Sabtu, 03 Maret 2012

[daarut-tauhiid] Perbedaan Angan-Angan Dan Harapan

 

Perbedaan Angan-Angan
Dan Harapan
 
Ketika seseorang mengharapkan
sesuatu, dia harus mengetahui bahwa harapannya itu akan berkonsekuensi pada
tiga hal:

1. Mencintai apa yang ia harapkan.
2. Ia merasa khawatir tidak mendapatkan apa yang ia harapkan.
3. Ia berusaha untuk mendapatkan apa yang diharapkan dengan segala
kemampuannya.

Harapan yang tidak disertai satupun dari tiga hal di atas maka itu hanya
angan-angan belaka. Harapan dan angan-angan adalah dua perkara yang berbeda.
Setiap orang yang mengharapkan sesuatu maka pada dirinya akan muncul perasaan
takut kehilangan apa yang ia harapkan, akan berusaha menempuh jalan untuk
mendapatkan apa yang ia harapkan. Bila takut kehilangan apa yang ia harapkan
maka ia akan segera berupaya agar tidak terluputkan dari apa yang ia harapkan.

Dalam Jami' At-Tirmidzi disebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa khawatir disergap musuh di waktu sahur, dia akan menghindarkan
diri sejak awal malam. Barangsiapa yang berusaha menyelamatkan dirinya sejak
awal, ia akan sampai kepada tempat tinggalnya. Ketahuilah, sesungguhnya barang
dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, barang dagangan Allah itu adalah surga."

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi harapan kepada orang-orang
yang mengerjakan amal shalih, demikian pula Ia memberi rasa takut kepada
mereka. Maka ketahuilah bahwa harapan dan rasa takut yang bermanfaat adalah yang
disertai amal shalih. Allah l berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Rabb
mereka. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka. Dan
orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun). Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb
mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah
orang-orang yang segera memperolehnya." (Al-Mukminun: 57-61)

Al-Imam At-Tirmidzi dalam Jami'-nya menyebutkan hadits dari 'Aisyah
radhiyallahu 'anha, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam mengenai ayat ini. Aku berkata: "Apakah mereka adalah orang
yang meminum minuman keras, berzina, dan mencuri?" Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab:

"Tidak wahai putri Ash-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa,
shalat, bersedekah. Namun mereka khawatir kalau amalan yang mereka lakukan itu
tidak diterima oleh Allah. Mereka itu orang yang sebenarnya berlomba-lomba
berbuat amal kebaikan."

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyebutkan sifat orang-orang yang bahagia
dengan ihsan (berbuat baik) yang disertai khauf (khawatir). Sebaliknya, Allah
Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan sifat orang-orang yang sengsara dengan berbuat
keburukan yang disertai perasaan aman.

(Diambil dari Ad-Da`u wad Dawa` karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah hal. 46)
 
Sumber: www.asysyariah.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: