Rabu, 16 Desember 2009

[daarut-tauhiid] Menghitung Harga Nafas Kita

 

Sekali bernafas, manusia memerlukan 0,5 liter udara. Pernahkah kita merenungkan, minimal merasakan rasa syukur?

Oleh:Syaefudin

Bernafas,
mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian
orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas
dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda
memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran
rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang
melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari
setiap udara yang dihirup.

Sekali bernafas, umumnya manusia
memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap
menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam
sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.

Lalu,
berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara
yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan
nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada
di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara
yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan
oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya,
dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter
nitrogen.

Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp
25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga
nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter, data nilai tukar dollar Bank Indonesia pada 9 November 2009), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang
sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila
manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap
bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam
setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.

Itu
hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh
kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi.
Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali
nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas
setiap saatnya.

Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti
kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan
Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari
manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah
sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta. Dia-lah Rabb
yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah,"katakanlah: 'Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?'…"(QS Al Anbiyaa' 21: 42).

*)Syaefudin. Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor.

Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: