Maka bersabar itu baik baginya." (Muslim 14/280)

Alangkah bodohnya seseorang yang hidup di dunia dalam mimpi meyenangkan
namun ia lalai akan saat kematian. Sehingga saat ia bangun dari mimpinya ia
berada dalam kegelisahan dan penyesalan berkepanjangan. Apalagi orang yang
hidup di dunia dan menjalani mimpi buruk. Lalu saat ia bangun menjalani
hidupnya di akhirat, ternyata keadaannya lebih buruk lagi, penuh penyesalan
dan penderitaan abadi. Demikianlah keadaan orang-orang yang tidak beriman
akan kehidupan akhirat. Mereka menyangka hidup hanya di dunia semata. Mereka
tertipu oleh dunia. Allah gambarkan logika berfikir mereka sebagai berikut:

æóÞóÇáõæÇ ãóÇ åöíó ÅöáøóÇ ÍóíóÇÊõäóÇ ÇáÏøõäúíóÇ äóãõæÊõ æóäóÍúíóÇ æóãóÇ
íõåúáößõäóÇ ÅöáøóÇ ÇáÏøóåúÑõ

æóãóÇ áóåõãú ÈöÐóáößó ãöäú Úöáúãò Åöäú åõãú ÅöáøóÇ íóÙõäøõæäó

"Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain
masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu,
mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (QS Al-Jatsiyah 23-24)

Sedangkan orang beriman sangat yakin dan selalu mempersiapkan dirinya
menghadapi kehidupan sejati, yakni akhirat. Sebab mereka diberitahu Allah
bahwa akhirat itulah yang hendaknya didambakan.

ÊõÑöíÏõæäó ÚóÑóÖó ÇáÏøõäúíóÇ æóÇááøóåõ íõÑöíÏõ ÇáúÂóÎöÑóÉó

"...kalian menghendaki harta benda dunia, sedangkan Allah menghendaki
akhirat (untukmu)…" (QS Al-Anfal 67)
Orang beriman sibuk bukan untuk masa tuanya di dunia. Tapi ia sibuk
mempersiapkan berbagai investasi berupa 'amal 'ibadah dan 'amal sholeh untuk
masa hidupnya yang sejati, yakni akhirat.

ÇáúßóíøöÓõ ãóäú ÏóÇäó äóÝúÓóåõ æóÚóãöáó áöãóÇ ÈóÚúÏó ÇáúãóæúÊö

(ÇáÊÑãÐí)

"Orang yang paling cerdas ialah barangsiapa yang
menghitung-hitung/evaluasi/introspeksi ('amal-perbuatan) dirinya dan
ber'amal untuk kehidupan setelah kematian."(At-Tirmidzi 8/499 )

Ia sangat terobsesi akan keberhasilannya di akhirat sehingga keberhasilannya
di dunia menjadi sesuatu yang ia kejar secukupnya. Ia sangat sibuk
menghindari kegagalan di akhirat sehingga berbagai kegagalan di dunia ia
hindari sewajarnya. Ingatannya akan akhirat sangat dominan sehingga
ingatannya akan dunia menjadi sebatas "asal tidak lupa" bahwa ia masih hidup
di dunia.

æóÇÈúÊóÛö ÝöíãóÇ ÂóÊóÇßó Çááøóåõ ÇáÏøóÇÑó ÇáúÂóÎöÑóÉó æóáóÇ ÊóäúÓó äóÕöíÈóßó
ãöäó ÇáÏøõäúíóÇ

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan)
duniawi.." (QS Al-Qashash 77)

Sumber : Eramuslim.com. Senin, 12/05/2008 12:24 WIB

http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/pengantar-quot-menuju-kehidupan-sebenarnya-quot.htm


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: