Minggu, 13 Desember 2009

[daarut-tauhiid] Islamic Center Washington, Pusat Islam Amerika

Islamic Center Washington, Pusat Islam Amerika
By Republika Newsroom
Minggu, 13 Desember 2009 pukul 17:14:00

WASHINGTON–-Islamic Center merupakan masjid tertua di Washington DC.
Masjid tersebut tidak hanya menjadi tujuan favorit dan sering
dikunjungi oleh umat Muslim. Tetapi rupanya banyak juga orang
non-Muslim yang datang ke masjid tersebut untuk mencari pengetahuan
tentang keimanan Muslim.

Direktur Islamic Center Imam Abdullah M. Khouj mengatakan, pihaknya
mencoba untuk menyebarkan pengetahuan tentang Islam dari ajaran Al
Qur'an. "Selain itu juga melalui kebijaksanaan dan bimbingan yang
baik," katanya kepada Islamonline.net.

Masjid yang bersejarah tersebut yang menjadi Islamic center terletak
di pusat kota Washington di Massachusetts Avenue. Masjid tersebut
menjadi tujuan wisata bagi orang non-Muslim Amerika dan orang non
Muslim luar Amerika yang datang ke sana.

Setiap hari, kata Imam Khouj, pihaknya menerima tamu yang mengunjungi
masjid tersebut yang mencapai antara 10 hingga 600 orang. "Sejumlah
tamu yang berkunjung ke masjid adalah para pejabat Departemen Luar
Negeri yang akan bertugas di dunia Muslim atau para siswa yang akan
belajar di negara-negara Muslim. Sehingga mereka membutuhkan
pengetahuan tentang Islam. Kami memberikan ceramah dan seminar
mengenai situasi di Timur Tengah dan tata cara berperilaku baik di
sebuah negara Islam," katanya.

Pembangunan masjid tersebut, ujar Imam Khouj, dimulai pada tahun 1947
dan dibuka untuk umum pada tahun 1952. Ketika dibuka, masjid tersebut
menjadi masjid terbesar di belahan dunia Barat. Sedangkan gagasan
pembangunan masjid pertama kali muncul pada tahun 1944, saat tidak ada
satu masjid pun di ibukota AS. "Masjid ini merupakan hasil upaya
bersama umat Islam di Amerika dan para duta besar negara-negara
Islam," ujarnya.

Saat ini masjid tersebut dikelola oleh dewan direksi yang terdiri dari
semua duta besar dari negara-negara Islam di Amerika Serikat.

Umat Muslim Amerika anti berpartner dengan kaum ekstremis
Kelompok pendukung hak-hak sipil Muslim membuat sebuah strategi untuk
memerangi ekstremisme yang muncul. Mereka juga mendesak penegakkan
hukum dan pembuatan kebijakan komunitas Muslim serta program-program
baru untuk mencegah anak muda terlibat dalam kegiatan kaum ekstremis.

Penghubung Muslim Public Affairs Council (MPAC) dengan pemerintah,
Alejandro J. Beutel mengatakan, kekerasan ekstremis di komunitas
Muslim sudah banyak. Kebijakan Muslim tersebut sudah dirilis pada hari
Jumat, 11 Desember yang berisi 32 halaman laporan berjudul Building
Bridges to Strengthen America: Forging an Effective Counterterrorism
Enterprise between Muslim Americans and Law Enforcement.

Laporan tersebut berisi penjelasan teori-teori untuk memahami
radikalisasi dan perekrutan teroris di kalangan masyarakat Muslim AS.
Salah satu teori dalam laporan tersebut menyatakan, langkah pertama
dalam proses radikalisasi adalah adanya pembukaan yang terjadi kepada
seorang individu yang mengalami krisis pribadi yang disebabkan oleh
frustrasi akibat tekanan sosial-ekonomi, krisis identitas atau keluhan
politik.

Selanjutnya, menurut laporan tersebut, jika seseorang yang mengalami
krisis pribadi tersebut tidak memiliki fondasi agama yang kuat, maka
dia bisa terjebak dengan agama yang disalahgunakan untuk membingkai
ulang pandangan seseorang. Setelah seorang individu setuju dengan
ideologi radikal, maka proses "sosialisasi" radikal dimulai.

Muslim Amerika memerangi kaum ekstremis domestik
Sebuah organisasi Muslim Amerika terkemuka dan para tokoh masyarakat
berencana untuk meluncurkan sebuah website dan menyelenggarakan
pertemuan pemuda Muslim untuk memerangi munculnya ekstremisme.
National Executive Director of the Council on American-Islamic
Relations (CAIR) Nihad Awad mengatakan, tujuan dari peluncuran website
tersebut untuk menyangkal dan melawan penyalahgunaan ayat-ayat
tertentu dari Al Qur'an dan hadits.

Sebab biasanya, perekrut anggota ekstremis menyalahgunakan ayat-ayat
tersebut untuk mempengaruhi orang-orang muda yang tidak memahami
kedalaman Al Qur'an dan bagimana keadaan ketika ayat tersebut
diturunkan. Mereka juga hanya menjajarkan makna yang dangkal dan
terputus untuk membenarkan tindakan ekstrimis mereka," katanya.

Menurut Nihad, website tersebut akan berfungsi sebagai pusat sumber
dara online bagi umat Islam yang rentan terhadap ideologi ekstremis.
Pengumuman peluncuran website tersebut bertepatan dengan laporan
penangkapan lima orang muda Muslim Amerika di Pakistan yang sedang
diselidiki kemungkinannya terlibat dengan jaringan ekstremis.

Banyak orang percaya, orang-orang tersebut adalah para mahasiswa yang
menghilang pada akhir November dari utara Virginia dan Washington, DC.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Islamabad mengatakan, mereka
sedang bekerja dengan pemerintah Pakistan dalam masalah tersebut.
dya/kpo


sumber:
http://www.republika.co.id/berita/95677/Islamic_Center_Washington_Pusat_Islam_Amerika


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: