Senin, 12 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Fwd: [...] Kisah Seorang Pelajar Jerman Berjuang untuk Shalat

---------- Forwarded message ----------

Seorang Pelajar Jerman Berjuang untuk Shalat
Monday, 05 October 2009 13:21

Perjuangan seorang pelajar Muslim agar bisa shalat di sekolah akhirnya
berhasil. Pengadilan menetapkan sekolah harus memberikan hak beribadah
kepadanya.

Hidayatullah.com--Sebagian Muslim ada menyepelekan kewajiban shalat,
meskipun berada dalam kondisi sangat memungkinkan untuk shalat. Mereka
menundanya atau bahkan tidak melaksanakan kewajiban itu.

Namun, tidak demikian halnya dengan pemuda Jerman satu ini. Baginya shalat
di mana pun harus tetap dilaksanakan. Pemuda itu namanya Yunus M., berusia
16 tahun. Ia mengajukan tuntutan hukum terhadap sekolahnya, karena ingin
diperbolehkan shalat di sekolah.

Tuntutan hukum seperti itu pertama kalinya terjadi di Jerman. Mengacu kepada
kebebasan beragama, pengadilan adminstrasi di Berlin akhirnya menetapkan
keputusan banding ketiga pada Selasa (29/9) bahwa shalat yang dilakukannya
tidak mengganggu operasional sekolah.

Pengadilan mengatakan, hak dasar kebebasan beragama tidak hanya mengacu pada
kebebasan internal sebuah kepercayaan, tapi juga kebebasan eksternal untuk
melakukannya, termasuk di dalamnya adalah berdoa -- dalam hal ini shalat.
Hal itu (kebebasan beragama) tidak terlaksana jika murid yang taat itu hanya
diperbolehkan shalat di luar sekolah.

Jurubicara pengadilan, Stephen Groscurth mengatakan bahwa dengan kasus itu,
"Siswa-siswa Muslim lainnya bisa merujuk pada kasus itu." Ini berarti,
pengadilan akan menangani tuntutan semacam itu kasus per kasus, demikian
jelasnya.

Sekolah dengan demikian berkewajiban memperbolehkan Yunus untuk shalat dalam
ruangan terpisah, di luar jam pelajaran selama 10 menit.

Direktur sekolah, Brigitte Burchardt, mengatakan bahwa dirinya kecewa atas
keputusan itu. Menurutnya, keputusan itu mendahulukan lainnya dan
operasional sekolah tidak bisa berjalan semestinya.

"Ada delapan lagi murid yang mengajukan perlakuan serupa. Saya tidak tahu
bagaimana cara melaksanakannya," demikian katanya.

"Saya harus memperhatikan hak 650 murid," kata Burchardt. Sekitar 90 persen
berlatar belakang imigran. Semua agama besar belajar di sekolah menengah
Diesterweg di Berlin-Wedding itu.

Namun hakim yang memutuskan perkara, Uwe Wegener, berpendapat, ia tidak
melihat adanya bahaya yang parah jika ada banyak siswa yang menuntut ruang
untuk shalat.

Wegener juga mengatakan, ia tidak menemukan dalam kasus ini bahwa shalat
yang dilakukan Yunus bisa menyebabkan atau memperparah konflik di kalangan
siswa dari berbagai agama dalam kehidupan sekolah sehari-hari.

Senat Pendidikan di Berlin mengatakan ketakutannya bahwa keputusan itu akan
memaksa sekolah-sekolah umum untuk melepaskan netralitasnya dan bisa jadi
"pengkotakan berdasarkan agama" akan terbentuk.

"Meskipun demikian, tentu saja pihak sekolah akan tetap melaksanakan
keputusan pengadilan," kata pihak Senat.

Ketua dari dewan yang mewakili pemerintah kota dan wali murid, Andre
Schindler, mengatakan, organisasinya khawatir keputusan hakim itu akan
mengurangi keinginan siswa Muslim berbaur dengan yang lain. Dewan itu
mengusulkan Senat Pendidikan Berlin untuk mengajukan banding.

Tapi pihak senat mengatakan, pihaknya akan banding setelah mengkaji
keputusan yang ditulis hakim tersebut.

Pendapat pakar

Wegener mengatakan, Yunus telah berhasil memberikan bukti yang bisa
diterima, yaitu kewajiban agama bagi dirinya untuk melaksanakan shalat lima
waktu. Ia tidak melihat kemungkinan untuk tidak melakukan shalat selama
berada di sekolah. "Hal itu tidak mungkin dilakukannya," kata Wegener.

Pengadilan mendasari keputusannya pada pendapat pakar Islam.

Pakar Islam dan profesor hukum dari Universitas Nuremburg-Erlangen, Mathias
Rohe, memberikan kesaksian sebagai seorang pakar dalam persidangan.

Rohe mengatakan kepada pengadilan bahwa apa yang diminta Yunus merupakan
bagian dari ajaran Islam, yang berarti merupakan bagian dari kebebasan
beragama.

Rohe mengatakan, itu bukanlah kasus dari seorang ektremis yang ingin
melaksanakan sesuatu "dengan cara apapun."

Kasus ini pertama kali merebak di tahun 2007 ketika kepala sekolah, yang
sangat memegang teguh tradisi sekular, melarang Yunus dan kawan-kawannya
untuk shalat.

Tidak terima dengan larangan itu, pemuda yang beribukan wanita Turki dan
ayah seorang Jerman --yang kemudian memeluk Islam-- itu akhirnya mengajukan
tuntutan ke pengadilan. Dan ia menang.

Pada keputusan pengadilan sebelumnya Maret 2008, pengadilan memerintahkan
kepada pihak sekolah agar memperbolehkan remaja itu shalat satu kali selama
jam istirahat sekolah. Sejak itu, sekolah mengizinkannya untuk shalat di
sebuah ruangan khusus yang disediakan, selama 10 menit dalam sehari.

Sebelumnya, Yunus melakukan shalat di lorong sekolah dengan beralaskan
jaket, sementara siswa-siswa lain yang berlalu-lalang menyaksikan apa yang
dilakukannya.

Islam dan Eropa

Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad.
Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian
selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh
kekhalifahan Utsmaniyyah (1389), yang memungkinkan terjadinya hubungan
timbal balik antara kedua masyarakat itu.

Lima tahun setelah runtuhnya Umayyah yang berpusat di Damaskus, Suriah,
Abdurrahman I yang bergelar Al-Dakhil berhasil mendirikan Kekhalifahan
Umayyah baru di daratan Eropa.

Pada masa kepemimpinan Abdurrahman III, di pusat pemerintahan berdiri
Universitas Cordoba. Menurut Sejarawan Said Al-Andalusi, sang Khalifah juga
mendirikan perpustakaan megah dengan koleksi buku yang sangat melimpah. Ia
menempatkan para sarjana kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya dalam
posisi yang tinggi serta terhormat.

Saat itu, kota Cordoba dikenal sebagai salah satu pusat ilmu kedokteran dan
filsafat berpengaruh di dunia, setelah Baghdad. Dukungan para penguasa itu
telah mendorong ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang begitu pesat di
Kekhalifahan Umayyah Spanyol.

Banyak pakar sejarah dan sosiologi menilai, Islam adalah pemicu utama
perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya
Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran,
astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki
perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam
membangun.

Dalam beberapa survei terbaru, di sebagian besar negara-negara Eropa, agama
Islam kini telah menjadi agama terbesar kedua dan keberadaanya telah
"diakui" pemerintah. Salah satu negara Eropa yang memiliki penduduk Muslim
besar adalah Jerman, dengan jumlah berkisar 3.7 juta jiwa.

Fenemona yang cukup menarik ketika umat Islam mendapat perlakuan
diskriminatif akibat kasus WTC 11 September, justru bahwa tingkat konversi
orang-orang Jerman terhadap Islam cukup tinggi.

Majalah ternama Jerman Der Spiegel pernah menyebutkan bahwa bulan Juli 2004
dan Juni 2005 saja terdapat sekitar 4000 orang di Jerman masuk Islam.
Kebanyakan para muallaf berasal dari kalangan terpelajar.

Komunitas Muslim jumlahnya mencapai 5% dari total populasi Jerman. Populasi
Protestan mencapai 33% dan Katolik 33% dari keseluruhan jumlahnya penganut
Kristen yang berjumlah sekitar 55 juta orang. Kaum Muslim di Jerman
kebanyakan dianut oleh keturunan imigran dari Turki.

Menurut laporan majalah Focus, sejak 2004 jumlah masjid di Jerman terus
bertambah. Hingga kini tercatat ada 159 masjid. Itu belum termasuk 184
masjid yang tengah dibangun dan 2.600 ruangan yang disewa untuk kepentingan
ibadah umat Islam. Fenomena Yunus, mungkin hanya kasus awal bagaimana geliat
warga Eropa menemukan Islam. [di/de/www.hidayatullah.com]

--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.
im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können.
>> al-Ra'd [13]: 28


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: