Rabu, 19 November 2008

[daarut-tauhiid] Makan Apa?

Waktu saya kecil, ada sebuah permainan kelompok dengan cara bernyanyi
yang judulnya "Sedang Apa?". Dimainkan oleh dua kelompok anak yang
dimulai dengan pertanyaan "sedang apa?" kemudian dijawab oleh kelompok
kedua misalnya, "sedang makan, sekarang makan apa, makan apa
sekarang?" Masih ingat dengan permainan ini?

Saya tidak tahu apakah saat ini permainan yang cukup menggali
kreativitas anak ini masih disukai anak-anak atau tidak, masih
diajarkan guru-guru di sekolah atau tidak. Tapi dugaan saya, masih ada
sekolah-sekolah yang mengajarkannya kepada para muridnya. Namun saya
tidak sedang ingin membahas kreativitas permainan tersebut, melainkan
hal lain.

Seandainya pertanyaan "makan apa?" itu disodorkan kepada Chairul, 7
tahun, bocah penderita gizi buruk di Desa Jagabita, Kecamatan Parung
Panjang, Kabupaten Bogor, sudah bisa dipastikan ada tiga jawaban;
"nasi", "kerupuk" atau "nggak makan".

Irul, anak yang sudah ditinggal `kabur' ayahnya sejak ia berumur
kurang dari tiga tahun itu hanya berbobot 13,5 kg. Anak lain seusianya
yang tumbuh sehat dan normal memiliki berat badan berkisar 25 – 30 kg,
bahkan ada yang lebih dari itu. Dari angka tersebut, jelas Irul tidak
normal. Perutnya buncit dengan tulang-tulang iga dan pangkal lengan
yang menonjol, wajah pucat, mata yang kosong, diduga anak ini
menderita gizi buruk.

Irul hanyalah contoh potret sebagian anak negeri ini, anak-anak yang
tidak punya pilihan untuk makan. Kalau pun ada, pilihannya hanya dua,
makan seadanya atau tidak makan sama sekali. Jangan membayangkan
"makan seadanya" itu seperti di meja makan kita, "seadanya" itu bisa
berarti ada sayur, ada ayam, tahu, tempe, sambal, ada juga telur.
Namun "makan seadanya" di rumah Irul itu ya hanya nasi tanpa
pelengkap, atau adanya singkong, bahkan tidak ada apa-apa.

Tidak sedikit orang tua yang kebingungan urusan makan ini. Ada
anak-anak di luar sana yang mau makan saja susah, berbeda dengan
anak-anak lainnya yang susah disuruh makan. Hampir mirip sih, yang di
luar mau makan susah, sedangkan anak-anak lainnya disuruh makan susah.
Sama-sama susah dan sama-sama bikin bingung orang tua. Yang satu
bingung anaknya makan apa karena tidak ada apa-apa, yang lain bingung
membujuk agar anaknya mau makan, sampai-sampai apapun akan disediakan.

Ide menarik, sesekali ajaklah anak-anak kita yang sering susah disuruh
makan itu untuk bertemu dengan anak-anak yang kurus kering perut
buncit yang mau makan tapi sering tidak punya apa-apa untuk dimakan.
Entah mereka akan mengerti atau tidak, setidaknya mereka mulai
ditunjukkan pada lingkungan yang jauh dari yang sehari-hari
dilihatnya. Bahwa mereka semestinya bersyukur masih bisa bertemu
makanan lezat setiap hari, ketimbang anak-anak lain yang tak
seberuntung dirinya. Kalau pun anak-anak masih terlalu kecil untuk
mengambil pelajaran dari kenyataan itu, mungkin orang tuanya yang bisa
belajar bersyukur dan berbagi.

Memang kasus gizi buruk tak semata karena faktor kemiskinan. Tradisi
dan minimnya pengetahuan tentang makanan murah dan bergizi pada
masyarakat kita pun mempengaruhi kondisi tersebut. Tetapi jelas
kemiskinan menjadi penyebab utama terjadinya kasus gizi buruk dan
busung lapar di berbagai daerah, sebuah kenyataan yang dulu hanya kita
lihat terjadi di negeri lain.

Teman saya pernah berpesan, "kalau cangkir kepenuhan saat menuang teh
dari teko, tuangkan ke cangkir yang lain. Mubazir kalau sampai luber
dan tumpah ke meja". (gaw)

-----------------------

Relawan Pelangi, Portal Warnaislam.com, Komunitas MPers (Multiplyers),
Komunitas My Quran, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), Remaja Masjid
Attin, YISC Al Azhar, mengajak Anda bersama-sama bahu membahu
membuktikan cinta, dengan mengadakan bakti sosial di Desa Jagabita,
Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Kegiatannya berupa layanan
kesehatan, perbaikan madrasah dan bangunan majelis ta'lim serta
pemotongan hewan kurban pada saat hari raya Idul Adha nanti. Kegiatan
akan dilangsungkan pada hari raya Idul Adha tahun ini, tanggal 8
Desember 2008 usai sholat Id.

Informasi kegiatan hubungi :
Gaw 0852 190 68581
Balisdjadi 0813 999 80000
or: warnaislam@gmail.com
http://warnaislam.com

- BCA KCP Cinere No. Rekening :267-106-5401 atas Mohd. Heriyadi Arifin
- Bank Muamalat Cab. Arthaloka No. 9000-251-877 an Kosirotun
- BNI Cab. Bekasi No. 001-558-7547 an Kosirotun
- Mandiri KCP Jkt. Wisma Indosemen : No. 122-000-441-8870 an Kosirotun

Mohon konfirmasi ke nomor 08128510372 (Kosi), ketik: nama spasi
jagabita spasi jumlah donasi

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Ads on Yahoo!

Learn more now.

Reach customers

searching for you.

Yahoo! Groups

Going Green Zone

Find Green groups.

Find Green resources.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: