Jumat, 16 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Adalah istri yang tidak cerewet???

 

Adakah istri yang tidak cerewet?

Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun sama.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar

bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan

kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki

itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel,

marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar.

Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar

diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki

itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun

lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya

mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan

pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya,

membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat

darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang

raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi

laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah

istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab

yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan

akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran

api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari

liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari,

bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke

langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu

istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang

malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan

terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan

uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga,

memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan

darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama

24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan

penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang

sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara

rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal

itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena

(mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari

semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi

berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar.

Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata

busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang

pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada

yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri.

Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan

bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang

menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas

agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan

pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas

membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang

membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan

tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras,

beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi.

Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur

asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam

melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi

anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan

memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran

bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun

terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri

si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik

untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci

suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya

ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah

tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api

neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak,

menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri,

tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela

dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya,

barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga

tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak

hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi

keluarganya

**** Diolah dari Cahaya Iman, edisi kamis, 30 November 2006-11-30, Bersama Ustad Cinta di Indosiar pukul 04:30 ***
--------------------------------------
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Search Ads

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: