Selasa, 08 Desember 2009

[daarut-tauhiid] Fwd: 21.521 Pesantren Masih Terapkan Kurikulum Sendiri ...!

 


---------- Forwarded message ----------
From: AgungSmile

21.521 Pesantren Masih Terapkan Kurikulum Sendiri
By Republika Newsroom
Senin, 07 Desember 2009 pukul 16:04:00

21.521 Pesantren Masih Terapkan Kurikulum SendiriWORDPRESS/ILUSTRASI

JAKARTA--Sebanyak 21.521 pondok pesantren yang tersebar di Indonesia, hingga
kini masih menerapkan pembelajaran atau kurikulum sendiri, sesuai dengan
kehendak pendiri atau ustadznya. Pola seperti ini, akan menghasilkan lulusan
pesantren yang beragam jenis kemampuan.

"Dari semua pesantren yang terdaftar tahun 2008, pola pembelajarannya
sendiri-sendiri, sesuai dengan pemilik atau kiyai pesantren tersebut.
Sehingga hal tersebut tidak akan terarah," kata Direktur Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Departemen Agama (Depag), Choirul
Fuad Yusuf, di Jakarta, Senin (7/12).

Dari 21.521 pesantren baik yang sudah berkualifikasi maupun belum,
masing-masing menjalankan penyelenggaraan pendidikan agamanya berdasarkan
kehendak pemilik atau kiyai panutannya. Menurut Fuad, beragamnya jenis
pengajaran di berbagai pesantren karena keberadaan pesantren sendiri baru
diakui sejak tahun 2003, setelah keluar Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
55/2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Ia menyebutkan setiap pesantren memiliki variasi pembelajaran keagamaannya
berdasarkan refrensi yang dimiliki dan dikuasai pemilik, ustadz dan
kiyainya. Kondisi seperti ini, ungkap dia, akan menyulitkan para santri
setelah selesai mondok di pesantren tersebut dalam menghadapi lingkungan
masyarakat. "Kalau ia lulusan Mesin pasti bukunya yang dipelajari, begitu
juga Madinah dan pesantren lainnya," ujarnya.

Padahal, ungkap dia, keberadaan pesantren di Indonesia dapat menjadi
kekuatan yang nyata bagi bangsa dan negara dalam mengatasi persoalan umat di
negeri ini. Pasalnya, keberadaan pesantren di Tanah Air sebenarnya sudah ada
sejak 700 tahun silam (abad ke-13), dan sangat mengakar di masyarakat
berbagai daerah. "Tapi, ironisnya baru 2003 kemarin diakui, belum lagi
bicara kompetensi dan prasarana lainnya," jelasnya.

Untuk itu, ujar dia, Depag akan mulai menata kembali manajerial pesantren
tersebut agar lebih terarah tujuan yang diharapkannya. Setidaknya, setiap
pesantren maupun yang baru berdiri dapat berpedoman pada ketentuan yang akan
diterbitkan Depag dalam waktu dekat.

Ke depan, Depag mulai memosisikan pesantren sebagai sarana belajar mendalami
ilmu agama Islam (tafaqquh fiddiin) dan sebagai agen perubahan masyarakat
(agent of community development). Ia mengharapkan dua sasaran ini akan
terlaksana, sehingga pesantren tidak lagi dipandang sebelah mata, karena ia
dapat mengembangkan potensinya di masyarakat, dan tidak menginginkan
kekerasan dalam menerapkan ilmunya. mur/taq

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: