Senin, 14 Desember 2009

[daarut-tauhiid] Ulil Abshar Abdalla “Dihabisi” di Jawa Timur - 11 Oktober 2009

Ulil Abshar Abdalla "Dihabisi" di Jawa Timur

Selasa, 13 Oktober 2009 16:07 *Berita *

Inpasonline

SURABAYA: Acara Dialog dan Tabayyun antara Jaringan Islam Liberal (JIL)
versus Forum Kiai Muda Jawa Timur (FKM Jatim) berlangsung seru. Debat panas
kerap terjadi antara Ulil Abshar Abdalla yang mewakili JIL dengan Drs.
Abdullah Syamsul Arifin, M.H.I – biasa dipanggil Gus A'ab – yang mewakili
Forum Kiai Muda Jatim. Acara yang berlangsung pada hari Ahad, tanggal 11
Oktober 2009 tersebut difasilitasi oleh Gus Ali Masyhuri, pengasuh Pondok
Pesantren Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo. Gus Ali Masyhuri juga bertindak
sebagai pengasuh Forum Kiai Muda Jatim.

Acara Dialog dan Tabayyun tersebut dilaksanakan demi mencari kebenaran,
seperti yang diterangkan oleh KH. Abdurrahman Navis, M.H.I, yang saat itu
didapuk sebagai moderator. Dihadiri oleh sejumlah pengurus serta kader NU
Jatim, serta para peminat kajian pemikiran Islam, ada dua poin utama yang
menjadi tema dialog adalah (1) Kebebasan beragama dan pluralisme, (2)
Desakralisasi Al-Qur'an. Kedua poin utama tersebut diangkat guna meluruskan
penyimpangan pemikiran dari Ulil Abshar Abdalla dan teman-temannya di JIL.
Dimulai dari tulisan yang dibuat oleh Ulil Abshar Abdalla panda tanggal 18
November 2002 yang dimuat di harian Kompas berjudul "Menyegarkan Kembali
Pemahaman Islam". *"Kalangan Nahdliyin merasa terusik dengan
pemikiran-pemikiran yang kerap dlontarkan oleh Gus Ulil terlebih lagi ketika
menempatkan Gus Ulil sebagai bagian dari komunitas NU",* jelas Gus A'ab.

Lebih lanjut Gus A'ab menjelaskan, bahwa terdapat asumsi-asumsi di kalangan
NU ketika mendengar beberapa lontaran ide-ide Ulil. Rupanya kalangan
Nahdliyin merasa terganggu dan terusik. Ada yang memvonisnya fasik bahkan
kalangan ulama Jawa Barat memberikan vonis halal darahnya (Ulil Abshar, *red
*). Oleh karena itulah Forum Kiai Muda Jatim melakukan *tabayyun*. *Tabayyun
* ini tentunya tidak berangkat dari sesuatu yang kosong, bukan hanya sekedar
informasi, tapi didasarkan pada bacaan atau pemahaman terhadap
tulisan-tulisan Ulil sendiri, diantaranya tulisan dalam buku 'Menyegarkan
Kembali Pemikiran Islam' yang dimuat di media massa selama beberapa episode.
Dari situ ada beberapa catatan yang butuh klarifikasi. Sebuah produk
pemikiran, apabila akan dijadikan sebagai bagian dari pemikiran Islam, maka
harus didasarkan kepada dalil-dalil yang diakui keabsahannya oleh mayoritas
umat Islam sendiri. Yang dianggap sebagai dasar yg disepakati oleh mayoritas
umat Islam. Demikian juga dalam kapasitas Ulil sebagai aktivis NU, tentu
produk-produk pemikiran yang dilontarkan juga tidak bisa lepas dari
koridor-koridor yg telah ditetapkan oleh NU. Aturan-aturan itu sering
ditabrak oleh Ulil ketika dia melepaskan pemikirannya dari pemikiran Islam
dan identitasnya sebagai aktivis NU masih melekat. Hal ini tentunya tidak
bisa diabaikan begitu saja

Dalam banyak tulisannya, Ulil menganggap kebebasan beragama adalah kebebasan
yang sebebas-bebasnya. Memilih agama bagai memilih baju di toko. Jika suka
baju merah *ya* baju merah dipakai, dan kalau suka baju kuning, *ya* baju
kuning dipakai. Ketika seseorang sudah masuk Islam, maka dia harus mengikuti
aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Islam. Sesuai dengan
pemahaman NU, kebebasan bergama adalah bukan kebebasan yang
sebebas-bebasnya, tapi pilihan yg beresiko, sesuai dengan Q.S. Al-Baqarah
ayat 256. Oleh karena itu orang yang menggunakan fitrahnya secara benar,
maka fitrah itu bisa menerima kebenaran, dan dia tidak bisa mengelak
menerima Islam sebagai satu-satunya agama yang benar. Memang, jika agama
dipaksakan, maka akan berujung kemunafikan, tapi ketika dia tidak menerima
fitrahnya itu, maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka. Jadi, kebebasan ini
adalah kebebasan yang berkonsekuensi atau beresiko. Dalam memahami Islam,
kita harus mengikuti aturan-aturan main dalam Islam. Menurut pemahaman NU,
Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Tetapi keyakinan NU bahwa Islam
adalah satu-satunya agama yang benar, tidak menghalangi NU untuk
bertoleransi terhadap penganut agama lain sebatas hal-hal yang bersifat
muamalah. *"Jadi jangan pernah mengaggap semua agama benar. Kita harus tetap
meyakini Islam itu yang benar tanpa harus menafikan kebenaran agama lain
sesuai yang diyakini pemeluknya. Dan kita sebagai pemeluk Islam, tidak
membenarkan keyakinan agama lain. Jika menganggap semua agama itu benar,
maka kita dipaksa mengakui keyakinan agama lain dan hal itu tidak
dibenarkan"* tukas Gus A'ab.

Sebuah kejadian unik terjadi, ketika salah seorang hadirin bertanya kepada
Ulil, *"Darimana JIL memperoleh dana? Jangan cuma Saifuddin Zuhri (tersangka
aksi terorisme) dan kawan-kawannya saja yang diobok-obok, dicari sumber dana
mereka darimana, sementara JIL kok tidak pernah diselidiki darimana sumber
dananya?!?".* Mendengar pertanyaan ini, Ulil kontan bereaksi keras. Dengan
wajah memerah, Ulil menegaskan, bahwa di era globalisasi seperti sekarang,
menerima dana dari *founding-founding* Amerika itu biasa dan banyak
organisasi lain yang menerima bantuan dari Amerika.

Kemudian mengenai desakralisasi Al-Qur'an yang dilontarkan oleh Ulil Abshar
dan teman-temannya di JIL, Gus A'ab menyatakan secara tegas bahwa dalam
memahami Al-Qur'an ada caranya, ada metodenya. Metode memahami Al-Qur'an
tidak lepas dari pemahaman terhadap bahasa Arab, tafsir ayat maupun hadits.
Ulil Abshar menyatakan bahwa Al-Qur'an perlu catatan kaki, pandangannya ini
sangat bertentangan dengan ajaran Islam. *"Ketika Al-Qur'an harus diberi
catatan kaki, lalu Al-Qur'an harus bermanifes (merujuk) kemana Al-Qur'an
itu? Padahal Al-Qur'an adalah firman Allah, yang kita yakini pasti benar,
termasuk cerita-cerita yang dimuat dalam Al-Qur'an yang kesemuanya merupakan
fakta yang tidak boleh diragukan kebenarannya,"* imbuh Gus A'ab. Ustadz
Idrus Romli (salah satu tim Bahtsul Masail NU Jember, *red*) yang saat itu
mendampingi Gus A'ab menyatakan bahwa keraguan Ulil terhadap kebenaran
kisah-kisah dalam Al-Qur'an itu sangat bermasalah dan menyimpang dari ajaran
Islam. *"Bahkan seseorang yang membuat hadits maudhu' (hadits palsu) saja
hukumannya neraka, apalagi ragu terhadap kebenaran Al-Qur'an,"* tegas ustadz
Idrus Romli.

Gus A'ab (Drs. Abdullah Syamsul Arifin, M.H.I) adalah juru bicara Forum Kiai
Muda Jawa Timur. Beliau merupakan Ketua Tim LBM (Lembaga Bahtsul Masail) NU
Jember, salah seorang Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim, sekaligus dosen STAIN
Jember.

Di sisi lain, ketegasan Gus A'ab agar Ulil Abshar tidak menisbatkan lontaran
pemikiran-pemikirannya kepada Islam dan NU, mampu membuat Ulil kian
terpojok, setelah sebelumnya Ulil tidak mampu menjawab lontaran-lontaran
pertanyaan dari Gus A'ab. Terlebih lagi hadirin banyak yang berteriak marah
ketika Ulil lagi-lagi menghidari pernyataannya sendiri di berbagai
tulisannya. Padahal, Forum Kiai Muda Jatim membawa segepok *foto
copy*tulisan Ulil yang berisi pemikiran kontroversial itu. Di akhir
dialog,
Maman Imanulhaq, anggota AKKB yang mendampingi Ulil sempat angkat bicara,
menyelamatkan Ulil dari isu mengeluarkan Ulil dari NU, mengingat saat ini
Ulil tengah mencalonkan diri menjadi *the next leader* *for *PBNU.

Dalam kesempatan ini, beliau (Gus A'ab, *red*) juga memberi peringatan
kepada Ulil agar tidak melakukan ketidakjujuran intelektual dengan mengambil
pemikiran ulama untuk menjustifikasi pemikirannya, namun tidak menyajikan
secara lengkap kutipan pemikiran ulama tersebut, sehingga menimbulkan
kesalahpahaman, bahkan sesat pikir di kalangan awam. Pelanggaran etika ini
akademis semacam ini sering sekali dilakukan oleh Ulil dan teman-teman
JIL-nya.

Saat Gus Ali Masyhuri ditanya, apakah acara Dialog dan Tabayyun ini diadakan
sebagai sinyal dukungan Gus Ali kepada Ulil, beliau menjawab, *"Saya sebagai
ortu, tidak ada dukung-mendukung. Kalo sekedar mencalonkan diri menjadi
Ketua PBNU, siapa saja boleh. Tetapi kita tetap mengacu kepada beberapa
kriteria. Pertama, harus punya aqidah yang jelas. Kedua, punya keilmuan yg
memadai. Ketiga, punya militansi. Keempat, independensi. Tidak ada
intervensi dari kekuatan manapun. Kelima, mampu tampil menjadikan akhlakul
karimah menjadi panglima dalam kehidupan sehari-hari. Saya tegaskan sekali
lagi, tidak ada dukung-mendukung! NU harus dipimpin oleh siapapun yang
memenuhi lima kriteria tadi".* *(kar)*

http://inpasonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=345:ulil-abshar-abdalla-dihabisi-di-jawa-timur&catid=50:nasional&Itemid=111


--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.
im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können.
>> al-Ra'd [13]: 28


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Good brief and this post helped me alot in my college assignement. Gratefulness you seeking your information.