Selasa, 13 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Fwd: [...] PERNYATAAN PERS FORUM KIAI MUDA JAWA TIMUR

 

assalâmu'alaykum.
fyi.
sebuah momentous moment buat NU!

satriyo

---------- Forwarded message ----------
From: Fahmi Faqih <fahmifaqih@...>
Date: Sun, 11 Oct 2009 21:13:02 -0700 (PDT)
Subject: [...] PERNYATAAN PERS FORUM KIAI MUDA JAWA TIMUR
To:

KESIMPULAN FORUM TABAYYUN DAN DIALOG TERBUKA
ANTARA JARINGAN ISLAM LIBERAL DAN FORUM KIAI MUDA JAWA TIMUR
DI PP BUMI SHOLAWAT, TULANGAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR
AHAD, 11 OKTOBER 2009

Dewasa ini sedang berlangsung perang terbuka dalam pemikiran (ghazwul
fikri) pada tataran global. Melalui sejumlah kampanye dan agitasi
pemikiran seperti perang melawan terorisme dan promosi ide-ide
liberalisme politik dan ekonomi neo-liberal, Amerika Serikat sebagai
kekuatan dunia berupaya menjinakkan ancaman kelompok-kelompok radikal,
memanas-manasi pertikaian di antara kelompok radikal dan moderat dalam
tubuh umat Islam, serta menyeret umat Islam dan bangsa ini ikut
menjadi proyek liberal mereka.
Dengan memperhatikan perkembangan global tersebut, dan terdorong oleh
kepentingan membela Tradisi Ahlussunnah Waljamaah yang dianut oleh
Warga NU sebagai bagian dari identitas dan jatidiri bangsa ini, Forum
Kiai Muda Jawa Timur memberikan kesimpulan tentang hasil-hasil dialog
dengan Jaringan Islam Liberal (JIL) sebagai berikut:

1. Sdr. Ulil Abshar Abdalla dengan JIL-nya tidak memiliki landasan teori yang sistematis dan argumentasi yang kuat. Pemikiran mereka lebih banyak berupa kutipan-kutipan ide-ide yang dicomot dari
sana-sini, dan terkesan hanya sebagai pemikiran asal-asalan belaka
(plagiator), yang tergantung musim dan waktu (zhuruf), dan pesan
sponsor yang tidak berakar dalam tradisi berpikir masyarakat bangsa
ini.

2. Pada dasarnya pemikiran-pemikiran JIL bertujuan untuk membongkar kemapanan beragama dan bertradisi kaum Nahdliyin. Cara-cara membongkar kemapanan itu dilakukan dengan tiga cara: (1) Liberalisasi dalam bidang aqidah; (2) Liberalisasi dalam bidang pemahaman al-Quran; dan, (3) Liberalisasi dalam bidang Syariat dan Akhlaq.

3. Liberalisasi dalam bidang aqidah yang diajarkan JIL, misalnya bahwa semua agama sama, dan tentang pluralisme, bertentangan dengan aqidah Islam Ahlussunnah Waljamaah. Warga NU meyakini agama Islam sebagai agama yang paling benar, dengan tidak menafikan hubungan yang baik dengan penganut agama lainnya yang memandang agama mereka juga benar menurut mereka. Sementara ajaran pluralisme yang dimaksud JIL
berlainan dengan pandangan ukhuwah wathaniyah yang dipegang NU yang
mengokohkan solidaritas dengan saudara-saudara sebangsa. NU juga tidak
menaruh toleransi terhadap pandangan-pandangan imperialis
neo-liberalisme Amerika yang berkedok "pluralisme dan toleransi
agama".

4. Liberalisasi dalam bidang pemahaman al-Quran yang diajarkan JIL, misalnya al-Quran adalah produk budaya dan keotentikannya diragukan, tentu berseberangan dengan pandangan mayoritas umat Islam yang meyakini al-Quran itu firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad dan terjaga keasliannya.

5. Liberalisasi dalam bidang syari'ah dan akhlaq dimana JIL mengatakan bahwa Hukum Tuhan itu tidak ada, jelas bertolak belakang dengan ajaran Al Qur'an dan Sunnah yang mengandung ketentuan hukum bagi umat Islam. JIL juga mengabaikan sikap-sikap tawadhu' dan akhlaqul karimah kepada para ulama, kiai. JIL juga tidak menghargai tradisi pesantren sebagai modal sosial bangsa ini dalam mensejahterakan bangsa dan memperkuat Pancasila dan NKRI.

6. Ide-ide liberalisasi, kebebasan dan hak asasi manusia (HAM) yang diangkat oleh kelompok JIL dalam konteks NU dan pesantren tidak bisa dilepaskan dari Neo-Liberalisme yang berasal dari dunia kapitalisme, yang mengehendaki agar para kiai dan komunitas pesantren tidak ikut campur dalam menggerakkan tradisinya sebagai kritik dan pembebasan dari penjajahan dan kerakusan kaum kapitalis yang menjarah
sumber-sumber daya alam bangsa kita..

7. JIL cenderung membatalkan otoritas para Ulama Salaf dan menanamkan ketidakpercayaan kepada mereka, sementara di sisi lain mereka mengagumi pemikiran orientalis Barat dan murid-muridnya seperti Huston Smith, John Shelby Spong, Nasr Hamid Abu Zaid dan sebagainya.

8. Menghadapi Pemikiran-pemikiran JIL tidak dilawan dengan amuk-amuk dan cara-cara kekerasan, tapi harus melalui pendekatan yang strategis dan taktis, dengan dialog-dialog dan pencerahan.

Forum Kiai Muda Jawa Timur,
Tulangan, Sidoarjo, 11 Oktober 2009

--- End forwarded message ---

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Need traffic?

Drive customers

With search ads

on Yahoo!

Weight Management Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: